Anda di halaman 1dari 34

ARAH DAN KEBIJAKAN STUNTING

Eko Widodo,A.Md.Gz
Nutritionist & Dietetic
ASDOS Mr. GS & Mrs. BD
Nama : Eko Widodo, A. Md. Gz
TTL : Sonomartani, 31 Okt 1994
Pendidikan : SDN 114346 Aek Naetek & MDA Uswatun Hasanah
SMPN 2 Kualuh Hulu
SMAN 1 Kualuh Hulu
Poltekkes Kemenkes Medan
Organisasi : Osis, Pramuka, Paskibra, Wadah Pencinta Alam, PPI Labuhanbatu Utara, HIMA
Gizi Medan, Pusat Dakwah Mahasiswa Poltekkes Medan, FSI Al Majid, PKPU HI
Medan, Ikatan Mahasiswa Peduli Pangan dan Gizi, Hep Medan, Persagi
Pengalaman Kerja : Dinas Kesehatan SUMUT (Enumerator PSG & PKG), BPOM (Fasilitator Keamanan
Pangan Desa dan Teknologi Tepat Guna), BkkbN Perwakilan Provinsi SUMUT,
ASDOS
TREND STATUS GIZI BALITA DI INDONESIA
(RISKESDAS DAN PEMANTAUAN STATUS GIZI)

Waspada Overweight !!!! TARGET WHA (2030) :


Overweight pada balita < 3%
PETA EMPAT KATEGORI PREVALENSI UNDERWEIGHT (BB/U)
BALITA USIA 0-59 BULAN PER PROVINSI TAHUN 2017
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2017)

PSG 2017 – Underweight


Indonesia: 17.8% (MEDIUM)

KETERANGAN :
•RENDAH (<10%): 1 Provinsi, yaitu BALI Definisi menurut WHO :
•MEDIUM (10-19%): 20 Provinsi Underweight: weight for age < –2 standard deviations
(SD) of the WHO Child Growth Standards median
•TINGGI (20-29%): 13 Provinsi
•SANGAT TINGGI (≥ 30%): - Provinsi
PETA EMPAT KATEGORI PREVALENSI STUNTING (TB/U)
BALITA USIA 0-59 BULAN PER PROVINSI TAHUN 2017
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2017)

PSG 2017 - Stunting


Indonesia: 29.6% (MEDIUM)

KETERANGAN :
•RENDAH (<20%): 2 Provinsi, yaitu DI YOGYAKARTA DAN BALI Definisi menurut WHO :
•MEDIUM (20-29%): 13 Provinsi Stunting: height for age < –2 SD of the
•TINGGI (30-39%): 17 Provinsi WHO Child Growth Standards median
•SANGAT TINGGI (≥40%): 2 Provinsi, yaitu NTT dan SULAWESI BARAT
PETA EMPAT KATEGORI PREVALENSI WASTING (BB/TB)
BALITA USIA 0-59 BULAN PER PROVINSI TAHUN 2017
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2017)

PSG 2017 - Wasting


Indonesia: 9,5 % (BURUK)

Definisi menurut WHO :


KETERANGAN : Wasting: weight for height < –2 SD of the
•DITOLERANSI (< 5 %): 0 Provinsi WHO Child Growth Standards median
•BURUK (5 – 9 %): 14 Provinsi
•SERIUS (10 – 14 %): 17 Provinsi
•KRITIS (≥ 15 %): 3 Provinsi, yaitu : NTT, Maluku dan Papua Barat
PETA EMPAT KATEGORI PREVALENSI OVERWEIGHT (BB/TB)
BALITA USIA 0-59 BULAN PER PROVINSI TAHUN 2017
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2017)

PSG 2017 – Gemuk


Indonesia: 4,6%
(DITOLERANSI)

KETERANGAN :
•DITOLERANSI (< 5 %): 19 Provinsi
Definisi menurut WHO :
•BURUK (5 – 9 %): 15 Provinsi
Overweight: weight for height > +2 SD of the
•SERIUS (10 – 14 %): 0 Provinsi WHO Child Growth Standards median
•KRITIS (≥ 15 %): 0 Provinsi
Kekurangan gizi pada waktu yang lama, yaitu sejak janin dalam kandungan sampai 2 tahun
pertama kehidupan anak, atau pada 1000 Hari Pertama Kehidupan

• 0-2 thn: puncak


perkembangan fungsi
melihat, mendengar,
Myelinasi mulai berbahasa, & fungsi
Otak Setelah menurun sejak - kognitif yg lbh tinggi
Lahir: Masih 2 bulan sp 5-10 dan KEK
thn
Mengalami
Pembentukan
Perkembangan sistem syaraf
•-3 bln sp 15-18
Fungsi, menurun thn: sinaptogenesis
rata-rata setelah •setelah usia >2-3 thn,
usia 2-3 tahun fungsi kognitif yg lebih
tinggi ,turun

Thompson, R. A., & Nelson, C. A. (2001). Developmental science and the media: Early brain
development. American Psychologist, 56(1), 5-15.
DAMPAK STUNTING BAGI INDIVIDU DAN NEGARA
Penyebab Multi
Dimensi
DAMPAK BAGI INDIVIDU BALITA
1.GAGAL TUMBUH – STUNTING MENGHAMBAT
Pendek (TB/U), Kurus (TB/U) Pembangunan
(BB/U) dan Peluang
2.GAGAL KEMBANG – Menjadi
Gangguan kognitif, lambat NEGARA
menyerap pelajaran MAJU
Riskesdas 2013 
3. GANGGUAN 37,2 (9 Juta)
METABOLISME TUBUH – PSG 2016  29,6
potensi untuk terkena Masalah
penyakit tidak menular Kesehatan
(PTM) (di atas
ambang
batas 20%)
Kebijakan Penanggulangan Masalah Gizi
PEMBANGUNAN KESEHATAN 2015-2019

PROGRAM
INDONESIA KELUARGA SEHAT
SEHAT

3 BUKU
1. Agenda Pembangunan Nasional
2. Agenda Pembangunan Bidang
3. Pembangunan Berdimensi Kewilayahan
PEMBANGUNAN KESEHATAN
KEW AJ IB AN K EP A LA D A ER A H DA N W A KI LK EP A LA DA ERAH
P RIO RIT AS PEM BAN GU NAN D A E RA H

Salah satu Kewajiban Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah :


(pasal 67 UU No. 23 Tahun 2014)

“MELAKSANAKAN PROGRAM STRATEGIS NASIONAL”

Yang dimaksud dengan “Program Strategis Nasional” adalah program yang ditetapkan presiden
sebagai program yang memiliki sifat strategis secara nasional dalam upaya meningkatkan
pertumbuhan dan pemerataan pembangunan serta menjaga pertahanan dan keamanan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan msyarakat

STUNTING merupakan
Program Strategis Nasional
Perpres 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
15
SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PADA RPJMN 2015 - 2019

1. Percepat eliminasi Penyakit Menular, INDIKATOR STATUS AWAL TARGET 2019

2. penurunan Gizi Buruk Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat


1 Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup 346 (2010) 306
3. Utamakan Pencegahan Penyakit
4. Hentikan Merokok 2 Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 (2012/2013) 24
5. Pendekatan Keluarga Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada
3 19,6 (2013) 17
anak balita (persen)
KETETAPAN PIMPINAN NASIONAL Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek)
5 PILAR PENANGANAN STUNTING 4
pada anak baduta (bawah dua tahun) (persen)
32,9 (2013) 28
MENGURANGI
MENINGKATKAN DAYA SAING
KESENJANGAN/INEQUALITY

TUMBUH KEMBANG ANAK YANG MAKSIMAL


(dengan kemampuan emosional, sosial dan fisik siap untuk belajar, berinovasi dan
berkompetisi)

INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF

PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5


Kampanye Nasional Konvergensi,
Komitmen dan Berfokus pada Koordinasi, dan Mendorong Pemantauan
pemahaman,
Visi Pimpinan Konsolidasi Kebijakan dan Evaluasi
perubahan
Tertinggi Negara perilaku, komitmen Program Nasional, “Nutritional
politik dan Daerah, dan Food Security”
akuntabilitas Masyarakat

PILAR PENANGANAN STUNTING


Strategi Penanggulangan Masalah Gizi
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
GIZI MASYARAKAT (RENSTRA 2015-2019)
2015 2016 2017 2018 2019
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) GIZI
MASYARAKAT TARGET CAPAIAN TARGET CAPAIAN TARGET CAPAIAN TARGET TARGET

Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik


1 (KEK) yang mendapatkan Makanan 13 36 50 79,1 65 82,9 80 95
Tambahan

Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet


2 Tambah Darah (TTD) selama masa 80 83,2 85 80,4 90 80,8 95 98
kehamilan

Persentase Bayi Baru Lahir Mendapat


3
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
38 38,7 41 50,8 44 72,0 47 50

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan


4 40 41,9 42 54 44 61,3 47 50
yang mendapat ASI Eksklusif

Persentase balita kurus yang mendapat


5 70 13,9 75 62,4 80 75,2 85 90
makanan tambahan

Persentase remaja putri yang mendapatkan


6
tablet tambah darah (TTD)
10 20 15 10,4 20 29,3 25 30
Strategi Utama Penurunan Stunting:
Pendekatan Multisektor dan Intervensi Terintegrasi
Intervensi Gizi Spesifik (Kemkes) Intervensi Gizi Sensitif
• Suplementasi gizi makro dan mikro (TTD,
Vitamin A, taburia)
• ASI Eksklusif, MP-ASI Air bersih dan
PAUD Kemdikbud
Kem
• Fortifikasi PU&PR sanitasi
Organis
• Kampanye gizi seimbang asi
Pemberdayaan
• Kelas ibu hamil Masyarakat
• Obat cacing
Kemperin Kemtan Ketahanan
• Penanganan kekurangan gizi Fortifikasi pangan
• JKN HEP

Enabling Factors Bantuan


Kemsos BPOM Keamanan pangan
pangan non
• Kemdagri (NIK, akta lahir, APBD) tunai, PKH

• Kemendes PDTT (Dana Desa)


Kursus
• Kemenkeu (Dana Insentif Daerah) Kesehatan
pranikah,
reproduksi, Bina BKKBN Kemenag
Keluarga Balita pendidikan gizi,
pemuka agama
Bappenas: Koordinator Pelaksana
Teknis
Pembelajaran dari Kabupaten/Kota
PEKAN SAYANG IBU ANAK (PSIA) DI KAB. GORONTALO
OMABA (OJEK MAKANAN BALITA) DI KOTA BANDUNG
RUMAH PEMULIHAN GIZI DI KAB. SITUBONDO
Merupakan pusat rehabilitasi gizi dengan
pelayanan gizi secara komprehensif
terbalita gizi buruk maupun gizi kurang,
gangguan kekurangan iodium serta
permasalahan gizi berdasarkan kondisi
individual anak, keluarga dan masyarakat.

Produk

Keluaran:
1. Meningkatkan persentase balita
gizi buruk mendapat perawatan
Cakupan kasus balita buruk yang
100%
mendapat perawatan
Jumlah ditemukan : 194 anak 2. Menurunkan prevalensi KEP
Formula 100 Permen Jelly Mendapat perawatan : 194 anak menjadi 15%
Makanan untuk terapi Kelor
anak gizi buruk,
3. Menurunkan prevalensi balita
Membantu Sumber: Data Rutin Periode Jan-Juni 2016 pendek menjadi 32%
dikemas menarik dan
meningkatkan nafsu
siap seduh
makan anak
Hasil Diskusi Kelompok Terarah :
Topik Standar, Program Dan Riset
Diskusi Kelompok Terarah Bidang 1
• Pemodelan stunting
• Penelitian gizi • AKG
berkala • ALG TARGET
• Penggunaan • DKPI
teknologi tepat guna •
Riset Standar •
PKPF
Standar Antropometri
1. Makalah kebijakan
(policy paper)
mencakup isu
terpilih dalam
Program peningkatan gizi
masyarakat untuk
menjadi masukan
• Surveilans pangan dan gizi dalam penyusunan
• Integrasi pelayanan gizi dan stimulasi RPJMN 2020 – 2024
tumbuh kembang anak
• Gizi Seimbang 2. Naskah akademik
• 1000 HPK
Draft Rumusan Rekomendasi WNPG Bidang 1
(Peningkatan Gizi Masyarakat) untuk RPJMN 2020-2024
1. Penggunaan Standar Antropometri Anak untuk penilaian dan
pemantauan status gizi yang telah disempurnakan
2. Penyempurnaan Angka Kecukupan Gizi (AKG) sesuai
perkembangan iptek  Permenkes
3. Penyempurnaan Acuan Label Gizi (ALG) berdasarkan Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yang baru
Standar 4. Update Data Komposisi Pangan Indonesia (DKPI) secara
berkelanjutan
5. Pangan untuk Keperluan Medis Khusus yang berfungsi sebagai
obat, perlu masuk dalam Formularium Nasional dan skema
pembiayaan JKN
6. Pengembangan Pangan Fungsional dalam rangka upaya
promotif dan preventif setelah terpenuhinya gizi seimbang.
7. Perlunya sekretariat nasional pangan dan gizi
8. Penyusunan PP tentang Perbaikan Gizi Masyarakat
Draft Rumusan Rekomendasi WNPG Bidang 1
(Peningkatan Gizi Masyarakat) untuk RPJMN 2020-2024

1. Perlu definisi operasional dan panduan penilaian status stunting


2. Upaya peningkatan kesehatan masyarakat dalam penanggulangan
stunting perlu difokuskan pada upaya promotif dan preventif
3. Program surveilans kesehatan ibu dan tumbuh kembang anak pada
periode 1000 HPK yang real time perlu diperkuat berbasis Posyandu,
Program kunjungan rumah dengan menggunakan KMS dan Buku KIA
4. Surveilans untuk pangan dan gizi juga perlu diaktifkan kembali secara
berkelanjutan
5. Peningkatan sosialisasi dan kampanye gizi seimbang dan isi piringku
secara berkelanjutan
6. Pesan gizi seimbang yang diintegrasikan dalam kurikulum atau
proses pembelajaran di pendidikan formal
Draft Rumusan Rekomendasi WNPG Bidang 1
(Peningkatan Gizi Masyarakat) untuk RPJMN 2020-2024

7. Perlu edukasi gizi seimbang dan suplementasi bagi penanggulangan


anemia
8. Perlu penguatan kebijakan, implementasi, monitoring, dan evaluasi
program fortifikasi gizi mikro
9. Perlu peningkatan formasi tenaga gizi yang disertai peningkatan
Program jumlah dan kualitas kader posyandu
10. Perlunya konvergensi intervensi spesifik dan sensitif dengan
mengedepankan pemberdayaan masyarakat termasuk padat karya
tunai
11. Perlu penguatan kooridnasi, integrasi dan sinkronisasi disetiap level
pemerintah
12. Perlunya harmonisasi regulasi dan program antar sector dan mitra
pembangunan
Draft Rumusan Rekomendasi WNPG Bidang 1
(Peningkatan Gizi Masyarakat) untuk RPJMN 2020-2024

1. Merekomendasikan roadmap penelitian gizi nasional


2. Pengembangan penelitian gizi secara berkala dan
terstruktur
Riset
3. Pengembangan model intervensi stunting dengan
mempertimbangkan pengalaman sukses baik di dalam
negeri maupun mancanegara
4. Pengembangan pangan lokal dengan teknologi tepat
guna berbasis kearifan lokal melalui pemberdayaan
masyarakat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai