Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada hakikatnya, penelitian merupakan salah satu cara yang tepat dalam memperoleh
informasi yang sahih dan dapat dipertanggungjawabankan. Dalam penelitian pendidikan
juga menjadi salah satu cara dilakukan para pendidik untuk menyelidiki masalah
pendidikan yang dapat digunakan sebagai informasi yang signifikan dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah yang berarti dapat dilandasi oleh fakta-fakta atau
data yang dianalisis untuk dipakai sebagai wahana pengambilan keputusan. Oleh sebab itu,
informasi-informasi yang ditemukan akan menjadi pusat perhatian dalam penelitian.
Didalam penelitian tidak terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan baku
informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data
merupakan fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan
masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Data yang didapatkan berasal dari berbagai
sumber yang dapat dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik yang ada selama
proses penelitian berlangsung.
Menurut Lofland dalam Djaelani (2013:82) menyatakan bahwa data penelitian
kualitatif bersumber dari kata-kata dan tindakan dan data tambahan seperti dokumen dan
lainnya. Sedangkan dalam penelitian kuantitatif menjadi titik perhatian dalam
pengumpulan data adalah sampel yang diperlakukan sebagai subyek penelitian, sedangkan
di dalam penelitian kualitatif tidak berbicara tentang sampel sebagaimana penelitian
kuantitatif, tetapi tentang informan dan aktor/pelaku, kata-kata dan tindakan informan dan
pelaku itulah yang dijadikan sumber data untuk diamati/diobservasi dan diminta
informasinya melalui wawancara/diskusi/dokumentasi.
Pengumpulan data dalam penelitian sangat besar peranannya. Data dapat menentukan
kualitas hasil dari penelitian yang mempengaruhi keakuratan dan ketepatan analisis data.
Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya klasifikasi data, penilaian beracuan norma
dan beracuan patokan yang akan dikaji. Selain itu analisis data juga akan dilibatkan dalam
kegiatan penelitian. Berdasarkan pengertian diatas, maka makalah ini membahas materi
mengenai data dalam penelitian pendidikan.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimanakah pengertian dari data penelitian ?
1.2.2. Bagaimanakah manfaat dari data penelitian ?
1.2.3. Bagaimanakah klasifikasi dari data penelitian ?
1.2.4. Bagaimanakah persamaan dan perbedaan penilaian beracuan norma dan penilaian
beracuan patokan?
1.2.5. Bagaimanakah teknik analisis data penelitian?
1.3.Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian data penelitian.
1.3.2. Untuk mengetahui manfaat dari data penelitian.
1.3.3. Untuk mengetahui klasifikasi dari data penelitian.
1.3.4. Untuk mengetahui perbedaan penilaian beracuan norma dan penilaian beracuan
patokan.
1.3.5. Untuk mengetahui teknik analisis data penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Data Penelitian
Data berasal dari bahasa Latin yang berarti “ Sesuatu yang Diberikan”.
Menurut Siswandari (2009) dalam Aditya (2013:1) menyatakan bahwa data
merupakan fakta-fakta yang digunakan sebagai bahan penarikan kesimpulan. Data
bisa menjadi hasil catatan peneliti yang dapat berupa angka atau fakta
(Arikunto,2002). Data memiliki kemiripan definisi dengan definisi informasi
namun pada informasi lebih menonjolkan segi servis dan data lebih menonjolkan
aspek materi. Dari hasil pendefinisian data oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa
data merupakan sekumpulan fakta/informasi yang diperoleh dari suatu pengukuran
(angka).
Menurut Aditya (2013:2), data harus dapat memenuhi syarat-syarat agar dapat
dianalisis dengan baik yaitu :
1. Obyektif
Data yang diperoleh dari lapangan/hasil penelitian, harus ditampilkan dan
dilaporkan apa adanya.
2. Relevan
Data yang ditampilkan atau dikumpulkan harus disesuaikan dengan
permasalah yang sedang dihadapi atau diteliti.
3. Mengikuti perkembangan jaman
Data harus mengikuti perkembangan jaman yang telah ada agar dapat
menyesuaikan dengan keadaan nyata.
4. Representatif
Data harus diperoleh dari sumber yang tepat dan dapat menggambarkan
kondisi senyatanya atau mewakili suatu kelompok tertentu atau populasi.

Dari konsep yang demikian itu, dalam penelitian dilapangan , data lebih banyak
disinggung, baik itu jenisnya maupun teknik memperolehnya. Bahkan pada
beberapa penelitian tertentu, disinggung singgung bagaiman data tersebut sudah
dapat dianalisi dilapangan, sehingga betul betul dapat mencerminkan wajah dari
sebuah fakta yang utuh.
2.2 Manfaat Data Penelitian
Manfaat data secara garis besar dapat dikelompokkan dalam empat kategori,
yakni a) dasar penyusunan rencana dan program, b) alat kontrol atau monitor
pelaksanaan program, c) dasar penilaian atau evaluasi, dan d) pengambilan
keputusan atau penentuan kebijakan.
1. Dasar penyusunan rencana dan program

Peranan data sangat penting untuk penyusunan program oleh unit kerja
perencanaan di tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota dapat mencapai
sasaran. Data mengenai kondisi maupun situasi akan membantu menemukan titik
yang tepat untuk melakukan pemrograman sehingga dapat menemukan rencana
lain untuk mencegah terjadinya rencana atau program yang sulit dilaksanakan. Data
tentang situasi yang dimaksud misalnya wilayah kerja provinsi atau
kabupaten/kota, keamanan sosial, ekonomi, sosial budaya masyarakat dan
demografi, sedangkan yang dimaksud dengan data kondisi misalnya struktur
organisasi Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota, sumber daya manusia
Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota, dana, sarana dan prasarana serta
waktu yang disiapkan.

Untuk merencanakan suatu keputusan untuk melakukan sesuatu di masa depan


dengan menggunakan sumber-sumber yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan
maka dibutuhkan suatu program. Dapat disimpulkan bahwa suatu program
berkaitan kondisi yang ingin dicapai di masa depan. Salah satu kesulitan dalam
menyusun perencanaan adalah ketidakpastian kondisi masa depan. Misalnya, kita
tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah siswa SMP pada lima tahun
mendatang. Kondisi dari prediksi ini adalah pemerintah dan masyarakat harus
menyediakan tempat belajar sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai sesuai
dengan kebijakan yang ada. Oleh sebab itu, perencanaan yang ingin dicapai secara
nasional harus ada hubungan satu daerah dengan daerah lainnya. Namun sasaran
tersebut hanya bisa dicapai apabila ada sinergi antara kecamatan, kabupaten/kota,
dan provinsi karena data nasional adalah akumulasi dari kecamatan sampai
provinsi. Dengan demikian, kabupaten/kota dan provinsi juga harus menyusun
perencanaan daerahnya masing-masing. Agar dapat dilakukan perencanaan
pendidikan, komponen utamanya adalah data. Hal itu menyebabkan data yang baik
dalam arti tepat waktu, dapat dipercaya, dan objektif menjadi penting untuk
dipahami. Data di pusat untuk kebutuhan perbandingan dengan pendidikan
internasional sehingga hanya diperlukan data yang sifatnya global, sedangkan data
bagi daerah menjadi kebutuhan untuk perencanaan pendidikan di kabupaten/kota.

2. Alat kontrol atau monitor pelaksanaan program

Data diperlukan untuk mengetahui kesalahan yang terjadi di unit kerja di


perencanaan di tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota selama pelaksanaan program
pendidikan maka peranan data sangatlah penting. Setelah data tentang pelaksanaan
program diketahui, akan dapat dengan segera dilakukan tindakan perbaikan atau
koreksi. Oleh karena itu, koordinasi antara berbagai unit kerja yang menangani
pendataan hendaknya saling bersinergi.

3. Dasar penilaian atau evaluasi

Data dibutuhkan untuk mengetahui hasil akhir pelaksanaan program. Tanpa


adanya data sulit mengetahui sampai di mana pelaksanaan program pendidikan
telah dihasilkan. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu
mencapai sasaran yang diharapkan. Evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil
yang dicapai (output). Evaluasi dapat dilakukan setelah suatu program berjalan
dalam satu periode, sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis program yang
disusun. Evaluasi merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan
monitoring karena evaluasi menggunakan data yang disediakan melalui kegiatan
monitoring. Evaluasi diarahkan untuk mengendalikan dan mengontrol ketercapaian
tujuan, memberikan gamaran tentang keberhasilan program, hambatan, kelemahan,
kelebihan, dan dukungan yang ada serta akan diketahui efisiensi suatu kegiatan.
Dengan demikian, evaluasi memberikan informasi yang benar dan dapat dipercaya
mengenai kinerja pelaksanaan program, bagaimana kebutuhan dapat dipenuhi dan
harapan telah dicapai. Fungsi evaluasi ada tiga, yaitu 1) sebagai pengukur
kemajuan, artinya memberikan informasi tentang kemajuan yang diperoleh dari
pelaksanaan program, 2) sebagai alat perencanaan, artinya memberikan informasi
perbaikan yang harus dilakukan bagi perencanaan berikutnya, dan 3) sebagai alat
perbaikan, artinya memberikan informasi untuk melakukan perbaikan dalam
pelaksanaan pembangunan pendidikan.

4. Pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan

Data dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang harus dihitung


dengan sangat teliti, selalu up to date, jelas alasannya dan sudah dipertimbangkan
akibatnya baik yang bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu, data perlu
untuk dianalisis sebagai senjata yang paling diandalkan dalam menentukan
kebijakan atau pengambilan keputusan. Tanpa adanya data pendukung maka
keputusan yang diambil atau kebijakan yang dilakukan akan tidak sesuai dengan
kondisi sebenarnya yang nantinya akan berakibat pemborosan yang biaya yang
besar.

2.3 Klasifikasi Data

Data memiliki ciri tertentu yang dapat diklasifikasikan menurut karakteristik

tertentu. Menurut Siyoto (2015), data dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk yaitu

data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk

angka). Data kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkannya yaitu

data diskrit dan data kontinum. Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data

nominal, data ordinal, data interval dan data rasio.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk

angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan

data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi

yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data
kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman

video.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai

dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan

teknik perhitungan matematika atau statistika. Berdasarkan proses atau cara

untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua

bentuk yaitu sebagai berikut:

1) Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh

dengan cara membilang. Contoh data diskrit misalnya: Jumlah Sekolah Dasar

Negeri di Kecamatan XXX sebanyak 20. Karena diperoleh dengan cara

membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan bulat (bukan bilangan

pecahan).

2) Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh

berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat

atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contoh data

kontinum misalnya: Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.

Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat

dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:

1) Data nominal

Sering disebut juga data kategori yaitu data yang diperoleh melalui

pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori

obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat


dinyatakan dalam bentuk angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan

atau makna matematis sehingga tidak dapat dibandingkan. Contoh data nominal

antara lain: Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu:

 Laki-laki (1)

 Perempuan (2)

Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya merupakan

simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin. Angka-

angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka (2) pada data di

atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki tidak memiliki

makna lebih besar dari perempuan.

2) Data ordinal

Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang

telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki

tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai

tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang

yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal

memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku

perbandingan dengan menggunakan fungsi pembeda yaitu “>” dan “<”. Contoh

jenis data ordinal antara lain:

Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut:

1. Taman Kanak-kanak (TK)

2. Sekolah Dasar (SD)

3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)


4. Sekolah Menengah Atas (SMA)

5. Diploma

6. Sarjana

Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD memiliki

tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih rendah dibandingkan

dengan SMP. Namun demikian, data tersebut tidak dapat dijumlahkan,

misalnya SD (2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal ini, operasi matematika

( + , – , x, : ) tidak berlaku untuk data ordinal.

3) Data Interval

Data interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar

kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal.

Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki

sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara

data yang telah diurutkan. Namun demikian masih terdapat satu sifat yang

belum dimiliki yaitu tidak adanya angka Nol mutlak pada data interval. Contoh

data interval, antara lain:

 Kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100


sampai 110 memiliki jarak yang sama dengan 110 sampai 120. Namun
demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ 150 tingkat
kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ 100.
4) Data rasio

Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh

data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang

berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik
Nol absolute (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi

matematik ( + , – , x, : ).

2.4.Persamaan dan Perbedaan Penilaian Acuan Norma dan Penilaian Acuan


Patokan
2.4.1. Pengertian penilaian acuan normatif (PAN)
Penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok/nilai
yang didapatkan siswa yang dibandingkan dengan nilai-nilai siswa lain
yang termasuk dalam kelompok itu. Penilaian acuan normatif merupakan
pendekatan klasik karena hanya membandingkan hasil pencapaian siswa
satu dengan siswa lainnya. PAN menggunakan metode pengukuran prinsip
belajar kompetitif. Dalam penggunaan PAN, prestasi belajar seorang siswa
dibandingkan dengan siswa lainnya dipengaruhi oleh kualitas
kelompoknya. Cara penafsiran yang digunakan adalah penafsiran acuan
norma.
2.4.2. Pengertian penilaian acuan patokan (PAP)

Penilaian yang dilakukan dengan mengacu penampilan siswa


dikomparasikan dengan kriteria yang telah ditentukan lebih dahulu dalam
tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa lain. Keberhasilan
siswa dalam prosedur acuan patokan tergantung pada penguasaan materi
atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna
mendukung tujuan instruksional. Pada penilaian acuan patokan ini hasil
penampilan seorang siswa menunjukkan posisinya sendiri tanpa
membandingkan dengan hasil penampilan siswa lain. Dengan kata lain,
dalam acuan patokan, apa yang dicapainya dalam suatu tes adalah
menggambarkan penampilannya dalam mengerjakan tes.

2.4.3. Pengukuran acuan normatif dan acuan patokan mempunyai beberapa


persamaan sebagai berikut:
1. Kedua pengukuran acuan normatif dan acuan patokan memerlukan
adanya tujuan evaluasi spesifik sebagai menentukan fokus item yang
diperlukan. Tujuan tersebut termasuk tujuan instruksional umum dan
tujuan instruksional khusus.
2. Kedua pengukuran memerlukan sampel yang relavan, digunakan
sebagai subjek yang hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sampel yang
diukur merepresentasikan populasi siswa yang hendak menjadi target
akhir pengambilan keputusan.
3. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentang siswa, kedua
pengukuran sama-sama memerlukan item-item yang disusun dalam
suatu tes dengan menggunakan aturan dasar penulisan instrumen.
4. Kedua pengukuran memerlukan persyaratan pokok, yaitu validitas dan
reliabilitas. Validitas yaitu apakah item yang disusun mengukur apa
yang hendak dukur, sedangkan reliabilitas yiatu apakah item tes
memiliki hasil konsistensi. Suatu item tes dikatakan memiliki
reliabilitas, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsistensi
dalam mengukur apa yang hendak diukur (Sukardi 2003).
5. Kedua pengukuran tersebut sama manfaatnya, yaitu alat pengumpul
data siswa yang dievaluasi.

Di samping persamaan karakteristik antara pengukuran acuan normatif


dan acuan patokan tersebut, kedua pengukuran tersebut pun memiliki
beberapa perbedaan seperti berikut :

a. Pengukuran acuan normatif di antaranya sebagai berikut:


 Merupakan tes yang mencakup domain tugas pembelajaran dengan
item pengukuran yang spesifik.
 Menekankan pembedaan antara individual siswa satu dengan siswa
lain dalam kelompok/kelas.
 Item-item yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dan cenderung
menghilangkan item yang memiliki tingkat kesulitan rendah.
 Lebih banyak digunakan, khususnya pada kelas yang memiliki
kelompok-kelompok dengan pembedaan antara siswa pandai, di
atas rerata, di bawah rerata, dan bodoh.
 Interpretasi evaluasi memerlukan adanya pengelompokan atas
kelompok-kelompok tertentu secara jelas.
b. Pengukuran dengan acuan patokan di antaranya sebagai berikut:
 Merupakan tipe pengukuran yang berfokus pada penentuan domain
tugas belajar dengan tingkat kesulitan sejumlah item sesuai dengan
tugas pembelajaran.
 Menekankan penggambaran tugas apa yang telah dipelajari oleh
para siswa.
 Item kesulitan sesuai dengan tugas pembelajaran, tanpa
menghilangkan item atau soal yang memiliki tingkat kesulitan
rendah.
 Lebih banyak digunakan, khususnya untuk kelas dengan tugas
pembelajaran dengan konsep atau penguasaan materi belajar
(mastery learning).
 Interpretasi memerlukan grup tertentu dengan memenuhi kriteria
tertentu atau domain pencapaian belajar.

2.5 Teknik Analisis Data

2.5.1 Pengertian Analisis Data

Terdapat banyak para ahli mengemukakan defenisi dari analisis data. Menurut
Patton, analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikan
kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Lexy J. Moleong
mengemukakan, bahwa analisis data merupakan proses mengurutkan data kedalam
pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Sedangkan menurut
Suprayogo analisis data merupakan rangkaian kegiatan penelaahan,
pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena
memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.
Data yang dikumpulkan oleh peneliti tidak ada gunanya jika tidak dianalisis.
Analisis data adalah bagian yang amat penting, karena dengan melakukan analisis,
data tersebut dapat berarti dan bermakna yang dapat digunakan dalam memecahkan
masalah penelitian.

Analisis data dilakukan setelah data diperoleh dari sampel melalui instrumen
yang telah dipilih dan digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian. Secara
umum data yang disajikan untuk dianalisa dapat berupa karakteristik wilayah dan
sampel kasus penelitian. Penyajian data diharapkan dapat memperlihatkan kepada
pembaca setting dan konteks yang spesifik dari penelitian yang sedang dibaca. Data
ada baiknya disajikan dari bentuk yang sederhana, dengan penyajian data yang
relatif kompleks.

Oleh karena itu data yang terkumpul perlu diolah dan dianalisis agar dapat
memecahkan masalah penelitian. Menganalisis data merupakan langkah yang
sangat kritis dalam peneliltian. Karena pada peneliti harus memilih dan
memastikan pola analisis yang digunakna sesuai dengan jenis data yang telah
dikumpulkan.

2.5.2 Teknik Analisis Data

Didalam penelitian ilmiah terdapat dua macam penelitian, yaitu penelitian


kuantitatif dan penelitian kualitatif. Berikut ini merupakan teknik analisis data
sesuai dengan macam atau jenis penelitian.

1. Analisis Data Kuantitaif.

Dalam penelitian kuantitatif analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik dalam penelitian
kuantitatif adalah menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang
digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik
non parametris.
Statistika deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan mendeskripsikan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Penelitian yang dilakukan pada populasi menggunakan statistik deskriptif dalam
analisisnya. Tetapi apabila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya
dapat menggunakan statistik deskriptif atau statistik inferensial. Statistik deskriptif
dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak
ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.
Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka
teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial.

Termasuk dalam statistsik deskriptif merupakan penyajian data melalui tabel,


grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean,
perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-
rata dan standar deviasi, perhitungan persentase. Dalam statistik deskriptif juga
dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variablel melalui analisis
korelasi, membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata sampel atau
populasi.

Statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk


menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini
cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik
pengambilan sampel dari populasi tersebut dilakukan secara random. Statistik ini
dinamakan statistik probabilitas karena kesimpulan yang dilberlakukan untuk
populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability).
Didalam Statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris.
Stitistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik,
atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Dalam statistik pengujian
parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis
statistitik. Oleh karena itu penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian
yang menggunakan sampel. Dalam statistik hipotesis yang diuji adalah hipotesis
nol karena tidak dikehendaki adanya perbedaan antara parameter populasi dan
statistic. Statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji
distribusi.

2. Anlisis Data Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan
dilakukan secara terus menerus tersebut mengakibatakan variasi data sangat tinggi.
Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitattif sehingga teknik analisa
yang digunakan belum ada pola yang jelas. Oleh Karena itu sering mengalami
kesulitan dalam melakukan analisis.

Proses analisis dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki


lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. Analisis sebelum
dilapangan dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data skunder yang
akan menentukan fokus penelitian. Namun fokus penelitian ini bersifat sementara
dan akan berkembang setelah peneliti akan masuk dan selama dilapangan.
Mengenai analisis dilapangan, ada dua macam model:

A. Analisis Data di Lapangan Model Miles dan Huberman.

Miles dan Huberman mengemukakan aktivitas dalam analisis data kualitatif


dilakukan secara interaktif dan berlansung secara terus menerus sampai tuntas
sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, display,
dan conclusion drawing/verification.

a. Data Reduction

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu
dicatat secara teliti dan rinci.semakin lama peneliti di lapangan maka jumlah data
yang diperoleh semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera di
lakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila diperlukan.

b. Data Display

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnnya adalah mendisplaykan data.


Dalam penelittian kulaitatif, penyajian data bisa disajikan dalam uraian singkat,
hubungan antar kategori dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk
penyajian data kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan
mendisplaykan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut.

c. Conclusion drawing/verification

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal


adalah masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak diketemukan bukti-
bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumplkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

B. Analisis Data di Lapangan Model Spradley

Spradley membagi analisis dalam penelitian kualitatif berdasarkan tahapan dalam


kualitatif. Proses penelitian berangkat dari yang luas, kemudain memfokus dan
meluas lagi. Terdapat tahapan analisis data yang dilakukan dalm penelitian
kualitatif yaitu analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema cultural.

a. Analisis Domain

Memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyek penelitian


atau situasi sosial ditemukan berbagi domain dan kategori. Diperoleh dengan
pertanyaan garand dan minitour peneliti menetapkan domain tertentu sebagai
pijakan untuk penelitian selanjutnya. Semakin banyak domain yang dipilih maka
semakin banyak waktu yang perlukan untuk penelitian.
b. Analisis Taksonomi

Domain yang dipilih tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci untuk
mengetahui struktur internalnya. Dilakukan observasi terfokus.

c. Analisis Komponensial

Mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara


mengkontraskan antar elemen. Dilakukan melalui observasi dan waawancara
terseleksi dengan pertanyaan yang mengkontraskan.

d. Analisis Tema Kultural

mencari hubungan diantara domain dan bagaimana dengan keseluruhan dan


selanjutnya dinyatakan kedalam tema/judul penelitian.

2.5.3 Langkah-Langkah Umum Analisis Data

Langkah-langkah dalam menganalisis data antara lain:

1. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data, perlu diolah terlebih
dahulu. Pengolahan data tersebut bertujuan untuk lebih menyederhanakan semua
data yang terkumpul dan menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi
kemudian dianalisis. Tahapan dalam pengolahan data adalah:

a. Penyuntingan (editing)

Kegiatannya adalah memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan


responden. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

 Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaaan yang diajukan.


 Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan .
 Konsistensi jawaban responden.
 Penynting tidak boleh mengganti atau menafsirkan jawaban responden.

b. Pengkodean (coding)
Setelah diakukan penyuntingan data, kegiatan berikutnya adalah pemberian kode
(pengkodean). Pengkodean dilakukan dengan cara memberikan simbol/tanda
berupa angka terhadap jawaban responden yang diterima. Tujuannya adalah untuk
menyederhanakan jawaban dari responden. Misalnya: 1 untuk jawaban ya/setuju
dan kode 0 untuk tidak setuju. Seluruh kode yang telah ditentukan ditulis dalam
buku kode. Buku kode ini selain diperlukan dalam pengkodean, juga digunakan
sebagai pedoman untuk analisis data dan penulisan laporan.

c. Tabulasi (tabulating)

Kegiatan dalam tahap tabulasi adalah menyusun dan menghitung data hasil
pengkodean, untuk kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Cara tabulasi ada dua
macam:

 Tabulasi manual: semua kegiatan dari perhitungan sampai penyajian tabel,


dilakukan dengan tangan.
 Tabulasi mekanik: Pelaksanaan dengan cara ini dibantu dengan peralatan
tertentu, seperti komputer. Semua kegiatan dilakukan dengan bantuan alat
yang telah dipilih.

2. Penganalisisan Data

Setelah pengolahan data selesai, proses selanjutnya adalah analisis data.


Tujuan dari analisis data ini adalah untuk menyederhanakan dan memudahkan data
untuk ditafsirkan.

Apabila datanya telah terkumpul, maka diklasifikasikan dalam dua kelompok,


yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang
dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata
tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk melengkapi
gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. Cara yang digunakan ada
dua macam, yaitu analisis nonstatistika dan analisis statistika.

3. Penafsiran Hasil Analisis


Setelah data selesai dianalisis, kagiatan yang harus dilakukan adalah
menafsirkan hasil analisis tersebut. Penafsiran hasil analisis ini bertujuan untuk
menarik kesimpulan penelitian yang telah dilaksanakan. Penarikan kesimpulan ini
dilakukan dengan cara membendingkan hipotesis yang telah dirumuskan dengan
hasil analisis yang didapat. Akhirnya, peneliti dapat manarik kesimpulan apakah
menerima atau menolak hipotesis yang telah dirumuskan. Dalam penafsiran,
peneliti juga harus memeriksa kembali langkah-langkah yang telah dilaksanakan
dalam penelitian. Langkah ini berguna untuk melihat kesahihan /validitas hasil
penafsiran.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Data penelitian merupakan fakta-fakta yang digunakan sebagai bahan penarikan


kesimpulan
2. Manfaat data dikelompokkan dalam empat kategori yaitu, dasar penyusunan rencana dan
program, alat kontrol atau monitor pelaksanaan program, dasar penilaian atau evaluasi,
dan pengambilan keputusan atau penentuan kebijakanUntuk mengetahui klasifikasi dari
data penelitian.
3. Perbedaan penilaian beracuan norma dan penilaian beracuan patokan adalah penilaian
yang dilakukan dengan mengacu pada norma sedangkan penilaian yang dilakukan dengan
mengacu penampilan siswa dikomparasikan dengan kriteria yang telah ditentukan lebih
dahulu
4. Teknik analisis data penelitian terdapat dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai