Disusun Oleh:
Kelas 2G D4
Manajemen Pemasaran/Administrasi Niaga
2020
DAFTAR ISI
DEFINISI EKSPOR IMPOR
Ekspor
Banyak orang atau badan hukum yang melakukan penjualan barang ke luar negeri.
Kegiatan tersebut disebut ekspor, dan orang atau badan yang melakukannya dinamakan
eksportir. Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan sistem
pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak
eksportir dan importir. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan
barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang
secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun
penerima.
Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional. Penjualan barang oleh
eksportir keluar negeri dikenai berbagai ketentuan dan pembatasan serta syarat-syarat khusus
pada jenis komoditas tertentu termasuk cara penangan dan pengamanannya. Setiap negara
memiliki peraturan dan ketentuan perdagangan yang berbeda-beda. Tujuan eksportir adalah
untuk memperoleh keuntungan. Harga barang-barang yang diekspor tersebut di luar negeri lebih
mahal dibandingkan dengan di dalam negeri. Jika tidak lebih mahal, eksportir tidak tertarik
untuk mengekspor barang yang bersangkutan. Tanpa kondisi itu, kegiatan ekspor tidak akan
menghasilkan- keuntungan
Dengan adanya ekspor, pemerintah memperoleh pendapatan berupa devisa. Semakin
banyak ekspor semakin besar devisa yang diperoleh negara. Secara garis besar, barang-barang
yang diekspor oleh Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu minyak bumi dan gas alam (migas)
dan nonmigas. Barang-barang yang termasuk migas antara lain minyak tanah, bensin, solar, dan
elpiji.
Adapun barang-barang yang termasuk nonmigas sebagai berikut :
Hasil pertanian dan perkebunan. Contohnya, karet, kopi, dan kopra.
Hasil laut terutama ikan dan kerang.
Hasil industri. Contohnya kayu lapis, konfeksi, minyak kelapa sawit, meubel, bahan-bahan
kimia, pupuk, dan kertas.
Hasil tambang nonmigas. Contohnya bijih nekel, bijih tembaga, dan batubara.
Impor
Banyak orang atau lembaga yang membeli barang dan luar negeri untuk dijual lagi di
dalam negeri. Kegiatan ini disebut dengan impor, dan orang atau lembaga yang melakukan
impor disebut importir. Impor adalah proses pembelian barang atau jasa asing dari suatu negara
ke negara lain.
Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di
negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional.
Jika perusahaan menjual produknya secara lokal, mereka dapat manfaat karena harga lebih
murah dan kualitas lebih tinggi dibandingkan pasokan dari dalam negeri. Impor juga sangat
dipengaruhi 2 faktor yakni, pajak dan kuota. Tingkat impor dipengaruhi oleh hambatan peraturan
perdagangan. Pemerintah mengenakan tarif (pajak) pada produk impor. Pajak itu biasanya
dibayar langsung oleh importir, yang kemudian akan membebankan kepada konsumen berupa
harga lebih tinggi dari produknya.
Demikianlah sebuah produk mungkin berharga terlalu tinggi dibandingkan produk yang
berasal dari dalam negeri. Ketika pemerintah asing menerapkan tarif, kemampuan perusahaan
asing untuk bersaing di Negara-negara itu dibatasi. Pemerintah juga dapat menerapkan kuota
pada produk impor, yang membatasi jumlah produk yang dapat dimpor. Jenis hambatan
perdagangan seperti ini bahkan lebih membatasi dibandingkan tarif, karena secara eskpilit
menetapkan batas jumlah yang dapat dimpor.
Importir melakukan kegiatan impor karena menginginkan laba. Kegiatan impor dilakukan
jika harga barang yang bersangkutan di luar negeri lebih murah. Harga yang lebih murah tersebut
karena antara lain:
Negara penghasil mempunyai sumber daya alam yang lebih banyak,
Negara penghasil bisa memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah, dan
Negara penghasil bisa memproduksi barang dengan jumlah yang lebih banyak.
Kegiatan impor mempunyai dampak positif dan negatif terhadap perekonomian dan
masyarakat. Untuk meliridungi produsen di dalam negeri, biasanya suatu negara membatasi
jumlah (kuota) impor. Selain untuk melindungi produsen dalam negeri, pembatasan impor juga
mempunyai dampak yang lebih luas terhadap perekonomian suatu negara.
Negara yang melakukan pembatasan impor juga menerima dampak yang tidak diinginkan.
Dampak negatifnya sebagai berikut:
1. Jika terjadi aksi balas-membalas kegiatan pembatasan kuota impor, maka perdagangan
internasional menjadi lesu. Dampak selanjutnya adalah, terganggunya pertumbuhan
perekonomian negara-negara yang bersangkutan.
2. Karena produsen dalam negeri merasa tidak mempunyai pesaing, mereka cenderung kurang
efisien dalam produksinya. Bahkan tidak hanya itu, produsen juga kurang tertantang untuk
meningkatkan mutu produksinya. Kegiatan pembatasan kuota impor oleh suatu negara dapat
mengakibatkan tindakan balasan bagi negara yang merasa dirugikan.
LATAR BELAKANG dan MANFAAT EKSPOR IMPOR
Latar Belakang
Banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan ekspor suatu negara. Faktor-
faktor tersebut ada yang berasal dan dalam negeri maupun keadaan di luar negeri. Beberapa
faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kebijakan pemerintah di bidang perdagangan luar negeri
Apabila pemerintah memberikan kemudahan kepada para eksportir, eksportir terdorong
untuk meningkatkan ekspor. Kemudahan-kemudahan tersebut antara lain penyederhanaan
prosedur ekspor, penghapusan berbagai biaya ekspor, pemberian fasilitas produksi barang-
barang ekspor, dan penyediaan sarana ekspor.
Manfaat Ekspor
Kegiatan ekspor membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut ini beberapa
manfaat kegiatan ekspor sebagai berikut :
a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar
negeri. Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh
masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin
meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar.
Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
b. Menambah Devisa Negara
Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang kepada
masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa negara. Dengan
demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan
negara.
c. Memperluas Lapangan Kerja
Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan
meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin
luas.
Manfaat Impor
Dalam perdagangan biasanya terjadi pertukaran informasi. Dari saling bertukar informasi
ini, Indonesia dapat belajar teknik produksi baru dan pemanfaatan teknologi modern.
Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan baku. Untuk memproduksi mobil
dibutuhkan besi dan baja. Untuk memproduksi ember, mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan
plastik. Tidak semua bahan baku produksi tersebut dihasilkan di dalam negeri. Mungkin ada
yang diproduksi di dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih menyukai
bahan baku yang harganya lebih murah. Demi kelangsungan produksi, pengusaha harus menjaga
pasokan bahan bakunya. Salah satu caranya dengan mengimpor bahan baku dari luar negeri.
LEMBAGA-LEMBAGA PENDUKUNG EKSPOR IMPOR
1. Bank Indonesia
2. Bank Devisa
3. Departemen Perindustrian dan Perdagangan
4. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
5. Departemen Pertanian
6. Departemen Kehutanan
7. Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK)
8. Badan Pusat Statistik
9. Badan Pengujian dan Standarisasi Mutu Barang
10. Asuransi Ekspor Impor Indonesia
11. BINTEX (Ex Bapeksta Keuangan), Depkeu
12. Dirjen Bea Cukai dan Departemen Keuangan
13. Perusahaan Bongkar Muat
14. Internasional Freight Forwarders
15. Perusahaan Angkutan Darat
16. Organisasi Angkutan Darat
17. PT. Kereta Api Indonesia
18. PT. Pelindo
19. Kepolisian RI
20. TNI AL
21. Perum Angkasa Pura
22. PT. Pos Indonesia
23. Perusahaan Penerbangan
24. Perusahaan Depo Peti Kemas
25. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)
26. Perusahaan Surveyor
27. Perusahaan Pemasok (supplier) dalam Negeri
28. Penjamin Asuransi
29. Commodities Exchange Board
30. Kantor Duta Besar Negara Asing
31. Gabungan Importir Nasional Indonesia (GINSI)
32. Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI)
33. Gabungan Freight Forwarders Indonesia (GAFEKSI)
34. Direktorat Impor, Deperindag
35. Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Pertambangan
36. Departemen Perhubungan
37. Kesatuan Pengamanan Laut dan Perairan
38. Badan Pengembangan Ekspor Nasional
SYARAT MENJADI EKSPORTIR dan IMPORTIR
Eksportir :
1. Memiliki perusahaan berbadan hukum, dalam bentuk :
CV (Commanditaire Vennotschap)
Firma
PT (Perseroan Terbatas)
Persero (Perusahaan Perseroan)
Perum (Perusahaan Umum)
Perjan (Perusahaan Jawatan)
Koperasi
2. Memiliki NPWP(Nomor Pokok Wajib Pajak)
3. Mempunyai salah satu izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah seperti:
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perdagangan
Surat Izin Industri dari Dinas Perindustrian
Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau Penanaman Modal
Asing (PMA) yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Memiliki Angka Pengenal Ekspor (APE)
Sebagai Eksportir Produsen dalam upaya memperoleh legalitasnya yang ditetapkan yaitu
dengan mengisi formulir isian yang disediakan oleh Dinas Perindag di Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota atau Propinsi, dan Instansi teknis yang terkait.
Memiliki NPWP
Memberikan Laporan realisasi ekspor kepada Dinas Perindag atau instansi dan pejabat
yang ditunjuk (secara berkala setiap tiga bulan) yang disahkan oleh Bank Devisa dengan
melampirkan surat pernyataan seperti: tidak terlibat tunggakan pajak, tidak terlibat
tunggakan perbankan, dan tidak terlibat masalah kepabeanan.
b. Eksportir Bukan Produsen, dengan syarat:
Memiliki NPWP.
Memberikan laporan realisasi ekspor kepada Dinas Perindag atau instansi/pejabat yang
ditunjuk (setiap tiga bulan) yang disahkan oleh Bank Devisa dengan melampirkan surat
pernyataan seperti tidak terlibat tunggakan pajak, tidak terlibat tunggakan perbankan,
tidak terlibat masalah kepabeanan.
Importir :
2. Memiliki dokumen Angka Pengenal Impor (API), nomor registrasi importir dari
Departemen Perdagangan/Kementrian Perdagangan. API dibagi menjadi dua jenis:
b. Dokumen API-U untuk importir umum yang biasanya hanya perusahaan dagang yang
mengimpor barang dan selanjutnya untuk dijual lagi ke pasar, tidak punya pabrik dan
bisnis pengolahan tertentu.
3. Memiliki Nomor Induk Kepabeanan (NIK) dan nomor surat registrasi yang didapat
setelah registrasi ke Bea Cukai. Proses registrasi itu meliputi pemeriksaan pembukuan
perusahaan, eksistensi dan auditibility-nya.
4. Izin dari instansi terkaitt, seperti impor bahan peledak memerlukan izin dari
Kementerian Pertahanan dan Polri.
Impor bahan makanan. memerlukan izin dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelsiana.com/2014/09/Kegiatan-Ekspor-Impor-Pengertian-
Tujuan-Manfaatnya.html
http://bunda-bisa.blogspot.com/2013/03/dokumen-yang-harus-dimiliki-
importir.html
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/84-syarat-menjadi-
eksportir