Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI (Sebelas) / 2
Materi Pokok : Sistem Respirasi
Pertemuan ke :1&2
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

KOMPETENSI INTI :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR :
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel,
jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan
sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Berprilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, obyektif, disiplin, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-
hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) secara gotong
royong, kerjasama , resposfif dan proaktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja
saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dan
mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan proses pernapasan serta
gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem respirasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.8 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan organ
pernapasan/respirasi yang menyebabkan gangguan sistem respirasi manusia melalui berbagi
bentuk media presentasi.
4.9 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh pencemaran udara dan mengolah
informasi beberapa resiko negatif merokok pada remaja untuk menentukan keputusan.

INDIKATOR :
1. Menjelaskan pengertian bernapas
2. Menyebutkan struktur sistem pernapasan manusia
3. Menghubungkan antara struktur sistem pernapasan manusia dengan masing-masing fungsinya
4. Menjelaskan proses pernapasan pada manusia serta pertukaran gas yang terjadi
5. Membedakan macam-macam mekanisme pernapasan pada manusia
6. Menganalisis faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
7. Membandingkan volume dan kapasitas paru-paru
8. Mengidentifikasi beberapa penyakit/kelainan pada sistem pernapasan manusia.
9. Menganalisis kandungan zat berbahaya dalam sebatang rokok

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian bernapas secara mandiri sesuai dengan literatur dan
penjelasan yang diberikan.
2. Siswa mampu menyebutkan struktur sistem pernapasan manusia mulai dari rongga hidung
sampai paru-paru secara mandiri dengan benar
3. Siswa mampu menghubungkan antara struktur sistem pernapasan manusia dengan masing-
masing fungsinya secara berkelompok dengan benar sesuai dengan gambar/literatur dan petunjuk
yang diberikan
4. Siswa mampu menjelaskan proses pernapasan pada manusia serta pertukaran gas yang terjadi
secara benar dengan benar
5. Siswa dapat membedakan macam-macam mekanisme pernapasan pada manusia secara kelompok
dengan benar sesuai dengan literatur
6. Siswa mampu menganalisis faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan secara
berkelompok dengan benar
7. Siswa mampu membandingkan volume dan kapasitas paru-paru secara mandiri dengan benar
8. Siswa mampu mengidentifikasi beberapa penyakit/kelainan pada sistem pernapasan manusia
sesuai dengan informasi yang ada secara mandiri dengan benar
9. Siswa mampu menganalisis kandungan zat berbahaya dalam sebatang rokok secara kelompok
dengan benar menggunakan literatur yang ada.
II. MATERI AJAR / BAHAN AJAR
SISTEM RESPIRASI
Istilah bernapas seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara harfiah sebenarnya
kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan
napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan
luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara,
respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan
makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi.
Bernapas adalah bagian yang sangat penting dari aktivitas makhluk hidup. Tanpa bernapas,
manusia akan mati. Proses pernapasan pada manusia dapat terjadi secara sadar maupun secara
tidak sadar. Pernapasan secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan saat
bernapas, misalnya pada saat latihan dengan cara menarik napas panjang, kemudian menahannya
beberapa saat, lalu mengeluarkannya. Pernapasan sacara tidak sadar yaitu pernapasan yang
dilakukan secara otomatis dan dikendalikan oleh saraf di otak, misalnya pernapasan yang terjadi
pada saat kita tidur.
 Struktur pernapasan Manusia
Agar proses pernapasan dapat berlangsung, diperlukan organ-organ pernapasan. Organ-
organ pernapasan ini secara berurutan dimulai dari hidung, faring, laring, trakea, dan paru-paru.
1. Hidung
Perjalanan udara memasuki paru-paru dimulai ketika udara melewati lubang hidung. Di
lubang hidung, udara disaring oleh rambut-rambut di lubang hidung. Udara juga menjadi lebih
hangat ketika melewati rongga hidung bagian dalam. Di rongga hidung bagian dalam, terdapat
juga ujung-ujung saraf yang dapat menangkap zat-zat kimia yang terkandung dalam udara
sehingga kita mengenal berbagai macam bau. Ujung-ujung saraf penciuman tersebut kemudian
akan mengirimkan impuls ke otak.
2. Faring
Faring merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada
bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang. Udara dari rongga
hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak di belakang rongga
hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan
makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada
bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang.
3. Laring
Dari faring udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau disebut juga laring.
Laring tersusun atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersebut tersusun oleh
tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang
rawan.
Laring memiliki dua cabang yang membentuk saluran makanan yang disebut esofagus dan
saluran pernapasan yang disebut trakea. Untuk mengatur kedua fungsi tersebut, maka laring ini
memiliki katup yang dapat membuka dan menutup yang disebut epiglotis. Katup ini berfungsi
untuk mengatur jalannya udara dan makanan. Itulah sebabnya saat kita menelan makanan tidak
mungkin bersamaan dengan menghirup udara, karena epiglotis tersebut menutupi saluran
pernapasan.
4. Trakea
Trakea berada di daerah leher dan disusun oleh tulang rawan yang berbentuk seperti cincin
dengan panjang ± 10 cm. Dinding trakea terdiri atas jaringan ikat dan memiliki otot polos, pada
bagian tengah terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi untuk mengeluarkan debu atau kotoran.
5. Bronkus dan Bronkiolus
Bronkus dan bronkiolus merupakan percabangan dari trakea. Bronkus bercabang menjadi
bronkus kanan dan bronkus kiri, bronkus kanan bercabang menjadi 3 bronkiolus, sedangkan
bronkus kiri bercabang menjadi 2 bronkiolus.

6. Paru-paru
Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-paru
merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada, tepatnya di atas sekat diafragma.
Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru
terdiri atas dua bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki tiga
gelambir/lobus yang berukuran lebih besar daripada paru-paru sebelah kiri yang memiliki dua
gelambir/lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Semakin ke
dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang disebut alveolus. Alveolus
memiliki dinding sangat tipis dan elastis, pada permukaan luarnya terdapat banyak kapiler darah
sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran O2 dan CO2 secara difusi. pada paru-paru terdapat
kurang lebih 300 juta alveolus.

 Proses Pernapasan Manusia


Proses pernapasan meliputi dua tahap berikut :
1. Proses Inspirasi
Pada proses ini terjadi pengisapan oksigen dari luar ke dalam paru-paru. Bila otot
diafragma berkontraksi, maka diafragmanya akan mendatar. Pada waktu inspirasi maksimum,
otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat. Keadaan ini akan
menambah besarnya rongga dada. Mendatarnya diafragma dan terangkatnya tulang rusuk
menyebabkan rongga dada bertambah besar, diikuti mengembangnya paru-paru, sehingga udara
luar masuk melalui hidung.

2. Proses Ekspirasi
Proses ini terjadi ketika kita menghembuskan udara. Pada proses ini terjadi proses
pengeluaran karbon dioksida dan uap air dari paru-paru keluar tubuh. Otot-otot dinding
diafragma mengendur dan ditekan ke atas oleh organ perut, tulang rusuk kembali ke posisi
semula, sehingga rongga dada menyempit. Akibatnya udara dapat terdorong keluar paru-paru.
Pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida terjadi melalui proses difusi. Proses
tersebut terjadi di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses difusi berlangung sederhana, yaitu
hanya dengan gerakan molekul-molekul secara bebas melalui membran sel dari konsentrasi
tinggi atau tekanan tinggi ke konsentrasi rendah atau tekanan rendah.
Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari rongga hidung sampai alveolus. Di
alveolus oksigen mengalami difusi ke kapiler arteri paru-paru. Masuknya oksigen dari luar
menyebabkan tekanan parsial oksigen (PO2) di alveolus lebih tinggi dibandingkan dengan PO2 di
kapiler arteri paru-paru. Karena proses difusi selalu terjadi dari daerah yang bertekanan tinggi ke
derah bertekanan rendah, oksigen akan bergerak dari alveolus menuju kapiler arteri paru-paru.

Oksigen di kapiler arteri diikat oleh eritrosit yang mengandung hemoglobin sampai jenuh.
Makin tinggi tekanan parsial oksigen di alveolus, semakin banyak oksigen yang terikat oleh
hemoglobin dalam darah. Oksigen yang berikatan dengan hemoglobin akan
membentuk oksihemogblobin. Reaksi antara hemoglobin dan oksigen berlangsung secara
reversible (bolak-balik) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, pH, konsentrasi
oksigen dan karbon dioksida, serta tekanan parsial.
Di dalam sel-sel tubuh atau jaringan tubuh, oksigen digunakan untuk proses respirasi di
dalam mitokondria sel. Semakin banyak oksigen yang digunakan oleh sel-sel tubuh, semakin
banyak karbondioksida yang terbentuk dari proses respirasi. Hal tersebut menyebabkan tekanan
parsial karbon dioksida atau PCO2 dalam sel-sel tubuh lebih tinggi dibandingkan tekanan parsial
karbondioksida dalam kapiler vena sel-sel tubuh. Oleh karena itu, karbondioksida dapat berdifusi
dari sel tubuh ke kapiler vena sel tubuh yang kemudian akan dibawa oleh eritrosit menuju paru-
paru. Di paru-paru terjadi difusi CO2 dari kapiler vena menuju alveolus. Proses tersebut terjadi
karena tekanan parsial CO2 pada kapiler vena lebih tinggi daripada tekanan parsial CO2 dalam
alveolus. Karbondioksida akhirnya akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi bila otot-otot tulang rusuk luar berkontraksi, akibatnya tulang
rusuk naik dan volume rongga dada akan lebih kecil daripada udara luar. Karena adanya
perbedaan tekanan udara ini, maka udara luar masuk ke dalam rongga dada, sehingga terjadi
proses inspirasi.
Proses ekspirasi terjadi apabila otot antar tulang rusuk dalam berkontraksi. Akibatnya,
tulang rusuk turun dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga
dada akan lebih besar selanjutnya udara akan terdorong ke luar.
2. Pernapasan Perut
Pada proses pernapasan ini, inspirasi terjadi apabila otot diafragma (sekat rongga dada)
mendatar dan volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada
lebih kecil daripada udara di luar, akibatnya udara masuk. Ekspirasi terjadi apabila otot-otot
diafragma mengkerut (berkontraksi) dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara
di dalam rongga dada lebih besar daripada udara di luar, akibatnya udara dari dalam terdorong ke
luar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
Proses inspirasi dan ekskresi berlangsung sebanyak 15 sampai dengan 18 kali setiap menit,
tetapi frekuensi ini pada setiap orang berbeda-beda, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut.
1. Umur
Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap frekuensi pernapasan, Anda dapat
membandingkan pernapasan antara orang tua dengan anak-anak. Manakah frekuensi
pernapasannya yang lebih banyak, orang tua ataukah anak-anak? Lebih banyak pada anak-anak,
bukan? Mengapa demikian? Hal ini disebabkan anak-anak masih dalam usia pertumbuhan
sehingga banyak memerlukan energi. Oleh sebab itu, kebutuhannya akan oksigen juga lebih
banyak dibandingkan orang tua.
2. Jenis Kelamin
Bahwa semakin banyak energi yang dibutuhkan, berarti semakin banyak pula O2 yang
diambil dari udara. Hal ini terjadi karena laki-laki umumnya beraktivitas lebih banyak daripada
perempuan.
3. Suhu Tubuh
Jika dihubungkan dengan kebutuhan energi, ada hubungan antara pernapasan dengan suhu
tubuh, yaitu bahwa antara kebutuhan energi dengan suhu tubuh berbanding lurus. Artinya
semakin tinggi suhu tubuh, maka kebutuhan energi semakin banyak pula sehingga kebutuhan O2
juga semakin banyak.
4. Posisi Tubuh
Posisi tubuh seseorang akan berpengaruh terhadap kebutuhan energinya. Coba Anda
bandingkan posisi antara orang yang berbaring dengan orang yang berdiri! Manakah yang lebih
banyak frekuensi antara keduanya? Tentunya orang yang berdiri lebih banyak frekuensi
pengambilan O2 karena otot yang berkontraksi lebih banyak sehingga memerlukan energi yang
lebih banyak pula.
5. Kegiatan Tubuh
Untuk membuktikan pengaruh faktor ini, Anda dapat melakukan perbandingkan antara
orang yang bekerja dengan orang yang tidak bekerja. Mana yang lebih banyak frekuensi
bernapasnya? Jika diperhatikan, orang yang melakukan aktivitas kerja membutuhkan energi.
Berarti semakin berat kerjanya maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga frekuensi
pernapasannya semakin cepat.
Kapasitas paru-paru
Volume paru-paru manusia sangat terbatas sehingga hanya dapat menghirup udara sebatas
kapasitas paru-paru. Volume paru-paru setiap manusia berbeda-beda sesuai dengan ukuran paru-
paru, kekuatan, dan cara bernapasnya. Jika kita bernapas secara normal, maka udara yang kita
hirup dan dihembuskan ada sebanyak 0,5 liter. Volume udara sebanyak itu disebut udara
pernapasan atau udara tidal.
Jika setelah bernapas normal, maka udara dari luar masih dapat kita hirup sedalam-
dalamnya masuk ke paru-paru, udara demikian disebut udara komplementer. Volume udara
komplementer ada sebanyak 1,5 liter. Begitu juga bila setelah bernapas normal ternyata kita
masih dapat mengeluarkan udara dari dalam paru-paru dengan cara mengembuskan napas
sekuat-kuatnya, maka udara yang dikeluarkan itu disebut udara suplementer. Volume udara
suplementer ada sebanyak 1 liter.
Jadi, pengertian masing-masing istilah di atas dapat kita rangkum sebagai berikut:
a. Udara tidal/udara pernapasan: volume udara saat kita bernapas secara normal (0,5 lt).
b. Udara komplementer: volume udara dari luar yang masih dapat kita hirup sedalam-
dalamnya (dimasukkan secara maksimal), setelah bernapas normal (1,5 lt).
c. Udara suplementer: volume udara dari dalam paru-paru yang dapat kita keluarkan
dengan menghembuskan napas sekuat-kuatnya (dapat dikeluarkan secara maksimal), setelah
bernapas normal (1 lt).
d. Udara residu: volume udara sisa yang ada di dalam paru-paru, setelah mengembuskan
napas sekuat-kuatnya (setelah mengeluarkan nafas/ekspirasi maksimal) (1 lt).
e. Kapasitas vital paru-paru: Volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin
setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga. Meliputi udara tidal, udara
komplementer, dan udara suplementer (3,5-4 lt).
f. Kapasitas total paru-paru: Volume udara yang dapat ditampung paru-paru semaksimal
mungkin. Meliputi kapasitas vital paru-paru ditambah dengan udara residu (±5 lt).

 Kelainan atau penyakit pada sistem pernapasan


Kelainan atau penyakit pada sistem pernapasan manusia, antara lain seperti berikut :
1. Asma
Sebagian besar penyakit asma merupakan penyakit bawaan. Penyebab penyakit ini, antara
lain karena udara kotor, udara dingin, alergi sesuatu benda, ataupun stress. Seseorang yang
menderita penyakit ini ketika kambuh, otot-otot bronkusnya berkontraksi sehingga akan
mengakibatkan penyempitan saluran pernapasan. Gejala penyakit ini, antara lain sulit bernapas,
bunyi napas mendesah, dan batuk-batuk.
2. Sinusitis
Penyakit ini terjadi akibat peradangan yang terjadi pada sebelah atas rongga hidung (sinus
paranasalis). Gejalanya berupa hidung tersumbat, ingus berbau, berwarna kuning hijau, dan sakit
di daerah sinus yang terserang.
4. Bronkitis
Penyakit bronkitis terjadi karena adanya radang pada selaput lendir, trakea, dan saluran
bronkia/bronkus. Gejala yang mengiringi penyakit ini, antara lain demam, dada terasa nyeri, dan
mengalami batuk.
5. Tuberculosis (TBC)
TBC termasuk penyakit menular, penyakit ini disebabkan karena bakteri Mycobacterium
tuberculosa. Seseorang yang menderita penyakit ini akan mengalami peradangan pada dinding
alvelous sehingga difusi O2 akan terganggu.
6. Emfisema
Pada penderita emfisema, bagian alveolus robek, akibatnya pertukaran gas ke bagian-
bagian alveolus terganggu dan daerah pertukaran gas menjadi lebih sempit.
7. Pneumonia
Pada penderita pneumonia bagian alveolus terisi banyak lendir yang disebabkan
terinfeksinya dinding alveolus oleh bakteri.
8. Difteri
Seseorang yang menderita penyakit ini, pada bagian laring dan bronkusnya mengalami
penyumbatan berupa lendir. Sekresi lendir ini disebabkan oleh bakteri difteri.
9. Renitis
Penyebab penyakit ini, yaitu adanya radang yang terjadi pada rongga hidung. Peradangan
tersebut menyebabkan terjadinya bengkak pada rongga hidung dan mengeluarkan lendir.
Peradangan ini dapat terjadi karena alergi terhadap benda tertentu.
10. Asfiksi
Penyakit asfiksi mengakibatkan seseorang mengalami gangguan dalam pengangkutan
oksigen.
III. METODE PEMBELAJARAN
mbelajaran : Scientific Approach
lajaran : Ceramah, Diskusi kelompok, Pengamatan, Make A Match, dengan model pembelajaran PBL

IV. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media
 Pertemuan ke-1 dan ke-2
Gambar-gambar tentang struktur sistem pernapasan, LKS, Power Point
2. Alat/Bahan
LCD dan Laptop
3. Sumber Pembelajaran
a. Buku-buku
Ferdinand, P Fictor, dkk. 2009. Praktis Belajar Biologi 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta :
Pusat Perbukuan Depdiknas
Kistinah, Idun. Et al. 2009. BIOLOGI 2 Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk Kelas XI
SMA. Jakarta : Pusat Perbukuan
Riksa, Ilma. 2011. Mekanisme Pernapasan Manusia. http://wordpress.com
b. Buku pembelajaran lain yang relevan
c. Internet
Download untuk gambar-gambar struktur sistem pernapasan pada manusia

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan ke-1
A. Pendahuluan (10 menit)
- Guru memusatkan perhatian siswa dengan meminta siswa untuk berdiri ditempat masing-
masing, siswa diminta untuk menarik napas, menahannya, dan kemudian melepaskannya secara
perlahan.
- Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan kepada siswa “Apa yang kalian rasakan
saat menahan napas beberapa saat?”
- Guru memberikan penjelasan tentang pengertian bernapas secara umum, siswa memperhatikan
dengan seksama.
- Guru mengkomunikasikan pada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai mengenai
materi sistem pernapasan
B. Kegiatan Inti (70 menit)
- Guru menyajikan informasi tahap demi tahap kepada siswa mengenai organ atau struktur sistem
pernapasan manusia
- Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok yang dibagi menjadi dua kelompok
untuk melakukan pembelajaran dengan teknik pembelajaran make a match
- Guru membimbing siswa untuk melakukan permainan dengan kerja sama yang baik. Dimana
antar kelompok beradu kecepatan menjawab atau memasangkan soal dengan jawabannya.
- Perwakilan kelompok memasangkan jawaban atas pertanyaan tentang struktur sistem
pernapasan yang dihubungkan dengan fungsi masing-masing dengan cepat dan tepat.
- Kelompok yang dapat menjawab dengan cepat dan benar akan mendapatkan nilai tambah (point
plus)
- Guru menguraikan sedikit tentang proses pernafasan pada manusia serta pertukaran gas yang
terjadi, siswa memperhatikan dengan cermat penjelasan dari guru
- Siswa dibagi dalam kelompok belajar dan berdiskusi tentang macam-macam mekanisme
pernapasan pada manusia sesuai LKS 1. Dalam melakukan kegiatan diskusi siswa menunjukkan
perilaku terbuka dan menghargai pendapat teman
- Guru membimbing dan menilai keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi
- Siswa menyampaikan secara lisan hasil diskusi tentang macam-macam mekanisme pernapasan
pada manusia tersebut
- Siswa dengan bimbingan guru mengkaji beberapa penyakit/kelainan yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan manusia
C. Penutup (15 menit)
- Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari tentang sistem pernapasan pada
manusia
- Guru memberikan nasihat kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya untuk dibahas
pertemuan berikutnya
- Melaksanakan post test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Pertemaun ke-2
A. Pendahuluan (10 menit)
- Guru menanyakan tentang materi minggu lalu, siswa mendengarkan apabila ada yang hendak
ditanyakan
- Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti (70 menit)
- Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar yang terdiri dari 3-4 anak
- Siswa menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernpasan dengan
melakukan serangkain percobaan sederhana (LKS 2)
- Siswa bekerjasama dalam kelompoknya untuk menyelasaikan kegiatan
- Hasil percobaan dipresentasikan oleh perwakilan kelompok
- Guru membimbing jalannya kegiatan
- Guru menjelaskan perbandingan volume dan kapasitas paru-paru manusia, siswa
memperhatikan dengan seksama
- Siswa memberikan tanggapan apabila ada pertanyaan
- Siswa melakukan analisis terhadap penyakit/kelainan yang dapat terjadi pada sistem pernapasan
manusia pada lembar kegiatan 3 (LKS 3), guru sebelumnya sudah memaparkan sedikit materi
- Secara berkelompok siswa melakukan kajian terhadap kadungan zat berbahaya dalam sebatang
rokok sehingga dapat menjadi penentu keputusan para remaja
- Guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam kegiatan yang dilakukan

C. Penutup (15 menit)


- Siswa bersama dengan guru merangkum materi yang telah dipelajari
- Siswa menanyakan kepada guru apabila ada hal yang kurang jelas
- Guru memberikan nasihat kepada siswa untuk menghindari rokok, karena rokok dapat menjadi
faktor penyebab penyakit khususnya pada sistem pernapasan
- Melaksanakan post test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

VI. PENILAIAN
 Jenis dan Tekni penilaian
1. Jenis : Tugas individu, Tugas kelompok (diskusi), Laporan hasil pengamatan
2. Teknik : Test (tertulis dan lisan), Penugasan

 Instrumen Penilaian
- LKS (Lembar Kerja Siswa)
- Lembar pengamatan
- Test (pilihan ganda dan uraian)

 Pedoman Pengamatan
No. Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1. Pengetahuan Tes tertulis / lisan Pembelajaran
 Menjelaskan pengertian bernapas dengan teknik make
 Dapat menyebutkan organ-organ a match
sistem pernapasan beserta
fungsinya
2. Karakter LKS (Lembar Kerja Kegiatan diskusi
 Terlibat aktif dalam mengikuti Siswa) berlangsung
proses pembelajaran
 Bekerjasama dan menghargai
pendapat teman dalam kegiatan
diskusi

3. Keterampilan Percobaan/pengayaan Laporan hasil


 Terampil dalam melakukan percobaan
percobaan sederhana untuk
menentukkan frekuensi pernapasan
 Terampil dalam mengalisis
penyakit pada sistem pernapasan LKS 3 Kegiatan diskusi

Anda mungkin juga menyukai