Anda di halaman 1dari 5

BAB I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyebab kematian.


Dimana kondisi tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini
menyebabkan jantung harus bekerja lebih dari biasanya untuk mengedarkan
darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran,
yaitu sistolik dan diastolik. Sistolik merupakan bunyi aliran darah arteri ketika
otot jantung berelaksai (Guyton dan Hall, 2006). Sedangkan seseorang
dikatakan menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi bila terdapat
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.(Infodatin hipertensi)

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2012,


hipertensi merupakan salah satu penyebab tingginya kematian pada pasien
rawat inap di seluruh rumah sakit Indonesia pada tahun 2010 setelah
penyakit jantung, kanker, diabetes mellitus dan stroke (Kemenkes RI,
2014b). Penyakit hipertensi termasuk penyakit dengan jumlah kasus
terbanyak pada pasien rawat jalan yaitu 80.615 kasus. Hipertensi merupakan
penyakit penyebab kematian peringkat ketiga di Indonesia dengan CFR
(Case Fetality Rate) sebesar 4,81%, (Kemenkes RI, 2011).

Data WHO (2011), di seluruh dunia, sekitar 40% orang yang berusia
25 tahun keatas didiagnosis hipertensi. Dari 972 juta penderita hipertensi,
333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara
berkembang, temasuk Indonesia. Prevalensi hipertensi di Asia Tenggara
pada orang dewasa ≥ 18 tahun yaitu 24,5 % dengan prevalensi pada pria
(25%) dan wanita sekitar (24%).(Tiara.2018) Asia Tenggara merupakan
wilayah dengan prevalensi hipertensi pada orang dewasa tertinggi setelah
Afrika (29%) dan Mediteranian Timur ( 26,5%) (WHO, 2015).
Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk
pada kriteria diagnosis JNC VII 2003, yaitu jika hasil pengukuran tekanan
darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Kriteria
JNC VII 2003 hanya berlaku untuk umur ≥18 tahun, maka prevalensi
hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah dihitung hanya pada
penduduk umur ≥18 tahun.(Falensia.2017)

Hipertensi merupakan penyakit yang sampai sekarang menjadi


penyakit yang banyak dijumpai di negara berkembang seperti Indonesia dan
juga negara-negara maju . Hipertensi tidak hanya menyerang orang lanjut
usia namun juga usia produktif (Dhianingtias dan Hendarti, 2006). Hipertensi
juga disebut the silent killer. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya suatu
gejala apapun, sehingga pasien tidak mengetahui dirinya mengidap
hipertensi. Hipertensi jelas merusak organ tubuh, hingga penderita akan
mengalami komplikasi kerusakan jantung, ginjal otak, mata, organ lain
hingga kematian.(Isroul.2017)

Faktor yang sangat berkaitan erat dengan terjadinya hipertensi ialah


pola hidup. Adanya perubahan dalam pola kehidupan tersebut menyebabkan
terjadinya transisi epidemiologi penyakit yang ditunjukkan dengan adanya
kecendrungan perubahan pola kesakitan dan pola penyakit utama penyebab
kematian, dimana terdapat penurunan prevalensi penyakit infeksi, sedangkan
prevalensi penyakit non infeksi atau degeneratif seperti : hipertensi, stroke,
kanker dan sebagainya, justru semakin meningkat. Hal ini terjadi seiring
dengan meningkatnya usia harapan hidup penduduk, sehingga dewasa ini
lebih sering dijumpai penduduk berusia lanjut. Pada tahun 2000 jumlah
penduduk lansia (>60 tahun) di seluruh dunia sekitar 6,8 % dari total populasi
penduduk dunia dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat menjadi
dua kali lipat pada tahun 2025.(Falensia.2017)
Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko yang dapat dikontrol dan
faktor risiko yang tidak dapat dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol
meliputi umur, jenis kelamin, suku, stres, dan faktor genetik, sedangkan
faktor yang dapat dikontrol antara lain konsumsi garam, kebiasaan olahraga,
kebiasaan merokok dan obesitas.(Isroul.2017). Selain itu juga terdapat
faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi yaitu
kelebihan berat badan yang diikuti dengan kurangnya berolahraga, serta
mengonsumsi makanan yang berlemak dan berkadar garam tinggi. Bagi
yang memiliki faktor resiko ini seharusnya lebih waspada dan lebih dini
dalam melakukan upaya-upaya preventif, contohnya yang paling sederhana
adalah rutin kontrol tekanan darah lebih dari satu kali, serta berusaha
menghindari faktor-faktor pencetus hipertensi. (Falensia.2017. Israoul 2017.)

Berdasarkan uraikan di atas, maka dilakukan penelitian denga judul


GAMARAN KARAKTERISTIK PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS
WAIRORO TAHUN 2018.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang maka yang menjadi rumusan
masalah adalah “Bagaimana gambaran karakteristik pasien Hipertensi di
Puskesmas Wairoro tahun 2018 ?”

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien Hipertensi di
Puskesmas Wairoro tahun 2018

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran usia pada pasien hipertensi di
Puskesmas Wairoro tahun 2018
b. Untuk mengetahui karakteristik tekanan darah pada pasien hipertensi
di Puskesmas Wairoro tahun 2018
c. Untuk mengetahui gambaran jenis kelamin pada pasien hipertensi di
Puskesmas Wairoro tahun 2018
d. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan rokok pada pasien hipertensi
di Puskesmas Wairoro tahun 2018
e. Untuk mengetahui kebiasaan olahraga pada pasien hipertensi
Puskesmas Wairoro tahun 2018
f. Untuk mengetahui karakteristik obesitas pada pasien hipertensi di
Puskesmas Wairoro tahun 2018
g. Untuk mengetahui karakteristik kepatuhan minum obat pada pasien
hipertensi Wairoro tahun 2018
h. Untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi berdasarkan
klasifikasi hipertensi berdasarkan derajat hipertensi.

D. DEFINSI OPERASIONAL
Variabel dari penelitian ini adalah Hipertensi dan Puskesmas .
Hipertensi adalah kondisi seseorang yang memiliki tekanan darah sistolik ≥
140 mmHg dan diastolic ≥90 mmHg atau keduanya. Dikatakan hipertensi
apabila pernah melakukan pengukuran tekanan darah dan hasilnya tetap
setelah di periksa 3 kali dalam kurun waktu yang berbeda. (Gray.2005).
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah organisasi fungsional
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan
peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan
dengan menitikeratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna
mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan pelayanan
kepada perorangan. (Wikipedia.org)
E. BATASAN PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan pada Pasien Hipertensi yang melakukan
kunjungan ke Puskesmas Wairoro Kec. Weda selatan, Kab. Halmahera
Tengah, Prov. Maluku Utara.

Anda mungkin juga menyukai