Anda di halaman 1dari 4

BAGAIMANA MENULIS KARYA TULIS ILMIAH?

Menulis, dalam pengertian yang sesungguhnya (ilmiah) adalah pekerjaan yang sering
disebut gampang-gampang susah, artinya gampang dilakukan jika ada hasrat dan kemauan, dan
susah jika tidak ada kemauan. Biasanya sulit untuk memulai tetapi mudah jika sudah terbiasa.
Bahkan kalau orang sudah terbiasa menulis, terasa resah kalau ia tidak menulis. Sebagaimana
pekerjaan profesional lainnya, maka menulis perlu latihan dan keberanian untuk salah dan gagal
(trial and error). Tanpa kemauan dan berani untuk gagal (sementara) maka jangan harap untuk
berhasil. Tentu di samping modal kemauan, perlu juga modal lain, yaitu membaca, membaca
literatur. Ini tidak boleh tidak, sebab semakin kita banyak membaca, semakin kaya ide. Dan
menulis memerlukan ide dan kreativitas. Karya tulis biasanya dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu: karya tulis ilmiah populer dan karya tulis ilmiah formal. Karya tulis ilmiah populer
dimaksudkan adalah karya tulis yang dipersiapkan untuk publikasi dalam suatu penerbitan di
surat kabar atau majalah populer. Biasanya karya tulis yang demikian mengambil tema-tema
aktual, yang sedang hangat diisukan (issu-issu kontemporer), bukan issu yang sudah
kadaluarsa. Oleh karena itu teknik penulisan dan bahasa yang digunakan bersifat populer,
renyah dan enak dibaca, dan lebih sederhana sifatnya. Misalnya dalam surat kabar tidak
digunakan teknik catatan kaki dan daftar pustaka, demikian pula dalam majalah-majalah populer
pada umumnya. Sedang karya tulis ilmiah formal dimaksudkan adalah karya tulis yang
dipersiapkan untuk kepentingan-kepentingan formal, misalnya untuk usulan penelitian (proposal)
seminar, munaqasyah, jurnal dan seterusnya. Pada umumnya karya tulis yang demikian terikat
oleh kaidah-kaidah atau metode penulisan dan bahasa yang ketat, dan harus mencantumkan
sumber penulisan (catatan kaki dan daftar pustaka). Tema-tema yang diangkat lebih bersifat
khusus dan mendalam. Termasuk karya tulis semacam ini adalah disertasi (untuk S3), tesis
(untuk S2), skripsi (untuk S1) dan paper atau makalah untuk kepentingan formal. Dalam karya
tulis ilmiah setidaknya ada dua jenis penulisan, yaitu jenis penulisan yang bersifat deskriptif-
informatif dan penulisan yang bersifat analitis-kritis. Deskriptif-informatif artinya tulisan tersebut
hanya menggambarkan dan menuturkan informasi kepada orang lain, dan analitis kritis
dimaksudkan, tulisan tersebut di samping menuturkan informasi, juga memberikan analisis
secara kritis dan mendalam. Oleh sebab itu jenis tulisan ini juga bisa disebut deskriptif-analitis-
kritis. Tulisan yang baik tentu yang memiliki sifat seperti ini. Sebagaimana ciri berpikir keilmuan
atau berpikir ilmiah ditandai oleh beberapa hal, yaitu: rasional-logis, objektif, universal,
sistematis-koheren (metodologis), atau bercirikan logico hipotetico-verifikatif. Bagaimana
memulai menulis? Sebelum memulai menulis setidaknya ada dua langkah yang mesti
diperhatikan: pertama, mencari tema dan topik; kedua, merumuskan
masalah; ketiga, memecahkan masalah. Kadang-kadang kalau dipikir, ilmuwan itu pekerjaannya
“mencari masalah”. Mencari-cari masalah untuk dipecahkan sendiri jalan keluarnya. Inilah sikap
kreatif ilmuwan. Mencari masalah itu berbagai macam cara dan perolehannya. Masalah bisa
ditemukan lewat perenungan, pengamatan, diskusi, membaca, ngobrol dengan teman, dan
seterusnya. Misalnya, ketika kita sedang mengamati fenomena sosial di sekeliling kita, mungkin
kita bisa menemukan masalah kesenjangan sosial (antara si kaya dan si miskin), yang
kemudian menimbulkan kecemburuan, sikap berontak sebagian masyarakat tertentu lantas
menimbulkan kriminalitas, kenakalan remaja dan seterusnya. Bagaimana mengatasi masalah
tersebut? Kenapa demikian? Bagaimana dengan pendidikan kita? Di sini pendidikan menjadi
sorotan. Masalah-masalah tersebut sifatnya masih umum, maka kita perlu memperkecil ruang
lingkupnya dan kita rumuskan sedemikain rupa, jelas dan mengarah. Sehingga perumusan
masalah itu akan mudah dipecahkan. Perumusan masalah itu dibuat dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan yang spesifik. Misalnya, perumusan tentang Kenakalan Remaja di SMU X. Tentang
kenakalan remaja tersebut dibuat dengan pertanyaan sebagai berikut: Kenapa terjadi kenakalan
remaja?Apa faktor-faktor kenakalan remaja?Apa bentuk dan jenis kenakalan yang
dilakukan?Apa usaha-usaha yang dilakukan SMU X dalam menanggulangi kenakalan remaja t
ersebut? Tetapi ini berbeda dengan penulisan ilmiah yang bersifat essai atau artikel yang
disajikan dalam surat kabar atau majalah populer. Tulisan dalam surat kabar atau majalah
populer tersebut masih bersifat umum dan simpel, tetapi cukup kritis dan analitis. Misalnya
tulisan-tulisan kolom, refleksi, opini, tajuk, editorial, dan seterusnya. Semoga bermanfaat dan
selamat mencoba.
Bab I Pendahuluan

1.Latar belakang masalah

Uraian singkat, jelas dan logis dari suatu kegiatan ilmiah untuk menjelaskan alasan
teoritik serta faktual mengapa permasalahan tersebut perlu dijawab melalui kegiatan
penelitian.

2.Rumusan masalah

Pertanyaan kritis atau argumentasi yang fleksibel yang diambil intinya dari pernyataan
umum dari masalah peneltian, sebagaimana tercantum dalam latar belakang masalah.
Rumusan masalah selalu dibuat dalam bentuk pertanyaan yang dapat dioperasikan
dalam suatu penelitian.

3.Tujuan penelitian

Adalah uraiuan singkat serta jelas tentang tujuan apa yang hendak dicapai dalam
penelitian tersebut.

4.Manfaat penelitian

Uraian tentang hasil karya ilmiah apa saja yang diunggulkan dan dapat disumbangkan
dari hasil penelitian.

Bab II Kerangka teori

1.Landasan teori

Adalah seperangkat konsep batasan dan proposisi yang dapat menyajikan suatu
pandangan sistematis, tentang fenomena dalam penelitian dengan merinci hubungan
antar variabel yang bertujuan menjelaskan serta memprediksikan fenomena tersebut.

2.Hipotesis penelitian

Adalah kesimpulan sementara kerangka pemikiran seorang peneliti.

Bab III Metode penelitian

1. Jenis penelitian

a. Dari tujuan dasarnya

b. Dari tempat pelaksanaan penelitian

c. Dari tujuan umumnya

d. Dari sifat2 masalahnya

e. Dari ruang lingkup pengujiannya

2. Definisi konsep dan Operasional Variabel


Definisi konsep adalah konseptual tentang variable penelitian sedangkan definisi
operasional variabel yang berisi penjelasan secara sistematik dan operasional tentang
bagaimana mengukur variabel penelitian.

3. Populasi dan sampel penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian yang akan diteliti sedangkan sampel
adalah sebagian subjek penelitian yang dijadikan penelitian.

4. Jenis, sumber dan teori pengumpulan data

Uraian lengkap dan jelas tentang jenis data yang digunakan dalam penelitian, serta
bagaimana cara mengumpulkan data tersebut.

5. Teknik analisis/pengujian data

Penjelasan tentang bagaimana caranya pengolahan serta penganalisisan data penelitian


dilakukan.

Bab IV Pembahasan penelitian

1. Gambaran umum objek peneltian

Uraian secara umum objek penelitian yang akan diteliti.

2. Deskripsi hasil penelitian

Uraian hasil penelitian berdasarkan hasil data yang diperoleh dari lapangan.

3. Pengujian hipotesis

Uraian pemaparan data yang diperoleh dari lapangan penelitian untuk menguji apakah
data yang didapat itu mendukung hipotesis yang ada atau tidak. Jika mendukung berarti
diterima jika tidak berarti sebaliknya.

4. Interpelasi hasil pengujian hipotesis

Bab V Penutup

1. Daftar pustaka

· Kesimpulan

· Saran

2. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai