Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

GIZI MASYARAKAT
PENYAKIT JANTUNG KORONER

Dosen Pengampu: Septy Handayani, S.TP. , M.Sc.

Nama Anggota :
1. Rifatul Imaliyah (182110102014)
2. Sharifah Anjani (182110102015)
3. Nadien Mutia Intan M (182110102016)
4. Ridya Pawestri S (182110102017)
5. Wahyu Wardhana (182110102018)
6. Vanneza Ivoniar F (182110102019)
7. Nadhifah Safitri (182110102020)
8. Ufairah Fithriyati (182110102021)
9. Tera Rizki Farikha (182110102022)
10. Naila Maharani (182110102023)

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYRAKAT
UNVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kasih karunia-Nya makalah “Penyakit Jantung Koroner” yang dibimbing oleh
Ibu Septy Handayani, S.TP. , M.Sc. ini dapat diselesaikan sebagai salah satu tugas
mata kuliah Gizi Masyarakat.

Makalah ini berisi tentang definisi penyakit jantung koroner, faktor resiko
PJK, Penyebab PJK, Asupan Makanan pada pasien PJK, Prevalensi PJK di
Indonesia.

Kami menyadari bahwa Tuhan lah sumber segala ilmu pengetahuan sehingga
kami merasa memiliki kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu kami
membutuhkan saran dan kritik agar makalah ini menjadi lebih baik. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bondowoso, 6 November 2019

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi
penyebab kematian utama di Indonesia. Penyebabnya adalah terjadinya hambatan
aliran darah pada arteri koroner yang mensuplai darah ke otot jantung. Hambatan
tersebut berupa plak, dan prosesnya memakan waktu yang amat panjang, bahkan
dapat bertahuntahun, mungkin dimulai sejak masa muda yang seringkali
“berkulminasi” menjadi serangan jantung coroner (Soeharto, 2001).
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner


Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi
penyebab kematian utama di Indonesia. Penyebabnya adalah terjadinya hambatan
aliran darah pada arteri koroner yang mensuplai darah ke otot jantung. Hambatan
tersebut berupa plak, dan prosesnya memakan waktu yang amat panjang, bahkan
dapat bertahuntahun, mungkin dimulai sejak masa muda yang seringkali
“berkulminasi” menjadi serangan jantung coroner (Soeharto, 2001).
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan adanya
plak yang menumpuk di dalam arteri koroner yang mensuplai oksigen ke otot
jantung.1 Penyakit ini termasuk bagian dari penyakit kardiovaskuler yang paling
umum terjadi. Penyakit kardiovaskuler merupakan gangguan dari jantung dan
pembuluh darah termasuk stroke, penyakit jantung rematik dan kondisi lainnya
(WHO).
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah istilah untuk penyakit yang muncul
ketika dinding arteri koronaria menyempit oleh pembentukan material lemak
secara gradual. Penyakit ini tidak memiliki gejala pada awal pembentukannya dan
merupakan gangguan kronis yang berkembang diam-diam di sepanjang hidup
Penyakit jantung koroner (PJK) ini masih merupakan masalah kesehatan
yang penting dan berdampak secara sosio-ekonomi karena biaya obat-obatan yang
cukup mahal, lamanya waktu perawatan dan pengobatan, serta pemeriksaan
penunjang lain yang diperlukan dalam proses pengobatan. Upaya pencegahan
melalui deteksi dini factor risiko dan upaya pengendaliannya sangat penting
dilakukan.
2.2 Faktor Resiko
Berbagai penelitian telah berhasil mengidentifikasi factor-faktor risiko
penyakit jantung koroner antara lain herediter, usia, jenis kelamin, sosio-ekonomi,
letak geografi, makanan tinggi lemak dan kalori, kurang makan sayur buah,
merokok, alkohol, aktifitas fisik kurang, hipertensi, obesitas, diabetes mellitus,
aterosklerosis, penyakit arteri perifer, stroke dan dislipidemia. Faktor risiko PJK
telah dibagi menjadi tidak dapat dimodifikasi dan dimodifikasi (Levy 1981).
Faktor-faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu:
a. usia,
Usia merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner dimana
penambahan usia akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung
koroner. Semakin tua usia maka semakin besar timbulnya plak yang
menempel di dinding dan menyebabkan gangguan aliran darah yang
melewatinya.
b. jenis kelamin laki-laki, dan
c. riwayat keluarga yang tidak mungkin diubah.
Menurut American Heart Association “AHA” (2009), risiko yang dapat
dimodifikasi yaitu faktor-faktor yang dapat diubah oleh intervensi medis dan gaya
hidup adalah:
a. hipertensi,
b. hiperkolesterolemia,
c. aktivitas fisik,
d. diabetes,
e. kelebihan berat badan,
f. obesitas, dan
g. merokok
Mora et al. (2007) menyatakan bahwa perubahan dalam akun faktor-faktor
risiko yang dapat dimodifikasi untuk sekitar 60% dari pengurangan risiko.

2.3 Penyebab
DAFTAR PUSTAKA
Douda, H., Stefanakis, M., Themistocloeus, I.C. 2017. Coronary Heart Disease
Part Ipathophysiology and Risk Factors. Journal Of Pshysical Activity,
Nutrition and Rehabilitation.
Setyaji, D.Y., Prabandari, Y.S., Gunawan, I.M.A. 2018. Aktiviitas Fisik dengan
Penyakit Jantung Koroner di Indonesia. Yogyakarta: Journal Gizi Klinik
Indonesia. Vol.14, No. 3.
Wirjatmadi, R.B., dan Rahma, H.H. 2017. HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI
MAKRO DAN PROFIL LIPID DENGAN KEJADIAN PENYAKIT
JANTUNG KORONER PADA PASIEN LANSIA DI RUMAH SAKIT
ISLAM JEMURSARI SURABAYA. Surabaya: Media Gizi Indonesia. Vol.
12, No.2.

Anda mungkin juga menyukai