PENDAHULUAN
5. Pompa
Pompa digunakan bila bangunan-bangunan pengelak yang lain
tidak dapat memecahkan permasalahan pengambilan air dengan gravitasi,
atau kalau pengambilan air relatif sedikit dibandingkan dengan lebar
sungai. Dengan instalasi pompa pengambilan air dapat dilakukan dengan
mudah dan cepat. Namun dalam operasionalnya memerlukan biaya
operasi dan pemeliharaannya cukup mahal terutama dengan makin
mahalnya bahan bakar dan tenaga listrik. Dari cara instalasinya pompa
dapat dibedakan atas pompa yang mudah dipindah karena ringan dan
mudah dirakit ulang setelah dilepas komponennya dan pompa tetap
(stationary) yang dibangun/dipasang dalam bangunan rumah pompa
secara permanen. Ada beberapa jenis pompa didasarkan pada tenaga
penggeraknya, antara lain:
a. Pompa air yang digerakkan oleh tenaga manusia (pompa tangan),
b. Pompa air dengan penggerak tenaga air (air terjun dan aliran air),
c. Pompa air dengan penggerak berbahan bakar minyak
d. Pompa air dengan penggerak tenaga listrik.
b. Keadaan Hidrologi
Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan juga adalah
faktor – faktor hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang
c. Kondisi Topografi
Dilihat dari lokasi, bendung harus memperhatikan beberapa aspek,
yaitu :
Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi; bila bendung dibangun di
palung sungai, maka sebaiknya ketinggian bendung dari dasar sungai
tidak lebih dari tujuh meter, sehingga tidak menyulitkan
pelaksanaannya.
Trase saluran induk terletak di tempat yang baik; misalnya
penggaliannya tidak terlalu dalam dan tanggul tidak terlalu tinggi –
untuk tidak menyulitkan pelaksanaan, penggalian saluran induk
dibatasi sampai dengan kedalaman delapan meter.
Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidraulik dan
angkutan sedimen; sehingga aliran ke intake tidak mengalami
gangguan dan angkutan sedimen yang akan masuk ke intake juga
dapat dihindari.
f. Biaya Pelaksanaan
Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi salah satu
faktor penentu pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari beberapa
alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling murah dan
pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.
f. Kantong Lumpur
Kantong lumpur berfungsi untuk mengendapkan fraksi-fraksi
sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir halus ( 0,06 s/d 0,07mm ) dan
biasanya ditempatkan persis disebelah hilir bangunan pengambilan.
Bahan-bahan yang telah mengendap dalam kantung lumpur kemudian
dibersihkan secara berkala melalui saluran pembilas kantong lumpur
dengan aliran yang deras untuk menghanyutkan endapan-endapan itu ke
sungai sebelah hilir.
g. Bangunan Pelengkap
Terdiri dari bangunan-bangunan atau pelengkap yang akan
ditambahkan ke bangunan utama untuk keperluan :
Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran sungai.
Pengoperasian pintu.
Peralatan komunikasi, tempat berteduh serta perumahan untuk tenaga
eksploitasi dan pemeliharaan.
Jembatan diatas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah
dijangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum.
Pengambilan lebar mercu tidak boleh terlalu pendek dan tidak pula
terlalu lebar. Bila desain panjang mercu bendung terlalu pendek, akan
memberikan tinggi muka air di atas mercu lebih tinggi. Akibatnya
tanggul banjir di udik akan bertambah tinggi pula. Demikian pula
genangan banjir akan bertambah luas. Sebaliknya bila terlalu lebar dapat
mengakibatkan profil sungai bertambah lebar pula sehingga akan terjadi
pengendapan sedimen di udik bendung yang dapat menimbulkan
gangguan penyadapan aliran ke intake.
j. Perencanaan Pintu
Perencanaan pintu berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk
ke saluran dan mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke
dalam saluran (pintu pengambilan atau intake gate). Pada bendung
tempat pengambilan bisa terdiri dari 2 pintu yaitu kanan dan kiri, bisa
juga hanya satu tergantung letak daerah yang akan dialiri. Tinggi ambang
tergantung pada material yang terbawa oleh sungai. Ambang makin
tinggi makin baik, untuk mencegah masuknya benda padat dan kasar ke
saluran, tapi tinggi ini ditentukan atau dibatasi oleh ukuran pintu. Pada
waktu banjir, pintu pengambilan cukup ditutup untuk mencegah
masuknya benda kasar ke saluran. Penutupan pintu tidak berakibat apa
apa karena saat banjir di sungai biaanya tidak lama. Maka yang dianggap
air normal pada sungai adalah setinggi mercu. Ukuran pintu ditentukan
dari segi praktis dan estetika. Lebar pintu biasanya maksimal 2 m untuk
pintu dari kayu. Jika terdapat ukuran yang lebih besar dari 2 m, harus
dibuat lebih dari satu pintu dengan pilar-pilar diantaranya.
Dimana:
z = Kehilangan tinggi energi pada duiker persegi (m)
F = Luas penampang basah duiker (m2) = A
L = Panjang duiker (m)
S = Keliling basah duiker (m) = R
g = Percepatan gravitasi = 10 m/dt2
v = Kecepatan dalam duiker (m/dt)
a = 0,5
= 1,5