Anda di halaman 1dari 2

Bayi membutuhkan berbagai vitamin, mineral, dan berbagai zat gizi lainnya untuk

menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Di dalam kandungan, semua zat gizi


tersebut didapatkan dari tubuh ibu, dan ketika lahir, zat gizi tersebut didapatkan dari
pemberian ASI. Namun tahukah Anda bahwa bayi lahir rentan kekurangan vitamin K yang
dapat menyebabkan perdarahan bahkan kematian?

Apa fungsi Vitamin K untuk tubuh?


Vitamin K adalah salah satu vitamin yang larut lemak yang berperan dalam proses
pembekuan darah, mencegah perdarahan, serta membantu dalam sintesis protein dalam
plasma darah, tulang, dan ginjal. Pada dasarnya vitamin K dibagi menjadi dua jenis yaitu,
vitamin K1 dan vitamin K2. Vitamin K1 dapat ditemukan di berbagai kandungan sayur-
sayuran berdaun hijau, sementara vitamin K2 dikandung dalam daging sapi, keju, dan telur.
Selain itu, vitamin K2 sebenarnya dapat diproduksi sendiri oleh bakteri yang ada pada sistem
pencernaan tubuh. Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan berbagai hal, seperti
perdarahan serta gangguan pada kesehatan tulang.

Mengapa bayi yang baru lahir mengalami kekurangan


vitamin K?
Bayi yang baru lahir sangat rentan akan kekurangan vitamin K. Ketika di dalam kandungan,
bayi tidak mendapatkan cukup vitamin K, karena vitamin K dari ibu sulit untuk melewati
plasenta. Selain itu, bayi yang baru lahir belum memiliki kumpulan bakteri baik dalam sistem
pencernaannya, sehingga tidak dapat menghasilkan vitamin K sendiri. Ditambah lagi,
kandungan vitamin K di dalam ASI tidak cukup besar, jadi pada bayi yang diberikan ASI pun
dapat mengalami kekurangan vitamin K. Oleh karena itu bayi baru lahir rentan mengalami
perdarahan akibat kekurangan vitamin K, yang sering disebut sebagai vitamin K deficiency
bleeding (VKDB).

Perdarahan akibat kekurangan vitamin K pada bayi baru


lahir dapat berakibat kematian
Ketika bayi mengalami perdarahan akibat kekurangan vitamin K, alias vitamin K deficiency
bleeding (VKDB), tubuh bayi tidak akan berhenti mengeluarkan darah karena tubuhnya tidak
mampu membekukan darah akibat kekurangan vitamin K. Perdarahan ini dapat terjadi di
berbagai bagian tubuh, di bagian dalam atau pun luar. Perdarahan akan susah untuk terdeteksi
ketika terjadi di dalam tubuh atau di salah satu organ bayi. Namun, biasanya bayi dengan
VKDB mengalami perdarahan pada sistem pencernaan atau otak yang dapat mengakibatkan
kerusakan otak, bahkan kematian. Perdarahan ini bisa terjadi dari bayi baru lahir hingga bayi
sudah bisa makan makanan pendamping ASI ketika usia 6 bulan. Pada saat itu, makanan
yang masuk pertama kali ke tubuh bayi akan ‘mengaktifkan’ bakteri baik dalam sistem
pencernaan kemudian memicunya untuk menghasilkan vitamin K.

Berbagai tingkatan perdarahan bayi akibat kurang


vitamin K
Kejadian VKDB dibagi ke dalam kelompok, tergantung dengan tingkat kekurangan yang
terjadi dan usia bayi ketika mengalami VKDB, yaitu:

 VKDB awal, terjadi pada bayi yang berusia 0 hingga 24 jam setelah lahir. Pada
kelompok ini, tingkat kekurangan terhadap vitamin K-nya parah dan risiko semakin
meningkat jika ibu mengonsumsi beberapa obat-obatan yang mengobati kejang.
 VKDB klasik, terjadi saat 1 hingga 7 hari setelah kelahiran. Gejala yang dapat dilihat
adalah muncul memar-memar pada tubuh bayi dan perdarahan yang paling sering
terjadi adalah pada bagian usus.
 VKDB terlambat, yaitu kejadian perdarahan yang terjadi pada 2 hingga 12 minggu
setelah kelahiran, namun bisa terjadi juga hingga bayi berumur 6 bulan. Dari total
bayi yang mengalami VKDB jenis ini, diketahui 30-60%nya mengalami perdarahan
di otak.

Jenis VKDB awal dan klasik merupakan perdarahan yang sering terjadi pada bayi, setidaknya
1 dari 60 hingga 1 dari 250 bayi yang baru lahir bisa mengalami hal ini. Walaupun, risiko
VKDB ini lebih besar pada bayi yang ibunya mengonsumsi obat-obatan selama kehamilan.
Sedangkan VKDB terlambat lebih jarang terjadi, peluang untuk terjadinya yaitu 1 dari 14
ribu hingga 1 dari 25 ribu kelahiran baru. Selain itu, bayi yang baru lahir yang tidak
mendapatkan suntikan tambahan vitamin K ketika sesaat setelah proses kelahiran mempunyai
peluang 81 kali lebih tinggi untuk mengalami VKDB dibandingkan dengan bayi yang
mendapatkan suntikkan,

Gejala perdarahan internal dalam tubuh bayi yang baru


lahir
Sayangnya, sebagian besar kejadian VKDB tidak menimbulkan gejala dan tanda apapun,
sehingga orangtua harus lebih waspada dan memperhatikan bayinya selalu. Namun, berikut
adalah gejala dan tanda yang mungkin terjadi pada bayi yang mengalami VKDB:

 Terdapat memar-memar, khususnya di sekitar kepala dan wajah bayi


 Mimisan atau mengalami perdarahan pada tali pusat
 Kulit bayi berubah menjadi pucat dari sebelumnya
 Setelah 3 minggu kehidupan, warna mata bagian putih berubah menjadi warna kuning
 Mengeluarkan tinja berwarna hitam gelap dan lengket
 Muntah darah
 Kejang dan sering mengalami muntah-muntah, bisa diduga terjadi perdarahan pada
otak.

Bagaimana mencegah bayi mengalami perdarahan akibat


kekurangan vitamin K?
Menurut American Academy of Pediatric dan Kementerian Kesehatan RI, pencegahan
perdarahan akibat kekurangan vitamin K dapat dilakukan dengan pemberian suntikan vitamin
K tambahan sesaat setelah kelahiran.

Anda mungkin juga menyukai