Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN Kriteria standar pelayanan antenatal

Secara nasional, akses masyarakat telah ditetapkan dalam peraturan Menteri


kita terhadap pelayanan kesehatan ibu Kesehatan Republik Indonesia nomor 97
dan anak cenderung membaik. Dimana tahun 2014 yang terdiri dari 10 standar
tren angka kematian ibu, angka kematian yaitu: 1) Timbang berat badan dan ukur
bayi, cakupan kunjungan antenatal, tinggi badan; 2) Ukur tekanan darah; 3)
cakupan persalinan, nifas dan neonatus Nilai status gizi; 4) Ukur tinggi fundus
mengalami kenaikan yang cukup uteri; 5) Tentukan presentasi janin dan
signifikan. Namun demikian, jika denyut jantung janin; 6) Skrining status
dibandingkan dengan target millenium immunisasi tetanus dan berikan
development goals (MDG) pada tahun immunisasi TT bila diperlukan; 7) Beri
2015, angka kematian ibu masih jauh dari tablet tambah darah; 8) Periksa
angka yang ditargetkan (Kemenkes, laboratorium (rutin dan khusus); 9)
2016) Tatalaksana/penanganan kasus, dan; 10)
Berbagai upaya telah diprogramkan Temu wicara. Untuk menyelenggarakan
pemerintah untuk mengatasi, pelayanan antenatal terpadu yang sesuai
memperbaiki, dan meningkatkan kualitas dengan kriteria standar tersebut
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, salah diperlukan suatu manajemen berbasis
satunya yaitu dengan pelayanan antenatal data baik dari tahap input, proses maupun
terpadu. Pelayanan antenatal terpadu output.
merupakan pelayanan antenatal yang Program pelayanan antenatal terpadu
dilaksanakan secara komprehensif ini juga sesuai dengan rekomendasi
mencakup upaya promotif, preventif, WHO dalam meningkatkan kualitas
sekaligus kuratif dan rehabilitatif, yang pelayanan antenatal. Dimana perawatan
meliputi pelayanan KIA, gizi, antenatal yang berkualitas dan tepat
pengendalian penyakit menular waktu merupakan praaktek avidance
(imunisasi, HIV/AIDS, TB, malaria, based yang terbukti dapat
penyakit menular seksual), penanganan menyelamatkan nyawa. Yang penting,
penyakit tidak menular serta beberapa dalam ANC juga menyediakan
program lokal dan spesifik lainnya sesuai kesempatan berkomunikasi yang efektif
dengan kebutuhan program. tentang masalah fisiologis, biomedis,
Dalam pelayanan antenatal terpadu, perilaku dan sosial budaya, dukungan
seharusnya tenaga kesehatan dapat emosional dan psikologis pada ibu hamil
memastikan bahwa kehamilan dengan cara yang terhormat. Selain itu
berlangsung normal, mampu mendeteksi meminta dukungan keluarga dan
dini masalah dan penyakit yang dialami komunitas selama masa kehamilan,
ibu hamil, melakukan intervensi secara persalinan dan nifas juga sangat
adekuat sehingga ibu hamil siap untuk diperlukan (WHO, 2016)
menjalani persalinan normal. Untuk Penelitian terkait pelayanan
dapat mengidentifikasi apakah kehamilan antenatal terpadu di Indonesia belum
berlangsung normal atau dengan banyak dilakukan. Evaluasi pelaksanaan
komplikasi, maka tenaga kesehatan program juga belum pernah dilakukan.
khususnya bidan harus melaksanakan Sehingga efektifitas program ini belum
pelayanan antenatal sesuai standar. dapat didapatkan hasil. Seyogyanya

Anda mungkin juga menyukai