Anda di halaman 1dari 30

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Hiperemesis gravidarum (HEG)


1. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara
berlebihan selama kehamilan (Farrer, 1999). Hiperemesis Gravidarum
adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah/tumpah yang
berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis
Gravidarum (HG) adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai
trisemester II) yang ditandai dengan rasa mual dan muntah berlebihan
dalam waktu relatif lama bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan berat badan berkurang.

2. Anatomi Fisiologi
a. Alat kelamin luar (Genetalia Eksterna)
1) Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari
jaringan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
2) Vulva
Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva
dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang,
menjadi satu dan membentuk kommisura posterior dan perineam.
Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di
mons veneris
3) Labio Mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang
membatasi vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan
kelenjar sebasca. Saat pubertas tumbuh rambut di mons veneris
dan pada sisi lateral.
4) Labio Minora
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio
mayora, dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio
minora adalah vestibulum.
5) Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil
(labio minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan
perineum, dalam vestibulum terdapat muara-muara dari liang
senggama (introetus vagina uretra), kelenjar bartholimi dan
kelenjar skene kiri dan kanan.
6) Himen (Selaput Dara)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama
ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya
berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang
kaku dan yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang
dapat dilalui satu jari.
7) Perineum
Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar
panggul yang ditutupi oleh kulit perineum
b. Alat Kelamin Dalam (Genetalia Interna)
1) Vagina
Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris,
khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf.
Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7½ cm. Merupakan
penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan
liang senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding
belakang. Pada puncak vagina sebelah dalam berlipat-lipat
disebut rugae.
2) Uterus
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam
pelvis antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan,
ototnya disebut miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis
dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus 7½ cm, lebar 
5 cm, tebal  2 cm. Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr. Uterus terdiri
dari :
 Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada
pemeriksaan kehamilan, perabaan fundus uteri dapat
memperkirakan usia kehamilan.
 Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini
berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang
terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga
rahim.
 Servix uteri
Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio,
hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut
ostium uteri internum.
Lapisan-lapisan uterus, meliputi :
 Endometrium
 Myometrium
 Parametrium
3) Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan
uterus dibawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uterus.
4) Tuba fallopi
Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam
banyak lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke
dalam uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang
memberikan nutrisi pada ovum. Tuba fallopi disebut juga saluran
telur terdapat 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12
cm tetapi tidak berjalan lurus. Terus pada ujung-ujungnya
terdapat fimbria, untuk memeluk ovum saat ovulasi agar masuk
ke dalam tuba (Tambayong, 2002).

3. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor
predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998).
a. Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi
yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta
adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu
terhadap janin.
c. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi
hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
d. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

4. Tanda dan Gejala


a. Tingkat I
1) Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
 Dehidrasi : turgor kulit turun
 Nafsu makan berkurang
 Berat badan turun
 Mata cekung dan lidah kering
2) Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi
regurgitasi ke esophagus
3) Nadi meningkat dan tekanan darah turun
4) Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
5) Tampak lemah dan lemas
b. Tingkat II
1) Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
 Turgor kulit makin turun
 Lidah kering dan kotor
 Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
2) Kardiovaskuler
 Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
 Nadi kecil karena volume darah turun
 Suhu badan meningkat
 Tekanan darah turun
3) Liver
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan icterus
4) Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang
menyebabkan :
 Oliguria
 Anuria
 Terdapat timbunan benda keton aseton. Aseton dapat tercium
dalam hawa pernafasan
5) Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus
dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.
c. Tingkat III
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Sindrom mallory Weiss
4) Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen
atau koma
5) Terdapat ensefalopati werniche :
 Nistagmus
 Diplopia
 Gangguan mental
6) Kardiovaskuler
Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
7) Gastrointestinal
 Ikterus semakin berat
 Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang
makin tajam
8) Ginjal
Oliguria semakin parah dan menjadi anuria

5. Klasifikasi atau stadium


Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan
dengan hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum
penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala
dapat dibagi dalam 3 tingkatan:
a. Tingkatan I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. nadi meningkat sekitar
100 kali/menit dan tekanan darah sistolik turun, turgor kulit
mengurang, lidah mongering dan mata cekung.
b. Tingkatan II
penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang,
lidah mengering dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan menurun
dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi oliguria dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, karena
pempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
c. Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran makin
menurun hingga mencapai somnollen atau koma, terdapat
ensefalopati werniche yang ditandai dengan : nistagmus, diplopia,
gangguan mental, kardiovaskuler ditandai dengan: nadi kecil,
tekanan darah menurun, dan temperature meningkat, gastrointestinal
ditandai dengan: ikterus makin berat, terdapat timbunan aseton yang
makin tinggi dengan bau yang makin tajam. Keadaan ini adalah
akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B
kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati
(Wiknjosastro, 2005).

6. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen
yang biasa terjadi pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat
mengakibatkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton
dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan
karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu,
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang
toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah –
muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang
sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat
terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma
Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada
umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri,
jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif
(Wiknjosastro, 2005).

7. Pelaksanaan
a. Pencegahan
1) Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan
dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-
hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
2) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat.
3) Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya
dihindarkan.
4) Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas
atau sangat dingin.
b. Obat – obatan
1) Sedativa : Phenobarbital
2) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks
3) Anti histamine : dramamin, avomin
4) Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride
atau khlorpromasine. Penanganan hiperemesis gravidarum yang
lebih berat perlu dikelola di rumah sakit
c. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
danperedaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk,
hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan. Tidak
diberikan makanan atau minuman dan selama 24 jam. Kadang –
kadang dengan isolasi saja gejala – gejala akan berkurang atau
hilang tanpa pengobatan.
d. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang
wajar,normal dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir.
Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan
dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
e. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2 – 3 liter/hari), dapat ditambah
kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin C), bila
kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena,
bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang
tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala – gejala
akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
f. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan
psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium, takikardi,
ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
1) Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis, somnolen
sampai koma, terjadi gangguan jiwa.
2) Gangguan penglihatan ditandai dengan: pendarahan retina,
kemunduran penglihatan.
3) Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus, ginjal
dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi
meningkat, tekanan darah menurun. (Wiknjosastro, 2005).
g. Diet
1) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak
diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya.
Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin
C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
2) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah
berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi
linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini
rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
3) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan
hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi
kecuali Kalsium.
8. Pathway
B. Konsep Dasar Kehamilan
1. Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya
janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 hari atau 9 bulan
7 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir ( Saifuddin, 2002).
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu
(280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300hari). Kehamilan
berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature,
sedangkan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan post matur
(Manuaba, 2005)

2. Tanda-tanda Kehamilan
a. Tanda kehamilan tidak pasti
1) Amenorea (tidak dapat haid). Gejala ini sangat penting karena
umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui
tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan
tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
2) Nausea (enek) dan emesis (muntah). Enek terjadi umumnya pada
bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-kadang oleh
emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak elalu. Keadaan
ini lazim disebut morning sickness
3) Mengidam (ingin makanan khusus/tertentu). Mengidam sering
terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan
makin tuanya kehamilan.
4) Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai.
Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada
bulanbulan pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16
minggu.
5) Anoreksia (Tidak ada selera makan). Pada bulan-bulan pertama
terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
6) Sering kencing terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim
yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali, karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
7) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid.
8) Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada
pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen
yang berlebihan, dikenal sebagai chloasma gravidarum. Areola
mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit
pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam.
Demikian pula linea alba di garis tengah abdomen menjadi lebih
hitam (linea griea).pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari
hormon kortiko-steroid plasenta yang merangsang melanofor dan
kulit.
9) Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae, sering terjadi
pada triwulan pertama.
10) Varises. Sering dijumpai padaa triwulan terakhir pada
triwulan terakhir. Didapat pada daerah genitalia eksterna, fosa
poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises
ditemukan pada kehamilan terdahulu, timbul kembali pada
triwulan pertama. Kadangkadang timbulnya varises merupakan
gejala pertama kehamilan muda ( Wiknjosastro, 2005).
b. Tanda pasti kehamilan
1) Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta gerak
janin.
2) Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin(BJJ). Dengan
stetoskop laennec BJJ terdengar pada kehamilan pada kehamilan
18-20 minggu. Dengan alat doppler BJJ terdengar pada kehamilan
12 minggu.
3) Dengan ultrasonogravi (USG) atau scannig dapat dilihat
gambaran janin.
4) Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak
dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin
(Arif, 2000).

3. Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil


a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah
pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.
Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos
uterus; di samping itu, serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi
higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus
dapat mengikuti pertumbuhan janin. Bila ada kehamiln ektopik,
uteru akan membesar pula, karena pengaruh hormon-hormon itu.
Begitu pula endometrium menjadi desidua.
Berat uterus normal lebih kurang 30 gram; pada akhir kehamilan
(40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram dengan panjang 20 cm
dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk
uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu,
uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali
seperti bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara
besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui
antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut
hamil fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola
hidatidosa dan sebagainya.
Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengadakan
hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan
pertama membuat ismus menjadi panjang dan lebih lunak. Hal ini
dikenal dalam obstetri sebagai tanda hegar.
b. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena
hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan
adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri
atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya
sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai
fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan
membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan
tekanan bagian bawah janin kebawah. Sesudah partus, serviks akan
tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter. Perubahan-
perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada
kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan
tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat
mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan
mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang
sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih
banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik,.
c. Vagina dan vulva
Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak
lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak
livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan
membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi
pada alat-alat genetalia tersebut menigkat. Apabila terjadi
kecelakaan pada kehamilan/persalinan maka perdarahan akan
banyak sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian.
d. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan
16 minggu. Korpus luteum graviditas berdiameter kira-kira 3 cm.
Kemudian, ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Eperti telah
dikemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron. Lambat-laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta.
Dalam dasawarsa terakhir ini ditemukan pada awal ovulasi hormon
relaxin, suatu immunoreactive inhibin dalam sirkulasi maternal.
Diperkirakan korpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin pada
awal kwhamilan. Kadar relaxin di sirkulasi maternal dapat
ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama. Relaxin
mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin
menjadi baik hingga term.
e. Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan air susu.
Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan
progesteron menambah sel-sel asinus pada mamma.
Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus
pula dan menimbulakan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan demikian
mamma dipersiapkan untuk laktasi. Di samping ini, di bawah
pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk lemak i
sekitar kelompok-kelompok alveolus, sehingga mamma menjadi
lebih besar. Papila mamma akan membesar, lebih tegak, dan tampak
lebih hitam, seperti seluruh areola mamma karena hiperpigmentasi.
Glandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol di permukaan
areola mamma. Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu
dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum.
Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi.
f. Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-
pembuluh darah yang membesar pula, mamma dan alat lain-lain
yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah
ibu adalm kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya
pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan
bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan 32 minggu.
Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara
keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar
sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah.
Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120 g/L. Pada
minggu ke-32, wanitahamil mempunyai hemoglobin total lebih besar
daripada wanita tersebut ketika tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah
sel darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian juga hitung
trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung
akan meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan
peningkatan curah jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya
isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung meningkat ± 15%.
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan
peningkatan tekanan darah
g. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil
bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan
kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas
meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek
ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan
tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri
lebih rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar
keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum
hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang
memperhatikan penampilan badannya.
h. Traktus Digetivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi
cairan intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter
esopagus bawah relaksasi, sehingga dapat terjadi regorgitasi
isilambung yang menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn).
Sekresi isilambungberkurang dan makanan lebih lama berada di
lambung. Otototot usus relaks dengan disertai penurunan motilitas.
Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
menyebabkan konstipasi, yang memana merupakan salah satu
keluhan utamawanita hamil.
i. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan
oleh uterus yang mulai membesar, ehingga timbul sering kencing.
Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus
gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, kepala
janin mulai tuun ke PAP, keluhan sering kencing dan timbul lagi
karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu,
terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan
sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi
glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak
berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uric acid,
glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
j. Sistem Integumen
Perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
melanophore stimulating hormone (MSH), pengaruh lobus hipofisis
anterior , dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini
terjadi pada striae gravidarum lividae atau alba, areola mamae,
papila mamae, linea nigra, dan pipi (chloasma gravidarum). Setelah
persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang. Perubahan kondisi
kulit yang berubah terbalik dari keadaan semula, yang biasanya
(pada saat belum hamil) kulit kering, maka kini akan menjadi
berminyak, begitu pula sebaliknya. Hal ini terjadi karena adanya
perubahan hormone didalam tubuh ibu hamil. Rambut menjadi lebih
kering atau berminyak karena adanya perubahan
k. Metabolisme dalam kehamilan
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan
pada trimester III. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh
terutama dari pembakaran karbohidrat, khususnya sesudah
kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan,
dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori dalam
pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup
hemat dalam hal pemakaian tenaganya.
Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan
tulangtulangnya dan hal ini terjadi terutama dalam trimester terakhir.
Makanan tiap harinya diperkirakan telah mengandung 1,5-2,5 gr
kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium tertahan dalam badan
untuk keperluan semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk
pertumbuhan janin tanpa mengganggu kalsium ibu. Kadar kalsium
dalam serum memang lebih rendah, mungkin oleh karena adanya
hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi
hingga dapat menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani.
Segera setelah haid terlambat, kadar enzim diamino-oksidase
(histamine) meningkat dari 3-6 satuan dalam masa tidak hamil ke
200 satuan dalam masa hamil 16 minggu. Kadar ini mencapai
puncaknya sampai 400-500 satuan pada kehamilan 16 minggu dan
seterusnya sampai akhir kehamilan.Pinosinase adalah enzim yang
dapat membuat oksitosin tidak aktif. Pinositase ditemukan banyak
sekali di dalam darah ibu pada kehamilan 14-38 minggu.
Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5
kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam
kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan dalam
kehamilan disebabkan oleh hasil konsepsi, fetus placenta dan liquor
(Wiknjosastro, 2005).

4. Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil


a. Trimester pertama; Ragu-ragu akan kehamilannya, ambivalen
(konflik perasaan) dan lebih banyak berfokus pada diri sendiri. Pada
trimester ini, adanya perasaan tidak nyaman akibat perasaan mual,
muntah, dan keletihan sering kali keinginan seksual menurun.
b. Trimester kedua
1) Adanya pergerakan bayi, ibu menjadi yakin dengan keberadaan
bayinya, dan ibu merasa percaya akan segera mempunyai bayi.
2) Ibu lebih banyak berfokus pada bayinya, biasanya dia merasa
lebih baik daripada trimester I dan belum terganggu aktivitasnya.
3) Perubahan ukuran tubuh untuk beberapa orang menyebabkan
perubahan body image atau pandangan terhadap gambaran diri
yang negative
c. Trimester ketiga
1) Persiapan kelahiran sudah mulai dilakukan ibu. Ibu menanyakan
tentang tanda-tanda persalinan kepada teman atau
saudaranyayang telah mengalami proses persalinan.
2) Beberapa wanita mengalami ketakutan persalinan dan merasa
tidak nyaman menghadapi hari-hari menjelang persalinan.
3) Ibu menyiapkan pakaian, tempat untuk bayi, dan merencanakan
perawatannya (Hidayati, 2009)

C. Asuhan keperawatan teoritis


Dikutip dari doengoes, pengkajian keperawatan pada pasien
dengan hyperemesis gravidarum meliputi:
 Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat
(>100 kali per menit)
 Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi,
perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
 Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi
berkemih Urinalis ;peningkatan konsistensi urine.
 Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri
epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa
mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor
kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
 Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.
 Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh
dalam koma
 Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan
maka dilakukan abortus terapeutik.
 Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan,
perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi
terhadap hospotalisasi dan sakit, system pendukung yang kurang.
 Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum di
muntahkan, apalagi kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih
dari 1/10 dari berat badab normal, turgor kulit, lidah kering, adanya
aseton dalam urine.
1. Pengkajian Data Subjektif
a. Biodata
mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi : nama,
umur,agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
perkawinan ke,lamanya perkawinan dan alamat.
b. Keluhan utama
mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah makan, nyeri
epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus
c. Riwayat kehamilan saat ini
meliputi ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan antenatal, dan
komplikasi
d. Riwayat Kesehatan sekarang
meliputi awal kejadian dan lamanya mual dan muntah, kaji warna
volume, frekuensi dan kualitasnya. Kaji juga factor yg memperberat
dan memperingan keadaan, serta pengobatan apa yang pernah
dilakukan.
e. Riwayat medis sebelumnya
seperti riwayat penyakit obstetric dan ginekologi, kolelithiasis,
gangguan tiroid, dan gangguan abdomen lainnya
f. Riwayat sosial
seperti terpapar penyakit yang mengganggu komunikasi, terpapar
dengan lingkungan, tercapainya pelayanan antenatal, peran,
tanggung jawab, pekerjaan, dll
g. Riwayat diet
khususnya intake cairan
h. Riwayat pembedahan
khususnya pada abdomen
i. Integritas Ego
seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, dll
j. Pola aktivitas sehari-hari
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan
BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan
saat sakit.
2. Pengkajian Data Objektif
a. TTV
ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas
meningkat, adanya nafas bau aseton
b. Status Gizi
Berat Badan meningkat/menurun
c. Status Kardiovaskuler
kualitas nadi, takikardi, hipotensi
d. Status Hidrasi
Turgor kulit, keadaan membrane mukosa, oliguria
e. Keadaan Abdomen
Suara Abdomen, adanya nyeri lepas/tekan, adanya distensi, adanya
hepatosplenomegali, tanda Murpy.
f. Genitourinaria
nyeri kostovertebral dan suprapubik
g. Status Eliminasi
Perubahan konsistensi feses, konstipasi dan perubahan frekuensi
berkemih
h. Keadaan janin
Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin (apakah sesuai
dengan usia kehamilan)

3. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d nausea dan vomitus
yang menetap.
b. Defisit volume cairan b.d kehilangan cairan akibat vomitus dan
asupan cairan yang tidak adequat.
c. Ketakutan b.d efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.
d. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) b.d muntah yang berlebihan,
peningkatan asam lambung.
e. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan b.d
keterbatasan informasi.
f. Resiko perubahan integritas kulit b.d penurunan darah dan nutrisi
kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi

4. Intervensi
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1. Perubahan Setelah dilakukan 1) Catat intake dan
nutrisi kurang tindakan output.
dari kebutuhan keperawatan 2) Anjurkan makan
b.d nausea dan selama ..x 24 jam dalam porsi kecil tapi
vomitus yang maka kebutuhan sering
menetap. nutrisi terpenuhi 3) Anjurkan untuk
dengan KH : menghindari
 Klien akan makanan yang
mengkonsumsi berlemak
asupan oral diet 4) anjurkan untuk
yang makan makanan
mengandung zat selingan seperti
gizi yang biskuit, roti dan teh
adequat. (panas) hangat
 Klien tidak sebelum bagun tidur
mengalami pada siang hari dan
nausea dan sebelum tidur.
vomitus. 5) Catal intake TPN,
 Klien akan jika intake oral tidak
menoleransi diit dapat diberikan
yang telah di dalam periode
programkan. tertentu.
 Klien akan 6) Inspeksi adanya
mengalami iritasi atau Iesi pada
peningkatan mulut.
berat badan 7) Kaji kebersihan oral
yang sesuai dan personal hygiene
selama hamil. serta penggunaan
cairan pembersih
mulut sesering
mungkin.
8) Pantau kadar
Hemoglobin dan
Hemotokrit
9) Test urine terhadap
aseton, albumin dan
glukosa.

2. Defisit volume Setelah dilakukan 1) Tentukan frekuensi


cairan b.d tindakan atau beratnya
kehilangan keperawatan mual/muntah.
cairan akibat selama ..x 24 jam 2) Tinjau ulang
vomitus dan maka kebutuhan riwayat
asupan cairan cairan terpenuhi kemungkinah
yang tidak dengan KH : masalah medis lain
adequat.  Keseimbangan (misalnya Ulkus
cairan dan peptikum, gastritis.
elektrolit akan 3) Kaji suhu badan dan
kembali ke turgor kulit,
kondisi normal, membran mukosa,
yang terbukti TD, input/output
dengan turgor dan berat jenis
kulit normal, urine. Timbang BB
membran klien setiap hari.
mukosa 4) Anjurkan
lembab, berat peningkatan asupan
badan stabil, minuman
tanda-tanda berkarbonat, makan
vital dalam sesering mungkin
batas normal; dengan jumlah
elektrolit, sedikit. Makanan
serum, tinggi karbonat
hemoglobin, seperti : roti kering
hematokrit, dan sebelum bangun
berat jenis urin dari tidur.
akan berada
dalam batas
normal.
 Klien tidak
akan muntah
lagi
 Klien akan
mengkonsumsi
asupan dalam
jumlag yang
adequat.
3. Ketakutan b.d Setelah dilakukan 1) Memperlihatkan
efek hiperemesis tindakan sikap menerima rasa
pada keperawatan takut klien
kesejahteraan selama ..x 24 jam 2) Mendorong untuk
janin. maka ketakutan mengungkapakn
klien teratasi perasaan dan
terpenuhi dengan kekhawatirannya.
KH : 3) Memberi informasi
 klien yang berhubungan
memverbalisasi dengan risiko
perasaan dan potensial yang dapat
kekhawatiranny terjadi pada janinnya.
a tentang
kesejahteraan
janin.

4. Gangguan rasa Setelah dilakukan 1) kaji skala nyeri,


nyaman : nyeri tindakan karakteristik,
(perih) b.d keperawatan kualitas, frekuensi
muntah yang selama ..x 24 jam dan lokasi nyeri.
berlebihan, maka nyeri 2) Anjurkan
peningkatan hilang/berkurang penggunaan tekhnik
asam lambung. dengan KH : relaksasi dan
 Klien distraksi
mengungkapkan 3) Yakinkan pada klien
secara verbal. bahwa perawat
 Nyeri hilang mengetahui nyeri
atau berkurang yang dirasakannya
 pasien dapat dan akan berusaha
beristirahat membantu untuk
dengan tenang mengurangi nyeri
tersebut.
4) Berikan kembali
skala pengkajian
nyeri
5) Catat keparahan nyeri
pasien dengan bagan.
6) Kolaborasi
pemberian analgesik
sesuai indikasi.

5. Kurang Setelah dilakukan 1) Jelaskan tentang


pengetahuan tindakan Hiperemesis
tentang penyakit keperawatan Grvidarum dan kaji
dan pengobatan selama ..x 24 jam pengetahuan pasien.
b.d keterbatasan maka klien 2) Berikan pendidikan
informasi. mengerti tentang kesehatan tentang
perubahan hiperemesis
fisiologis dan gravidarum.
pskologis yang 3) Buat hubungan
normal dan tanda- perawat-klien yang
tanda bahaya mendukung dan terus
kehamilan.dengan menerus.
KH : 4) Evaluasi pengetahuan
 Klien dan keyakinan
menjelaskan budaya saat ini
perubahan berkenaan dengan
fisiologis dan perubahan
pskologis normal fisiologis/psikologis
berkaitan yang normal pada
dengan kehamilan, serta
kehamilan keyakinan tentang
trimester pertama aktivitas, perawatan
 Klien diri dan sebagainya.
menunjukkan 5) Klarifikasi
perilaku kesalahpahaman.
perawatan diri 6) Tentukan derajad
sendiri yang motivasi untuk
meningkatkan belajar.
kesehatan. 7) Pertahankan sikap
 Mengidentifikasi terbuka terhadap
tanda-tanda keyakinan
bahaya klien/pasangan.
kehamilan. 8) Jawab pertanyaan
tentang perawatan
dan pemberian
makan bayi.
9) Identifikasi tanda
bahaya kehamilan,
seperti perdarahan,
kram, nyeri abdomen
akut, sakit punggung,
edema, gangguan
penglihatan, sakit
kepala dan tekanan
pelvis.
6. Resiko Setelah dilakukan 1) Observasi
perubahan tindakan kemerahan, pucat,
integritas kulit keperawatan ekskoriasi.
b.d penurunan selama ..x 24 jam 2) Dorong mandi tiap 2
darah dan nutrisi maka Tidak terjadi hari 1x, pengganti
kejaringan- ganguan integritas mandi tiap hari.
jaringan kulit dengan KH : 3) Gunakan krim kulit
sekunder akibat  mengidentifikasi dua kali sehari dan
dehidrasi dan setelah mandi.
menunjukkan 4) Diskusikan
perilaku untuk pentingnya
mempertahanka perubahan posisi
n kulit halus, sering, perlu untuk
kenyal, utuh. mempertahankan
aktivitas.
5) Tekankan pentingnya
masukan
nutrisi/cairan
adequat.
Daftar Pustaka
Ary Widayana, I Wayan Megadhana, dan Ketut Putera Kemara :
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM. Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
Doenges, Marylinn E., dan Mary Frances Moorhouse. 2001. Rencana
Keperawatan Maternitas Bayi Pedoman untuk Perencanaan dan
Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta: EGC
Leveno, Kenneth J. 2016. Manula Williams Komplikasi Kehamilan Ed 23.
Jakarta: EGC
Tiran, Denise. 2009. Seri Asuhan Kebidanan Mual & Muntah Kehamilan
Denise Tiren. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai