Disusun Oleh :
1. FAJAR AVIS SAFITRI ( 17130120210 )
2. SITI WASI’ATUL KHOIRIYAH ( 17130210221 )
3. FENI HILDA KARTIWI ( 17130210230 )
4. IVAN RILO PAMBUDI ( 17130210269 )
5. FAUZHAN ANANDITHA ( 17130210255 )
Alhamdulillah, puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua, makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya, yang diharapkan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Akuntansi.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadai masih banyak yang perlu diperbaiki,
untuk itu kritik dan saran perlu untuk disampaikan kepada kami. Agar penyusunan makalah
selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus upaya perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang
akan datang. Kurang dan lebihnya kami ucapkan terima kasih, penulis berharap makalah ini
bermanfaat bagi penulis sendiri lebih-lebih kepada seluruh pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ...........................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................
1.2 TUJUAN.............................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1. DEFINISI AKUNTANSI SYARI’AH ...................................................................
2.2. PRINSIP AKUNTANSI SYARI’AH ....................................................................
2.3. PRINSIP SYARI’AH DALAM PERKEMBANGAN AKUNTANSI .......................
2.4. DEFINISI AKUNTANSI KONFENSIONAL ........................................................
2.5. PRINSIP DASAR AKUNTANSI KONVENSIONAL ...........................................
2.6.PERSAMAAN DAN PERBEDAAN AKUNTANSI KONVENSIONAL
DENGAN AKUNTANSI SYARI’AH....................................................................
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ...................................................................................................
3.2 SARAN ..............................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui prinsip-prinsip akuntansi syari’ah
2. Mengetahui prinsip-prinsip akuntansi konvensional
3. Mengetahu perbedaan dan persamaan anatar akuntansi syari’ah dengan akuntansi
konvensional
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 PRINSIP AKUNTANSI SYARI’AH
Akuntansi syari’ah juga memiliki beberapa prinsip,adapun prinsip-prinsip tersebut
yaitu:
b. Prinsip Keadilan
Prinsip ini memiliki dua pengertian. Pertama adalah keadilan yang
berkaitan
Dengan praktikmoral, yaitu kejujuran,merupakan faktor yang sangat dominan.
Tanpa kejujuran informasi akuntansi akan menyesatkan dan sangat merugikan
masyarakat.
Kedua, kata adil bersifat lebih fundamental (tetap berpijak pada nilai-nilai etika,
syariah,moral),pengertian ini yang merupakan sebagai pendorong untuk
melakukan upaya dekonstruksi terhadap bangun akuntansi modern menuju
bangun akuntansi (alternative) yang lebih baik.
c. Prinsip Kebenaran
Prinsip kebenaran akan menciptakan keadilan dalam mengakui,
mengukurdan melapor kantransaksi-transaksi ekonomi, misalnya pada aktivitas
pengukuran,pengakuan dan pelaporan yang tentu saja akan berjalan dengan baik
jika dibarengi dengan rasa kebenaran.
2. Berdasarkanpengukurandanpenyingkapan
a. Zakat
Zakat sebagai jumlah hartater tentu yang memiliki sifat wajib untuk dibayarkan
para pemeluk agama islam guna diberikan pada golongan yang membutuhkan dan
berhak menerimanya. Golongan ini terdiri dari fakir miskin, anak-anak terlantar dsb.
Pembayaran zakat sudah ditetapkan melalui ketentuan yang dibuat berdasarkan
prinsip syari’ah.
3
a. Bebas Bunga
Ketika anda memiliki akun tabungan di bank syariah,anda tidak akan
mendapatkan bunga menabung. Beda halnya dengan tabungan di bank konvensional
yang menawarkan keuntungan dari suku bunga yang ditetapkan. Jika ada keuntungan
kedua belah pihak menyepakati system bagi hasil atau sistem lain yang orientasinya
bukan dengan cara pemberian bunga.
b. Halal
Prinsip ini berusaha menghindarkan entitas dari pelaksanaan bisnis yang
berhubungan dengan hal-hal yang diharamkan syariah. Prinsip ini memastikan bahwa
pelaksanaan akuntansi syariah di Indonesia tidak menyeleweng dari aturan yang
sudah ditetapkan apalagi dengan merugikan orang lain.
Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam
praktik bisnis harus selalu mempertanggungjawabkan amanah kepada pihak-pihak
yang terkait.Wujud pertanggungjawabannya biasanya dalam bentuk laporan
akuntansi. Prinsip pertanggungjawaban (accountability) merupakan konsep yang tidak
asing lagi dikalangan masyarakat muslim. Pertanggungjawaban selalu berkaitan
dengan konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil
4
transaksi manusia dengan sang khalik mulai dari alam kandungan.. manusia dibebani
oleh Allah untuk menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi. Inti kekhalifahan
adalah menjalankan atau menunaikan amanah. Banyak ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan tentang proses pertanggungjawaban manusia sebagai pelaku amanah
Allah dimuka bumi. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang
terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban apa yang
telah diamanatkan dan diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait .
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak-hak dan
kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan
kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang
memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang
sama dari kekayaan bersama.
Prinsip keadilan ini tidak saja merupakan nilai yang sangat penting dalam etika
kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melekat
dalam fitrah manusia. Dalam konteks akuntansi keadilan mengandung pengertian
yang bersifat fundamental dan tetap berpijak pada nilai-nilai etika/syariah dan moral,
secara sederhana adil dalam akuntansi adalah pencatatan dengan benar setiap
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.
5
jawab melaporkan semua transaksi yang terjadi (muamalah) dengan benar jujur serta
teliti, sesuai dengan syariah Islam (Q.S. Al-Baqarah : 7 – 8) . Dalam penilaian
kekayaan (aset), dapat digunakan harga pasar atau harga pokok. Keakuratan
penilaiannya harus dipersaksikan pihak yang kompeten dan independen (Al-Baqarah
: 282). Standar akuntansi yang diterima umum dapat dilaksanakan sepanjang tidak
bertentangan dengan syariah Islam. Transaksi yang tidak sesuai dengan ketentuan
syariah, harus dihindari, sebab setiap aktivitas usaha harus dinilai halal-haramnya.
Faktor ekonomi bukan alasan tunggal untuk menentukan berlangsungnya kegiatan
usaha.
6
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Karl Max bahwa akuntansi kapitalis
hanya merupakan legalisasi kaum kapitalis untuk tetap eksis.
7
7. Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.
Akuntansi konvensional:
1. konsep modal pokok (capital) belum ditentukan, sehingga cara menentukan
nilai/harga untuk melindungi modal pokok sering berbeda pendapat
2. modal terbagi 2, yakni modal tetap (aktiva tetap) dan modal yg beredar (aktiva
lancar)
3. mempraktekkan teori pencadangan & ketelitian dari menanggung semua
kerugian dalam perhitungan
4. mengeyampingkan laba yg bersifat mungkin
5. menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba dagang, modal pokok,
transaksi, juga uang dari sumber yg haram
6. laba hanya ada ketika adanya jual beli
Akuntansi Syari’ah:
1. konsep modal pokok dalam islam berdasarkan nilai tukar yang berlaku, dengan
tujuan melindungi modal pokok dari segi kemampuan produksi di masa yg akan
datang dlm ruang lingkup perusahaan yg kontinuitas
2. barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan harta berupa
barang (stock), dst barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang
3. mata uang (emas, perak, dll) bukan tujuan segalanya, melainkan hanya sebagai
perantara utk pengukuran & penentuan nilai/harga (sbg sumber harga/nilai)
4. penentuan nilai dan harga berdasarkan nilai tukar yg berlaku
5. membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko
6. membedakan laba dari aktivitas pokok dan laba yg berasal dari capital/modal
pokok dengan yang berasal dari transaksi dan wajib menjelaskan pendapatan
dari sumber yang haram jika ada, serta berusaha menghindari & menyalurkan
pada tempat-tempat yg tlh ditentukan oleh para ulama fiqh
7. laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra usaha/dicampurkan
pada pokok modal
8. laba akan ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang,
baik yg telah terjual/belum. Akan tetapi jual beli adalah suatu keharusan utk
menyatakan laba, dan laba tdk boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Berdasarkan uraian diatas tentang akuntansi konvensional dan akuntansi
syari’ah,sudah sewajarnya kita harus mematuhi peraturan-peraturan yang ada di akuntansi
syari’ah yang menganut ketentuannya pada al-qur’an.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/amp/s/dosenakuntansi.com/prinsip-akuntansi-syariah/amp
http://rocketmanajemen.com/akuntansi-syariah/
http://www.google.co.id/akuntansi-konvensional-prinsip-definisi//
http://www.e-akuntansi.com
http://akuntansi-konvensional.com
10
11
12