Anda di halaman 1dari 10

1.

Menentuksn upaya sikap dan perilaku dalam menghadapi ancaman dalam bidang
ekonomi :
-Menciptakan lapangan kerja baru dalam skala yang besar dengan tujuan
memberantas kemiskinan.
-Melakukan pembngunan infrastruktur dalam negeri.
-Menciptakan sebuah iklim usaha secara kondusif.
-Memanfaatkan teknogoli secara tepat guna untuk pemerataan lapangan kerja.
-Tidak terlalu bergantung pada import produk dari luar negeri.
2.mengurai potensi ancaman bagi integrasi nasional : Indonesia diapit oleh 2
samudra dan 2 benua,terletak di tengah2 dunia,di lewati gris khatulistiwa.Dari
semua hal tsb dapat di pastikan banyak ancaman yg masuk ke Indonesia karena
letaknya yg sgt strategis.
3.Menerapkan asas wawasan nusantara : Penerapan Wawasan Nusantara sendiri
tentu harus tercermin dalam pola pikir, sikap dan tindakan
yang selalu mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi.Artinya, Wawasan Nusantara menjadi hal yang mendasari cara berfikir,
bersikap serta bertindak dalam menyikapi, menangani masalah yang menyangkut
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setelah kita tahu arti dan
maksud dari wawasan nusantara, sudah seharusnya hal tersebut dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
4.Memberi contoh pelaksanaan hak dan kewajiban dalam nilai nilai pancasila :
Sila Pertama “ Ketuhanan Yang Maha Esa “
1. Nilai Dasar Pancasila = Ketuhanan
2. Nilai Instrumental :
a. Pasal 28 E Ayat ( 1 ), “ Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali. “
b. Pasal 29 Ayat (1), “ Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa “
3. Nilai Praxis :
a. Hak dalam kebebasan melaksanakan peribadahan.
b. Hak dalam mendapat penghormatan dari umat beragama yang lain.
c. Kewajiban dalam memberikan kebebasan orang lain dalam melaksanakan
peribadahannya.
d. Kewajiban dalam memberikan penghormatan antar umat beragama.

Sila Kedua “ Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab “


1. Nilai Dasar = Kemanusiaan
2. Nilai Instrumental =
a. Pasal 28G “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak
atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.”
b. Pasal 28J “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”
3. Nilai Praxis =
a. Hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak
b. Hak untuk mendapatkan pekerjaan.
c. Kewajiban dalam memberikan gaji sesuai dengan kinerja karyawan.
d. Kewajiban dalam memberikan kemudahan penghidupan bagi orang lain.

Sila Ketiga “ Persatuan Indonesia “


1. Nilai Dasar = Persatuan
2. Nilai Instrumental =
a. Pasal 25A “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-
haknya ditetapkan dengan undang-undang.”
b. Pasal 36A “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.”
3. Nilai Praxis =
a. Hak untuk ikut serta dalam bela negara.
b. Hak untuk menjadi abdi negara.
c. Kewajiban dalam upaya bela negara.
d. Kewajiban dalam membela kesatuan dan persatuan Indonesia.

Sila Keempat “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan Perwakilan”
1. Nilai Dasar = Kerakyatan

2. Nilai Instrumental =

a. Pasal 2 ayat (1), “Majelis Permusyawaratan rakyat terdiri atas anggota-anggota


Dewan Perwakilan rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari Daerah-daerah dan
golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan Undang-Undang.”

b. Pasal 6 ayat 2 “Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis


Permusyawaratan rakyat dengan suara yang terbanyak”

3. Nilai Praxis =
a. Hak dalam bersuara dan berpendapat.
b. Hak dalam mengikuti pemilu
c. Kewajiban dalam mendengarkan pendapat serta kritikan orang lain.
d. Kewajiban dalam menghormati dan menghargai pilihan orang lain dalam
pemilu.
Sila Kelima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
1. Nilai Dasar = Keadilan
2. Nilai Instrumental =
a. Pasal 33 (3), “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
b. Pasal 34, “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.”
3. Nilai Praxis =
a. Hak mendapat naungan dan pengayoman dari orang lain dan pemerintah.
b. Hak mendapatkan kesejahteraan diberbagai bidang.
c. Kewajiban dalam ikut serta kegiatan negara dalam rangka mewujudkan
keadilan sosial.
d. Kewajiban dalam ikut serta kegiatan gotong royong di masyarakat.
5. Mengidentifikasi upaya pencegahan pelanggaran ham :
1. Pendidikan karakter
pentingnya pendidikan karakter bagi manusia karena itu juga merupakan hak asasi
manusia dan dijamin oleh Undang-Undang. HAM lebih mudah ditegakkan karena
sudah diberikan pengetahuan sejak dini dan dapat dicegah berbagai bentuk
pelanggarannya
2. Mempelajari HAM
Belajar tentang HAM serta metode penegakannya di lingkungan masyarakat
membuat kita sadar akan tingginya rasa kemanusiaan dalam HAM. Belajar tentang
UU HAM agar tidak melakukan pelanggaran(UU no. 39 th 1999 danUU no 26 th
2000)
3. Menegakkan HAM dengan berbuat baik
Bersikap ramah,jujur,adil dan baik hati dengan sesama mencerminkan pribadi yang
menjunjung tinggi HAM dan bersedia melaporkan suatu pelanggaran HAM ke
pihak yang berwajib agar segera ditindak
4. Meningkatkan persatuan dan kesatuan
Adanya rasa bersatu dan sikap nasionalisme sesuai sila ke 3 membuat setiap orang
memiliki rasa yang erat satu sama lain dan saling bergandengan untuk menegakkan
HAM serta melakukan hal positif yang dapat meningkatkan kesatuan antar
masyarakat
5. Melakukan pengawasan upaya penegakan HAM
Mengetahui siapa saja yang berwenang untuk melakukan penindakan dan
mengawasi jika terjadi kekeliruan dalam penanganan pelanggaran HAM
6. Menganalisin factor terjadinya pelanggaran ham : A. Faktor internal, yaitu
dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang
berasal dari diri pelaku pelanggar HAM, diantaranya adalah:
1) Sikap egois atau terlalu mementing diri sendiri.
Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut haknya,
sementara kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai
sikap seperti ini, akan menghalalkan segala cara supaya haknya bisa
terpenuhi, meskipun caranya tersebut dapat melanggar hak orang lain.
2) Rendahnya kesadaran HAM.
Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran HAM berbuat seenaknya.
Pelaku tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak asasi
yang yang harus dihormati. Sikap tidak mau tahu ini berakibat muncul
perilaku atau tindakan penyimpangan terhadap hak asasi manusia.
3) Sikap tidak toleran.
Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai dan
tidak menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap
ini pada akhirnya akan mendorong orang untuk melakukan diskriminasi
kepada orang lain.
b. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang mendorong
seseorang atau sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM, diantaranya
sebagai berikut:
1) Penyalahgunaan kekuasaan
Di masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan
disini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga
bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat di masyarakat. Salah
satu contohnya adalah kekuasaan di perusahaan. Para pengusaha yang
tidak memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak asasi
manusia. Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong
timbulnya pelanggaran HAM.
2) Ketidaktegasan aparat penegak hukum
Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap
pelanggaran HAM, tentu saja akan mendorong timbulnya pelanggaran
HAM lainnya. Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak tuntas akan
menjadi pemicu bagi munculnya kasus-kasus lain, para pelaku tidak
akan merasa jera, dikarenakan mereka tidak menerima sanksi yang tegas
atas perbuatannya itu. Selain hal tersebut, aparat penegak hukum yang
bertindak sewenang-wenang juga merupakan bentuk pelanggaran HAM
dan menjadi contoh yang tidak baik, serta dapat mendorong timbulnya
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.
3) Penyalahgunaan teknologi
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi
bisa juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya

6. Lima nilai moral yang bersumber dari demokrasi pancasila antara lain adalah
sebagai berikut:
 Nilai KETUHANAN.
 Nilai KEMANUSIAAN.
 Nilai PERSATUAN.
 Nilai KERAKYATAN.
 Nilai KEADILAN.

7. Berikut ini adalah nil8.ai-nilai moral yang bersumber dari Pancasila yang
terkandung pula di dalam Demokrasi Pancasila:

NILAI KETUHANAN
NILAI KEMANUSIAAN
NILAI PERSATUAN
NILAI KEMASYARAKATAN
NILAI KEADILAN

8. A. Dilihat dari cara penyaluran kehendak rakyat


1) Demokrasi langsung
Demokrasi langsung ialah demokrasi dimana rakyat secara langsung
mengemukakan kehendaknya dalam suatu rapat yang dihadiri seluruh rakyatnya.
Demokrasi langsung pernah dijalankan di negara-negara kota pada jaman yunani
kuno.
2) Demokrasi tidak langsung(demokrasi perwakilan.
Demokrasi perwakilan yaitu Demokrasi dimana rakyat menyampaikan
kehendakannya melalui dewan perwakilan rakyat. Demokrasi perwakilan di
jalankan oleh negara-negara pada jaman modern.
9. Berikut adalah macam-macam indikator dari demokrasi
-Terdapat sebuah akuntabilitas
Dalam hal ini, pada sebua kegiatan demokrasi seorang yang memiliki jabatan yang
secara langsung dipilih oleh rakyat haruslah memiliki pertanggungjawab terhadpa
berabgai macam bentuk kebijakan yang dilakukannya.
-Terdapat sebuah rotasi dan kekuasaan yang berlangsung
Dalam hal ini, terdapat sebuah perputaran untuk orang selanjutnya yang akan
memasuki jabatan yang ada. Dalam hal ini jabatan tersebut akan digantikan dengan
sangatlah teratur dan juga normal.
-Terdapat sebuah rekrutmen dari kegiatna politik yang terbuka
Dalam hal ini dibutuhkan sebuah sistem rektrutmen dari kegiatan politik yang
terdapat pada sebuah negara dengan sangat terbuka.
-Terdapat sebuah pemilihan umum
Seorang pemimpin negara pada negara demokrasi haruslah diganti dengan kegiatan
pemilihan umum dengan tujuan untuk melakukan pergantian kekuasaan
didalamnya. Pemilu tersebut dilaksanakan oleh seluruh rakyat pada negara
tersebut.
-Terjadinya penikmatan dair berbagai macam bentuk hak asasi dasar yang dimiliki
oleh manusia
Terdapat berbagai HAM yang dimiliki oleh warga negara yang dimana hak
tersebut berupa hak menyatakan pendapatan, hak untuk berserikat, hingga hak
untuk menentukan politik.
10.
11. 1. Hukum berdasarkan sumbernya
Sumber Formal
Sumber formal yaitu sumber hukum yang dilihat dari segi pembentukannya, di
antaranya adalah :

 Undang-Undang (UU). Undang-Undang (UU) merupakan suatu bentuk


peraturan yang dibuat dan di sahkan oleh pihak-pihak yang berwenag.

 Hukum Kebiasaan. Hukum kebiasaan merupakan hukum yang terbentuk


dengan sendirinya oleh masyarakat melalui peraturan yang tidak tertulis.

 Yurisprudensi Yaitu sumber hukum yang berasal dari putusan hakim dan
memiliki kekuatan memikat.

 Traktat. Traktat adalah perjanjian antar negara.


 Doktrin Doktrin adalah pendapat dari parah ahli hukum. Sumber materil
sumber materil yaitu sumber yang menentukan isi hukum berupa perasaan
hukum,keyakinan hukum individual, pendapat umum dll. Doktrin bersifat
adil, dan bersifat riil

2. Hukum berdasarkan bentuknya

 Hukum Tertulis, yaitu semua peraturan yang di bukukan dan tertulis serta di
sahkan oleh pihak-pihak yang berwenang.
 Hukum Tidak tertulis adalah hukum yang di buat oleh masyarakat melalui
peraturan yang tidak tertulis contoh: Hukum adat.

3. Hukum berdasarkan isinya. Berdasarkan isinya, hukum terbagi dua, yaitu :


- Hukum Privat
- Hukum Public.

4. Hukum berdasarkan tempat berlakunya. Hukum berdasarkan tempat


berlakunya juga terbagi dua, yaitu :
- Hukum Nasional
- Hukum Internasional.

5. Hukum berdasarkan masa berlakunya, dibagi menjadi ;


- Hukum positif
- Hukum yang di cita-citakan
- Hukum universal

6. Hukum berdasarkan cara mempertahankannya


- Hukum materil
- Hukum formal

7. Hukum berdasarkan sifatnya, yaitu bersifat memaksa

8. Hukum berdasarkan wujudnya terbagi dua, yaitu :


- Hukum objektif
- Hukum Subjektif.
12.faktor kebinekaan
1. Letak Geografi Indonesia yang Strategis

Karena letak Indonesia yang strategis, yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia,
disamping itu indonesia juga diapit oleh dua Benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, letak yang
strategis ini menjadikan Indonesia menjadi jalur perdagangan Internasional. Itu semua secara tidak
langsung sangat mempengaruhi keberagaman kebudayaan di Indonesia.

2. Indonesia Merupakan Negara Kepulauan

Indonesia mempunyai ribuan pulau yang berada di Sabang sampai Merauke. Hal ini menyebabkan
keberagaman karena setiap penduduk pulau tertentu mempunyai kebudayaan yang beragam. Seperti
keberagaman Ras, Suku, dan Budaya.

3. Perbedaan Keadaan Alam

Kondidi keadaan alam yang ada di Indonesia beragam, masyarakat tersebut menyesuaikan kondisi alam
yang terjadi disekitar mereka, contoh: masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan, pantai, dan lain
sebagainya. Perbedaan ini mencakup berbagai aspek mulai dari ekonomi, mata pencaharian, budaya,
dan lain sebagainya.

4. Kemajuan IPTEk

Kemajuan IPTEK menjadi faktor pembentuk keberagaman di Indonesia, seperti penggunaan media
sosial, semua ada di internet, dari hal-hal kecil sampai besar. Kita dapat menemui berbagai macam
orang yang berada di seluruh penjuru dunia.

13. Peran Indonesia dalam PBB


Indonesia menjadi anggota PBB ke-60 pada 28 September 1950. Indonesia secara resmi menjadi
anggota sejarah berdirinya PBB kurang dari setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda
di Konferensi Meja Bundar. Peran Indonesia dalam PBB diantaranya adalah:
2. Peran Indonesia dalam OKI
OKI (Organisasi Kerjasama Islam dahulu Organisasi Konferensi Islam) merupakan organisasi
internasional dengan 57 negara anggota. OKI berdiri di Rabat, Maroko pada 25 September 1969
dalam Pertemuan Pertama para Pemimpin Dunia Islam. Hal ini terjadi sebagai reaksi dari
peristiwa pembakaran Masjid Al Aqsa pada 21 Agustus 1969 oleh pengikut fanatik Kristen dan
Yahudi di Yerusalem. OKI berubah nama dari Organisasi Konferensi Islam menjadi Organisasi
Kerjasama Islam pada 28 Juni 2011. Peran Indonesia dalam OKI diantaranya adalah:

3. Peran Indonesia dalam APEC


Sejarah pembentukan APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) adalah forum kerja sama
ekonomi yang terdiri dari 22 negara anggota yang tersebar di seantero benua Asia dan wilayah
lingkar Samudera Pasifik. APEC berdiri pada bulan Januari 1989. Hingga kini terdapat 21
ekonomi yang menjadi anggota negara APEC yang salah satunya adalah Indonesia. Setiap
anggota APEC disebut “Ekonomi” karena setiap anggota saling berinteraksi sebagai entitas
ekonomi dan bukan sebagai negara. Selain Manfaat APEC bagi Indonesia dan Manfaat APEC
Bagi Anggotanya Terdapat beberapa peran Indonesia dalam APEC, yakni sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai