Anda di halaman 1dari 12

PROJECT BASED QUR’AN

MENGATASI REMAJA PEROKOK DENGAN VLOG ANTI ROKOK

KELOMPOK 3
KELAS X MIPA
SMAIT INSAN MANDIRI CIBUBUR
ANGGOTTA:
SAHIL
ATTALA
MAKIN
ALIF
MAR’IE
LEMBAR PERSETUJUAN
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena dapat
menyelesaikan karya ilmiah kami, karya ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam
memahami ilmu sosial, kami berharap bahwa karya ini juga dapat menambar referensi bagi
seluruh rakyat indonesia dalam mempelajari ilmu sosial,

Karya ilmiah ini kami susn berdasar kan kekauan kami yang iba terhadap masyarat yang
masih belum mengerti apa itu interaksi sosial, akhir nya kami sampai kan terima kasih
kepada semua pihak yang membantu pembuatan katya ilmiah ini, semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

Untuk itu kritik dan saran bagi kesempurnaan buku ini sangat kami harap kan , semoga dari
buku ini tercipta suatu generasi yang dapat membawa kemajuan bagi nusa dan bangsa.
Bekasi, 25-7-2019
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN

a. Latar belakang
b. Perumusan masalah
c. Tujuan penulisan
d. Manfaat penulisan
BAB II. LANDASAN TEORI

a. Dalil naqli
b. Dalil aqli
BAB III. PEMBAHASAN
a. Deksripsi proyek
b. Analisa proyek
BAB IV. KESIMPULAN

a. Kesimpulan
b. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Merokok merupakan kegiatan membakar tembakau kemudian asapnya dihisap. Kecanduan
rokok banyak terjadi pada usia remaja. Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa.
Masa transisi ini harus dilalui sehingga tercapai identitas diri yang mantap, misalnya transisi dalam
emosi. Hal ini akan tercermin dalam sikap dan tingkah laku remaja. Perkembangan kepribadian pada
masa ini tidak dipengaruhi oleh orang tua dan lingkungan keluarga saja, tetapi juga lingkungan
sekolah dan teman-teman pergaulan di luar sekolah (Soetjiningsih, 2004).

Menurut badan kesehatan dunia (WHO), 1/3 dari populasi dunia beusia 15 tahun ke atas
merokok, yaitu sejumlah 1,25 miliar orang. Jumlah ini akan bertambah seiring dengan terjadinya
ekspansi populasi dunia. Setiap hari sejumlah 80-100 ribu penduduk di dunia yang menjadi pecandu
akan ketagihan rokok (Puspitasari, 2010). Di Amerika Serikat pada tahun 2000, 25% dari angka
kejadian merokok adalah orang dewasa dan dikatakan terdapat peningkatan 50% dari tahun 1988.
Lebih dari 80% perokok mulai merokok sebelum umur 18 tahun serta diperkirakan 3000 remaja
mulai merokok setiap hari (Soetjiningsih, 2004). Indonesia adalah negara kelima terbesar konsumen
rokok dunia dari tahun 2001-2003. Konsumsi rokok Indonesia dari tahun 1960-2003 mengalami
peningkatan sebesar 3,8 kali lipat, yaitu dari 35 miliar batang menjadi 171 milyar batang per tahun.
WHO memperkirakan pada tahun 2020 penyakit yang berkaitan dengan merokok merupakan
permasalahan kesehatan terbesar yang menyebabkan 8,4 juta kematian per tahun. Beberapa
penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok, antara lain: kanker mulut, kanker paru-paru,
kanker pankreas, tekanan darah tinggi, dan bronkitis (Departemen kesehatan, 2006).

2 Sedangkan menurut Hidayati (2008), secara nasional, konsumsi rokok di Indonesia pada
tahun 2002 berjumlah 182 milyar batang dan menempati urutan kelima terbesar pemakai rokok di
dunia dibawah China, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang. Menurut Depkes (2003), di Indonesia 70%
dari perokok memulai kebiasaannya sebelum berumur 19 tahun karena terbiasa melihat anggota
keluarganya yang merokok. Anak-anak dan remaja tidak mempunyai kemampuan untuk memahami
secara keseluruhan tentang dampak produk rokok bagi kesehatan dan sifat nikotin yang adiktif.
Sedangkan menurut Febriliana (2008), mayoritas perokok di Indonesia pada usia antara 15-20 tahun.
Dalam 5 tahun terakhir jumlah perokok memiliki kecenderungan untuk meningkat. Jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin didapatkan pada penduduk laki-laki (54,5%) dan perempuan (1,2%).
Keadaan jumlah tingginya keadaan remaja yang merokok dapat mempengaruhi masa depan remaja
dan juga bangsa maka perlu dipersiapkan remaja yang baik demi terwujudnya pemimpin bangsa di
masa depan. Tingginya presentase penduduk Indonesia yang mempunyai kebiasaan merokok,
kesehatan menjadi salah satu faktor yang tidak bisa dikesampingkan. Tercatat tidak kurang dari
4.000 jenis zat kimia yang terkandung dalam sebatang rokok dan 60 diantaranya bersifat
karsinogenik dan bersifat adiktif seperti nikotin dan karbon monoksida yang dapat membuat
seseorang ingin merokok terus-menerus dan bahkan membuat seseorang menjadi kecanduan yang
dapat mempengaruhi sistem saraf pusat (Gondodiputro, 2007).
Sedangkan menurut Depkes (2006), penambahan kosenterasi dan pengurangan stres
merupakan efek umum merokok. Hal ini dilaporkan dari banyak perokok. Surgeon General's
menggambarkan masalah kesehatan akibat merokok yaitu meningkatan keparahan penyakit
pernafasan, termasuk produksi batuk dan produksi dahak yang berlebih, penurunan kebugaran fisik,
dan berpotensi menurunkan fungsi paru-paru, dan pertumbuhan terlambat. Ketika merokok dimulai
pada usia dini, resiko merokok akan tinggi dan meningkatkan kecanduan nikotin. Penggunaan
tembakau pada masa remaja juga akan 3 berhubungan dengan berbagai kesehatan yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku termasuk terlibat dalam perkelahian, terlibat dalam perilaku seksual berisiko
tinggi, dan menggunakan alkohol serta obat-obatan. Mengingat insiden yang mengkhawatirkan
tersebut dan konsekuensi dari merokok, itu adalah kunci untuk mengeksplorasi alasan mengapa
remaja mulai merokok. Hal ini menunjukan pentingnya membangkitkan motivasi secara dini dalam
melakukan usaha-usaha untuk menghentikan kebiasaan merokok dan mencegah adanya
ketergantungan terhadap tembakau karena motivasi merupakan penggerak tingkah laku seseorang
(Smita C. Banerjee, 2009).

Kelompok remaja usia sekolah merupakan kelompok yang memiliki resiko tinggi terhadap
pengaruh buruk dari luar karena mereka belum memiliki kematangan emosional yang stabil. Oleh
karena itu, pendidikan kesehatan di sekolah sangat penting sebagai hasil dari promosi kesehatan.
Metode yang sering digunakan adalah metode vlog anti rokok. Hal ini disebabkan karena dengan
menggunakan vlog, siswa merasa senang karena praktis dan dapat disebar di seluruh penjuru. SMAIT
Insan Mandiri merupakan salah satu sekolah swasta yang seluruh siswanya laki-laki usia remaja.
Lokasinya di tengah kota sehingga memungkinkan untuk mudah terpengaruh dalam pergaulan
bebas. Berdasarkan informasi, sebagian besar dari mereka tidak mengetahui bahwa rokok sendiri
termasuk dalam golongan NAPZA. Mengingat banyaknya bahaya rokok terhadap kesehatan dan
kecenderungan bertambahnya presentasi remaja yang merokok akibat sifat remaja yang masih labil
dan kemungkinan remaja belum mampu mengetahui bahaya rokok dengan asumsi bahwa siswa
remaja merupakan bagian dari remaja yang dapat dijumpai secara kelompok, maka peneliti merasa
perlu melakukan penelitian untuk memberi pendidikan kesehatan untuk dapat menilai tingkat
pengetahuan dan sikap merokok pada siswa lakI-laki.
B. PERUMUSAN MASALAH

Bagaimana cara mengatasi perokok remaja dengan membuat vlog?

C. TUJUAN

- Agar kita merasa senang dengan adanya vlog, karena dengan vlog konten dapat cepat
menyebar luas ke berbagai penjuru
- Dengan metode ini, penonton dapat mengamati cara mengatasi perokok

D. MANFAAT
- Agar para pemuda perokok termotivasi dengan vlog yang telah ditonton dari konten yang kita
buat
- Dapat mengurangi jumlah perokok di Indonesia yang mulai berkembang
- Agar orang tua dapat mendidik buah hatinya dengan benar
BAB II. LANDASAN TEORI

A. DALIL NAQLI

ROKOK DAN REMAJA

Megapa industri rokok menyasar anak anak remaja?

1. Karena remaja adalah calon pelangan tetap hari esok. Bahkan mereka mengatakan “Bila remaja
tidak merokok, maka industri rokok akan bangkrut”.

2. Karena mereka tahu bahwa remaja setia kepada merek rokok pertama yang mereka isap.

3. Karena semakin dini usia mulai merokoknya, maka semakin panjang durasi merokoknya, dan ini
berarti pemasukan uang akan lebih banyak.

Para perokok dewasa sudah pasti akan terus merokok karena memang sudah teradiksi sehingga tidak
perlu dikhawatirkan.Tapi mereka juga menyadari suatu saat para perokok itu juga pasti akan “pergi”
sehingga harus disiapkan penggantinya. Siapa lagi calon pelanggan ini kalau bukan anak anak atau
para remaja?

Pertanyaan standar mengawali penyuluhan di aula SMKN 1 payakumbuh:”Siapa yang orangtuanya


merokok?” sekitar 90% mereka mengacungkan tangan.

Pertanyaan berikutnya:”Siapa yang sudah mencoba merokok?” sekitar 80% dari mereka
mengacungkan tangan.

Saat memasuki sesi terapi, saya tanya:”Siapa yang mau saya terapi untuk berhenti merokok?” sekitar
setengah dari siswa tersebut menyerbu ke depan minta diterapi.

Untuk pertanyaan serupa, saya hampir selalu mendapatkan jawaban yang kurang lebih sama di
berbagai tempat di tanah air.Tapi banyaknya dari mereka yang ingin berhenti merokok,
mengindikasikan bahwa mayoritas perokok pada dasarnya memang ingin berhenti merokok, hanya
saja tidak tahu caranya.

( penulis: Fuad Baradja, Judul buku: Hari Gini Masih Ngerokok… Apa Kata Dunia?! )
B. DALIL AQLI

Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah
nasional, dan bahkan internasional. Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan banyak faktor
yang saling memicu, sehingga seolah-olah sudah menjadi lingkaran setan. Di tinjau dari segi
kesehatan merokok harus dihentikan karena menyebabkan kanker dan penyumbatan pembuluh
darah yang mengakibatkan kematian, oleh karena itu merokok harus dihentikan sebagai usaha
pencegahan sedini mungkin.

Faktor dari dalam remaja dapat dilihat dari kajian perkembangan remaja. Remaja mulai merokok
dikatakan oleh Erikson (1989) dalam Komaslasari (2007) berkaitan dengan adanya krisis psikososial
yang dialami dalam masa perkembangannya, yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya

Dalam masa remaja ini, sering dilukiskan sebagai masa badai dan masa topan karena tidak sesuai
antara perkembangan psikis dan sosial. Upaya-upaya untuk menentukan jati diri tersebut, tidak
semua dapat berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Beberapa remaja melakukan perilaku
merokok sebagai cara kompensatoris. Perilaku merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolisasi.
Simbol dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan dan daya tarik kepada lawan jenis. 1.1

Berdasarkan penelitian dan teori mengenai penyebab timbulnya perilaku merokok pada remaja,
ternyata penyebabnya sangatlah kompleks baik dari segi internal maupun eksternal yang keduanya
saling mendukung (Jacken, 2002). Dan tidak hanya hal itu saja beberapa faktor lain juga menjadi
penyebabnya anak remaja sekarang merokok yaitu:

1. Faktor orangtua dan keluarga

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah
tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak
muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson,
Pengantar psikologi, 1999:294).

2. Teman sebaya merokok

Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga
perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya
satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).

3. Faktor Psikologis

Pada umumnya faktor-faktor tersebut terbagi dalam lima bagian yaitu:

Kebiasaan --- Perilaku merokok adalah sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan tanpa adanya
motif yang bersifat positif ataupun negatif. Seseorang merokok hanya untuk meneruskan
perilakunya tanpa tujuan tertentu.

Reaksi emosi yang positif --- Merokok digunakan untuk menghasilkan reaksi yang positif, misalnya
rasa senang, relaksasi dan kenikmatan rasa. Merokok juga dapat menunjukkan kejantanan
(kebanggaan diri) dan menunjukkan kedewasaan.
Reaksi untuk penurunan emosi --- Merokok ditunjukkan untuk mengurangi rasa tegang, kecemasan
biasa, ataupun kecemasan yang timbul karena adanya interaksi dengan orang lain.

Alasan sosial --- Merokok ditunjukkan untuk mengikuti kebiasaan merokok, identifikasi perokok lain,
dan menentukan image diri seseorang.

Kecanduan dan ketagihan --- Seseorang merokok karena mengaku telah mengalami kecanduan
karena kandungan nikotin dalam rokok. Semula hanya mencoba-coba merokok, tetapi akhirnya tidak
dapat menghentikan kebiasaan tersebut karena kebutuhan tubuh akan nikotin

4. faktor Biologis

Factor ini menekankan pada kandungan nikotin yang ada pada dalam rokok yang dapat
mempengaruhi ketergantungan seseorang pada rokok secara biologis. 1.2

Saat masih anak-anak atau remaja rata-rata umur mulai merokok yang semula 18,8 tahun pada
1995 menurun ke 18,4 tahun pada tahun 2001. Prevalensi merokok pada pria meningkat cepat
seiring dengan bertambahnya umur: dari 0,7% (10-14 tahun) ke 24,2% (15-19 tahun), melonjak ke
60,1% (20-24 tahun). Remaja pria umur 15-19 tahun mengalami peningkatan konsumsi sebesar 65%
lebih tinggi dari kelompok lain manapun (Depkes, 2003).

Mengingat banyaknya dampak yang ditimbulkan dari perilaku merokok, seharusnya konsumsi rokok
pada remaja semakin menurun, tetapi tidak begitu pada kenyataannya. Dalam kondisi di lapangan
peneliti masih menjumpai banyak siswa SMA di kota Bau-Bau khususnya di SMA Negeri 2 Bau-Bau
merokok bahkan dilingkungan sekolah dan pada jam sekolah.

Dan tidak hanya itu saja masih banyak faktor-faktor lain penyebab anak remaja sekarang yang
menyebabkan dia harus merokok. 1.3

Data penunjang:

1.1 https://karamhamzal.blogspot.com/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo_5347.html
1.2 https://nivoachmadi.blogspot.com/2014/01/faktor-penyebab-merokok-pada-remaja.html
1.3 https://karamhamzal.blogspot.com/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo_5347.html
BAB III. PEMBAHASAN

A. DEKSRIPSI PROYEK

Di proyek ini, kita melakukan eksperimen mengenai bahaya merokok. Kita menggunakan 2
eksperimen. Kita melalui eksperimen biologi dan kimia. Di biologi kita bereksperimen tentang
kotornya paru paru perokok dengan menggunakan media tisu. Pada eksperimen ini kita perlu
menggunakan tisu, karena tisu itu ibarat paru paru yang bersih dan kotor. Dan kita juga menggunakan
eksperimen kimia. Di kimia kita dapat mengetahui tingkat keasaman pada satu batang rokok. Dengan
menggunakan media beberapa cairan kimia. Seperti NaOH, Phnopetalien, Aquades, dll.

B. ANALISA PROYEK

Jadi, salah satu cara unutuk mengatasi remaja perokok adalah bimbingan orang tua. Bimbingan
orang tua itu sangatlah penting bagi kalangan remaja. Karena zaman sekarang, para remaja sudah
banyak yang salah memilih pergaulan. Akibatnya banyak remaja yang ingin mengikuti kebiasaan
buruk yang dipengaruhi oleh teman temanya. Oleh karena itu, orang tua harus slalu membimbing dan
mengawasi para buah hatinya dengan baik agar tidak terjerumus oleh pergaulan di zaman sekarang.
Tak lupa pula, orang tua harus slalu memberi motivasi kepada anaknya, agar pandai dalam memilih
pergaulan.
BAB IV. KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Dari kesimpulan eksperimen ini ,bahwa merokok itu bisa merusak sebagian organ tubuh kita.
Seperti mulut, paru paru, jantung tenggorokan dan organ lainnya. Hal itu disebabkan karena
adanya zat zat yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.

B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai