a. Tipe I, tipe ini akan mengenali suatu urutan pasangan nukleotida yang spesifik pada DNA
dan selanjutnya memotong DNA pada suatu tapak tidak spesifik jauh dari urutan tadi.
b. Tipe II, tipe ini akan mengenali suatu urutan pasangan nukleotida spesifik pada DNA,
tetapi juga memotong DNA didalam urutan tadi. Urutan pengenalan enzim endonuklease
restriksi tipe II memiliki sumbu simetri yang melewati titik tengah urutan pengenalan.
Dalam urutan basa 5’ 3’ pada unting DNA sama dengan urutan basa 5’ 3’ pada
komplementernya.
Enzim endonuklease restriksi sudah diisolasi dari sejumlah besar strain bakteri yang
berbeda. Oleh karena itu setiap enzim memotong DNA pada suatu pasangan nukleotida yang
spesifik untuk enzim yang bersangkutan, jumlah potongan yang dibuat enzim pada suatu
molekul DNA tertentu tergantung pada jumlah berapa kali urutan pengenalan ditemukan pada
DNA. Enzim endonuklease restriksi tipe II menghasilkan ujung-ujung lancip yang memiliki nilai
khusus pada pengklonal fragmen-fragmen DNA jika kedua ujung tajam hasil pemotongan
bertemu dalam larutan, maka akan berbentuk pasangan basa yang sempurna.
Manfaat rekayasa genetika dapat dilihat melalui kaitannya dengan analisis genetik,
diagnosis molekuler atas penyakit manusia, terapi gen, sidik jari DNa, serta bioteknologi.
Analisis Genetik
Terapi Gen
Jaringan target harus dapat dicapai, sebagai contoh percobaan terapi gen yang pertama
menggunakan sel-sel darah putih ataupun prekursornya sebagai jaringan target.
Terapi gen tidak boleh menyakiti pasien dan sudah tidak ada cara terapi lain yang efektif.
RFLP sudah digunakan untuk membedakan salinan gen yang normal dari yang mutan dan
dapat digunakan sebagai penanda genetik karena polimorfisme diwariskan dalam pola
kodominan. Fenotip dari penanda-pennda ini berupa susunan atau deretan fragmen dna berbagai
ukuran yang ada pada southern blout, sesudah dna dipotong dengan suatu enzim endonuklease
restriksi. Suatu tipe rflp kedua muncul dari variasi jumlah urutan berulang tandem. Dna yang
ada diantara dua tapak enzim edonuklease restriksi. Urutan tersebut berasal dari dua hingga dua
puluh nukleotida.
Pola pita yang dihasilkan tak kala urutan VNTR dipotong dengan menggunakan enzim
endonuklease restriksi dan divisualisasikan dengan southern blotting yang dikenal sebagai sidik
jari DNA.
Bioteknologi
Menurut Micklos dan Freyer (1990) kesulitan analitis genetis tanaman disebabkan oleh
hal- hal berikut.
1) Pertumbuhan tanaman yang lambat dan umur pergantian generasi yang lama.
3) Dimilikinya “kotak kayu” yaitu dinding sel berupa selulose yang mengelilingi tanaman.
Dalam rekayasa genetika sifat yang dikendalikan oleh banyak gen sangat sulit untuk di
rekayasa dan dikendalikan. Misalnya, tumbuhan memerlukan nitrogen untuk membuat protein
tetapi tidak dapat langsung memanfaatkannya secara langsung dari udara bebas. Perakaran
kacang tanah, kedelai, dan semanggi mengandung bakteri bintil akar yang dapat mengubah
nitrogen diudara bebas menjadi bentuk yang dapat dimanfaakan, tatapi perakaran tanaman lain
seperti jagung dan padi harus memperoleh nitrogen dari pupuk atau dari produk samping
organisme lain yang meninggalkan nitrogen yang tersedia dari dalam tanah. Apabila dapat di
ciptakan jagung yang dapat membuat nitrogen tentulah dapat mengurangi biaya pemupukan,
termasu mengurangi pencemaran sistem perairan karena masukknya sisa-sisa pemupukan nitrat
dan fosfat dari tanah pertanian. Fiksasi nitrogen dikendalikan oleh lebih dari 15 gen yang
berbeda dalam sistem bakteri/tanaman. Serta menggunakan gen yang sekarang belum berhasil
diisolasi dan kebingungan dalam penataan ulangnya.
Pertanyaan :
1. Mengapa pada enzim endonuklease retriksi tipe I tidak terlalu bermanfaat bagi
pembentukan molekul DNA rekombinan ?
Jawab :
Karena tapak pemotongan tidak spesifik sehingga tidak terlalu bermanfaat bagi
pembentukan molekul DNA rekombinan dibandingkan tipe II.