Laporan MikroBio Metabolisme PDF
Laporan MikroBio Metabolisme PDF
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi yang dibimbing oleh
Agung Witjoro, S.Pd., M.Kes dan Mardiana Lelitawati, S.Si., M.Si
Disusun oleh :
Pendidikan Biologi/Offering C 2018/Kelompok 6
Ana Saniatur Rohmah (180341617525)
Ayu Dewi Pratiwi (180341617593)
Damaris Hasanta Fadllika (180341617597)
Ika Sri Sumiati (180341617567)
Rizqi Fajar Pangayoman (180341617582)
B. TUJUAN
Dengan dilakukannya praktikum pada kali ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menguji kemampuan bakteri dalam menghidrolisis amilum
2. Menguji kemampuan bakteri dalam menghidrolisis protein
3. Menguji kemampuan bakteri dalam menghidrolisis lemak
C. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Februari 2020
Pukul : 11.00 s/d 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Lantai III Jurusan
Biologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang
D. DASAR TEORI
Metabolisme didefinisikan sebagai semua reaksi kimia yang terjadi
dalam sel hidup. Termasuk juga eksoenzim yang tetap di anggap sebagai
metabolisme, sebab meskipun reaksi kimia berlangsung di luar sel tetapi
enzim disekresikan dari dalam sel. Sintesis protoplasma dan penggunaan
energi yang disebut sebagai Anabolisme. Oksidasi substrat diiringi dengan
terbentuknya energi disebut dengan Katabolisme (Drakuni, 2001)
Metabolisme meliputi proses perubahan yang dilakukan untuk
sederetan reaksi enzim yang berurutan. Secara singkat kegiatan proses ini
disebut tansformasi zat. Hasil kegiatan ini adalah nutrien sederhana seperti
glukosa, asam lemak berantai panjang atau senyawa-senyawa aromatik yang
dapat digunakan sebagai bahan untuk proses neosintetik bahan sel. Reaksi
kimiawi yang membebaskan energi melalui perombakan nutrient disebut
reaksi disimilasi atau penguraian sehingga merupakan kegiatan katabolik
sel. Sedangkan reaksi kimiawi yang menggunakan energi untuk sintesis dan
fungsi-fungsi sel lainnya disebut reaksi asimilasi atau anabolik. Jadi, reaksi
disimilasi menghasilkan energi, dan reaksi asimilasi menggunakan energi.
Enzim sangat di pengaruhi oleh beberapa hal yaitu, konsentrasi
enzim, konsentrasi substrat, pH, suhu,setiap enzim berfungsi optimal pada
pH dan temperatur tertentu. Aktivitas enzim diatur melalui 2 cara yaitu,
pengendalian katalis secara langsung pengendalian genetik. Proses
metabolisme akan menghasilkan hasil metabolisme yang berfungsi
menghasilkan sub satuan makromolekul dari hasil metabolisme yang
berguna sebagai penyediaan tahap awal bagi komponen-komponen sel
menghasilkan dan menyediakan energi yang dihasilkan dari ATP lewat
ADP dengan fosfat (Pelezer, 2006).
Bakteri memperoleh energi melalui proses Oksidasi-Reduksi.
Oksidasi adalah proses pelepasan elektron sedang reduksi adalah proses
penangkapan elektron. Karena elektron tidak dapat berada dalam bentuk
bebas, maka setiap reaksi oksidasi selalu diiringi oleh reaksi reduksi. Hasil
dari reaksi oksidasi dapat terbentuknya energi. Pada umumnya reaksi
oksidasi secara biologi dikatalisis oleh enzim dehidrogenase. Enzim tersebut
memtransfer elektron dan proton yang dibebaskan kepada aseptor elektron
intermedier seperti NAD+ dan NADP+ untuk dibentuk menjadi NADH dan
NADPH. Fosforilasi oksidasi terjadi pada saat elektron yang mengandung
energi tinggi tersebut ditranfer ke dalam serangkain transpor elektron
sampai akhirnya ditangkap oleh oksigen atau oksidan anorganik lainnya
sehingga oksigen akan tereduksi menjadi H2O (Tarigan, 1998).
Respirasi didefenisikan sebagai penggunaan serangkaian transfor
elektron untuk mentransfer elektron menuju aseptor elektron terakhir.
Energi diperoleh melalui fosporilasi oksidatif tetapi dalam prosesnya bisa
menggunakan oksigen sebagai aseptor elektron terakhir (respirasi aerob)
atau senyawa anorganik lain (respirasi anaerob). Letak perbedaan antara
respirasi aerob dan anaerob bahwa pada respirasi anaerob yang berperan
sebagai aseptor elektron terakhir adalah senyawa anorganik, bukan oksigen
(Dwidjosaputro, 2005).
Komponen hidup yang esensial pada bakteri sama seperti
protoplasma dari semua organisme hidup. Komponen tersebut terdiri dari
karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur dan fosfor dengan beberapa
elemen yang jumlahnya lebih sedikit. Rata-rata sebesar 80-85 % dari tubuh
bakteri yang tumbuh mungkin terdiri dari air. Protein, karbohidrat, lipid, dan
ada asam nukleat, juga semua subtansi yang penting yang disebut enzim
(Volk, 1984).
Perombakan lipid atau lemak diawali dengan pecahnya trigliseride
oleh penambahan air sehingga terbentuk gliserol dan asam lemak dengan
bantuan enzim-enzim lipase. Ada lebih banyak hasil energi per gram lemak
daripada per gram karbohidrat. Namun, relatif hanya beberapa spesies
mikroba yang efektif dalam merombak lipid, baik tipe yang sederhana
maupun yang rumit, antara lain karena terbatasnya daya larut lipid (Pelezar,
2005).
Untuk keperluan identifikasi dan determinasi suatu biakan murni
bakteri, selain dipelajari sifat-sifat morfologinya perlu pula dipelajari sifat-
sifat biokimianya dan factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya.
Ada beberapa cara pengujian sifat biokimia, diantaranya ialah uji adanya
hidrolisis amilum, uji adanya hidrolisis lemak, dan uji adanya hidrolisis
protein. (Hastuti, 2012).
Alat:
4. Inkubator
5. Gelas ukur 10 mL
Bahan:
F. PROSEDUR KERJA
Disediakan 3 buah medium lempeng Skim Milk Agar, beri kode A, B dan
C.
Koloni 1 +++ ++ -
Koloni 2 ++ +++ ++
Keterangan :
+++ = Kemampuan menghidrolisis tinggi
++ = Kemampuan menghidrolisis sedang
+ = Kemampuan menghidrolisis rendah
- = Tidak memiliki kemampuan untuk menghidrolisis
H. ANALISIS DATA
Pada praktikum metabolisme bakteri ini terdapat 3 macam pengujian
sifat biokimia yaitu uji adanya hidrolisis amilum, uji adanya hidrolisis
protein, dan uji adanya hidrolisis lemak.
Pada uji adanya kemampuan menghidrolisis amilum dengan
menggunakan medium lempeng amilum agar. Pada medium tersebut dibagi
menjadi 2 bagian . Pada 2 bagian bidang tersebut digoreskan inokulum
bakteri 1, dan bakteri 2. Setelah digoreskan pada medium lempeng, medium
lempeng tersebut diinkubasi pada suhu 37 selama 2 x 24 jam. Kemudian
dituangkan larutan iodium pada permukaan medium yang sudah diberi
goresan bakteri inokulum 1 dan bakteri inokulum 2. Dari hasil uji hidrolisis
amilum ini diketahui bahwa bakteri 1 dan bakteri 2 teruji dapat
menghidrolisis amilum, namun dengan kemampuan menghidrolisis yang
berbeda, dimana bakteri 1 memiliki kemampuan menghidrolisis amilum yang
tinggi sedangkan bakteri 2 memiliki kemampuan menghidrolisis amilum yang
sedang. Pada goresan bakteri 1 & 2 menunjukkan hasil positif dapat
menghidrolisis amilum yang ditandai dengan terbentuknya warna yang jernih
pada bakteri dengan warna biru kehitaman di sekeliling bakteri.
Pada uji adanya kemampuan menghidrolisis protein dimana digunakan
medium lempeng Skim Milk Agar (SMA) yang dibagi menjadi 2 bagian. Pada
medium tersebut dibagi menjadi 2 bagian . Pada 2 bagian bidang tersebut
digoreskan inokulum bakteri 1, dan bakteri 2. Setelah digoreskan pada
medium lempeng, medium lempeng tersebut diinkubasi pada suhu 37 selama
2 x 24 jam. Dari hasil inkubasi dapat diketahui bahwa koloni bakteri 1 dan
koloni bakteri 2 dapat menghidrolisis protein, namun dengan kemampuan
menghidrolisis yang berbeda, dimana bakteri 1 memiliki kemampuan
menghidrolisis protein yang sedang sedangkan bakteri 2 memiliki
kemampuan menghidrolisis protein yang tinggi. Dimana diketahui bahwa
bakteri yang dapat menghidrolisis kasein akan dikelilingi oleh daerah jernih,
sedangkan bagian lainnya akan terlihat berwarna putih susu.
Pada uji adanya kemampuan menghidrolisis lemak dimana digunakan
medium lempeng NA yang mengandung 1% lemak mentega atau minyak
zaitun dan indikator Neutral Red yang juga dibagi menjadi 2 bagian pada
medium tersebut. Kemudian medium lempeng yang sudah diberi bakteri
tersebut diinkubasi pada suhu 37C selama 2 x 24 jam. Diketahui bahwa
bakteri yang dapat menghidrolisis lemak ditandai dengan terbentuknya warna
merah pada bagian bawah koloni bakteri akibat penurunan pH. Adapun
bakteri yang tidak dapat menghidrolisis lemak ditandai dengan terbentuknya
warna kuning pada bagian bawah bakteri akibat pH yang relatif konstan. Dari
ciri-ciri tersebut diperoleh hasil bahwa bakteri koloni 1 bersifat negatif
terhadap hidrolisis lemak karena warna bakteri yang terbentuk adalah kuning,
sedangkan bakteri koloni 2 bersifat positif terhadap hidrolisis lemak yang
ditandai dengan terbentuknya warna merah pada bagian bawah bakteri.
I. PEMBAHASAN
J. DISKUSI
Pakpahan, R. (2009). Isolasi Bakteri dan Uji Aktivitas Protease Termofilik dari
Sumber Air Panas Sipoholon Tapanuli Utara Sumatera Utara.
Unpublished Master thesis, Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Volk, Wesley A., dan Wheeler, Margaret F. 1984. Mikrobiologi dasar. Jakarta:
Erlangga.
Wahyudi, P., Rachmania, R.A., Ramdham, M., Sari, N., Nuriam, M.S., Hardi, D.,
& Purwanti, T. (2014). Isolasi Bakteri Amilolitik dan Optimasi Kondisi
Fermentasi untuk Produksi Enzim α-Amilase. FARMASAINS, 2 (3), 1-8.
LAMPIRAN
Pengamatan Medium SMA dengan bakteri 1 dan 2 dalam proses hidrolisis protein