Hartono D. Mamu
Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP UNTAD
Email: hartmabiota@yahoo.co.id
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang profil keterampilan berpikir
kritis dan keterampilan metakognisi siswa dalam pembelajaran IPA biologi, khususnya pada
konsep ekosistem di SMP Negeri 07 Palu dan SMP Negeri 19 Palu. Penelitiannya menggunakan
metode deskriptif, dengan populasi adalah siswa kelas VII. Sampel penelitiannya adalah siswa
kelas VII A SMP Negeri 7 Palu berjumlah 36 orang dibelajarkan dengan strategi Reciprocal
Teaching (RT), dan siswa kelas VII B SMP Negeri 19 Palu berjumlah 34 orang dibelajarkan
dengan strategi kooperatif STAD. Sampel ditentukan secara purposive sampling. Instrumen yang
digunakan adalah tes keterampilan berpikir kritis dan keterampilan metakognisi berbentuk essay,
terdiri atas 12 butir pertanyaan, dengan nilai reliabilitas 0,760. Kedua tes diberikan diawal
pembelajaran (pretes) dan pada akhir pembelajaran (postes). Data penelitian, dianalisis secara
deskriptif, berdasarkan perbedaan kemampuan akademik siswa (atas dan bawah), dan strategi
pembelajaran yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan strategi
pembelajaran, rerata nilai postes keterampilan berpikir kritis dan metakognisi siswa yang
dibelajarkan dengan strategi kooperatif STAD lebih tinggi dari rerata nilai postes keterampilan
berpikir kritis dan metakognisi siswa yang dibelajarkan dengan strategi RT. Berdasarkan
perbedaan kemampuan akademik, siswa berkemampuan akademik atas lebih menguasai
keterampilan berpikir kritis maupun metakognisi dibandingkan dengan siswa berkemampuan
akademik bawah, setelah dibelajarkan dengan strategi STAD maupun strategi RT dalam
pembelajaran ekosistem di SMP.
Tabel 1. Rerata Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Strategi Pembelajaran
Strategi Rerata Nilai Keterampilan Berpikir Kritis
Keterangan
Pembelajaran Pretes Postes Peningkatan (%)
STAD 35,05 78,25 123 Meningkat
RT 35,97 76,23 116 Meningkat
Dari Tabel 1 dapat dideskripsikan bahwa siswa, sehingga dapat diterapkan dalam
kedua strategi yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran IPA biologi di SMP. Strategi
pembelajaran IPA biologi di SMP kelas VII kooperatif STAD memberikan dampak yang
dapat meningkatkan rerata nilai keterampilan lebih baik terhadap peningkatan keterampilan
berpikir kritis siswa. Rerata nilai postes berpikir kritis siswa dibandingkan dengan
keterampilan berpikir kritis siswa yang strategi RT.
dibelajarkan dengan strategi kooperatif STAD Potensi strategi pembelajaran kooperatif
lebih tinggi dibandingkan dengan rerata nilai STAD dan strategi RT dalam meningkatkan
postes keterampilan berpikir kritis siswa yang keterampilan berpikir kritis siswa pada
dibelajarkan dengan strategi RT, dengan selisih pembelajaran IPA biologi SMP merupakan
nilai 2.02 atau 2,65%. Persentase peningkatan implikasi dari penerapan sintaks pembelajaran
rerata nilai keterampilan berpikir kritis siswa dari kedua strategi pembelajaran tersebut.
yang dibelajarkan melalui strategi kooperatif Strategi pembelajaran kooperatif STAD
STAD lebih tinggi dibandingkan dengan memiliki sintaks yang dapat memfasilitasi
persentase rerata nilai keterampilan berpikir siswa
kritis siswa yang dibelajarkan melalui strategi
RT. Temuan ini menunjukkan strategi belajar saling membantu, saling
kooperatif STAD dan RT memiliki potensi berdiskusi, saling bertukar gagasan untuk
memberdayakan keterampilan berpikir kritis memecahkan permasalahan yang diberikan
Dari Tabel 2 dapat dideskripsikan bahwa siswa berkemampuan akademik atas lebih
pada pembelajaran dengan strategi STAD, tinggi dibandingkan dengan rerata nilai postes
keterampilan berpikir kritis siswa yang keterampilan berpikir kritis siswa yang
berkemampuan akademik atas dan bawah berkemampuan akademik bawah, dengan nilai
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat selisih sebesar 2,57 atau 3,34%.. Meskipun
dari peningkatan rerata nilai pretes ke postes rerata nilai postes keterampilan berpikir siswa
keterampilan berpikir siswa. Rerata nilai postes yang berkemampuan akademik bawah sedikit
keterampilan berpikir kritis yang diperoleh lebih rendah dari siswa berkemampuan
Tabel 3. Rerata Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Kemampuan Akademik
pada Strategi Reciprocal Teaching
Kemampuan Rerata Nilai Keterampilan Berpikir Kritis
Keterangan
Akademik Pretes Postes Peningkatan (%)
Akademik Atas 36,40 78,92 117 Meningkat
Akademik Bawah 35,54 74,63 110 Meningkat
Dari Tabel 3 dapat dideskripsikan bahwa selisih sebesar 4,29 atau 5,75%. Dari aspek
pada pembelajaran dengan strategi RT, peningkatan rerata nilai keterampilan berpikir
keterampilan berpikir kritis siswa yang kritis, kelompok siswa berkemampuan
berkemampuan akademik atas dan bawah akademik atas persentase peningkatannya lebih
mengalami peningkatan. Hal ini dapat tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa
ditunjukkan dengan data peningkatan rerata berkemampuan akademik bawah.
nilai pretes ke postes keterampilan berpikir Temuan penelitian ini menunjukkan
siswa. Rerata nilai postes keterampilan berpikir bahwa pada pembelajaran dengan strategi RT,
kritis siswa berkemampuan akademik atas siswa yang berkemampuan akademik atas
lebih tinggi dari rerata nilai postes lebih menguasai keterampilan berpikir kritis
keterampilan berpikir kritis siswa dibandingkan siswa yang berkemampuan
berkemampuan akademik bawah, dengan nilai akademik bawah. Perbedaan hasil belajar
Hartono D. Mamu, Profil Keterampilan Berpikir Kritis Dan Metakognisi ....................... 43
antara siswa berkemampuan akademik yang akademik atas dengan siswa berkemampuan
berbeda seperti dalam penelitian ini, telah akademik bawah dalam penguasaan
diungkap oleh Nasution (2006). Dinyatakan keterampilan berpikir kritis dapat diatasi
bahwa perolehan pengalaman belajar melalui kegiatan saling memprediksi dan
berpengaruh pada hasil yang diperoleh. mengklarifikasi jawaban antar siswa dalam
Apabila siswa dengan tingkat kemampuan kelompok. Kegiatan memprediksi dan
akademik berbeda diberikan pengajaran yang mengklarifikasi jawaban akan memfasilitasi
sama, maka hasil belajar yang diperolehnya dan memberikan kesempatan bagi siswa
juga berbeda sesuai dengan kemampuan berkemampuan akademik berbeda untuk dapat
akademik yang dimilikinya. Menurut melatih dan memberdayakan keterampilan
Corebima (2005), dari berbagai penelitian, berpikir kritisnya.
terungkap bahwa siswa dengan kemampuan Profil Keterampilan Metakognisi
akademik atas dapat mencapai kemampuan Profil data keterampilan berpikir kritis
akademik yang lebih tinggi dibandingkan siswa dalam pembelajaran biologi
dengan siswa berkemampuan akademik dideskripsikan berdasarkan strategi
bawah. pembelajaran yang diterapkan, dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan kemampuan akademik siswa (akademik atas
pendapat Sepe (2010), dan Ramdani (2012), dan bawah). Profil keterampilan metakognisi
yang menyimpulkan bahwa keterampilan siswa meliputi: rerata nilai pretes dan nilai
berpikir kritis pada siswa berkemampuan postes, serta persentase peningkatannya. Data
akademik atas lebih tinggi dibandingkan perbandingan rerata nilai keterampilan
keterampilan berpikir kritis siswa yang metakognisi siswa berdasarkan strategi
berkemampuan akademik bawah. Dalam pembelajaran divisualisasikan pada Tabel 4.
proses pembelajaran dengan strategi RT,
perbedaan antara siswa berkemampuan
Dari Tabel 6 dapat dideskripsikan bahwa sering siswa membuat ringkasan, pertanyaan,
pembelajaran IPA biologi dengan strategi RT, dan jawaban dari pertanyaan secara tertulis,
dapat meningkatkan rerata nilai keterampilan siswa akan semakin terlatih untuk
metakognisi siswa baik yang berkemampuan mengembangkan kemampuan menulis, baik
akademik atas maupun siswa berkemampuan dari segi sistematika, logika, dan gramatika
akademik bawah. Rerata nilai postes tulisan yang merupakan bagian dari
keterampilan metakognisi siswa keterampilan metakognisi.
berkemampuan akademik atas lebih tinggi dari Pembelajaran yang menuntun siswa
rerata nilai postes keterampilan metakognisi untuk melaksanakan tahapan meringkas,
siswa berkemampuan akademik bawah. membuat pertanyaan, dan menjawab
Demikian juga persentase peningkatan rerata pertanyaan baik dalam bentuk prediksi maupun
nilai keterampilan metakognisi siswa klarifikasi jawaban sebagaimana yang menjadi
berkemampuan akademik atas lebih tinggi karakter sintaks dari pembelajaran berstrategi
dibandingkan siswa berkemampuan akademik RT, berpotensi untuk memberdayakan
bawah. Temuan ini menunjukkan strategi RT keterampilan metakognisi. Hal ini sejalan
memiliki potensi memberdayakan dengan pendapat Warouw (2009), bahwa
keterampilan metakognisi siswa strategi RT yang didalamnya terdapat kegiatan
berkemampuan akademik atas dan bawah. meringkas, membuat pertanyaan, memprediksi
Siswa berkemampuan akademik atas lebih dan mengklarifikasi dapat meningkatkan
menguasai keterampilan metakognisi, keterampilan metakognisi dibandingkan
dibandingkan dengan siswa berkemampuan dengan multistrategi.
akademik bawah.
Potensi strategi RT dalam SIMPULAN
memberdayakan keterampilan metakognisi Simpulan dalam tulisan ini adalah: (1)
siswa dalam pembelajaran IPA biologi strategi pembelajaran kooperatif STAD dan
berkaitan dengan karakter sintaks atau tahapan strategi RT, dapat meningkatkan nilai
kegiatannya yang keterampilan berpikir kritis maupun
meliputi kegiatan meringkas, membuat keterampilan metakognisi siswa dalam
pertanyaan, memprediksi dan mengklarifikasi pembelajaran IPA biologi di SMP; (2) strategi
jawaban. Wicaksono, dkk (2011), menyatakan pembelajaran kooperatif STAD lebih
bahwa tahap meringkas, membuat pertanyaan, berpotensi meningkatkan nilai keterampilan
memprediksi dan mengklarifikasi berpikir kritis maupun keterampilan
mengharuskan siswa untuk memahami bacaan metakognisi siswa yang berkemampuan
dan merangkaikan konsep-konsep penting akademik atas; (3) siswa yang berkemampuan
dalam bentuk tulisan, baik berupa ringkasan akademik bawah akan meningkat keterampilan
(tahap meringkas), pertanyaan (tahap membuat berpikir kritis maupun keterampilan
pertanyaan), maupun jawaban dari pertanyaan metakognisinya, jika belajar bersama dalam
(tahap prediksi dan klarifikasi) sesuai dengan kelompok dengan siswa berkemampuan
pemikiran dan kalimatnya sendiri. Semakin akademik atas.