Anda di halaman 1dari 2

Keracunan Teh Herbal, Wanita Inggris Dirawat di RS

Endro Priherdityo, CNN Indonesia | Selasa, 06/12/2016 14:24 WIB

Bagikan :

Ilustrasi: Seorang wanita di Inggris yang tidak disebutkan namanya, keracunan teh herbal, sampai-
sampai harus dirawat di rumah sakit. (Pixabay/PDPics)

Jakarta, CNN Indonesia -- Berbagai produk yang diklaim alami dengan embel-embel herbal, diyakini
banyak orang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Teh herbal, misalnya, dipercaya memberikan
efek menenangkan.
Namun seorang wanita di Inggris yang tidak disebutkan namanya, sebagaimana
dikabarkan Independent, malah keracunan teh herbal, sampai-sampai harus dirawat di rumah sakit dan
beristirahat total.
Kejadian ini bermula ketika si wanita mereguk secangkir teh herbal buatan sendiri untuk menghilangkan
insomnia. Namun setelahnya, ia mengalami keracunan dan harus di dirawat rumah sakit selama lima
hari.

Kejadian yang dilaporkan di British Medical Journal tersebut menyebutkan, si wanita berusia 63 tahun
mengikuti saran temannya untuk mengonsumsi teh herbal daun comfrey atau Symphtum.
Daun yang mirip kemangi ini memang kerap digunakan dalam ramuan herbal untuk berbagai kondisi
medis. Si wanita pun membelinya di toko dekat rumah dan meracik si teh untuk dikonsumsi sendiri.
Namun ternyata yang ia beli bukan daun comfrey, melainkan foxglove atau bunga digitalis. Bunga
tanaman ini memiliki bentuk mirip terompet kecil yang berjejer atau berkumpul di tangkai.
Bunga digitalis memiliki senyawa glikosida yang dapat memperkuat kerja jantung. Namun bila digunakan
secara berlebihan, digitalis dapat bertindak sebagai racun yang berasal dari glikosida.
Terlalu banyak mengambil dosis digitalis, sang wanita baya Inggris kemudian muntah, pusing, dan detak
jantung menderu selama sepuluh jam. Tak dijelaskan bagaimana dia mencapai rumah sakit.
Yang jelas, ia tiba di unit gawat darurat King's College Hospital London dalam keadaan keracunan akut.
Nyawanya terancam karena kasus keracunan glikosida digitalis menyebabkan mual, kejang, bahkan
kematian.

"Ramuan herbal buatan sendiri pada awalnya memang terlihat tidak membahayakan. Namun kasus ini
menggambarkan keterbatasan pengetahuan tumbuhan dapat berpotensi fatal," tulis Mathew
Vithayathil, selaku dokter yang merawat pasien tersebut, dalam jurnal.
"Sayangnya, selama musim semi khususnya, sangat susah membedakan antara daun digitalis dengan
comfrey," ia menambahkan.
Wanita tersebut mendapatkan tindakan darurat lain dari rumah sakit karena keterbatasan penawar
racun digitalis yang tersedia. Lima hari kemudian, sang wanita sudah pulih dan keluar dari rumah sakit.
"Pasien tidak dapat menemukan daun yang ia cari di pasar, namun disarankan menghubungi penjual dan
memberitahu kesalahan yang terjadi," tulis Vithayathil.
Menurut laporan tersebut, dua kasus serupa pernah terjadi sebelumnya di Inggris. Dua kasus tersebut
terjadi pada 2008 dan 1985 yang disebabkan karena salah minum teh herbal.
Di China, kasus serupa yaitu salah kira comfrey dengan digitalis juga terjadi pada 2010. Kasus tersebut
menyebabkan sembilan orang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit dan tiga di antaranya
dipasangi alat pantau jantung.

Identifikasi masalah:

apa penyebab kasus keracunan tersebut?

Keracunan tersebut terjadi karena kesalahan penggunaan bahan yang dibuat untuk teh herbal. Yang
seharusnya menggunakan bahan teh herbal daun comfrey atau Symphtum, tetapi yang digunakan
wanita tersebut ialah foxglove atau bunga digitalis, dan mengonsumsinya itu dalam jumlah yang banyak.
Sehingga menyebabkan beliau keracunan.

Siapa yang terkena kasus keracunan tersebut?

Seorang wanita yang berusia 63 tahun.

Kapan kejadian tersebut terjadi?

Kejadian tersebut terjadi tanggal 6 desember 2016

Dimana kejadi tersebut terjadi?

Di negara inggris

Anda mungkin juga menyukai