PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sekarang ini banyak masalah yang terjadi pada bayi baru lahir salah
satunya adalah ketidakmampuan bayi untuk mempertahankan suhunya dan karena
faktor lingkungannya. Masalah termoregulasi seperti hipotermia dan hipertermia
merupakan salah satu gangguan kesehatan dan penyebab sebagian besar kematian
pada bayi baru lahir. Hipotermia ataupun hipertermia yang diderita oleh bayi
beresiko menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan metabolisme tubuh,
gangguan pertumbuhan dan IQ, trauma dingin, bahkan kematian.
Kebanyakan kasus hipotermia diderita oleh bayi dengan berat badan lahir
rendah atau < 2500 gr karena bayi berat lahir rendah memiliki jaringan lemak
subkutan, lemak coklat, dan penyimpanan glikogen yang rendah sehingga
berisiko mengalami masalah ketidakstabilan suhu. Menutut Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017 Persentase bayi berat lahir rendah
(BBLR) sebesar 4,4 persen sama dengan capaian pada tahun 2016. Persentase
BBLR cenderung meningkat sejak tahun 2013 sampai tahun 2015 dan menurun
lagi pada tahun 2016. Hasl riskesda tahun 2018 kasus BBLR di Indonesia
mencapat angka 6,2% berdasarkan 56,6% yang mempunyai catatan berat lahir dan
hasil Sirkesnas 2016 menunjukkan prevalensi BBLR sebesar 6,9%.
Kejadian hiperteri biasanya terjadi pada bayi baru lahir timbul setelah
beberapa saat persalinan dan akan kembali normal dalam waktu 2-3 hari.
Sedangkan kasus hipertermia berhubungan dengan proses infeksi penyakit
(Wilkinson,2013). Biasanya terjadi pada bayi dengan penyakit tifoid atau demam
yang dikarenakan infeksi lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan banyak cara yang
efektif untuk mempertahankan suhu normal pada bayi dari tahun ke tahun.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Pengertian Termoregulasi
Selain kehilangan panas yang terjadi langsung saat proses kelahiran, hal
yang tidak kalah penting adalah proses transfer bayi, dimana sebelum transfer
bayi dilakukan adalah harus dipastikan suhu sekitar 23-25°C. Namun, tentu hal
yang sangat sulit untuk menjaga suhu ruangan saat transfer, sehingga hal yang
paling memungkinkan adalah dengan menjaga suhu tubuh bayi (Casman,
2016:19).
Casman, Ernawati, & Saragih, D. 2018. Efektifitas Skin Wrap Dalam Mencegah
Hipotermia Pada Kelahiran Bayi Prematur. Studi Literatur Jurnal
Kesehatan Holistik, Vol 2(2), 13-22. https://doi.org/10.33377/jkh.v2i2.16
Chaidir, R. (2016). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Suhu Tubuh Bayi
Baru Lahir Di BPM Padang Panjang. IPTEKS TERAPAN, 1, 20-26.
Darmstadt GL , Mullany LC, Katz J, Khatry SK, LeClerq SC, Darmstadt GL,
Tielsch JM. 2010. Hypothermia during the neonatal period and associated
risk of mortality in southern Nepal. Arch Ped Adolesc Med.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20603466 (Diakses pada tanggal
29 September 2019).
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROV
INSI_2017/13_Jateng_2017.pdf (Diakses pada tanggal 28 September
2019).
Fridely, Paula Vivi. 2017. Pentingnya Melakukan Pengukuran Suhu pada Bayi
Baru Lahir untuk Mengurangi Angka Kejadian Hipotermi. Jurnal Ilmiah
Bidan, Vol. II(2), 11-13.
https://media.neliti.com/media/publications/227223-pentingnya-
melakukan-pengukuran-suhu-pad-c04fc55b.pdf (Diakses tanggal 29
September 2019).
Hedrarto, Toto Wisnu. 2018. Buku Panduan Pelayanan Neonatal. Jakarta: UKK
Neonatologi.
Hutagol, H. S., (2014). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap Suhu
dan Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Kebidanan Stikes
UB. Vol 10(10), 69-79. doi:10.25077/jka.v3.i3.p%p.2014.
Moore. (2016). Early skin-to-skin contact for mothers and their healthy newborn
infants. Europe PMC Funders Group. doi: 10.1002/14651858.CD003519.
Sari, B.M, Wardani, R.A., & Arismawati, D.F. (2018). The Effect Of Kanguru
Mother Care Method To Change Of Body Temperature In Lbw (Low Body
Weight) Babies. International Journal of Nursing and Midwifery Science
(IJNMS). Vol 2(2), 132-134.
Sharma, D., Murki, S., & Oleti, T. P. (2016). To compare cost effectiveness of
“Kangaroo Ward Care” with “Intermediate intensive care” in stable very
t infants (birth weight). Italian Journal of Pediatrics, 42(1), 64.
https://doi.org/10.1186/s13052-016- 0274-3.
Trevisanuto, D., Testoni, D., Fernanda, M., & Almeida, B. De. (2018).
Maintaining Normothermia: Why and how? Seminars in Fetal and
Neonatal Medicine, 3:35128, 1-7. https://doi.org/10.1016/j.siny.20
18.03.009.