Anda di halaman 1dari 18

KETRAMPILAN BAHASA ARAB

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Perkuliahan


Metode Pengajaran Bahasa Arab

Dosen Pengampu :
Dr. Khoirurrijal, M.A
Dr. Abdurrahman, M.Ed

Disusun Oleh Kelompok VA:


Siti Mahmudah (1707233)
Solikhul Hadi (1707243)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO
2017/2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadiran Allah SWT


yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga
dengan kemudahan yang diberikan-Nya penulisan makalah ini dapat selesai.

Makalah ini ditulis sebagai bagian dari tugas mata Studi al-Qur’an dan
dipersentasikan pada saat perkuliahan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen


pengampu mata kuliah Dr. Tobibatussaadah, M.Ag Dan Dr. Yusika Ismanto, M.Ed
atas segala bantuan dan dukungan serta inspirasi yang telah diberikan. Semoga amal
baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah
SWT.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya
dan bagi penulis pada khususnya.

Metro, 02 Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAM JUDUL ................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2
A. Pengertian Guru dan Murid ............................................................. 2
B. Pola Hubungan Guru dan Murid dalam Perspektif Al-Qur’an ........

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 1

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Kemahiran atau keterampilan berbahasa mempunyai kedudukan yang strategis


dalam kurikulum pengajaran bahasa sebagai tali penghubung antara dasar pemikiran
dan landasan filosofis kurikulum yang bersifat abstrak dengan perwujudannya dalam
materi pelajaran yang bersifat kongrit. Kedudkan ini digambarkan oleh Thu’aimah
dalam bagan berikut

Kedudukan Keterampilan Berbahasa

Dalam Kurikulum Pengajaran Bahasa

‫منطلقا‬
‫ت‬
‫البرنا‬
‫المهار‬
‫مج‬
‫ات‬
‫اللغوي‬
‫ة‬
‫كتابة‬ ‫قراءة‬ ‫كالم‬ ‫استما‬
‫ع‬

‫المواد‬
‫الدراسية‬
Keterampilan berbahasa (istima’, kalam, qira’ah, kitabah) di dalam
pendekatan komunikatif merupakan satu kesatuan (integrated-mutakamilah).
Kesatuan di sini tidak berarti sekedar saling menempel, melainkan berkelindan atau
saling- silang untuk mendukung sebuah proses komunikasi agar berjalan secara
alamiah.1

Setiap keterampilann itu erat kaitannya satu sama lain, sebab dalam
memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya ditempuh hubungan urutan yang
teratur. Mula-mula pada masa kecil seorang anak belajar menyimak bahasa,
kemuadian berbicara, setelah itu ia belajar membaca dan menulis. Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan atau catur tunggal (al-
arba’ al-muttahid).2

1
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2012)< h.
134-135
2
Chaedar Alwasilah, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 129
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa.3
Tujuan utama pembelajaran bahasa asing, yang salah satunya bahasa Arab
adalah pengembangan kemampuan pelajar dalam menggunakan bahasa itu
4
baik lisan maupun tulis. Keterampilan berbahasa ada empat, yaitu
keterampilan menyimak (maharah al-istima’/listening skill), berbicara
(maharah al-kalam/ speaking skill), membaca (maharah al-qiraah/ reading
skill), dan menulis (maharah al-kitabah/ writing skill). Keterampilan
menyimak dan membaca dikategorikan ke dalam keterampilan reseptif (al-
maharat al-istiqbaliyyah/ receptive skills), sedangkan keterampilan berbicara
dan menulis dikategorikan ke dalam keterampilan produktif ( al-maharat al-
intajiyyah/ productive skills).
Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula kaitannya dengan proses-
proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya.
Semakin terampil sesorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan
pikirannya. Mengembangkan keterampilan berbahasa dapat berarti
mengembangkan keterampilan berpikir. Keterampilan ini hanya diperoleh dan
dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Untuk melihat kemajuan
praktek dan latihan ini perlu dilihat komponen-komponen yang membentuk
empat keterampilan itu. Tarigan (1994/ II & III: 3) menggambarkan
komponen-komponen itu sebagai berikut:5

3
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), h. 129
4
Ibid
5
Ibid, h. 129-130
Komponen Keterampilan Berbahasa
Menyimak Berbicara Membaca Menulis
Fonologi - -
Ortografi - -
Struktur
Kosakata
Kecepatan / kelancaran umum

1. Keteramplan Menyimak
a. Definisi Keterampilan Menyimak
Keterampilan menyimak (maharah al-istima’/ listening skill) adalah
kemamuan seseorang dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat
yang diujarkan oleh mitra bicara atau media tertentu.6
Abdul Majid Sayyid Ahmad Mansur (1982: 233) mendefinisikan istima’
sebagai berikut:

‫اإلستماع هو عملية إنصات إلى الرموز المنطوقة ثم تفسيرها‬


“Yaitu proses mendengarkan dengan serius (inshat) kode-kode bahasa
yang diucapkan
Kemudian ditafsirkan.”7

Para ahli linguistik membedakan antara mendengar (isma’), menyimak


(istima’), dan mendengar dengan serius (inshat). Mendengar hanyalah
menerima suara yang tanpa adanya perhatian dan unsur kesengajaan,
seperti suara bising atau hiruk pikuk di jalan raya. Sedangkan menyimak
adalah menuntut adanya kesengajaan dan perhatian dalam mendengarkan

6
Ibid , h. 130
Abd. Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN-
7

MALIKI PRESS), h. 84
segala sesuatu, dan mendengar dengan serius adalah tingkatan lebih di atas
menyimak yang menuntut knsentrasi dan perhatian yang lebih pada
pembicaraan si penutur (2001:51).8
Menyimak juga merupakan kemampuan yang memungkinkan seorang
pemakai bahasa untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan.
Menyimak dengan baik adalah keterampilan dasar dalam mempelajari
bahasa asing atau bahasa ibu. Sehingga seseorang yang belum mempunyai
kemampuan ini, maka ia tidak dapat mempelajari bahasa dengan baik dan
berkurang kemampuannya. Dengan menyimak seseorang memperoleh
sebuah kosakata, gaya bahasa, bentuk bahasa, tata bahasa dan skill yang
lain seperti kalam, qira’ah dan kitabah.9
Dari beberapa pendapat di atas dapat difahami bahwa keterampilan
menyimak adalah kemampuan seorang siswa dalam mencerna dan
memahami sesuatu yang dia dengar yang dilakukan dengan unsur sengaja.
b. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Diantara tujuan pembelajaran istima’ menurut Ahkmad Fuad Ulyan adalah
sebagai berikut:
1) Mampu menyimak, perhatian dan terfokus pada materi yang
didengar
2) Mampu mengikuti apa yang didengar dan menguasainyasesuai
dengan tujuan menyimak
3) Mampu memahami apa yang didengar dari ucapan penutur dengan
cepat dan tepat
4) Menanamkan kebiasaan mendengarsesuai dengan nilai-nilai social
dan pendidikan yang penting
5) Menanamkan segi keindahan pada saat menyimak

8
Ibid
9
Abd. Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, Op. Cit, h. 83
6) Mampu mengetahui makna kosakata sesuai dengan bentuk
perkataan yang didengar
7) Mampu menetapkan kebijakan atas perkataan yang didengar dan
menetapkan keputusan yang sesuai.10
c. Prinsip-prinsip dalam pembelajaran Keterampilan Menyimak
Agar seseorang pembelajar dapat mendengarkan dengan baikmaka ia
seyogyanya harus menguasai beberapa kemahiran sebaga berikut;
1) Mengenal bunyi-bunyi bahasa Arab dan makhrajnya
2) Membadakan antara huruf-huruf yang berbeda
3) Memiliki kemampuan mengetahui perbedaan antar huruf-huruf
yang berbeda
4) Mampu dalam tata bahasa Arab dalam menganalisa lambing-
lambang suara atau kode-kode
5) Sebaiknya mengetahui arti kosakata bahasa Arab
6) Mampu memberikan perhatian sepanjang waktu
7) Adanya dorongan untuk terus menyimak
8) Berada dalam kondisi jiwa yang penuh toleransi untuk menyimak
sehungga ucapan penutur tidak membosankan
9) Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam makna
sebagai akibat dari perubahan bunyi dan tekanan bunyi.11
d. Tahap-tahap latihan menyimak
1) Latihan Pengenalan (identifikasi)
Kemahiran menyimak (istima’) pada tahap pertama bertujuan agar
siswa dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa Arab secara
tepat.
2) Latihan mendengarkan dan menirukan

10
Ibid, h. 85
11
Ibid, h. 85-86
Setelah siswa mengenal bunyi-bunyi bahasa Arab melaui ujaran-
ujaran yang didengarnya, ia kemudian dilatih untuk mengucapkan
dan memahami makna yang dikandung oleh ujaran tersebut.
3) Latihan mendengar dan mebaca
Guru memperdengarkan materi bacaan yang sudah direkam dan
siswa membaca teks (dalam hati) mengikuti materi yang
diperdengarkan.
4) Latihan mendengarkan dan memahami
Setelah siswa mengenal bunyi-binyi bahasa dan dapat
mengucapkannya, latihan menyimak bertujuan agar siswa mampu
memahami bentuk dan makna dari apa yang didengarnya itu. 12

Menurut Acep Hermawan , untuk situasi seperti di Indonesia,


materi menyimak bahasa Asing (khususnya bahasa Arab) bisa
disajikan dalam empat fase sebagai berikut:

1). Fase Pengenalan

Aspek-aspek yang harus dikenalkan adalah: Bunyi harakat pendek dan


panjang, Bunyi huruf-huruf yang sepintas mirip, bunyi huruf-huruf
bertasydid, bunyi alaif lam syamsiyyah dan qamariyyah, bunyi huruf
bertanwin, bunyi huruf-huruf yang disukun-kan.

2). Fase Pemahaman Permuaan

Pada fase ini para pelajar diajak untuk memahami pembicaraan


sederhana yang dilontarkan oleh guru tanpa merespon lisan, tetapi
dengan perbuatan. Diantarnya adalah: melakukan perintah secara fisik
, misalkan ‫ اخرج‬،‫ اجلس‬،‫قم‬, Berreaksi pada seruan, misalkan ،‫احترس‬

12
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2012), h.
137-142
‫ارجوكم أن تستمعوا إليه‬, menjawab pertanyaan secara tertulis atau
melakukan perintah dengan tulisan atau menggambar di atas kertas,
misalkan !‫ارسم المربع‬, melakukan perintah guru dengan mengisi tempat
kosong pada gambar, denah atau sketsa.

3). Fase pemahaman pertengahan

Pada fase ini pelajar diberi pertanyaan-pertanyaan secara lisan atau


tertulis. Dalam hal ini bisa menggunakan rekaman.

4). Fase pemahaman lanjutan

Pada fase ini para pelajar diberi latihan untuk mendengarkan berita-
berita dari radio atau TV.13

Dari pendapat di atas dapat difahami bahwa dalam pembelajaran


maharah istima’ harus dilakukan secara bertahap, dari tahap yang
mudah hingga pada tahap lanjutan, sehingga siswa dapat mempunyai
skill yang menyeluruh.

2. Keterampilan Berbicara (Maharah Kalam)


a. Definisi Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill) adalah
kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan
kepada mitra bicara.14
Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dari seorang pemakai
bahasa yang menuntut prakasa nyata dalam penggunaan bahasa untuk
mengungkapkan diri secara lisan. 15

13
Acep Hermawan, Op. Cit, h. 131-134
14
Ibid, h. 35
15
Abd. Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, Op. Cit, h. 88
Kegiatan berbicara di dalam kelas bahasa mempunyai aspek dua arah
yakni, yakni antara pembicara dengan lawan bicaranya secra timbale
balik. 16
Berdasarkan pendapat di atas latihan berbicara merupakan kelanjutan dari
latihan menyimak yang di dalamnya kegiatannya juga terdapat latihan
mengucapkan.
b. Tahap-tahap latihan Berbicara
Berikut ini diberikan beberapa model latihan bericara. Urutan nomor
menunjukkan tingkat kesukaran walaupun tidak mutlak.

1). Latihan Asosiasi dan Identifikasi

Latihan ini terutama dimaksudkan untuk melatih spontanitas siswa dan


kecepatannya dalam mengidentifikasi dan mengasosiasikan makna
ujaran yang didengarnya.

2). Latihan Pola kalimat

3) Latihan Percakapan

Latihan percakapan ini terutama mengambil topic tentang kehidupan


sehaari-hari atau kegiatan yang dekat dengan kehidupan siswa.

4). Bercerita

5) Diskusi

6) Wawancara

7) Drama

8) Berpidato 17

16
Ahmad Fuad Effendy, Op. Cit, h. 149
c. Aspek- aspek yang dinilai

Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam kegiatan berbicara, sebagaimana


disarankan oleh para ahli, adalah sebagai berikut.

1). Aspek Kebahasaan, meliputi:

a) Pengucapan (makhraj)
b) Penempatan tekanan (mad, syiddah)
c) Nada dan Irama
d) Pilihan kata
e) Pilihan ungkapan
f) Susunan kalimat
g) Variasi

2) Aspek non kebahasaan, meliputi:

a) Kelancaran
b) Penguasaan topik
c) Keterampilan
d) Penalaran
e) Keberanian
f) Kelincahan
g) Ketertiban
h) Kerajinan
i) Kerjasama
Skala penilaian ini dapat dipergunakan untuk penilaian
individual maupun kelompok. Tidak semua item penilaian
harus diisi sekaligus. Guru dapat menyederhanakan daftar item

17
Ibid, h. 150-160
tersebut atau menentukan item-item mana yang hendak dinilai
dalam suatu kegiatan.18
3. Keterampilan Membaca
a. Definisi Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca (maharah al-qiraa’ah/ reading skill) adalah
kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis (lambing-
lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati.
Membaca hakekatnya adalah proses komunikasi antara pembaca dengan
penulis melauli teks yang ditulisnya, maka secara langsung di dalamnya
ada hubungan kognitif antara bahasa lisan dengan bahasa tulis.19
Pada hakekatnya membaca adalah melihat dan memahami isi dari apa
yang tertulis dengan melisankan atau di dalam hati dan mengeja atau
melafalkan apa yang tertulis. Jadi, membaca mencangkupdua kemahiran
sekaligus, yaitu mengenali symbol-simbol tertulis yang ada di dalamnya
dan memahami isinya.20
Kemahiran membaca mengandung dua aspek atau pengertian. Pertama,
mengubah lambang tulis menjadi bunyi. Kedua, menangkap arti dari
seluruh situasi yang dilambangkan dengan lambang-lambang tulis dan
bunyi tersebut.21
b. Beberapa Jenis Membaca
Dua aspek kemahiran membaca, yaitu:

1). Membaca Keras (Al-Qira’ah al-jahriyyah)

Dalam kegiatan membaca keras, yang terutama ditekankan adalah


kemampuan membaca dengan:

18
Ibid, h. 163-164s
19
Acep Hermawan, Op. Cit, 143
20
Abd. Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, Op. Cit, h. 95
21
Ahmad Fuad Effendy, Op. Cit, h. 166
 Menjaga ketepatan bunyi bahasa Arab, baik dari segi mkhraj
maupun sifat-sifat bunyi yang lain;
 Irama yang tepat dan ekspresi yang menggambarkan perasaan
penulis;
 Lancer, tidak tersendat-sendat dan terulang-ulang;
 Memperhatikan tanda baca atau tanda grafis (pungtuasi)
2) Membaca dalam hati (Al-Qiraah ash-shamitah)
Dalam kegiatan membaca dalam dalam hati, perlu diciptakan suasana
kelas yang tertib sehingga memungkinkan siswa berkonsentrasi kepada
bacaannya.
3) Membaca Cepat (Al-Qiraah as-sariah)
Dalam membaca cepat ini siswa tidak diminta memahami rincian-
rincian isi teks, tetapi cukup dengan pokok-pokonya saja.
4) Membaca rekreatif (al- Qiraah al-istimtaiyyah)
Dalam hal ini, bahan bacaan dipilihkan yang ringan popular, baik
ditinjau dari segi isi maupun susunannya. Biasanya berupa cerita
pendek dan novel.
5) Membaca analistik (Al-Qiraah at-tahiliyah)
Tujuan membaca dalam membaca ini adalah untuk melatih siswa
agar memiliki kemampuan mencari informasi dari bahan tertulis.22
4. Keterampilan Menulis (Mahar al-Kitabah)
a. Definisi Keterampilan Menulis
Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara
tertulis untuk mengungkapkan suatau gagasan atau pesan.23
Menurut Acep hermawan keterampilan menulis (maharah al-kitabah/
writing skill) adalah kemampuan dalam mendeskripsikn atau
mengungkapkanisi pikiran, mulai dari aspek yang sederhana seperti
22
Ibid, h. 169-172
23
Abd. Wahab Rosyidi, Mamlu’atul Ni’mah, Op. Cit, h. 97
menulis kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu
mengarang.24
Kemahiran menulis mempunyai dua aspek: pertama kemahiran
membentuk huruf dan menguasai ejaan; kedua kemahiran melahirkan
fikiran dan perasaandengan tulisan.
b. Tahap-tahap latihan Menulis
1) Latihan Kebahasaan (Tamrinat Lughawiyah)
Dalam hal ini ditempuh dua cara, yaitu rekombinasi adalah latihan
menggabungkan kalimat-kalimat yang mulanya berdiri sendiri
menjadi satu kalimat panjang. Sedangkan transformasi adalah
latihan mengubah bentuk kalimat, dari kalimat positf menjadi
kalimat negative, kalimat berita menjadi kalimat tanyadan
sebagainya.
2) Mencontoh
Pada tahap pertama siswa belajar dan melatih diri menulis dengan
tepatsesuai dengan contoh. Kedua, siswa belajar mengeja dengan
benar. Krtiga, siswa berlatih menggunakan bahasa Arab yang
benar.
3) Reproduksi
Reproduksi adalah menulis berdasarkan apa yang telah dipelajari
secara lisan. Dalam hal ini siswa sudah mulai dilatih menulis tanpa
ada model.
4) Imlak
Imlak di samping melatihkan penulisan ejaan juga melatih
penggunaan ‘gerbang-telinga’ untuk membedakan makhraj al-hurf.
5) Mengarang terpimpin

24
Acep Hermawan, Op. Cit, h. 151
Pada tahap ini, siswa mulai dikenalkan dengan penulisan alenia,
walaupun sifatnya masih terpimpin.
6) Mengisi formulir, bagan, dan sejenisnya
7) Mengarang bebas
Tahap ini merupakan tahap yang melatih siswa mengutarakan isis
hatinya dengan memilih kata-kata dan pola kalimat secra bebas.25

25
Ahmad Fuad Effendy, Op. Cit, h. 183-189
BAB III
KESIMPULAN

Keterampilan berbahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa secara


lisan maupun tulis.

Keterampilan berbahasa ada empat, yaitu keterampilan menyimak


(maharah al-istima’/listening skill), berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill),
membaca (maharah al-qiraah/ reading skill), dan menulis (maharah al-kitabah/
writing skill). Keterampilan menyimak dan membaca dikategorikan ke dalam
keterampilan reseptif (al-maharat al-istiqbaliyyah/ receptive skills), sedangkan
keterampilan berbicara dan menulis dikategorikan ke dalam keterampilan
produktif ( al-maharat al-intajiyyah/ productive skills).

Setiap keterampilan itu erat kaitannya satu sama lain, sebab dalam
memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya ditempuh hubungan urutan yang
teratur. Mula-mula pada masa kecil seorang anak belajar menyimak bahasa,
kemuadian berbicara, setelah itu ia belajar membaca dan menulis. Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan atau catur
tunggal (al-arba’ al-muttahid)

Anda mungkin juga menyukai