STRATEGI, BAURAN PEMASARAN & JARINGANStrategi pemasaran yang dijalankan di tahun
2007 meliputi Effective network, Reliable product dan Service quality delivery. Strategi ini mengoperasionalkan program Product & service enhancement dan Cost efficiency/ revenue improvement yang dimaksud dalam Strategi Rehabilitation.Jaringan penerbangan Garuda Indonesia menghubungkan 24 kota domestik dan 2 kota internasional, termasuk sembilan kota yang diterbangi mitra codeshare (lihat Gambar 4). Garuda Indonesia memiliki base di Jakarta dan Denpasar.Strategi jaringan penerbangan (route network) diarahkan untuk meraih tujuan Perusahaan menjadi leading carrier di pasar domestik dan flag carrier di pasar internasional. Pengembangan jaringan penerbangan terutama didasarkan pada perkembangan trafik, profitabilitas rute, kondisi persaingan dan sumber daya armada pesawat yang dikelola. Restrukturisasi rute dilakukan dengan mengkonsolidasi rute dan mengalihkan sumber daya ke rute-rute yang lebih menguntungkan. Garuda Indonesia melakukan kerjasama dengan sejumlah Maskapai Penerbangan Asing (MPA) berupa codeshare dan special prorate agreement. Dengan kerja sama ini, pelanggan memperoleh kemudahan dengan menggunakan tiket Garuda Indonesia untuk menjangkau kota-kota tujuan yang dilayani Garuda Indonesia dan yang dicode sharekan, atau sebaliknya bagi pelanggan MPA mitra tersebut. Saat ini Perusahaan melakukan kerjasama codeshare dengan delapan MPA: China Airlines, China Southern Airlines, Gulf Air, Korean Air, Malaysian Airlines, Philippine Airlines, Qatar Airways dan Silk Air. Perusahaan memiliki special prorate agreement dengan beberapa MPA Eropa dan Amerika.Frekuensi penerbangan yang dialokasikan pada pasar domestik tetap dipertahankan dominan dalam jaringan. Kontribusi (portion) penerbangan domestik terhadap seluruh frekuensi penerbangan 80,7% (lihat Tabel 7). Dengan demikian penerbangan domestik memiliki frequency share yang kompetitif untuk meraih penumpang dan kargo udara. Penerbangan ini umumnya berjarak pendek (short haul) dan dilayani dengan pesawat-pesawat berbadan sempit. Frekuensi penerbangan internasional berjumlah 9,%, mempertimbangkan keterbatasan jumlah pesawat berbadan lebar untuk melayani rute-rute jarak jauh (long haul) pada service Japan, Korea dan China serta Middle East. Pada akhir tahun 2007, Perusahaan mengelola 9 buah pesawat berbadan lebar (Airbus 0-00 dan Boeing 747-400), atau 9% dari jumlah armada pesawat sebanyak 48 buah. Perusahaan juga menempatkan pesawat berbadan sempit Boeing 77 untuk melayani rute-rute di wilayah Asia dan Southwest Pacific. Sebagai maskapai penerbangan internasional, kapasitas angkut untuk penumpang penerbangan internasional disediakan sebesar 57,2% dari kapasitas available seat kilometers (ASK). ASK, hasil perkalian jumlah kursi tersedia dan jarak tempuh, penerbangan internasional lebih. dominan karena jarak tempuh rute-rute penerbangan internasional lebih jauh dibandingkan rute penerbangan domestik. Kontribusi ASK domestik sebesar 42,8%. Kontribusi ASK per service diperlihatkan dalam Tabel 8.Mengingat armada pesawat adalah mixed aircraft, yang dapat mengangkut baik pelanggan maupun kargo, kapasitas kargo penerbangan internasional juga lebih besar dari penerbangan domestik. DomestikDalam pasar domestik, jaringan rute dan frekuensipenerbangan reguler Perusahaan diproduksi dengan mempertimbangkan kemampuan memperoleh laba (profitability) serta kondisi seasonality dan pertumbuhan trafik penumpang dan kargo.Frekuensi rute-rute yang menghubungkan key destination ditambah untuk market domination. Network coverage diperluas untuk meningkatkan daya saing.Empat rute baru diperkenalkan: () Denpasar - Makassar - Balikpapan pp (pulang pergi) mulai April 2007, (2) Yogyakarta - Balikpapan pp. mulai Mei 2007, () Jakarta - Palangkaraya pp. mulai Agustus 2007 dan (4) Jakarta - Pontianak pp. Mulai Oktober 2007 (lihat Gambar 4). Untuk melayani segmen pelanggan budget traveler, Garuda Indonesia telah memiliki SBU Citilink yang bercirikan low cost