Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM

​ ENGGUNAKAN
DENGANMASALAH NYERI ​EPISIOTOMI M
POSISI MENYUSUI ​CRADLE HOLD

Sri setiawati¹ Fitri Nuriya Santi​2 ​Rizkika Ramadhani​3

Sri Setiawati : DIII KeperawatanAkademiKeperawatanPanca Bhakti Bandar


Lampung, JL. ZA PagarAlam No. 14 GedongMeneng Bandar Lampung 35145,
(0721) 786864, E-mail: ssetiawati78gmail.com

Abstrak

Masa nifas adalah masa setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta, dimana ibu mengalami
suatu periode pemulihan kembali kondisi fisik dan psikologis nya.​Perineum yang dilalui bayi
biasanya mengalami peregangan, lebam dan trauma. Nnyeri pada ​perineum semakin parah jika
perineum robek atau disayat pisau bedah.Seperti semua luka baru. Nyeri merupakan sensori
subjektif dan emosional yang tidak meyenangkan, karena kerusakan jaringan actual maupun
potensial, nyeri akan memberikan dampak bagi ibu dan bayi, bagi ibu nyeri yang akan
mempengaruhi keefektifan menyusui. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan
menganalisis penerapan intervensi terapi ​Cradle Hold ​terhadap nyeri pada pasien Episiotomi di
RSUD Dr.Hi.Abdoel Moeloek Provinsi Lampung. Metode dalam penelitian ini adalah penerapan
yang mengeksplor terhadap suatu masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan
terapi ​Cradle Hold ​pada kedua respon terjadi penurunan tingkat skala nyeri. Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa penerapan terapi ​Cradle Hold ​dapat memberikan dampak positif bagi klien
dengan nyeri episiotomi dalam menurunkan tingkat nyeri.

Kata Kunci​: ​Masa nifas​,​ Nyeri episiotomi, Terapi ​cradle hold

Abstract

The puerperium is the period after the baby's birth and placental expenditure, where the mother
experiences a period of recovery from her physical and psychological condition. The perineum
passed by the baby usually experiences stretching, bruising and trauma. Pain in the perineum gets
worse if the perineum is torn or cut by a scalpel. Like all new wounds. Pain is a subjective and
emotional sensory that is not fun, because actual or potential tissue damage, pain will have an
impact on the mother and baby, for the mother pain that will affect the effectiveness of
breastfeeding. The aim of this study was to determine and analyze the application of Cradle Hold
therapy intervention to pain in Episiotomy patients in Dr.Hi.Abdoel Moeloek Hospital, Lampung
Province. The method in this study is the application that explores a problem. The results showed
that after being given Cradle Hold therapy in both responses there was a decrease in the level of
pain scale. The conclusion of this study that the application of Cradle Hold therapy can have a
positive impact on clients with episiotomy pain in reducing pain levels.

Keywords: Cradle hold therapy, Episiotomy pain, Puerperium


PENDAHULUAN trauma. Rasa sakit pada perineum
Masa nifas adalah Masa setelah semakin parah jika perineum robek
kelahiran bayi dan pengeluaran
plasenta, dimana ibu mengalami atau disayat pisau bedah. Seperti
suatu periode pemulihan kembali semua luka baru, area episiotomy
kondisi fisik dan psikologis nya. atau luka sayatan membutuhkan
(Ball 1994, Hytten 1995). Yang waktu untuk sembuh, yaitu 7
diharapkan pada periode 6 minggu sampaidengan 10 hari. Trauma
setelah melahirkan adalah semua perineum adalah masalah yang
sistem dalam tubuh ibu akan pulih paling utama dalam beberapa hari
dari berbagai pengaruh kehamilan pertama setelah kelahiran, yang akan
dan kembali pada keadaan sebelum mempunyai gejala awal yaitu
hamil (Beischer dan Mackay 1986, penurunan mobilitas dan penurunan
Cunningham, et.al., 1993). kemampuan untuk melakukan
Robekan perineum terjadi pada aktifitas sehari-hari yang disebabkan
hampir semua persalinan pertama oleh nyeri yang dirasakan
dan tidak jarang juga pda persalinan (William,dkk, 2007). Nyeri
berikutnya. Robekan perineum merupakan sensori subjektif dan
umumnya terjadi digaris tengah dan emosional yang tidak meyenangkan,
bisa menjadi luas apabila kepala karena kerusakan jaringan actual
janin lahir terlalu cepat, sudut arkuus maupun potensial, nyeri akan
pubis lebih kecil dari pada biasa, memberikan dampak bagi ibu dan
kepala janin melewati pintu panggul bayi, bagi ibu nyeri yang akan
bawah dengan ukuran yang lebih mempengaruhi keefektifan menyusui
besar daripada sirkumferensia (Potter & Perry,2006). Keefektifan
suboksipito bregmatika. Perineum menyusui dipengaruhi oleh posisi ibu
yang dilalui bayi biasa nya dalam menyusui bayi yang menurut
mengalami peregangan, lebam, dan ibu paling aman. Ibu dapat menyusui
bayi dengan berbagai posisi post partum diruang Camar1 RSUD
menggunakan teknik menyusui Arifin Achmad Pekanbaru,
cradle hold, posisi cross cradle hold, didapatkan hasil bahwa pemberian
posisi football hold. posisi menyusui menyusui ​cradle
hold ​memiliki pengaruh lebih besar
Posisi ​cradle hold ​dikenal dengan terhadap penurunan nyeri episiotomy
gendongan topangan menyilang. pada ibu post partum dibandingkan
Posisi ini memungkinkan kendali dengan ibu post partum yang tidak
yang lebih besar terhadap bayi dan diberikan posisi menyusui ​Cradle
payudara ibu. Posisi ini dilakukan Hold. ​Berdasarkan observasi
dengan cara, tangan kanan terhadap enam ibu post partum
memberikan susu pada payudara dengan luka episiotomi, ibu lebih
kanan dan ibu dapat menahan bayi memilih posisisi menyusui dengan
dengan tangan kiri atau sebaliknya. cradle hold(83%) ​dengan alas an
Posisi ini menggunakan teknik posisi ini tidak akan menambah nyeri
penyangga bantal yang diletakkan luka episiotomy ibu saat menyusui.
dipangkuan ibu yang akan menekan Berdasarkan pemaparan diatas
luka perineum ibu sehingga penulis tertarik untuk menyusun
mengurangi tegangan otot perineum karyatulis yang berjudul "Asuhan
(Reeder, Martin & Griffin, 2005). Keperawatan pada Ibu Post Partum
Apabila individu merpersepsikan itu dengan Masalah Nyeri Episiotomi
sebagai stimulus untuk rileks, menggunakan Posisi Menyusui
kemudian akan muncul respon Cradle Hold ​diRuang Delima Rumah
relaksasi dan nyeri berkurang (Potter Sakit Umum Daerah Abdoel Moelok
& Perry, 2005). Berdasarkan Lampung".
penelitian yang dilakukan oleh METODE PENELITIAN
Febrianita (2008), tentang efektifitas Jenis penelitian yang digunakan
posisi menyusui ​cradle hold ​terhadap dengan menggunakan metode
penurunan nyeri episiotomy pada ibu deskriptif pendekatan studi kasus.
Studi kasus adalah penelitian yang b. Ibu post partum yang
dilakukan dengan meneliti suatu mengalami nyeri pada luka
permasalahan melalui suatu kasus episiotomi.
yang terdiri dari unit tunggal dengan c. Respon dan mampu mengikuti
pokok pertanyaan yang berkenan terapi teknik menyusui ​cradle hold
dengan ​"how" ​atau​""why". ​Unggal dari awal sampai akhir.
tunggal dapat berarti satu orang satu Penelitian dilakukan bulan 16 Juli
sekelompok penduduk yang terkena 2018. Lama waktu penelitian
suatu masalah (Notoatmodjo,2010). dilakukan selama 3 hari di Rumah
Studi kasus bertujuan menganalisis Sakit Dr.Hi. Abdoel Moeloek
Masalah Keperawatan pada Ibu ​Post Provinsi Lampung.
Partum d​ engan Masalah Nyeri Etika penelitian dalam penelitian ini
Episiotomi menggunakan Posisi adalah ​Autonomy (​ menghargai
Menyusui ​Cradle Hold ​di Ruang hak-hak klien), ​Confidentiality
Delima Rumah sakit Abdoel (menjaga kerahasiaan klien), ​Justice
Moeloek Provinsi Lampung. Dalam (keadilan) dan ​Non Maleficience
penelitian ini menggunakan sampel (tidak merugikan dan bebas dari
homogen, yaitu sampel yang terdiri bahaya).
dari pada individu yang memiliki HASIL
karakteristik yang sama. Respon dan Karakteristik Responden
penelitian yang digunakan adalah Berdasarkan hasil pada penelitian ini
berjumlah 2 orang dapat dilihat dari didapatkan karakteristik Ny.K Klien
usia maupun pendidikan responden berusia 23 tahun. Klien beragama
yang mengalami nyeri episiotomi, islam, suku jawa, pendidikan terakhir
dengan criteria inklusi: yang ditempuh klien adalah SMA.
a. Ibu postpartum yang Pekerjaan klien sebagai Ibu Rumah
mengalami perawatan di rumah sakit Tangga (IRT). Responden kedua
minimal 3x24 jam. Ny.O usia 16 tahun, klien beragama
islam, suku klien jawa serang,
pendidikan SMP, pekerjaan klien Pada Ny.K dan Ny.O dilakukan pada
sebagai ibu rumah tangga. tanggal 16 Juli sampai dengan
Hasil Pengukuran Tingkat Nyeri Pada tanggal 18Juli 2018.
Responden Sebelum Dan Setelah
Dilakukan Penerapan Terapi Menyusui Pada Ny.K setelah 6 jam kelahiran
​ engan diagnosa medis Post
Cradle Hold d pada hari pertama terdapat skala
Partum dengan Nyeri Episiotomi
nyeri 6 yaitu dengan intensitas nyeri
ringan, dan pada hari pertama, pada
Ny. K
pukul 09:00 setelah diberikan terapi
Hari Ke-1
Pukul 09.00 Pukul 12.00 belum mengalami penurunan
Sebelum :6 Sebelum : 6 dikarenakan klien melakukan cradle
Sesudah :6 Sesudah : 5
hold belum baik dan benar, dan pada
Hari Ke-2
Sebelum : 5 Sebelum : 4 pukul 12:00 WIB setelah dilakukan
Sesudah : 4 Sesudah : 3 craddle hold​, klien mengalami
Hari Ke-3
penurunan 1 angka pada skala 6 yaitu
Sebelum : 3 Sebelum : 2
Sesudah : 2 Sesudah : 1 dengan intensitas nyeri ringan,
dikarenakan klien sudah melakukan
Ny. O
Hari Ke-1
dengan baik dan benar, pada Ny.K
Pukul 09.00 Pukul 12.00 setelah hari ke-3 klien mengalami
Sebelum : 7 Sebelum : 7
penurunan nyeri yaitu berada pada
Sesudah : 7 Sesudah : 7
Hari Ke-2
skala 1 dengan intensitas nyeri
Sebelum : 7 Sebelum : 6 ringan, sedangkan pada ny.O setelah
Sesudah : 6 Sesudah : 5
6 jam kelahiran pada hari pertama
Hari Ke-3
sebelum dilakukan terapi menyusui
Sebelum : 5 Sebelum : 4
Sesudah : 4 Sesudah : 3 cradle hold ​skala nyeri berada pada
skala 7 dan pada saat dilakuka
Dari table diatas dijelaskan bahwa nterapi menyusui ​cradle hold ​pukul
pemberian intervensi terapi Teknik 09:00 dan pukul 12:00 belum
Menyusui ​Cradle Hold ​diberikan mengalami penurunan dikarenakan
sesuai prosedur yaitu selama 3 hari. klien belum dapat melakukan ​cradle
hold dengan baik dan benar, factor dirasakan ibu salah satunya nyeri
usia yang masih muda, dan kondisi episiotomi.​
ruangan yang tidak kondusif dan
Diharapkan pada respon dan maupun
pada saat hari ketiga Ny.O
keluarga dapat menerapkan posisi
mengalami penurunan yaitu berada
menyusui salah satunya ​cradle hold
pada skala 3 dengan intensitas nyeri
dengan tepat agar dapat mengurangi
ringan.
nyeri.
KESIMPULAN
Ucapan dan Terimakasih
Dari hasil penelitian tentang Asuhan 1. Ns. Fitri Nuriya Santi
keperawatan pada ibu post partum M.Kep.,Sp.Kep.Mat , ​selaku
dengan masalah nyeri episiotomy pembimbing satu dengan penuh
menggunakan posisi menyusui kesabaran sehingga karya tulis
Cradle Hold ​disimpulkan bahwa ilmiah ini dapat selesai.
posisi menyusui ​cradle hold yang 2. Ns. Rizkika Ramadhani,
diberikan pada ibu ​post partum M.Kep.,Sp.Kep.MB , ​selaku
selama 3 hari efektif untuk pembimbing dua yang telah
menurunkan nyeri pada ​perineum membimbing, membantu dan
akibat ​episiotomi. ​Rata-rata nyeri memberikan saran-saran kepada
turun dari nyeri berat turun sampai penulis
nyeri ringan di ruang Delima RSUD 3. Ns. Rusmala Dewi,
Provinsi Lampung. M.Kep.,Sp.Kep.Mat , ​selaku
penguji yang telah memberikan
Diharapkan kepada tenaga kesehatan
saran serta masukan kepada
khususnya perawat dan bidan agar
penulis.
dapat memberikan posisi menyusui
dengan tepat pada ibu ​post partum REFERENSI
dalam menurunkan nyeri yang A.Potter,&Perry,A.G.2006.Buku
Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses Dan Praktik,
edisi4 Volume 2
Jakarta:EGC.

Beischer&Cunningham,1993.
Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Cetakan Pertama, September
2013.

Dewi V., dkk 2012, Asuhan


Kebidanan pada ibu Nifas, Jakarta:
Salemba.

Prawiharjo, 2002, Buku Kesehatan


Maternal dan Neonatus, Yayasan
BinaPustaka, Jakarta.
Suddarth, Edisi 8, Vol.1.

Suzanne&Brenda, 2013. Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Universitas Riau.

Yulia&Fitri, 2009 Efektifitas


Pemberian Posisi Menyusui Cradle
Hold terhadapNyeri
Episiotomi.

Anda mungkin juga menyukai