Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR KLINIK

“INJEKSI INTRACUTAN”

DOSEN PEMBIMBING

HIKMATUL KHOIRIYAH, SST, M.Kes

DISUSUN OLEH:

DEWI INDRIANI 16241004

YAYASAN PENDIDIKAN SAPTA BUANA

AKADEMI KEBIDANAN WIRA BUANA METRO

2017
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr.Wb

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Kebutuhan Dasar klinik ini

dengan tepat waktu. Karena tanpa pertolongan-Nya saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini.

Sholawat serta salam terlimpah curah kepada nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan pembuatan

makalah yang berjudul “ Injeksi Intracutan ’’ adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Kebutuhan Dasar Klinik.

Tak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada Dosen yang sudah memberikan tuga

makalah ini. Saya dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangu demi

kesempurnaan makalah ini. Saya mohon maaf apa bila banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

DEWI INDRIANI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemberian obat kepada klien ada beberapa cara, yaitu melalui rute oral, parenteral,

rektal, vagina, kulit, mata, telinga dan hidung. Pemberian obat secara parenteral adalah

pemberian obat selain melalui saluran pencernaan. Pemberian obat parenteral ada empat

cara yaitu, intracutan (IC), subcutan (SC atau SQ), intramuscular (IM), dan intravena (IV).

Pemberian obat secara parenteral lebih cepat diserap dibandingkan dengan obat oral

tetapi tidak dapat diambil kembali setelah diinjeksikan.Oleh karena itu perawat harus

menyiapkan dan memberikan obat tersebut secara hati – hati dan akurat. Pemberian obat

parenteral memerlukan pengetahuan keperawatan yang sama dengan obat – obat dan

topikal (lokal pada kulit). Namun karena injeksi merupakan prosedur invasif, teknik aseptik

harus digunakan untuk meminimalkan resiko injeksi.

Tujuan dari pemberian obat secara parenteral adalah mencegah penyakit dengan jalan

memberikan kekebalan atau imunisasi (misalnya memberikan suntikan vaksin DPT, ATS,

BCG, dan lain – lain), mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk mempercepat proses

penyembuhan, melaksanakan uji coba obat, dan melaksanakan tindakan diagnostik.

Indikasi pemberian obat secara parenteral adalah kepada klien yang memerlukan obat

dengan reaksi cepat, klien yang tidak dapat diberi obat melalui mulut, dan klien dengan

penyakit tertentu yang harus mendapat pengobatan dengan cara suntik, misalnya

Streptomicin atau Insulin.


1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi injeksi IC (Intracutan)

1.2.2 Apa tujuan injeksi IC (Intracutan)

1.2.3 Apa indikasi injeksi IC (Intracutan)

1.2.4 Apa kontraindikasi injeksi IC (Intracutan)

1.2.5 Cara kerja injeksi IC (Intracutan)

1.2.6 Apa keuntungan dan keunggulan injeksi IC (Intracutan)

1.3. Tujuan

1.3.1 Untuk menjelaskan definisi injeksi IC (Intracutan)

1.3.2 Untuk menjelaskan tujuan injeksi IC (Intracutan)

1.3.3 Untuk menjelaskan indikasi dan kontraindikasi injeksi IC (Intracutan)

1.3.4 Untuk menjelaskan cara pemberian injeksi IC (Intracutan)

1.3.5 Untuk menjelaskan keuntungan dan kerugian injeksi IC (Intracutan)

1.4. Manfaat

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Kebutuhan Dasar Manusia serta untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa

tentang injeksi intrakutan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi injeksi IC(intracutan)

Memberikan obat melalui suntikan intracutan dan intrademal adalah suatu tindakan

membantu proses penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau indra dermis.

Istilah intradermal (ID) berasal dari kata “ intra” yang berarti lapis dan “dermis “ yang

berarti sensitif, lapisan pembuluh darah dalam kulit ketika sisi anatominya mempunyai

derajat pembuluh darah tinggi pembuluh darah betul-betul kecil, makanya penyerapan dari

injeksi disini lambat dan dibatasi dengan efek sistemik yang dapat dibandingkan karena

absorsinya terbatas, maka penggunaannya biasa untuk aksi lokal dalam kulit untuk obat

yang sensitif atau untuk menentukan sensitifitas terhadap organisme.

Injeksi intracutan dimasukan langsung ke lapisan epidermis tepat dibawah

startumkorneum. Umumnya berupa larutan atau suspensi dalam air volume yang disuntikan

sedikitnya ( 0,1-0,2ml) digunakan untuk tujuan diagnosa. (Alimul, 2006)


2.2. Tujuan injeksi IC(intracutan)

a. Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan

b. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter

c. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari pemberian obat

d. Membantu menentukan diagnosaterhadappenyakit tertentu misalnya (tuberculin test)

e. Menghindarkan pasin dari efek alergi obat (dengan skin test)

f. Digunakan untuk test tuberculin atau test alergi terhadap obat-obatan

g. Pemberian vaksinasi.

2.3. Lokasi Injeksi IC

a. Lengan bawah bagian atas

b. Dada bagian atas

c. Punggung bagian atas di bawah scapula

d. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam, dan pungguang bagian atas.

2.4. Indikasi injeksi IC(intracutan)

a. Pasien yang membutuhkan test alergi ( mantoux test )

b. Pasien yang akan melakukan vaksinasi

c. Mengalihkan diagnosa penyakit

d. Sebelum memasukkan obat

e. pasien yang tidak sadar


2.4. Kontraindikasi injeksi IC(intracutan)

a. Pasien yang mengalami infeksi pada kulit

b. Pasien dengan kulit terluka

c. Pasien yang sudah dilakukan skin test

d. Pasien yang alergi

2.5. Tindakan Injeksi IC

2.5.1 Persiapan Alat Dan Bahan

a. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat

b. Obat daam tempatnya

c. Spuit 1 cc/spuit insuin/sesuai kebutuhan

d. Kapas akohol dalam tempatnya

e. Cairan pelarut

f. Bak steril diapisi kasa steril (tempat spuit)

g. Jarum sesuai kebutuhan

h. Perlak dan alas dan nierbeken/bengkok

i. Handschoen

2.5.2 Pemberian obat/penyuntikkan melalui IC (Intracutan)

a. Prinsip :

1) Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien,

indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar

yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar

cara pemberian, benar pemberian keterangan tentang obat pasien, benar


tentang riwayat pemakaian obat oleh pasien, benar tentang riwayat alergi obat

pada pasien, benar tentang reaksi pemberian beberapa obat yang berlainan

bila diberikan bersama-sama, dan benar dokumentasi pemakaian obat.

2) Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3 kali

24 jam dari saat penyuntikan obat.

3) Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan.

4) Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila ada

penolakan pada suatu jenis obat, maka perawat dapat mengkaji penyebab

penolakan, dan dapat mengkolaborasikannya dengan dokter yang menangani

pasien, bila pasien atau keluarga tetap menolak pengobatan setelah pemberian

inform consent, maka pasien maupun keluarga yang bertanggungjawab

menandatangani surat penolakan untuk pembuktian penolakan therapi.

5) Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis antibiotik,

dilakukan dengan cara melarutkan antibiotik sesuai ketentuannya, lalu

mengambil 0,1 cc dalam spuit dan menambahkan aquabidest 0,9cc dalam

spuit, yang disuntikkan pada pasien hanya 0,1cc.

6) Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD di ambil 0,1 cc

dalam spuit, untuk angsung disuntikan pada pasien (Potter & Perry 2010).
b. Prosedur kerja

1) Persiapan :

a. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian obat

b. menjaga privasi pasien

c. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien.

2) Tindakan :

a. Cuci tangan

b. Berdiri di sebelah kanan pasien

c. Bebaskan daerah yang akan disuntik. Bila menggunakan baju lengan

panjang , buka dan naikan

d. Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang di suntik

e. Buka obat dengan cara :

f. Flakon/Vial : buka tutup metal, lakukan disinfeksi tutup karet dengan

kapas alkohol. Apabila sediaan obat dalam flakon masih berupa bubuk

larutkan dengan aquabidest sebanyak yang tercantum pada petunjuk

penggunaan obat

g. Flakon/vial : isap udara sebanyak cairan yang diperlukan. Tusuk jarum

dengan posisi bavel tegak. Suntikkan udara kedalam flakon. Balik flakon,

dengan tangan kiri memegang flakon dengan ibu jari dan jari tengah.

sedangkan tangan kanan memegang ujung barrel dan plugger. Jaga ujung

jarum dibawah cairan. Biarkan tekanan udara membantu mengisi obat

dalam keadaan spuit. Setelah selesai, tarik jarum dari flakon.


h. Ampul : ketuk obat yang ada di ujung ampul, patahkan leher ampul

dengan tangan menggunakan kain kasa.

i. Ampul : masukkan jarum kedalam ampul. Isap obat. Jaga ujung jarum

berada di bawah cairan setelah selesai tarik jarum dari ampul

j. Buang udara dalam spuit,tutup kembali kemudian masukkan ke dalam bak

injeksi.

k. Desinfeksi dengan kapas akohol pada daerah yang akan disuntik

l. Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri

m. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap keatas yang sudutnya 15-

20º terhadap permukaan kulit

n. Semprotkan obat hingga menjadi gelembung

o. Tarik spuit dan tidak boleh dilakuan massage

p. Setelah penyuntikan area penyuntikan tidak boleh didesinfeksi.

q. Rapikan pasien.

r. Rapikan alat.

s. Cuci tangan

t. Dokumentasikan tindakan. (Sigalingging, 2012)

u. Bila injeksi intrakutan dilakukan untuk test antibiotik, lakukan penandaan

pada area penyutikan dengan melingkari area penyuntikan dengan

diameter kira kira 1inchi atau diameter 2,5 cm. Penilaian reaksi dilakukan

15 menit setelah penyuntikan. Nilai positif jika terdapat tanda tanda rubor,

dolor, kalor melebihi daerah yang sudah ditandai, artinya pasien alergi

dengan antibiotik tersebut.


v. Bila injeksi ditujukan untuk mantoux test tuberkulin test, dapat dinilai

hasilnya dalam 2 sampai 3 kali 24 jam, positif bila terdapat rubor dolor

kalor melebihi diameter 1 cm pada area penyuntikan.

w. Catat reaksi pemberian, hasil pemberian obat/tes obat, tanggal, waktu, dan

jenis obat.

x. Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30 menit)

c. Evaluasi

1) Evaluasi respon klien terhadap zat uji. Berapa obat yang digunakan dalam

pengujian dapat menyebabkan alergi. Obat antidot (mis: epinefrin) mungkin

perlu diberikan.

2) Evaluasi keadaan lokasi injeksi dalam 24 atau 48 jam, bergantung pada uji

yang dilakukan. Ukur area kemerahan dan indurasi dalam milimeter pada

diameter terlebar dan dokumentasikan.

2.6 Keuntungan injeksi IC (intracutan)

a. Suplai darah sedikit, sehingga absorbsi lambat

b. Bisa mengetahui adanya alergi terhadap obat tertentu.

c. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian obat


2.7 Kerugian injeksi IC(intracutan)

a. Apabila obat sudah disuntikkan maka obat tersebut tidak dapat ditarik lagi ini berarti

pemusnahan obat yang mempunyai efek tidak baik atau toksit maupun kelebihan dosis

karena ketidak hati-hatian dan sukar dilakukan.

b. Tuntutan sterilitas sangat ketat.

c. Memerlukan petugas terlatih yang berwenang untuk melakukan injeksi.

d. Adanya resiko toksisitas jaringan dan akan terasa sakit saat penyuntikan.

2.8 Kondisi Rawat Jalan dan Komunitas

Memberikan injeksi intracutan pada orang dewasa :

a. Pastikan klien mengerti perlunya kunjungan tindak lanjut untuk memeriksa lokasi

injeksi. Jadwalkan pertemuan selanjutnya.

b. Jelaskan kepada klien untuk tidak mencuci, menggosok, atau menggaruk lokasi

injeksi.

Memberikan injeksi pada anak – anak :

a. Anak kecil atau bayi perlu sedikit direstrein selama prosedur. Hal ini untuk

mencegah cedera karena gerakan yang tiba – tiba.

b. Pastikan anak mengerti bahwa prosedur tersebut bukanlah suatu hukuman.

c. Minta anak untuk tidak menggosok atau menggaruk lokasi injeksi. Pasang stockinet

(pembalut dari bahan yang halus dan elastis) atau pembalut kasa untuk menutupi

lokasi injeksi dapat memengaruhi hasil pemeriksaan karena mengiritasi jaringan

dibawahnya.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Memberikan obat melalui suntikan intracutan atau intradermal adalah suatu tindakan

membantu proses penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau intradermis.

Injeksi intracutan dimasukkan langsung kelapisan epidermis tepat dibawah startum

korneum. Umumnya berupa larutan atau suspensi dalam air volume yang disuntikan sedikit

(0,1 – 0,2 ml) digunakan untuk tujuan diagnosa.

Indikasi untuk injeksi intracutan yaitu pasien yang membutuhkan test alergi, pasien

yang akan melakukan vaksinasi, menegakkan diagnose penyakit, dan dilakukan sebelum

memasukan obat. Kontraindikasinya ialah pasien yang mengalami infeksi pada kulit,

pasien dengan kulit terluka dan pasien yang sudah dilakukan skin test.Keuntungan injeksi

intracutan yaitu suplai darah sedikit, sehingga absorbs lambat bias mengetahui adanya

alergi terhadap obat tertentu dan memperlancar proses pengobatan dan menghindari

kesalahan dalam pemberian obat. Sedangkan, kerugiannya yaitu tuntutan sterilitas sangat

ketat, memerlukan petugas terlatih yang berwenang untuk melakukan injeksi dan adanya

resiko toksisitas jaringan dan akan terasasakit saat penyuntikan.

Prinsipnya sebelum memberikan obat, perawat harus mengetahui diagnose medis

pasien, indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar, setelah

dilakukan injeksi, juga tidak boleh dilakukan pemijatan pada area yang telah diinjeksi

karena akan mempengaruhi hasil test. Sebelum dilakukan prosedur injeksi, terlebih dahulu

dilakukan persiapan alat, persiapan pasien, dan persiapan lingkungan. Setelah tindakan
perawat juga harus melakukan dokumentasi, mencatat tindakan yang telah dilakukan

(waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi/respon klien terhadap obat perawat yang

melakukan) pada catatan keperawatan.

3.2. Saran

Pada saat melakukan injeksi intracutan, hendaknya terjalin hubungan terapeutik antara

perawat dan pasien, karena biasanya pasien berubah menjadi cemas ketika akan dilakukan

injeksi. Kerjasama antara perawat dan pasien juga sangat dibutuhkan. Hal ini bertujuan

agar tindakan yang dilakukan lancar dan mendapat hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz.H. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Salemba Medika

Widyatun, D. (2012). Pemberian Obat Melalui Intracutan . Yogyakarta: Salemba Medika.

http://diasmutiarab.blogspot.co.id/2017/04/injeksi-ic.html

http://dhitaalfan.blogspot.co.id/2017/04/injeksi-intracutan_10.html

Anda mungkin juga menyukai