Karyawan yang termotivasi salah satu faktor utama yang membuat perusahaan
menjadi sukses. Jika perusahaan Anda akan mempertajam daya saingnya, maka
meningkatkan motivasi karyawan adalah jalan yang harus ditempuh untuk
mewujudkan tujuan hal tersebut. Meskipun hubungan antara motivasi karyawan dan
kesuksesan bisnis Anda sudah jelas adanya, maka ada beberapa faktor yang dapat
mengubah pekerja yang tadinya dalam kondisi apatis menjadi pekerja yang termotivasi.
Sejak era tahun 1970-an, penelitian terdahulu secara teoritik telah menemukan
hubungan antara tingkat motivasi karyawan dan rasa memiliki perusahaan. Idenya
sederhana: memberikan sebagian kepemilikan pekerja di sebuah perusahaan dan
mereka akan bekerja lebih keras untuk membuatnya sukses. Beberapa waktu ini,
program kepemilikan saham mulai bermunculan dan memunculkan suatu harapan
yang baru. Gagasan itu masuk akal tetapi tidak sepenuhnya efektif. Mengapa? karena
melewatkan satu hal detail yang penting - yakni perbedaan antara kepemilikan
“aktual” dan “psikologis”.
Ketika karyawan melihat hubungan langsung antara upaya yang mereka lakukan
dengan keberhasilan perusahaan mereka, maka mereka akan termotivasi untuk
mencapainya. Di sisi lain, keputusan yang berdampak negatif pada sasaran yang lebih
besar akan menjadi kurang diinginkan.
Untuk memulai, tetapkan satu set metrik untuk setiap departemen. Proses ini harus
didasarkan pada indikator kinerja utama (KPI) perusahaan Anda yang telah ditetapkan,
setiap departemen, dan tim dalam departemen tersebut. Jika Anda belum menetapkan
sasaran dan KPI konkret untuk masing-masing, sekaranglah saatnya untuk
melakukannya.
Selain itu, buat tolok ukur keberhasilan untuk strategi penerapan Anda. Ini berarti
mengukur produktivitas, laba, dan keterlibatan karyawan sebelum Anda meluncurkan
program berbagi data, dan kemudian meninjau kembali angka-angka ini di masa
depan. Pilih waktu yang telah ditentukan untuk meninjau kembali strategi Anda dan
mengukur keberhasilannya, yaitu:
•Apakah karyawan merasa dihargai dan termotivasi oleh data yang mereka terima?
•Apakah tujuan pribadi karyawan lebih selaras dengan tujuan perusahaan daripada
sebelumnya?
• Apakah perusahaan lebih mudah untuk mencapai tujuan yang lebih besar?
• Apakah tim dan departemen lebih mudah untuk mencapai tujuan individu mereka?
Depok 06/06/20