Anda di halaman 1dari 17

Definisi, Dimensi, Tujuan dan Fungsi Supervisi Pendidikan

(Makalah Supervisi Pendidikan Fisika)

Oleh
Ayu Novitasari Pane 1923022009
Haza Kurnia D 1923022008
Rika Dwi Kurniati 1923022010

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Agus Suyatna, M. Si.


Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah
serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dengan judul
“Definisi, Dimensi, Tujuan dan Fungsi Supervisi Pendidikan”. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Supervisi Pendidikan Fisika, serta untuk
menambah pengetahuan dan wawasan berpikir tentang Supervisi Pendidikan.

Terima kasih kepada dosen mata kuliah Supervisi Pendidikan Fisika yang telah
memberikan arahan kepada kami dalam membuat makalah ini. Kami berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Kami menyadari masih
terdapat banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon
maaf atas segala kesalahan kami serta mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
.

Bandarlampung, 18 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
COVER ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ .iii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

II. PEMBAHASAN
A. Definisi Supervisi.........................................................................................
B. Dimensi Supervisi .......................................................................................
C. Tujuan Supervisi .........................................................................................
D. Fungsi Supervisi ..........................................................................................

III. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan persoalan vital bagi setiap segi kemajuan dan


perkembangan manusia pada khusunya dan bangsa pada umumnya. Kemajuan
dalam segi pendidikan maka akan menentukan kualitas sumber daya manusia
dan perkembangan bangsa yang ke arah lebih baik dan maju. Peningkatan
kualitas pendidikan tidaklah mudah melainkan membutuhkan waktu yang
panjang dan keterlibatan berbagai komponen dan elemen. Dewasa kini banyak
orang berbicara tentang merosotnya mutu pendidikan. Dilain pihak banyak
pula yang mengembor-gemborkan dan menandaskan bahwa perlu dan
pentingnya rekonstruksi atau pembaharuan pendidikan dan pengajaran,
ironinya sangat sedikit sekali para pemerhati dan pengkritisi pendidikan yang
berbicara mengenai soal pemecahan masalahnya (problem solving) perbaikan
pendidikan dan pengajarannya agar lebih maju dan mencapai tujuan
pendidikan yang hakiki.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berperan sebagai salah satu wakil
dari pemerintah pusat Indonesia maka peran sekolah berkewajiban untuk dapat
mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam organisasi sekolah, kedudukan
kepala sekolah merupakan faktor penentu, penggerak segala sumber daya yang
ada dalam sekolah, agar segala komponen yang di dalamnya dapat berfungsi
secara maksimal dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kepala Sekolah yang
berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, leader, motivator dan
supervisor sekolah.
Guru memiliki peran yang sangat besar, besarnya tanggung jawab guru dalam
pendidikan merupakan tantangan bila dikaitkan dengan mutu pendidikan
dewasa kini. Keluhan masyarakat terhadap merosotnya mutu pendidikan
seharusnya dapat menjadi refleksi bagi para guru yang tidak kompeten dan
profesional. Guru profesional bukan hanya sekedar dapat menguasai materi
dan sebagai alat untuk transmisi kebudayaan tetapi dapat mentransformasikan
pengetahuan, nilai dan kebudayaan kearah yang dinamis yang menuntut
produktifitas yang tinggi dan kualitas karya yang dapat bersaing.

Dalam konteks ini sebenarnya guru yang kurang profesional sangat


membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang lain atau supervisor dalam
memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi untuk mencapai tujuan
pendidikan, misalnya seperti masalah kurang pahamnya tujuan pendidikan,
tujuan kurikuler, serta tujuan instruksional dan operasional. Sehingga peran
guru yang sangat besar dalam meningkatkan mutu pendidikan akan dapat
tercapai jika semua permasalahan yang dihadapi oleh para guru dapat
dipecahkan dengan baik. Dan seorang yang disebut supervisor yang
mempunyai fungsi sebagai pembimbing, mengarahkan, membantu dalam hal
ini adalah Kepala Sekolah (supervisor) yang setiap hari langsung berhadapan
dengan guru.

Supervisi merupakan salah satu fungsi kepala sekolah untuk meningkatkan


kualitas dan profesionalisme guru dalam melaksanakan pengajaran.
Sehubungan dengan pentingnya aktifitas supervisi sekolah yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas guru pada khususnya dan peningkatan mutu
pendidikan pada umumnya, maka dalam penulisan makalah ini akan dibahas
seputar aktivitas supervisi pendidikan atau sekolah dalam upaya meningkatkan
kualitas mutu pendidikan Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:


1. Apakah definisi supervisi pendidikan ?
2. Apakah dimensi supervisi pendidikan ?
3. Apakah fungsi dan tujuan dari supervisi pendidikan ?

C. TUJUAN PENULISAN

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk :


1. Mengetahui definisi supervisi pendidikan.
2. Mengetahui dimensi supervisi pendidikan.
3. Mengetahui fungsi dan tujuan dari supervisi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Supervisi Pendidikan

Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan
bahwa supervisi merupakan “A critical watching and directing”. Beberapa
sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata, yaitu
“superior” dan “vision”. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala sekolah
digambarkan sebagai seorang “expert” dan “superior” , sedangkan guru
digambarkan sebagai orang yang memerlukan kepala sekolah. Supervisi ialah
suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara
efektif(Purwanto,2000). Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi
merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan,
menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi
pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas
melayani peserta didik.

Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju
kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya
di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. la berupa dorongan, bimbingan,
dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti
bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam
pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode - metode
mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase
seluruh proses pengajaran, dan sebagainya. Dengan kata lain , Supervisi ialah
suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis
edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik material.
Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa
proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar ,
pengawasan terhadap situasi yang menyababkannya. Aktivitas dilakukan
dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pembelajaran untuk
diperbaiki, apa yang menjadi penyebabnya dan mengapa guru tidak berhasil
melaksanakan tugasnya baik. Berdasarkan hal tersebut kemudian diadakan
tindak lanjut yang berupa perbaikan dalam bentuk pembinaan.Secara sematik
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan
ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu
mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.

Menurut Ibrahim (2004) Supervisi adalah layanan profesional yang berbentuk


pemberian bantuan kepada personil sekolah dalam meningkatkan
kemampuannya agar lebih mampu melaksanakan perubahan penyelenggaraan
sekolah dalam rangka meningkatkan pencapaian tujuan sekolah. Menurut
Wiles(1955) ,Supervisi merupakan bantuan dalam pengembangan situasi
belajar mengajar. Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey, supervisi adalah
program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Dalam “Dictionary
of Education”, Good Carter, memberi pengertian supervisi adalah usaha dari
petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas
lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode pengajar dan evaluasi
pengajaran.

Inti dari supervisi pada hakekatnya adalah memperbaiki hal belajar dan
mengajar. Program ini dapat berhasil bila supervisor memiliki ketrampilan
(skill) dan cara kerja yang efisien dalam kerjasama dengan orang lain (guru
dan petugas pendidikan lainnya). Dari beberapa pengertian diatas,
disimpulkan bahwa supervisi pembelajaran adalah usaha supervisor untuk
membantu guru meningkatkan kemampuan dan etos kerja profesionalnya
sehingga lebih mampu mengatasi berbagai masalah pembelajaran yang
muncul serta memperbaiki pembelajaran.

B. Dimensi Supervisi Pendidikan (Ruang Lingkup)

Aedi (2014) menyatakan dalam pengawasan ada dimensidimensi yang


menjadi objek pengawasan. Sejumlah aspek yang menjadi objek pengawasan
yang dilakukan oleh Inspektorat Jendral Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan antara lain 1) substansi bidang, yang meliputi pendidikan,
kepegawaian dan perlengkapan; 2) unit kerja seperti unit utama, pusat-pusat,
Unit Pelaksana Teknis, dan satuan kerja pendidikan di luar Negeri; 3) dana
alokasi khusus; 4) BNBP dan Block Grant; Dana BOS dan APBN Kemdiknas;
dan 5) Ujian Nasional, dan sertifikasi guru. Ragam dimensi pengawasan
pendidikan menyangkut dengan aspek apa yang diawasi. Pidarta (2011)
menyebutkan ada tiga macam objek pengawasan, yaitu pengawasan terhadap
karya, pengawasan terhadap kemampuan, dan pengawasan terhadap gaji
(Aedi, 2014).

Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa materi supervisi pendidikan telah mulai
diperkenalkan mata kuliah Supervisi Pendidikan, yang menunjukkan bahwa
materi supervisi tidak terlepas dari Administrasi Pendidikan pada umumnya.
Rifai (1982: 124) mengatakan, bahwa di mana ada administrasi harus ada
supervisi, dan jika ada supervisi tentu ada suatu yang dilaksanakan, ada
administrasi sesuatu. Dengan demikian, kedudukan supervisi pendidikan sama
pentingnya dengan administrasi pendidikan, namun secara hirarkis supervisi
merupakan salah satu fase atau tahap dari administrasi. Thomas H Briggs
dalam Rifai (1982: 225) menegaskan, bahwa supervisi merupakan bagian atau
aspek dari administrasi. Khususnya yang mengenai usaha peningkatan guru
sampai kepada taraf penampilan tertentu. Sarwoto (1985: 104) menjelaskan
bahwa secara teoritis yang menjadi objek supervisi ada dua aspek, yaitu:
a) Aspek manusianya, seperti sikap terhadap tugas, disiplin kerja, moral kerja,
kejujuran, ketaatan terhadap peraturan organisasi, kerajinan, kecakapan
kerja, kemampuan dalam bekerja sama, watak;
b) Aspek kegiatannya, seperti cara bekerja kerja (cara mengajar), metoda
pendekatan terhadap siswa, efisiensi kerja, dan hasil kerja.

Pendapat Sarwoto ini secara jelas membedakan apa yang menjadi objek
pengawasan (controlling) dan supervisi (supervision).

 Fungsi Administrasi :
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Penyelenggaraan (actuating)
4. Pengawasan (controlling)

 Fungsi Controlling:
1. Inspeksi (inspection)
2. Supervisi (supervision)

 Sasaran Supervisi:
1. Men (manusianya)
2. Activities (kegiatannya)

 Sasaran Controlling:
1. Men (manusia)
2. Money (uang)
3. Material (materi/ bahan)
4. Method (metode/ kurikulum)
5. Mechine (mesin, peralatan)
6. Market (pasar)

Uraian di atas menunjukkan bahwa antara supervisi dan controlling memang


mempunyai hubungan yang erat, atau dapat dikatakan supervisi adalah bagian
dari kegiatan controlling (pengawasan), sedangkan kegiatan supervisi lebih
dititikberatkan pada aspek manusia. Selanjutnya Supandi (1986: 29)
menegaskan, supervisi lebih banyak diartikan orang sebagai salah satu fungsi
pengawasan pendidikan. Oteng (1983: 203) pula menyebutkan, bahwa
controlling adalah fungsi administrasi dalam mana administrator memastikan
bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang dikehendaki. Ia meliputi
pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat,
instruksi-instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
Dengan demikian ruang lingkup supervisi pendidikan terdiri atas dua bagian.
Pertama, supervisi tidak langsung atau supervisi makro atau supervisi
pengajaran. Kedua supervisi yang bersifat langsung atau supervisi mikro yang
sekarang dikenal dengan supervisi klinis.

Supervisi makro adalah supervisi pengajaran, yang merupakan rangkaian


kegiatan pengawasan pendidikan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-
kondisi, baik personil maupun material yang memungkinkan terciptanya
situasi belajar mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan
(Poerwanto, 1986: 99). Harahap (1983: 8) merinci ruang lingkup supervisi
pendidikan sebagai berikut:
a. Supervisi dalam administrasi personalia untuk melihat apakah ada kartu
pegawai, soal kenaikan pangkat, soal pembagian tugas dan lain-lain.
b. Supervisi dalam pemeliharaan gedung dan alat-alat seperti kursi, meja,
ruang belajar, papan tulis dan lain-lain.
c. Supervisi dalam penyelenggaraan perpustakaan, yaitu soal kondisi buku,
pelayanan, ketertiban, dan lain-lain.
d. Supervisi dalam administrasi keuangan, seperti ingin melihat apakah
pengeluaran sesuai dengan aturan, ketepatan pembayaran gaji atau honor
lainnya kepada pegawai dan guru.
e. Supervisi dalam pengelolaan kafetaria, yaitu soal kebersihan tempat dan
makanan, serta soal ketertiban siswa yang jangan sampai menjadi tempat
bermain, bolos dan merokok.
f. Supervisi dalam kegiatan ko kurikuler, apakah sampai mengganggu
kegiatan belajar siswa, kesehatan, dan keamanan.
Supervisi klinis adalah supervisi yang pelaksanaannya dapat disamakan
dengan "praktek kedokteran", yaitu hubungan antara supervisie dan supervisor
ibarat hubungan antara pasien dengan dokter (uraian lengkap pada kegiatan
tersendiri). Suatu hal yang perlu ditegaskan, bahwa tidak semua orang yang
membantu meningkatkan proses belajar mengajar dapat disebut supervisor.
Misalnya PT. Mutiara Agam memberikan bantuan buku, alat pelajaran dan
laboratorium kepada SD Muhammadiyah Koto Malintang Kecamatan
Tanjung Raya, namun kegiatan dapat dikatakan supervisi, tapi ia bukanlah
supervisor.

C. Fungsi Supervisi Pendidikan

Fungsi dari supervisi adalah memajukan dan mengembangkan pengajaran


sehingga proses belajar mengajar yang di lakukan oleh seorang guru
berlangsung dengan baik dan efektif. Fungsi supervisi antara lain :
1. Fungsi Meningkatkan Mutu Pembelajaran Ruang lingkupnya sempit, hanya
tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika
guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
2. Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan Pembelajaran Lebih dikenal
dengan nama Supervisi Administrasi.
3. Fungsi Membina dan Memimpin.

Fungsi lain dari supervisi pendidikan antara lain ;


1. Penelitian (research) → untuk memperoleh gambaran yang jelas dan
objektif tentang suatu situasi pendidikan
a. Perumusan topic
b. Pengumpulan data
c. Pengolahan data
d. Konklusi hasil penelitian
2. Penilaian (evaluation) → lebih menekankan pada aspek positif daripada
negative.
3. Perbaikan (improvement) → dapat mengatahui bagaimana situasi
pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya.
4. Pembinaan → berupa bimbingan (guidance) kearah pembinaan diri yang
disupervisi.

D. Tujuan Supervisi Pendidikan

Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan


kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas
kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar
mengajar. Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari
supervisi pendidikan yaitu :
1. Meningkatkan mutu kinerja guru.
a. Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran
sekolah dalam mencapai tujuan tersebut.
b. Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami
keadaan dan kebutuhan siswanya.
c. Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam
satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta
saling menghargai satu dengan lainnya.
d. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan
prestasi belajar siswa.
e. Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi,
keahlian dan alat pengajaran.
f. Menyediakan sebuah sistem yang berupa penggunaan teknologi yang
dapat membantu guru dalam pengajaran.
g. Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah
untuk reposisi guru.
2. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana
dengan baik.
3. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada
untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu
mengoptimalkan keberhasilan siswa.
4. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung
terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat
mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
5. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang
tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas
pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah:


1. Supervisi pembelajaran adalah usaha supervisor untuk membantu guru
meningkatkan kemampuan dan etos kerja profesionalnya sehingga lebih
mampu mengatasi berbagai masalah pembelajaran yang muncul serta
memperbaiki pembelajaran.
2. Dimensi ataupun ruang lingkup supervisi ini kiranya dapat memajukan dan
mengembangkan bakat dan budi pekerti kita sebagai guru.
3. Fungsi dari supervisi adalah memajukan dan mengembangkan pengajaran
sehingga proses belajar mengajar yang di lakukan oleh seorang guru
berlangsung dengan baik dan efektif. Tujuan umum Supervisi adalah
memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar
personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.

B. Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan adalah:


1. Supervisor lebih teliti dalam memilih teknik yang cocok untuk mengawasi
serta mengevaluasi guru dalam membantu meningkatkan kemampuannya.
2. Alangkah lebih baik jika hubungan antara guru dan supervisor layaknya
seorang pasien dan dokter. Di satu sisi supervisor memberikan kritikan dan
saran, di sisi lain guru juga bisa memberikan masukan kepada supervisor
atau mungkin bisa berbagi cerita tentang masalah yang sedang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA

Aman, Syofyan. (1980). Perkembangan organisasi pengurusan sekolah-sekolah di


Indonesia. Jakarta: Kurnia Esa.

Ametembun, N.A. (1981a). Guru dalam administrasi sekolah. Bandung: IKIP


Bandung. (1981b). Supervisi pendidikan. Bandung: Suri.

Arikunto, Suharsimi. (1988). Organisasi dan administrasi pendidikan teknologi


dan kejuruan. Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud.

Dadang suhardan, supervisi profesional, (Bandung : Alfabeta , 2010 ) h. 39.

Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah,


(Bandung : Alfabeta ), h. 84

Gibson, J. M., Ivancevich, J. M., & Donnelly, J. H. (1985). Organisasi dan


manajemen. Perilaku, struktur, proses. (Diterjemahkan oleh Nunuk Adiarni MM,
Editor: Lydon Saputra). Jakarta: PT. Bina Aksara.

Kamars, Dachnel. (1989). Sistem pendidikan dasar, menengah,dan tinggi suatu


studi perbandingan antar beberapa negara.Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti,
Depdikbud.

Kneller, G, F. (1989). Antropologi pendidikan. (Diterjemahkan oleh Imran


Manan). Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud. (New York, 1965).

Joni, Raka, T, (editor), JL. Bolla. (1982). Supervisi Klinis, TPPL, BP3,
Depdikbud, Jakarta.

Muhammad Kristiawan,dkk. 2018. SUPERVISI PENDIDIKAN. Alfabeta,


Bandung.
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2010), h.76.

Nurhadi, Mulyani A. (1983). Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jilit I, Andi


Offset, Yokyakarta.

Usman, Uzer. (1989). Menjadi guru profesional. Bandung: PT. Remadja


Rosdakarya.

Http//.saidsuhilachmad.blogspot.com: profesikependidikankegiatan5//;

Anda mungkin juga menyukai