Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
2020
|1
A. Pengertian Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
|2
(1) Dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perecanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk
teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
(2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu kumpulan
ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang
konstruksi, bahan pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan,
pengujian, dan pengesahan pengepakan atau pembungkusan, pemberian tanda-tanda
pengenal atas bahan, barang produksi teknis dan aparat produksi guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri keselamatan tenaga kerja yang melakukannya
dan keselamatan umum.
(3) Dengan peraturan perundangan dapat dirobah perincian seperti tersebut dalam ayat
(1) dan (2); dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban
memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan tersebut.
|3
dimaksud dalam ayat (1), merupakan kemampuan bangunan gedung untuk melakukan
pengamanan terhadap bahaya petir melalui sistem penangkal petir. RPP. Persyaratan
Bangunan Gedung RPP. Pengelolaan Bangunan Gedung RPP. Peran Masyarakat Dalam
Pengelolaan Bangunan Gedung RPP. Pembinaan Pengelolaan Bangunan Gedung.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja,beberapa diantaranya adalah:
1. Melindungi Pekerja.
Tujuan utama penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja dari segala bentuk
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bagaimanapun pekerja adalah asset perusahaan
yang paling penting. Dengan menerapkan K3 angka kecelakaan dapat dikurangi atau
ditiadakan sama sekali,hal ini juga akan menguntungkan bagi perusahaan,karena pekerja
yang merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan bekerja
lebih bersemangat dan produktif.
|4
3. Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan.
Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Betapa
banyak pelanggan yang mensyaratkan para pemasok atau supplier mereka untuk
menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001. Karena penerapan SMK3 akan dapat menjamin
proses yang aman,tertib dan bersih sehingga bisa meningkatkan kualitas dan mengurangi
produk cacat. Para pekerja akan bekerja secara lebih baik,karena mereka terlindungi
dengan baik sehingga bisa lebih produktif. Kecelakaan dapat dihindari sehingga bisa
menjamin perusahaan beroperasi secara penuh dan normal untuk menjamin kontinuitas
supplai kepada pelanggan. Tidak jarang pelanggan melakukan audit K3 kepada para
pemasok mereka untuk memastikan bahwa pekerja terlindungi dengan baik dan proses
produksi dilakukan secara aman. Tujuan mereka tidak lain adalah untuk memastikan
bahwa mereka sedang berbisnis dengan perusahaan yang bisa menjamin kontinuitas
supplai bahan baku mereka. Disamping itu dengan memiliki sertifikat SMK3 atau OHSAS
18001 akan dapat meningkatkan citra perusahaan sehingga pelanggan semakin percaya
terhadap perusahaan tersebut.
Selain itu ada pula manfaat secara langsung dan tidak langsung dari penerapan SMK3
bagi industri kita antara lain:
Manfaat Langsung :
|5
Manfaat tidak langsung :
Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan agar SMK3 tersebut menjadi efketif,karena SMK3 mempunyai elemen-elemen atau
persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dibangun didalam suatu organisasi atau
perusahaan. Sistem Manajemen K3 juga harus ditinjau ulang dan ditingkatkan secara terus
menerus didalam pelaksanaanya untuk menjamin bahwa system itu dapat berperan dan
berfungsi dengan baik serat berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan.
a. Tahap Persiapan.
Merupakan tahapan atau langkah awal yang harus dilakukan suatu
organisasi/perusahaan. Langkah ini melibatkan lapisan manajemen dan sejumlah
personel,mulai dari menyatakan komitmen sampai dengan kebutuahn sumber daya yang
diperlukan,adapun tahap persiapan ini,antara lain:
1. Komitmen manajemen puncak.
2. Menentukan ruang lingkup
3. Menetapkan cara penerapan
4. Membentuk kelompok penerapan
5. Menetapkan sumber daya yang diperlukan
|6
1. Konsultan yang baik tentu memiliki pengalaman yang banyak dan bervariasi sehingga
dapat menjadi agen pengalihan pengentahuan secara efektif,sehingga dapat
memberikan rekomendasi yang tepat dalam proses penerapan Sistem Manajemen K3.
2. Konsultan yang independen kemungkinan konsultan tersebut secara bebas dapat
memberikan umpan balik kepada manajemen secara objektif tanpa terpengaruh oleh
persaingan antar kelompok didalam organisasi/perusahaan.
3. Konsultan jelas memiliki waktu yang cukup. Berbeda dengan tenaga perusahaan yang
meskipun mempunyai keahlian dalam Sistem Manajemen K3 namun karena desakan
tugas-tugas yang lain di perusahaan,akibatnya tidak punya cukup waktu.
Penerapan Sistem Manajemen K3 bukan sekedar kegiatan yang dapat berlangsung dalam
satu atau dua bulan saja. Untuk itu selama kurang lebih satu tahun perusahaan harus siap
menghadapi gangguan arus kas karena waktu yang seharusnya dikonsentrasikan untuk
memproduksikan atau beroperasi banyak terserap ke proses penerapan ini. Keadaan
seperti ini sebetulnya dapat dihindari dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik.
Sementara dana yang di perlukan adalah dengan membayar konsultan (bila menggunakan
konsultan),lembaga sertifikasi,dan biaya untuk pelatihan karyawan diluar perusahaan.
Disamping itu juga perlu dilihat apakah dalam penerapan Sistem Manajemen K3 ini
perusahaan harus menyediakan peralatan khusus yang selama ini belum dimiliki. Sebagai
contoh adalah:apabila perusahaan memiliki kompresor dengan kebisingan diatas rata-
rata,karena sesuai dengan persyaratan Sistem Manajemen K3 yang mengharuskan adanya
pengendalian resiko dan bahaya yang ditimbulkan,perusahaan tentu harus menyediakan
peralatan yang dapat menghilangkan/mengurangi tingkat kebisingan tersebut. Alat
pengukur tingkat kebisingan juga harus disediakan,dan alat ini harus dikalibrasi. Oleh
karena itu besarnya dana yang dikeluarkan untuk peralatan ini tergantung pada masing-
masing perusahaan.
|7
Disamping itu juga perlu dilihat apakah dalam penerapan Sistem Manajemen K3 ini
perusahaan harus menyediakan peralatan khusus yang selama ini belum dimiliki. Sebagai
contoh adalah:apabila perusahaan memiliki kompresor dengan kebisingan diatas rata-
rata,karena sesuai dengan persyaratan Sistem Manajemen K3 yang mengharuskan adanya
pengendalian resiko dan bahaya yang ditimbulkan,perusahaan tentu harus menyediakan
peralatan yang dapat menghilangkan/mengurangi tingkat kebisingan tersebut. Alat
pengukur tingkat kebisingan juga harus disediakan,dan alat ini harus dikalibrasi. Oleh
karena itu besarnya dana yang dikeluarkan untuk peralatan ini tergantung pada masing-
masing perusahaan.
Peninjauan ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan meninjau dokumen
prosedur dan meninjau pelaksanaan
1. Apakah perusahaan sudah mengikuti dan melaksanakan secara konsisten prosedur
atau instruksi kerja dari OHAS 18001 atau Permenaker 05/men/1996.
2. Perusahaan belum memiliki dokumen,tetapi sudah menerapkan sebagian atau seluruh
persyaratan dalam standar Sistem Manajemen K3.
3. Perusahaan belum memiliki dokumen dan belum menerapkan persyaratan standar
Sistem Manajemen K3 yang dipilih.
|8
Ruang lingkup pekerjaan
Dari hasil tinjauan sistem akan menunjukan beberapa banyak yang harus disiapkan
dan berapa lama setiap prosedur itu akan diperiksa,disempurnakan,disetujui dan diaudit.
Semakin panjang daftar prosedur yang harus disiapkan,semakin lama waktu penerapan
yang diperlukan.
Kemampuan wakil manajemen dan kelompok kerja penerapan
Kemampuan disini dalam hal membagi dan menyediakan waktu. Seperti diketahui
bahwa tugas penerapan bukanlah satu-satunya pekerjaan para anggota kelompok kerja dan
manajemen representative. Mereka masih mempunyai tugas dan tanggung jawab lain
diluar penerapan standar Sistem Manajemen K3 yang kadang-kadang juga sama
pentingya dengan penerapan standar ini. Hal ini menyangkut kelangsungan usaha
perusahaan seperti pencapaian sasaran penjualan,memenuhi jadwal dan taget produksi.
Keberadaan proyek
Khusus bagi perusahaan yang kegiatanya berdasarkan proyek (misalnya kontraktor
dan pengembangan),maka ketika menyusun jadwal kedatangan asesor badan
sertifikasi,pastikan bahwa pada saat asesor datang proyek yang sedang dikerjakan.
|9
Penerapan system ini harus dilaksanakan sedikitnya tiga bulan sebelum pelaksanaan audit
internal. Waktu tiga bulan ini diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti ( dalam bentuk
rekaman tercatat) secara memadai dan untuk melaksanakan penyempurnaan system serta
modifikasi dokumen.
| 10
6. Mengukur dan memantau hasil pelaksanaan, dengan menggunakan standar yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
Ada dua macam ukuran yang dapat digunakan yaitu ukuran yang bersifat reaktif yang
didasarkan pada kejadian kecelakaan dan ukuran yang bersifat proaktif, karena didasarkan
kepada upaya dari keseluruhan sistem.
7. Melakukan audit dan meninjau ulang secara menyeluruh.
Dengan melaksana-kan audit K3, manajemen dapat me-meriksa sejauh mana organisasi
telah melaksanakan komitmen yang telah disepakati bersama, mendeteksi berbagai
kelemahan yang masih ada, yang mungkin terletak pada perumusan komitmen dan
kebijakan K3, atau pada pengorganisasian, atau pada perencanaan dan pelaksanaannya.
OHSAS secara harafiah singkatan dari Occupational Health and Safety Assessment System.
OHSAS adalah sertifikasi untuk Sistem Manajemen Kesehatan internasional. Kerja Keselamatan
yang dan berstandar OHSAS 18001 ini tidak diterbitkan oleh Lembaga Standarisasi Dunia (ISO),
tapi oleh British Standards Institute (BSI) melalui kesepakatan badan-badan sertifikasi yang ada
di beberapa Negara, yaitu kerja sama organisasi-organisasi dunia.
OHSAS 18001 ini juga memiliki struktur yang mirip dengan ISO 14001 (Sistem Manajemen
Lingkungan). Dengan demikian OHSAS lebih mudah diitergrasikan dengan ISO 9000 (Sistem
Manajemen Mutu). OHSAS 18001 merupakan persyaratan penilaian Keselamatan dan Kesehatan
Kerja ini menyatakan persyaratan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3),
agar organisasi mampu mengendalikan dan memudahakan pengelolaan resiko-resiko K3 yang
terkait dengan struktur organisasi, perencanaan kerja, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses,
tinjauan dan pemeliharaan kebijakan K3 organisasi dan meningkatkan kinerjanya. Secara fisik
persya-ratan ini tidak menyatakan kriteria kinerja, ataupun memberikan persyaratan secara lengkap
dan merancang sistem manajemen.
OHSAS 18001 ini sesuai untuk berbagai organisasi yang berkeinginan untuk:
1. Membuat sebuah Sistem Manajemen K3 yang berguna untuk mengurangi atau menghilangkan
tingkat resiko yang menimpa karyawan/pihak terkait yang terkena dampak aktivitas organisasi.
2. Menerapkan, memelihara dan melakukan perbaikan berkelanjutan sebuah Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
3. Melakukan sertifikasi untuk melakukan penilaian sendiri.
Elemen-elemen kunci pada OHSAS 18001 memiliki sub-sub elemen yang terdiri atas :
1. Persyaratan Umum
2. Kebijakan K3
3. Perencanaan
4. Operasional dan Implementasi
5. Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi
6. Tinjauan Manajemen
| 11
Referensi
| 12