Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SANITASI PERUMAHAN PEMUKIMAN


DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM
PERSYARATAN RUMAH SEHAT

Disusun Oleh:
DENI SAPRIANSYAH

TAHUN 2013
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Rumah Sehat


Setiap manusia, dimana saja berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang layak :
disebut rumah. Rumah yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan,
sehingga penghuninya tidak sakit.
Secara umum yang dimaksud dengan rumah sehat adalah sebuah rumah yang dekat
dengan air bersih, berjarak lebih dari 100 meter dari tempat pembuangan sampah, dekat dengan
sarana pembersihan, serta berada di tempat dimana air hujan dan air kotor tidak menggenang (1).

B. Persyaratan Umum Rumah Sehat


Berdasarkan hasil rumusan yang dikeluarkan oleh APHA di Amerika, rumah sehat adalah
rumah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut (1):
a. Harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiologis;
b. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikologis;
c. Dapat terhindar dari penyakit menular;
d. Terhindar dari kecelakaan-kecelakaan.
Jika diteliti lebih lanjut, persyaratan yang diuraikan di atas adalah sama dengan
persyaratan seperti yang disebutkan berikut ini.
1. Persyaratan letak rumah
Letak rumah yang baik dapat menghindarkan penghuninya dari bahaya timbulnya penyakit
menular, kecelakaan, dan kemungkinan gangguan-gangguan lainnya. Persyaratan letak rumah
merupakan persyaratan pertama dari sebuah rumah sehat. Berikut ini adalah pertimbangan
memilih letak rumah (2):
a. Permukaan tanah dan lapisan bawah tanah (soil dan subsoil), tanah rendah yang sering digenangi
banjir sudah jelas tidak baik menjadi tempat perumahan yang permanen. Tanah berbatu karang
biasanya lembap dan dingin, karena air pada waktu hujan tidak bisa meresap ke dalam tanah.
Akan tetapi, dengan konstruksi yang baik (lantai yang kedap air) rumah dengan kondisi tersebut
bisa digunakan tanpa ada gangguan. Apalagi bila dilengkapi dengan drainase yang baik.
b. Hadap rumah (dalam hubungannya dengan matahari, arah angin, dan lapangan terbuka). Di
belahan bumi sebelah utara misalnya, kamar-kamar yang terletak di sebelah utara akan menerima
sinar matahari lebih sedikit. Oleh karena itu, sebaiknya dapur dan ruang tempat menyimpan
makanan terletak di bagian utara rumah.

2. Persyaratan fisik
Persyaratan fisik meliputi konstruksi dan luas bangunan. Konstruksi rumah harus baik dan
kuat, sehingga dapat mencegah kemungkina terjadinya kelembaban dan mudah diperbaiki bila
ada kerusakan. Persyaratan fisik menyangkut konstruksi rumah. Berdasarkan pengalaman-
pengalaman sebelumnya, setiap orang merasa perlu untuk membuat fondasi yang kokoh supaya
konstruksinya kuat. Tipe fondasi bermacam-macam bergantung pada berat dari rumah atau
gedung yang akan dibangun dan keadaan bawah tanah (subsoil). Subsoil yang berbatu-batu atau
kerikil akan dapat menahan beban yang berat, tetapi subsoil yang terdiri atas tanah liat, kekuatan
menahan bebannya tidak tetap. Kekuatannya bisa bertambah dan bisa pula menurun, bergantung
pada keadaan peresapan airnya yang juga berubah-ubah mengikuti perubahan keadaan musim.
Fondasi yang tidak sesuai akan mengakibatkan rumah yang di atasnya bisa rontok. Ada tiga cara
dalam membuat fondasi, yaitu:
a. Membuat parit-parit yang diisi dengan adukan semen;
b. Membuat semacam rakit dengan adukan semen yang konkret;
c. Membangun tiang-tiang/pilar-pilar dari besi beton.
Luas bangunan harus disesuaikan dengan jumlah penghuni rumah, luas lantai bangunan
disesuaikan dengan penghuninya. Luas bangunan yang tak sebanding dengan jumlah penghuni
akan mengakibatkan sesak, kurang bebas, dan akan menyebabkan tidak sehat. Jika salah satu
anggota keluarga ada yang menderita penyakit infeksi menular, maka kurangnya suplai oksigen
akan memudahkan terjadinya penularan penyakit. Luas bangunan yang optimum adalah 2,5-3 m²
untuk tiap orang (tiap anggota keluarga) (2).
3. Persyaratan fisiologis
Rumah sehat harus dipenuhi criteria ventilasi yang baik, pencahayaan yang cukup,
terhindar dari kebisingan, dan adanya lapangan rekreasi, terutama untuk anak-anak bermain.
a. Ventilasi
Ventilasi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, rumah sebaiknya dibuat sedemikian
rupa sehingga udara segar dapat masuk ke dalam rumah secara bebas, sehingga asap dan udara
kotor dapat hilang secara tepat. Hal ini dapat dicapai dengan menempatkan pintu dan jendela
dalam posisi yang tepat, sehingga udara dapat masuk ke dalam kamar-kamar dan ruangan-
ruangan lain di dalam rumah. Fungsi ventilasi adalah:
1) Menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar;
2) Membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri pathogen karena aliran
udara yang terus-menerus;
3) Menjaga ruangan agar kelembaban dapat terjaga secara optimal.
Ada dua macan ventilasi, yaitu ventilasi alamiah dan ventilasi buatan. Aliran udara dalam
ruangan pada ventilasi alamiah terjadi secara alami melalui jendela, pintu, lubang-lubang,
dinding, angin-angin, dan sebagainya. Sedangkan pada ventilasi buatan aliran udar terjadi karena
adanya alat-alat khusus untuk mengalirkan udara seperti mesin pengisap (AC) dan kipas angin
(2).
b. Pencahayaan
Sebuah rumah dapat dikatakan sebagai rumah yang sehat apabila memiliki pencahayaan
yang cukup. Hal ini dikarenakan cahaya mempunyai sifat dapat membunuh bakteri atau kuman
yang masuk ke dalam rumah. Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam pencahayaan adalah
tingkat terangnya cahaya itu. Kurangnya pencahayaan akan menimbulkan beberapa akibat pada
mata, kenyamanan, sekaligus produktivitas seseorang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
pencahayaan yang cukup dalam sebuah rumah sangat mempengaruhi kesehatan orang-orang
yang ada di dalamnya. Ada dua macam cahaya, yaitu cahaya alamiah dan cahaya buatan. Cahaya
alamiah merupakan cahaya langsung berasal dari sumber cahaya matahari. Cahaya ini sangat
penting sebab bermanfaat selain untuk penerangan secara alami, tidak perlu mengeluarkan biaya,
dan berfungsi membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya basil TBC. Idealnya,
cahaya masuk luasnya sekurang-kurangnya adalah 15-20% dari luas lantai yang terdapat di
dalam ruangan rumah. Cahaya buatan merupakan cahaya yang bersumber dari listrik, lampu, api,
lampu minyak tanah, dan sebagainya (2).
c. Kebisingan
Saat ini pengaruh kebisingan mulai diperhatikan oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan
kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dan kenyamanan seseorang. Apalagi kalau datangnya
tiba-tiba seperti letusan yang sangat mengganggu kehidupan. Orang yang memiliki penyakit
jantung dapat meninggal seketika karena adanya letusan tersebut. Rumah sehat adalah sebuah
rumah yang bisa terhindar dari kebisingan/letaknya jauh dari sumber kebisingan (2).

4. Persyaratan psikologis
Rumah sehat harus memiliki pembagian ruangan yang baik, penataan perabot yang rapi,
tidak over crowding, dan sebagainya. Over crowding menimbulkan efek-efek negative terhadap
kesehatan fisik, mental, maupun moral. Penyebaran penyakit-penyakit menular di rumah yang
padat penghuninya cepat terjadi. Selain itu, di daerah yang seperti ini, kesibukan dan kebisingan
akan meningkat, yang akan menimbulkan gangguan terhadap ketenangan, baik individu,
keluarga, maupun keseluruhan masyarakat di sekitarnya. Ketenangan dan kerahasiaan setiap
individu tidak akan terjamin dan akan mengakibatkan akses-akses menurunnya moral. Undang-
undang perumahan di beberapa Negara maju member wewenang kepada pemerintah untuk
menanggulangi masalah seperti ini. Rumah tempat tinggal dinyatakan over crowding bila jumlah
orang yang tidur di rumah tersebut menunjukkan hal-hal sebagai berikut (2):
a. Dua individu dari jenis kelamin yang berbeda dan berumur di atas 10 tahun dan bukan
berstatus sebagai suami istri, tidur di dalam satu kamar.
b. Jumlah orang di dalam rumah dibandingkan dengan luas lantai telah melebihi ketentuan yang
telah ditetapkan.

5. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat


Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut (2):
a. Penyediaan air bersih yang cukup;
b. Pembuangan tinja;
c. Pembuangan air limbah (air bekas);
d. Pembuangan sampah;
e. Fasilitas dapur;
f. Ruang berkumpul keluarga.
C. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Membangun Rumah
1. Tingkat kemampuan ekonomi
Individu jika ingin membangun suatu rumah tentunya akan mengukur tingkat kemampuan
ekonominya, terutama menyangkut kesiapan finansial. Bagi masyarakat desa terkadang
persoalan tidak serumit di perkotaan, dimana tanah yang akan dipergunakan untuk membangun
suatu perumahan tidak semahal di kota, bahan-bahan yang akan dipergunakan dapat
memanfaatkan sarana yang ada seperti bambu, kayu, atau atap bisa dibuat dari daun, alang-alang,
daun lontar, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut di desa relative masih mudah didapat dan
murah, namun di kota persoalannya akan berbeda. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian tiap-tiap
individu dalam masyarakat yang akan membangun rumah adalah membangun rumah tidak
sekedar mendirikan saja, tetapi bagaimana perawatan rumah tersebut sehingga dapat
dipergunakan dalam waktu yang cukup lama bahkan dapat dinikmati oleh anak cucunya (2).
2. Faktor alam (lingkungan)
Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal ini
menyangkut bagaimana kondisi lingkungan alam dan social di sekitar kita. Membangun rumah
di daerah yang rawan bencana banjir harus diperhatikan letak lokasi tanah diupayakan
sebelumnya saat membangun ketinggian tanah diperkirakan agar di saat musim penghujan tidak
kebanjiran. Membangun rumah di dekat daerah rawan longsor dan daerah rawan gempa, bahan
yang digunakan harus ringan, namun kokoh. Rumah daerah dingin, panas, pegunungan, pantai,
kota, dan desa akan mempunyai karakteristik tersendiri dan perlu desain yang berbeda-beda.
Rumah dekat dengan hutan bisa dibuat sedemikian rupa dengan membuat tangga yang tinggi
agar binatang buas dan ular tidak dapat naik (2).
3. Kemajuan teknologi
Saat ini teknologi perumahan sudah begitu modern, namun rumah yang modern belum
tentu sesuai dengan selera individu di masyarkat. Teknologi modern selain membutuhkan biaya
dan perawatan yang mahal juga diperlukan pengetahuan yang cukup agar mengerti tentang
teknologi tersebut. Bagaimanapun masyarakat telah memiliki teknologi perumahan yang telah
diwarisi dari orang tuanya. Oleh karena itu, penerapan teknologi yang tepat guna harus
dipertahankan sedangkan kekurangan-kekurangan yang ada dimodifikasi, sehingga dapat
memenuhi persyaratan rumah sehat yang telah ditetapkan. Teknologi yang tinggi jika diterapkan
di daerah tertentu belum tentu sesuai. Membangun rumah dengan pilar-pilar yang tinggi, bahan
dari batu bata, rumah kaca, desain kamar tertutup, ventilasi, dan jendela diganti dengan AC, hal
ini jika diterapkan di desa belum tentu sesuai sebab udara di desa masih segar, rumah masih
belum begitu padat, dan pencahayaan masih bagus (2).

4. Peraturan pemerintah menyangkut tata guna bangunan


Peraturan pemerintah terkait tata guna bangunan jika tidak dibuat secara tegas dan dan
jelas dapat menyebabkan gangguan ekosistem seperti banjir, pemukiman kumuh, dan lain-lain.
Saat ini di kota-kota besar hal ini sudah menjadi problem yang kompleks. Namun jika di
pedesaan hal ini belum menjadi masalah yang serius (2).

D. Standar Rumah Sehat


Pada dasarnya rumah yang baik dan pantas untuk dihuni harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut: bebas dari kelembapan; mudah diadakan perbaikan; mempunyai cukup
akomodasi dan fasilitas untuk mencuci, mandi dan buang kotoran; serta mempunyai fasilitas
yang cukup untuk menyimpan, meracik, dan memasak makanan. Pada tahun 1946 di Inggris ada
sebuah Sub Committee on Standards of Fitness for Habitation yang membuat rekomendasi
terhadap rumah yang akan dihuni, antara lain sebagai berikut (2):
1. Dalam segala hal harus kering.
2. Dalam keadaan rumah diperbaiki.
3. Tiap kamar mempunyai lampu dan lubang ventilasi.
4. Mempunyai persediaan air yang cukup untuk segala keperluan rumah tangga.
5. Mempunyai kamar mandi.
6. Mempunyai tempat/kamar cuci, dengan pembuangan air limbah yang baik.
7. Mempunyai system drainase yang baik.
8. Mempunyai jamban yang memenuhi syarat kesehatan (di dalam atau di luar).
9. Cukup fasilitas untuk menyimpan, meracik, dan memasak makanan.
10. Tempat menyimpan makanan harus mempunyai ventilasi yang baik.
11. Jalan masuk ke rumah yang baik.
12. Mempunyai fasilitas alat pemanas/pendingin di kamar.
13. Setiap kamar mempunyai titik lampu yang cukup.
BAB II
KONDISI DAERAH

Luas wilayah Kota Banjarbaru sesuai dengan Perda No.9 Tahun 2000 adalah seluas
371,38 Ha yang terbagi dalam alokasi peruntukan ruang kawasan lindung 20,81% dan luasan
kawasan budidaya 79,19%. Dibandingkan dengan wilayah kabupaten atau kota lain di
Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil kedua setelah Kota
Banjarmasin, yakni hanya 0,88 % dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagian besar
Wilayah Kota Banjarbaru mempunyai ketinggian di bawah 100 meter dari permukaan laut (dpl)
(3).
Kota Banjarbaru beriklim tropis dengan temperatur udara maksimum 34,4 C dan
minimun 20,2 C, kelembaban udara rata - rata antara 49,0 – 99,3 %, rata-rata curah hujan di Kota
Banjarbaru dan sekitarnya tercatat 239,0 mm dengan rata-rata tekanan udara berkisar antara
1.005,30 mb sampai dengan 1.018,80 mb dan rata-rata kecepatan angin sekitar 3,5 knots (3).
Posisi geografis Kota Banjarbaru sangat strategis karena memiliki akses jalan simpang
tiga liang anggang yang menghubungkan antara kota Banjarmasin dan Kotabaru, Banjarmasin
dan Hulu Sungai hingga ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, juga akses
pelabuhan laut Trisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut melalui jalan lingkar selatan liang
anggang dan akses Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai jalur transportasi udara di
Kalimantan Selatan (3).
Tempat tinggal saya berada di daerah kota Banjarbaru Selatan, tepatnya di jalan Salak
No.46, Guntung Paikat. Kondisi di daerah tempat tinggal saya termasuk lingkungan perumahan
yang sehat karena lingkungan sekitarnya nyaman, bersih, terdapat banyak pohon yang membuat
suasana lingkungan menjadi sejuk sehingga dapat menjamin ketenangan hidup. Tersedianya
prasarana dan fasilitas umum seperti tempat ibadah, sekolah, toko-toko dan rumah makan yang
juga dapat menunjang kenyamanan. Kost saya juga dekat dengan perkantoran dan kantor polisi.
Kost saya mempunyai halaman yang cukup luas dan memiliki dua pohon serta tanaman-tanaman
lainnya. Kondisi jalan kost saya termasuk jalan yang sedikit dilalui oleh kendaraan bermotor
sehingga potensi udara berdebu sedikit. Saluran air pun mencukupi sehingga terhindar dari
banjir. Suasananya pun tenang, hampir jarang terjadi kegaduhan/keributan yang dapat
mengganggu kesehatan dan kenyaman. Selain itu, di sekitar kost terdapat sarana instansi
kesehatan dan sarana pendidikan. Jarak pasar Banjarbaru dengan kost saya kurang lebih 100m
dan juga dekat dengan puskesmas. Sehingga kondisi tersebut sudah memenuhi syarat-syarat
lingkungan perumahan yang sehat.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Lembar Observasi Formulir Penilaian Rumah


Nama : Azahra Aisyadilla A.
Alamat : Jl. Salak No.46, Gunung Paikat, Banjarbaru Selatan.
Komponen Kriteria Nilai Bobot
yang dinilai
Komponen 35
Rumah
Langit-langit a. Tidak
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan dan rawan
kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 5 5
Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman
bambu.ilalang
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata
atau batu yang tidak diplester/papan yang tidak
kedap air
c. Permanen (tembok/pasangan batu bata/yang 5 10
tidak diplester), papan kedap air
Lantai a. Tanah
b. Papan/anyaman bambu yang dekat dengan
tanah/plesteran yang retak.berdebu
c. Diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung 5 15
Jendela kamar a. Tidak ada
b. Ada 4 19
Ventilasi a. Tidak ada
b. Ada, tetapi luasnya < 10 % luas lantai 4 23
c. Ada, luasnya 10 % luas lantai
Lubang asapa. Tidak ada
dapur
b. Ada, luas lubang ventilasi/asap dapur 10% luas 4 27
lantai dapur
c. Ada, luas lubang ventilasi/asap dapur > 10% luas
lantai dapur (Asap keluar sempurna atau ada
exhaust fan)
Pencahayaan a. Tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk
membaca
b. Kurang terang sehingga kurang jelas untuk 3 30
membaca dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat
dipergunakan untuk membaca dengan normal

Komponen Kriteria Nilai Bobot


yang dinilai
Sarana 25
Sanitasi
Sarana aira. Tidak ada
bersih b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi
(PDAM/SGL/S syarat kesehatan
PT) c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat
kesehatan
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat
kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat 5 5
kesehatan
Jamban (saranaa. Tidak ada
pembuangan b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup
kotoran) disalurkan ke sungai/kolam
c. Ada buka leher angsa, ada tutup, disalurkan ke
sungai/kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank
e. Ada, leher angsa, septic tank 4 9
Sarana a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di
Pembuangan halaman rumah
Air Limbahb. Ada diserapkan, mencemari sumber air (jarak
(SPAL) dengan sumber air < 10 m)
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 3 12
d. Ada, diserapkan dan tidak mencemari sumber air
(jarak dengan sumber air >10 m)
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota)
untuk diolah lebih lanjut
Sarana a. Tidak ada
pembuangan b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 3 15
Sampah (tempata. Ada, kedap air dan tidak tertutup
sampah)
b. Ada, kedap air dan tertutup 4 19

Komponen Kriteria Nilai Bobot


yang dinilai
Kualitas udara 10
Suhu udara a. Tidak nyaman
b. Nyaman (18° - 30° C) 5 5
Kelembaban udara a. Tidak lembab
b. Lembab (berkisar antara 40% - 70%) 3 8

Komponen Kriteria Nilai Bobot


yang dinilai
Perilaku 20
Penghuni
Membuka jendelaa. Tidak pernah dibuka
kamar b. Kadang-kadang
c. Setiap hari dibuka 4 4
Membersihkan a. Tidak pernah dibersihkan
rumah dan b. Kadang-kadang
halaman c. Setiap hari dibersihkan 5 9
Membuang tinjaa. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan
ke jamban b. Kadang-kadang dibuang ke jamban
c. Setiap hari ke jamban 5 14
Membuang a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan
sampah padab. Setiap hari ke jamban
tempat sampah c. Setiap hari ke tempat sampah 5 19

Keterangan :
 Skor yaitu dari bobot 5 sampai dengan 2, disesuaikan dengan tingkat resiko terhadap kesehatan.
 Memodifikasi formulir observasi sarana sanitasi dasar rumah
 Sumber dari Depkes RI
 Cara penilaian skor untuk masing-masing sarana sanitasi dasar rumah :

Skor = (Bobot x Skor Yang Diperoleh / Bobot x Skor Maximal) x 100%

Sedangkan untuk penilaian sarana penyediaan air bersih, apabila di dapatkan rumah yang
memiliki lebih dari satu sarana, maka untuk penilaiannya dibagi dengan jumlah sarana yang ada.
 Kriteria penilaian untuk penggolongan keadaan rumah :
a. Kriteria Memenuhi Syarat antara 75 % - 100 % dari skor maximal
b. Kriteria Tidak Memenuhi Syarat < 75 % dari skor maximal

B. Lembar Pertanyaan Kondisi Sarana Sanitasi Dasar Rumah


Data Umum
Nama : Azahra Aisyadilla A.
Pendidikan : Mahasiswa.
Umur : 19 tahun.
Alamat : Jl. Salak No.46, Gunung Paikat, Banjarbaru Selatan.
1. Menurut Bapak/Ibu,langit-langit yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat?
(a.) Langit-langit bersih
b. Tidak mesti bersih
c. Yang penting ada langit-langit
2. Menurut Bapak/Ibu, dinding yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat?
(a.) Permanen (tembok, pasangan batu bata, batu yang diplester), papan yang kedap air.
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan batubata yang tidak diplester/ papan yang tidak kedap
air
c. Terbuat dari anyaman bambu atau ilalang (bukan tembok)
3. Menurut Bapak/Ibu, lantai yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat ?
(a.) Keramik/ubin/diplester/papan/rumah panggung
b. Papan/anyaman bambu
c. Tanah
4. Menurut Bapak/Ibu, ventilasi yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat ?
(a.) Ventilasi yang luasnya ≥10% dari luas lantai
b. Ventilasi yang luasnya <10% dari luas lantai
c. Yang penting ada ventilasi
5. Menurut Bapak/Ibu, lubang asap dapur yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat?
(a.) Lubang/ventilasi asap dapur >10% dari luas lantai dapur yang berfungsi untuk mengeluarkan
asap dengan sempurna keluar rumah
b. Lubang/ventilasi asap dapur <10% dari luas lantai dapur
c. Lubang asap dapur yang bisa keluar asap dari rumah
6. Menurut Bapak/Ibu, pencahayaan yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat?
(a.) Terang
b. Kurang terang
c. Tidak terang
7. Menurut Bapak/Ibu, sarana air bersih yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat?
(a.) PDAM
b. Sumur gali lubang (SGL) dan sumur pompa tangan (SPT)
c.sungai
8. Menurut Bapak/Ibu, jamban yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat ?
(a.) Jamban leher angsa dan mempunyai septic tank
b. Jamban bukan leher angsa ada septic tank
c. Jamban bukan leher angsa disalurkan ke sungai
9. Menurut Bapak/Ibu, saluran air limbah yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat?
(a.) Diresap dan tidak mencemari sumber air (jarak dengan sumber air ≥ 10 meter)
b. Dialirkan ke selokan terbuka
c. Dibuang ke halaman rumah
10. Menurut Bapak/Ibu, tempat pembuangan sampah yang bagaimana yang terdapat pada rumah
sehat?
(a.) Tempat sampah yang tertutup dan kedap air
b. Tempat sampah yang kedap air tetapi tidak tertutup
c. Tempat sampah yang tidak kedap air dan tidak tertutup

C. Pembahasan
Dari hasil lembar observasi formulir penilaian rumah ditemukan hasil :
1. Komponen Rumah
Langit-langit kamar saya memenuhi kriteria penilaian rumah sehat yaitu 100%, karena
bersih, tidak ada sarang laba-laba dan tidak rawan kecelakaaan. Dinding kamar kost saya
permanen terbuat dari tembok berlapiskan semen dan batu bata. Tidak terbuat dari bahan yang
dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan seperti asbes dan juga tidak
terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme patogen. Atap
terbuat dari genteng dan lantai kamar saya terbuat dari keramik dan memenuhi kriteria penilaian
rumah sehat. Di dalam kamar saya terdapat satu buah jendela kamar, tetapi saya tidak memiliki
jendela ruang keluarga, karena saya tinggal di kost bukan rumah sendiri. Ventilasi di kamar kost
saya luasnya < 10% luas lantai tetapi ditutupi dengan kawat kasa nyamuk sehingga nyamuk tidak
bisa masuk dan mengigit. Berdasarkan pengukuran, pencahayaan di dalam kamar saya yaitu
48%. Jadi, cahaya matahari yang masuk ke kamar tidak cukup dan tidak memenuhi kriteria
penilaian rumah sehat sehingga pencahayaan di kamar saya kurang terang dan kurang jelas untuk
membaca dengan normal.pencahayaan dan memerlukan pencahayaan tambahan.
Penilaian skore untuk komponen rumah:
(35 x 30 / 35 x 35) x 100%
= 85,7 %
Hasil menunjukkan bahwa komponen rumah saya memenuhi syarat kesehatan.
2. Sarana Sanitasi
Di dalam kamar terdapat satu ruang kamar mandi, dan mempunyai fasilitas sarana air
bersih dari air sumur pompa listrik, tetapi pada saat listrik mati maka akan menggunakan air
ledeng. Air sumur tersebut berjarak ≥ 10 m2 dari pembuangan tinja atau septic tank. Memiliki
satu buah bak penampungan air yang tertutup rapat dan menghasilkan air yang cukup untuk
pemakaian 9 buah kamar. Tempat pembuangan limbah rumah tangga dibuang ke selokan yang
terbuka, tidak kedap air dan jauh dari sumber air. Tempat pembuangan sampah terbuka dan tidak
kedap air.
Penilaian skore untuk sarana sanitasi:
(25 x 19 / 25 x 25) x 100%
= 76 %
Hasil menunjukkan bahwa sarana sanitasi yang dimiliki telah memenuhi syarat kesehatan.

3. Kualitas Udara
Berdasarkan pengukuran, suhu ruangan kamar saya sekitar 28ºC sehingga masih
termasuk dalam syarat kesehatan. Kelembaban udara di ruang kamar saya yaitu 87% sehingga
kelembaban udara kamar saya memenuhi kriteria penilaian rumah sehat.
Penilaian skore untuk kualitas udara:
(10 x 8 / 10 x 10) x 100%
= 80 %
Hasil menunjukkan bahwa kualitas udara yang ada telah memenuhi syarat kesehatan.
4. Perilaku Penghuni
Setiap hari saya selalu membuka jendela kamar sehingga adanya sirkulasi udara yang cukup.
Saya juga selalu membersihkan kamar dan halaman setiap hari serta selalu membuang tinja ke
jamban. Sampah juga selalu dibuang ke tempat sampah.
Penilaian skore untuk kualitas udara:
(20 x 19 / 20 x 20) x 100%
= 95 %
Hasil menunjukkan bahwa perilaku yang saya lakukan telah memenuhi syarat kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
2. Mubarak, Wahid Iqbal., Nurul Chayatin.2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi.
Penerbit Salemba Medika. Jakarta.
3. Anonim. Kondisi Geografis Banjarbaru. Pemerintah Kota Banjarbaru 2010; (online),
(http://www.banjarbarukota.go.id, diakses 27 Februari 2013).

Anda mungkin juga menyukai