Anda di halaman 1dari 9

2014

LTM FG1 Komkes


Diskusi 2

KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM PELAYANAN


KESEHATAN
COMPILED BY : FG1

KOMKES 1 | KC-103
Laporan Tugas Mandiri Komkes
Judul : Komunikasi Kelompok

Nama : Aan Kurniawan

NMP : 1406527715

Fakultas : Kedokteran

Data publikasi : Fanani A . Komunikasi Kesehatan . Merkid Press: Yogyakarta;2013.

PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan proses yang terjadi secara dua arah dimana


terdapat perpindahan pesan, ide, dan gagasan di dalamnya.
Komunikasi sendiri bisa terjadi secara langsung dan tak langsung
baik melalui fungsi verbal maupun non verbal. Menurut bentuknya, komunikasi dapat
dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu komunikasi antar-pribadi, komunikasi kelompok, dan
komunikasi massa. LTM ini hanya akan membahas komunikasi kelompok. Komunikasi
kelompok adalah bentuk komunikasi yang sangat krusial dan penerapannya sangat
menunjang dalam praktek medis.

ISI

Komunikasi kelompok adalah suatu interaksi tatap muka antara 3 orang atau
lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki sehingga
semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik anggota lainnya. Terdapat 4
elemen penting dalam komunikasi kelompok, yakni:

1. Interaksi tatap muka


2. Jumlah partisipan
3. Maksud & tujuan
4. Adanya pengaruh terhadap karakteristik dan perilaku individu dalam
kelompok
Jumlah partisipan yang baik adalah antara 3 sampai 20 orang karena jika
melebihi jumlah tersebut akan mengurangi interaksi yang ada. Berdasarkan tujuan
yang ingin dicapai, terdapat 3 jenis atau tipe kelompok, yakni:

1. Kelompok belajar bertujuan untuk meningkatkan


pengetahuan atau kemampuan para anggotanya. Contoh
kelompok yang termasuk dalam tipe kelompok belajar adalah
kelompok diskusi.
2. Kelompok pertumbuhan adalah kelompok yang memusatkan perhatiannya
kepada permasalahan yang dihadapi para anggotanya. Contoh kelompok ini
adalah kelompok bimbingan psikologi, kelompok terapi, dan kelompok
bimbingan pernikahan.
3. Kelompok pemecahan masalah bertujuan untuk bekerja bersama-sama
untuk mengatasi persoalan bersama yang dihadapi.

Dalam komunikasi kelompok, terdapat 2 karakteristik utama, yakni norma


dan peran. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang cara berperilaku dalam
kelompok. Norma itu sendiri terbagi menjadi 3 kategori utama, yaitu norma sosial,
prosedural, dan tugas. Sementara itu, peran berarti pola-pola perilaku yang
diharapkan dari setiap anggota kelompok.

Fungsi komunikasi kelompok ada 5, yaitu:


1. Hubungan sosial
2. Pendikan
3. Persuasi
4. Pemecahan masalah
5. Terapi

Metode pengambilan keputusan dalam kelompok secara umum ada 4, yakni:


1. Kewenangan tanpa diskusi
2. Kewenangan setelah diskusi
3. Pendapat ahli
4. Kesepakatan bersama

Dalam bentuk lain yang lebih khusus, komunikasi kelompok dapat disebut
sebagai kelompok peer bila anggota yang tergabung dalam satu kelompok tersebut
memiliki usia atau status sosial yang hampir sama. Dalam kelompok peer ini, hal yang
paling penting adalah adanya kesetaraan. Tidak ada anggota yang lebih ditinggikan
daripada anggota lainnya. Kelebihan kelompok peer adalah komunikasi yang terjalin
akan lebih erat dan nyaman. Namun, secara umum komunikasi peer mirip dengan
komunikasi kelompok.

PENUTUP

Dalam praktek medis, diperlukan kerjasama dan komunikasi antar para pelakunya,
yaitu komunikasi kelompok yang bernama komunikasi antarmitra kesehatan.
Komunikasi ini terjadi di antara petugas kesehatan. Petugas kesehatan yang
dimaksud bukanlah petugas kesehatan satu profesi saja. Tujuan utama komunikasi
antarmitra kesehatan ini adalah untuk menciptakan kepuasan, kenyamanan, dan
keselamatan klien
Laporan Tugas Mandiri Komkes
Judul : Pelayanan Kesehatan

Nama : Afra Inayah Dhyaniputri

NMP : 1406577493

Fakultas : Kesehatan Masyarakat

Data Publikasi :
1. Politeknik Piksi Ganesha. 2014." Pengelolan sistem rekam medis". Bandung
2. HENDRY_TRI_SAPUTRO/SISTEM_PELAYANAN_KESEHATAN.pdf

PENDAHULUAN
Manusia adalah makluk sosial, pada penerapanya tentu saja manusia selalu
bergantung pada manusia lainya. Manusia tidak mungkin dapat melakukan
segalanya seorang diri, tentu saja mereka membutuhkan peran manusia lainya.
Bidang kesehatan merupakan suatu contoh konkret yang membuktikan manusia
tidak bisa menyelesaikan segalanya seorang diri. Pelayanan kesehatan merupakan
suatu wujud dari pewadahan fasilitas dalam penerapan kejadian tersebut
ISI
Lembaga pelayanan kesehatan adalah tempat pemberian pelayanan
kesehatan pada masyarakat dalam rangka meningkatkan status kesehatan kelompok
dimana tempat mereka berada. Pelayanan kesehatan juga diyakini sebagai upaya
yang tujuan utuamanya adalah pelayanan preventif dan promotif. Pelayanan
kesehatan dibagi menjadi dua macam jenis, yaitu pelayanan kesehatan masyarakat
dan pelayanan kedokteran (Hodges & Casino 1983) Pelayanan kesehatan
masyarakat bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit dengan sasaran utama masyarakat, berbeda dengan pelayanan kedokteran
yang tujuan utamanya adalah penyembuhan penyakit yang lebih bersifat pribadi
dan individu.
Suatu pelayanan kesehatan yang efektif dan berhasil tentunya memiliki
beberapa syarat yang harus dipenuhi, diantaranya tersedia secara
berkesinambungan dalam setiap wilayah, dapat diterima dan bersifat wajar oleh
kalangan masyarakat, adanya akses kemudahan untuk menjangkau dan
mencapainya serta bermutu sama bagi setiap lapisan masyarakat. Satu lagi syarat
terpenting dari terjalinya sistem pelayanan kesehatan yang baik adalah adanya
peran aktif dan keikutsertaan masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan, baik
pada tingkat pertama , tingkat kedua maupun tingkat yang lebih kompleks lagi.
Sistem kesehatan yang sudah memiliki aturan, peserta dan kebijakan
tentunya tak akan terlaksana tanpa adanya wadah organisasi pelayanan kesehatan.
Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu organisasi yang aktivitas
pokoknya melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan salah satu
tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
dna berkualitas. Organisasi pelayanan kesehatan harus memiliki tujuan yang jelas,
prinsip fungsional, prinsip fleksibilitas, prinsip kepemimpinan dan prinsip
pembagian pekerjaan. Beberapa organisasi pelayanan kesehatan yang telah
memberikan peran aktif dalam membantu meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat Indonesia antara lain adalah puskesmas, rumah sakit, world health org.
(WHO), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Palang Merah Indonesia (PMI) dan
lembaga kesehatan masyarakat.
Laporan Tugas Mandiri Komkes

Judul : Komunikasi antar Tenaga Kesehatan


Nama : Alfi Sina Vinci
NPM : 1406568942
Fakultas : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Data Publikasi :
Sargeant, J., Loney, E. and Murphy, G. (2008). Effective Interprofessional Teams:
“Contact Is Not Enough” to Build a Team. JOURNAL OF CONTINUING
EDUCATION IN THE HEALTH PROFESSIONS, [online] 28(4), p.2. Available at:
http://www.interscience.in/ [Accessed 8 Oct. 2014].

PENDAHULUAN
Komunikasi adalah kebutuhan seluruh manusia di dunia. Tanpa komunikasi
tiada manusia yang bisa hidup dengan tentram. Bahkan seorang tuna wicara
berkomunikasi dengan Bahasa isyarat. Segala bentu aktivitas yang dilakukan
manusia membutuhkan komunikasi. Salah satu aktvitas itu ialah ketika tenaga
kesehatan bekerja di institusi kesehatan. Tenaga kesehatan adalah orang yang
bekerja dalam bidang kesehatan atau di suatu institusi kesehatan. Orang yang
bekerja sebaga tenaga kesehatan membutuhkan komunikasi dalam profesinya.
Salah satu komunikasinya yaitu dengan sesama tenaga kesehatan lainnya.
ISI
Institusi kesehatan di Amerika serikat dan Kanada mempromosikan
peningkatan pelayanan kesehatannya melalui team-building dan latihan. Hal ini
dilaksanakan karena pelayanan kesehatan primer semakin rumit dan kompleks
sehingga peran tenaga kesehatan juga semakin kompleks. Alasan lainnya yaitu
penekanan determinan kesehatan yang semakin luas, fokus kepada promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga kebutuhan pasien yang semakin
bervariasi. Kerja tim dikatakan penting karena pelayanan kesehatan primer
membutuhkan koordinasi dari layanan institusi kesehatan dan situasi sosial. Team-
building ini secara umum memerlukan komunikasi yang sesuai dan bermakna sama
sehingga disini penggunaan komunikasi antar tenaga kesehatan sangat diperlukan.
Tim adalah kelompok dengan tugas yang spesifik dan pencapaian yang
mengandalkan saling etergantungan dan usaha kolaborasi setiap anggotanya. Maka
dari itu kewajiban anggota tim yaitu berbagi tujuan utama, memahami peran
individu, menghormati peran individu, berkomunikasi dengan efektif, pemecahan
masalah yang efektif dan fleksibel. Sedangkan hambatan komunikasi antar tenaga
kesehatan yaitu kurangnya pengetahuan, lingkup praktik sesama anggota, dan
pandangan yang terbatas. Hambatan ini menyebabkan terjadinya konflik akibat
kurangnya respek dan kurangnya kontribusi. Syarat-syarat komunikasi yang efektif
diantaranya kritis, kemampuan berkomunikasi yang lengkap dan teknik
berkomunkasi yang benar. Sedangkan ciri tim yang efektif yaitu pemahaman yang
tepat terhadap etika tim dan Bahasa yang sama.

PENUTUP

Komunikasi antar tenaga kesehatan adalah komunikasi yang terjadi dalam


aktivitas antar manusia yang bekerja di bidang kesehatan atau institusi kesehatan.
Komunikasi ini cenderung mengarah kepada komunikasi kelompok karena tenaga
kesehatan diajarkan untuk bekerja sama dalam satu tim untuk memecahkan
masalah. Komunikasi ini akan berjalan efektif apabila anggota tim memahami
peran individu, dapat menghargai sesamanya dan menggunakan Bahasa yang sama.
Laporan Tugas Mandiri Komkes

Judul : Hubungan Tenaga Kesehatan dengan Pasien


Nama : Ainanur Aurora Setianingsih
NPM : 1406545270
Fakultas : Kedokteran
Data Publikasi :
- Rachmania, Putri. Pola komunikasi dokter terhadap pasien dalam proses
penyembuhan di klinik Makmur Jaya[skripsi]. UIN Syarif Hidayatullah :
Jakarta; 2011. Available from :
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/181/1/101106-
PUTRI%20RACHMANIA-FDK.PDF
- Admaja, Djaja Suraya. Hubungan dokter-pasien serta hak dan kewajiban
dokter pasien[Internet]. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
Depok. Available from :
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/djaja.surya/material/hubungandr-
pasiendanhak-kewajibandr-pasien-ds.pdf

PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui dalam dunia kesehatan selalu terjadi komunikasi
antara tenaga kesehatan dengan pasien. Hal ini merupakan salah satu masalah
utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Terdapat berbagai keluhan datang dari
pasien karena kurangnya komunikasi, seperti kurang terbukanya seorang dokter
dalam hal-hal yang berkaitan dengan kondisi pasien tersebut. Hal ini tentu saja
dapat memberikan dampak tertentu bagi keadaan pasien jika hal ini sering terjadi.
Berikut akan dijabarkan tentang hubungan tenaga kesehatan dengan pasien agar
tercapainya komunikasi yang ideal di Indonesia.
ISI
Hubungan antara tenaga kesehatan dengan pasien merupakan bagian dari
komunikasi antar pribadi. Setiap hubungan antara tenaga kesehatan dengan pasien
ini pasti berbeda-beda sehingga membutuhkan model penanganan yang berbeda-
beda pula. Terdapat hal-hal yang dapat menghalangi keoptimalan informasi yang
diberikan tenaga kesehatan kepada pasien berupa penggunaan bahasa yang kurang
efektif (awam) atau tidak dapat dimengerti oleh pasien, pseudo-komunikasi yang
dapat diartikan komunikasi yang tetap berlangsung antara tenaga kesehatan dengan
pasien walaupun terdapatnya perbedaan persepsi di masalah tersebut, dan keadaan
sosial yang berbeda jauh antara kedua belah pihak yang menyebabkan
cenderungnya dokter untuk bersifat otoriter. Ketika melakukan komunikasi, pasien
mempunyai kewajiban berupa bertindak secara baik, melaksanakan dan menerima
saran dari dokter, menghormati hak dokter, dan memberikan informasi yang jelas,
jujur, dan lengkap.
Sebagai tenaga medis, dokter juga mempunyai hak berupa bekerja secara
bebas tetapi tetap profesional, menolak atau tidak menerima tindakan yang tidak
sesuai dengan standar profesi atau kode etik, atas kehidupan pribadinya, dan hak
akan menerima imbalan dari pasien tersebut. Hubungan antara tenaga kesehatan
dengan pasien ini juga mempunyai prinsip berupa autonomi, non maleficence,
beneficence, justice, saling percaya, veracity, confidentially, fidelity, dan privacy.
Terdapat kriteria pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan yang
memberikan informasi, perhatian, dan kompetensi secara jelas. Hubungan antara
tenaga kesehatan dengan pasien terbagi menjadi paternalistik, collegial model, dan
engineering model. Paternalistik adalah hubungan ketika dokter lebih mendominasi
komunikasi, sedangkan untuk engineering model hal tersebut merupakan
dominasinya pasien dalam komunikasi tersebut. Collegial model terletak diantara
kedua pendapat diatas.
Pola dasar hubungan antara dokter dan pasien dibagi menjadi tiga, yaitu
activitiy-passivity, Guidance-cooperation, dan Mutual Participation. Pola activity-
passivity merupakan pola hubungan dimana proses penyembuhan oleh dokter tanpa
campur tangan oleh pasien. Guidance-cooperation adalah hubungan antara dokter
dan pasien dimana pasien tidak saja menerima bimbingan dari dokter saja tetapi
mereka juga mulai aktif bertanya dan mencari pengobatan. Dokter mengharapkan
kerjasama pasien dalam hal ini. Mutual Participation berdasarkan pemikiran bahwa
manusia mempunyai martabat dan hak yang sama. Pasien lebih aktif dibandingan
guidance cooperation, sehingga metode ini tidak dapat diterapkan pada pasien yang
mempunyai latar belakang sosial yang rendah.
PENUTUP
Hubungan antara tenaga medis dan pasien merupakan hal yang penting agar
informasi yang didapatkan oleh pasien sesuai dengan yang dimaksud oleh tenaga
medis. Dalam melakukan hubungan ini, baik dari pihak dokter dan pasien
mempunyai hak dan kewajiban agar hubungan yang terjalin berjalan efektif. Ketika
melakukan hubungan ini terdapat beberapa hambatan yang dapat terjadi di
lapangan. Hubungan antara tenaga medis dan pasien mempunyai beberapa pola
diantaranya adalah activitiy-passivity, Guidance-cooperation, dan Mutual
Participation. Pola hubungan antara tenaga medis dengan pasien merupakan
komunikasi yang dilakukan oleh tenaga medis agar mendekatkan diri satu sama
lain.

Anda mungkin juga menyukai