alodokter.com/parestesia
May 10,
2017
Kesemutan atau parestesia adalah sensasi seperti tertusuk jarum atau mati rasa
pada bagian tubuh tertentu. Parestesia bisa terjadi di bagian tubuh mana pun,
tetapi paling sering terjadi di tangan, kaki, dan kepala.
Parestesia dapat bersifat sementara atau terjadi secara berkepanjangan. Parestesia yang
sementara terjadi akibat tekanan pada saraf tertentu, misalnya saat tidur dengan
menindih lengan atau duduk bersila. Kesemutan yang bersifat sementara ini akan hilang
ketika sudah tidak ada tekanan pada saraf.
Sedangkan parestesia yang terjadi berkepanjangan bisa menjadi gejala suatu penyakit,
misalnya diabetes. Pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan jika parestesia terjadi secara
berulang dan terus-menerus tanpa sebab yang jelas.
Mati rasa
Lemah
Seperti tertusuk jarum
Seperti terbakar atau dingin
Karakteristik gejala atau munculnya gejala lain yang menyertai kesemutan akan
berbeda-beda sesuai penyebabnya. Misalnya pada parestesia yang disebabkan oleh
komplikasi penyakit diabetes (neuropati diabetik), kesemutan dapat menjalar naik dari
telapak kaki ke tungkai atau dari tangan ke lengan.
1/3
Pemeriksaan oleh dokter juga perlu dilakukan secepatnya jika kesemutan terjadi di
kepala, makin memburuk, disertai nyeri, serta menyebabkan gangguan saat berjalan
atau lemah di area yang kesemutan.
Komplikasi penyakit diabetes pada saraf merupakan salah satu penyebab kesemutan.
Bila Anda menderita diabetes, lakukanlah pemeriksaan rutin ke dokter untuk memantau
perkembangan penyakit.
Kondisi tersebut bisa terjadi ketika menekuk kaki terlalu lama, misalnya saat duduk
bersila, atau ketika tidur dengan tangan tertindih. Kesemutan juga bisa terjadi pada
orang yang aktivitasnya melibatkan gerakan berulang, misalnya pemain biola atau atlet
tenis.
Sedangkan kesemutan yang terjadi secara berkepanjangan dapat menjadi tanda adanya
suatu penyakit, seperti:
Pada beberapa kasus, kesemutan bisa terjadi hanya di tangan dan kaki atau hanya di
kepala, seperti akan dijelaskan di bawah ini:
Parestesia di kepala
Parestesia di kepala sering kali tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi pada beberapa kasus,
parestesia yang di kepala bisa menjadi tanda dari kondisi berikut:
Tes darah, untuk memeriksa kadar elektrolit, vitamin, hormon, dan zat kimia dalam
darah.
Pemeriksaan fungsi saraf, meliputi tes aktivitas listrik otot (elektromiografi) dan tes
kecepatan hantar saraf (nerve velocity test).
Pencitraan, seperti foto Rontgen, CT scan, atau MRI.
Pemeriksaan lumbal pungsi (spinal tap), yang dilakukan dengan mengambil sampel
cairan saraf tulang belakang
Biopsi, yang dilakukan dengan mengambil sampel jaringan kulit atau saraf untuk
diperiksa di laboratorium.
Selain beberapa langkah di atas, dokter akan meresepkan obat guna meredakan gejala,
misalnya obat pregabalin atau gabapentin untuk meredakan keluhan neuropati diabetik.
Dokter juga dapat mengganti atau menghentikan obat yang memicu parestesia. Operasi
dapat dilakukan pada kondisi tertentu, seperti saraf kejepit atau kista ganglion.
Jika menderita penyakit yang menimbulkan parestesia, seperti diabetes, pantau kondisi
Anda secara rutin ke dokter untuk menurunkan risiko munculnya parestesia.
3/3