Anda di halaman 1dari 4

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUM

3.1 Pengkajian
Dimulai dengan pemeriksaan dan observasi sebagai berikut :
1. Temperature
Periksa 1 kali pada 1 jam pertama sesuai dengan peraturan rumah sakit, suhu
tubuh akan meningkat jika mengalami dehidrasi atau keletihan
2. Nadi
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama atau sampai stabil, kemudian
setiap 30 menit pada jam-jam berikutnya. Nadi kembali normal pada 1 jam
berikutnya, mungkin sedikit terjadi brakikardi.
3. Pernapasan
Periksa setiap 15 menit dan biasanya akan kembali normal setelah 1 jam
postpartum
4. Tekanan darah
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil, kemudian setiap 30
menit untuk setiap jam berikutnya. Tekanan darah ibu mungkin sedikit
meningkat karena upaya persalinan dan keletihan, hal ini akan normal
kembali setelah 1 jam
5. Kandung kemih
Kandung kemih ibu cepat terisi karena diuresis postpartum dan cairan
intravena
6. Fundus Uteri
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama kemudian 30 menit, fundus
harus berada dalam midline, keras, dan 2cm di bawah atau pada umbilicus.
Bila uterus lunak, lakukan mesase hingga keras dan pijatan hingga
berkontraksi kepertengahan
7. Sistem gastrointestinal
Pada minggu pertama postpartum fungsi usus besar kembali normal
8. Kehilangan berat badan
Pada masa postpartum ibu biasanya akan kehilangan berat badan kurang
lebih 5-6 kg yang disebabkan oleh keluarnya plasenta dengan berat kurang
lebih 750 gram, darah dan cairan amnion kurang lebih 1.000 gram, sisanya
berat badan bayi.
9. Lokea
Periksa setiap 15 menit, alirannya harus sedang. Bila darah mengalir dengan
cepat, curigai terjadinya robekan serviks
10. Perineum
Perhatikan luka episitotomi jika ada dan perineum harus bersih, tidak
berwarna, tidak edema, dan jahitan harus utuh.
11. Sistem muskulosketal
Selama kehamilan otot otot abdomen secara bertahap melebar dan terjadi
penurunan tonus otot. Pada periode postpartum penurunan tonus otot jelas
terlihat. Abdomen menjadi lunak, lembut dan lemah, serta muskulus rektus
abdominis memisah.

3.2 Diagnosis Keperawatan


Diagnosis keperawatan yang khas bagi wanita selama periode ini :
1. Risiko terjadinya hemoragia yang berhubungan dengan atonia uteri atau
trauma
2. Risiko terjadinya retensi urin yang berhubungan dengan proses persalinan
3. Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan afterpain

3.3 Intervensi Keperawatan


1. Diagnosa : risiko hemoragia berhubungan dengan Antonia uteri atau trauma
a. Masase lembut secara intermiten fundus uteri dapat membantu
mengeluarkan darah dan bekuan yang menumpuk, sehingga uterus dapat
berkontaksi kembali.
b. Kaji jumlah darah yang keluar yang terdapat pada pembalut. Pembalut
yang basah keseluruhannya mengandung sekitar 100 ml darah.
Kehilangan 100ml darah setiap 15 menit dipertimbangkan sebagai aliran
darah yang hebat.
c. Pantau tanda-tanda vital dan observasi warna kulit, apakah ibu
mengalami sianosis
d. Bila keluar jaringan dapat menandakan terjadinya sisa plasenta di dalam
uterus
e. Bila pendarahan terjadi tiba-tiba kemungkinan laserasi pada serviks atau
vagina
f. Bila keluar jaringan dapat menandakan terjadinya sisa plasenta di dalam
uterus kemungkinan dilakukan tindakan perbaikan dengan operasi.

2. Diagnosa : Risiko retensi urine berhubungan dengan trauma persalinan


Kandung kemih yang penuh menekan uterus ke atas dan kesamping.
Posisi yang demikian dapat menggangu kontraksi uterus, sehingga mengarah
pada terjadinya hemoragia. Hal ini menambah ketidaknyamanan dan dapat
mengakibatkan Antonia uteri dinding kandung kemih, retensi urine, dan
bakan infeksi.
Akibat terjadinya trauma dan pembengkakan yang terjadi pada ibu
mungkin didapati adanya kesulitan berkemih. Air hangat dipancurkan di atas
vulva dan air dibiarkan mengalir akan membantu relaksasi sfingter. Bila
gagal maka dianjurkan :
a. Katerisasi urine
b. Edukasi irigasi kandung kemih
c. Irigasi kateter urine
d. Manajemen cairan
e. Pemantauan cairan
3. Diagnosa : gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri persalinan (
afterpain ) dan trauma jalan lahir
Selama beberapa hari setelah melahirkan, kontraksi uterus mungkin akan
sangat kuat dan menyakitkan, terutama pada multipara. Intervensi
keperawatan meliputi hal-hal berikut :
a. Menjelaskan fisiologis afterpain normal pada ibu
b. Berikan dorongan untuk melakukan teknik relaksasi yang dipelajari
pada periode prenatal
c. Latihan berkemih
d. Kolaborasi pemberian obat analgesik

Anda mungkin juga menyukai