“INJEKSI INTRACUTAN”
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH:
2017
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr.Wb
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Kebutuhan Dasar klinik ini
dengan tepat waktu. Karena tanpa pertolongan-Nya saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam terlimpah curah kepada nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan pembuatan
makalah yang berjudul “ Injeksi Intracutan ’’ adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Tak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada Dosen yang sudah memberikan tuga
makalah ini. Saya dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangu demi
kesempurnaan makalah ini. Saya mohon maaf apa bila banyak kekurangan dalam penyusunan
Wassalamualaikum Wr.Wb.
DEWI INDRIANI
BAB I
PENDAHULUAN
Pemberian obat kepada klien ada beberapa cara, yaitu melalui rute oral, parenteral,
rektal, vagina, kulit, mata, telinga dan hidung. Pemberian obat secara parenteral adalah
pemberian obat selain melalui saluran pencernaan. Pemberian obat parenteral ada empat
cara yaitu, intracutan (IC), subcutan (SC atau SQ), intramuscular (IM), dan intravena (IV).
Pemberian obat secara parenteral lebih cepat diserap dibandingkan dengan obat oral
tetapi tidak dapat diambil kembali setelah diinjeksikan.Oleh karena itu perawat harus
menyiapkan dan memberikan obat tersebut secara hati – hati dan akurat. Pemberian obat
parenteral memerlukan pengetahuan keperawatan yang sama dengan obat – obat dan
topikal (lokal pada kulit). Namun karena injeksi merupakan prosedur invasif, teknik aseptik
Tujuan dari pemberian obat secara parenteral adalah mencegah penyakit dengan jalan
memberikan kekebalan atau imunisasi (misalnya memberikan suntikan vaksin DPT, ATS,
BCG, dan lain – lain), mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk mempercepat proses
Indikasi pemberian obat secara parenteral adalah kepada klien yang memerlukan obat
dengan reaksi cepat, klien yang tidak dapat diberi obat melalui mulut, dan klien dengan
penyakit tertentu yang harus mendapat pengobatan dengan cara suntik, misalnya
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kebutuhan Dasar Manusia serta untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa
PEMBAHASAN
Memberikan obat melalui suntikan intracutan dan intrademal adalah suatu tindakan
membantu proses penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau indra dermis.
Istilah intradermal (ID) berasal dari kata “ intra” yang berarti lapis dan “dermis “ yang
berarti sensitif, lapisan pembuluh darah dalam kulit ketika sisi anatominya mempunyai
derajat pembuluh darah tinggi pembuluh darah betul-betul kecil, makanya penyerapan dari
injeksi disini lambat dan dibatasi dengan efek sistemik yang dapat dibandingkan karena
absorsinya terbatas, maka penggunaannya biasa untuk aksi lokal dalam kulit untuk obat
startumkorneum. Umumnya berupa larutan atau suspensi dalam air volume yang disuntikan
g. Pemberian vaksinasi.
d. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam, dan pungguang bagian atas.
e. Cairan pelarut
i. Handschoen
a. Prinsip :
indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar
yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar
pada pasien, benar tentang reaksi pemberian beberapa obat yang berlainan
2) Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3 kali
penolakan pada suatu jenis obat, maka perawat dapat mengkaji penyebab
pasien, bila pasien atau keluarga tetap menolak pengobatan setelah pemberian
5) Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis antibiotik,
6) Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD di ambil 0,1 cc
dalam spuit, untuk angsung disuntikan pada pasien (Potter & Perry 2010).
b. Prosedur kerja
1) Persiapan :
2) Tindakan :
a. Cuci tangan
kapas alkohol. Apabila sediaan obat dalam flakon masih berupa bubuk
penggunaan obat
dengan posisi bavel tegak. Suntikkan udara kedalam flakon. Balik flakon,
dengan tangan kiri memegang flakon dengan ibu jari dan jari tengah.
sedangkan tangan kanan memegang ujung barrel dan plugger. Jaga ujung
i. Ampul : masukkan jarum kedalam ampul. Isap obat. Jaga ujung jarum
injeksi.
q. Rapikan pasien.
r. Rapikan alat.
s. Cuci tangan
diameter kira kira 1inchi atau diameter 2,5 cm. Penilaian reaksi dilakukan
15 menit setelah penyuntikan. Nilai positif jika terdapat tanda tanda rubor,
dolor, kalor melebihi daerah yang sudah ditandai, artinya pasien alergi
hasilnya dalam 2 sampai 3 kali 24 jam, positif bila terdapat rubor dolor
w. Catat reaksi pemberian, hasil pemberian obat/tes obat, tanggal, waktu, dan
jenis obat.
c. Evaluasi
1) Evaluasi respon klien terhadap zat uji. Berapa obat yang digunakan dalam
perlu diberikan.
2) Evaluasi keadaan lokasi injeksi dalam 24 atau 48 jam, bergantung pada uji
yang dilakukan. Ukur area kemerahan dan indurasi dalam milimeter pada
a. Apabila obat sudah disuntikkan maka obat tersebut tidak dapat ditarik lagi ini berarti
pemusnahan obat yang mempunyai efek tidak baik atau toksit maupun kelebihan dosis
d. Adanya resiko toksisitas jaringan dan akan terasa sakit saat penyuntikan.
a. Pastikan klien mengerti perlunya kunjungan tindak lanjut untuk memeriksa lokasi
b. Jelaskan kepada klien untuk tidak mencuci, menggosok, atau menggaruk lokasi
injeksi.
a. Anak kecil atau bayi perlu sedikit direstrein selama prosedur. Hal ini untuk
c. Minta anak untuk tidak menggosok atau menggaruk lokasi injeksi. Pasang stockinet
(pembalut dari bahan yang halus dan elastis) atau pembalut kasa untuk menutupi
dibawahnya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Memberikan obat melalui suntikan intracutan atau intradermal adalah suatu tindakan
membantu proses penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau intradermis.
korneum. Umumnya berupa larutan atau suspensi dalam air volume yang disuntikan sedikit
Indikasi untuk injeksi intracutan yaitu pasien yang membutuhkan test alergi, pasien
yang akan melakukan vaksinasi, menegakkan diagnose penyakit, dan dilakukan sebelum
memasukan obat. Kontraindikasinya ialah pasien yang mengalami infeksi pada kulit,
pasien dengan kulit terluka dan pasien yang sudah dilakukan skin test.Keuntungan injeksi
intracutan yaitu suplai darah sedikit, sehingga absorbs lambat bias mengetahui adanya
alergi terhadap obat tertentu dan memperlancar proses pengobatan dan menghindari
kesalahan dalam pemberian obat. Sedangkan, kerugiannya yaitu tuntutan sterilitas sangat
ketat, memerlukan petugas terlatih yang berwenang untuk melakukan injeksi dan adanya
pasien, indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar, setelah
dilakukan injeksi, juga tidak boleh dilakukan pemijatan pada area yang telah diinjeksi
karena akan mempengaruhi hasil test. Sebelum dilakukan prosedur injeksi, terlebih dahulu
dilakukan persiapan alat, persiapan pasien, dan persiapan lingkungan. Setelah tindakan
perawat juga harus melakukan dokumentasi, mencatat tindakan yang telah dilakukan
(waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi/respon klien terhadap obat perawat yang
3.2. Saran
Pada saat melakukan injeksi intracutan, hendaknya terjalin hubungan terapeutik antara
perawat dan pasien, karena biasanya pasien berubah menjadi cemas ketika akan dilakukan
injeksi. Kerjasama antara perawat dan pasien juga sangat dibutuhkan. Hal ini bertujuan
agar tindakan yang dilakukan lancar dan mendapat hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
http://diasmutiarab.blogspot.co.id/2017/04/injeksi-ic.html
http://dhitaalfan.blogspot.co.id/2017/04/injeksi-intracutan_10.html