Tugas Artikel Penaksiran Cadangan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL

PENAKSIRAN CADANGAN

OLEH :

NAMA : ADESEFINA ALAURIA


NIM : DBD 115 020

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSTITAS PALANGKA RAYA
2018
ARTIKEL

PENAKSIRAN CADANGAN

Penaksiran cadangan adalah kegiatan perhitungan yang dilakukan dalam suatu


proses penambangan didapatkan melalui perhitungan dan analisis data eksplorasi detil.
Perhitungan cadangan ini merupakan hal yang paling vital dalam kegiatan eksplorasi
yang berarti perhitungannya dimulai dari sumberdaya sampai pada cadangan yang
dapat di tambang dan merupakan tahapan akhir dari proses eksplorasi. Adapun metode-
metode perhitungan cadangan lainnya, yakni:

a. Metode Cross Section


b. Metode Isoline (Metode Kontur)
c. Metode Model Blok (Grid)
d. Metode Poligon (area of influence)

Adapun cadangan (reserves) dikelompokkan menjadi kategori yaitu :

1. Cadangan hipotetik adalah cadngan suatu bahan galian yang bersifat deduktif /
dugaan dari kemungkinan factor-faktor geologi yang mengontrolnya atau
dugaan dari hasil penyelidikan awal. Tingkat keyakinan cadangan sebesar (10-
15)% dari total cadangan yang diduga.
2. Cadangan tereka adalah cadangan suatu bahan galian yang perhitungannya
didasarkan atas tinjau lapangan dengan tingkat keyakinan cadangan (20-30) %
dari total cadangan yang ada.
3. Cadangan terindikasi adalah suatu bahan galian yang perhitungannya
didasarkan atas penilitian lapangan dan hasil analisa laboratorium dengan
tingkat keyakinan cadangan (50-60) % dari total cadangan terindikasi.

Oleh karena itu penaksiran cadangan penting dilakukan untuk mengetahui


taksiran jumlah tonase sumber daya salah satunya batubara. Data yang diperoleh dapat
dengan menggunakan metode pemboran dan pemetaan geologi. Hasil taksiran
selanjutnya digunakan untuk perhitungan stripping ratio pada lahan tersebut untuk
mengetahui keekonomian bahan tambang. Hasil yang diperoleh dapat menentukan
kelayakan suatu tambang untuk di eksploitasi.

Dalam merencanakan kegiatan eksplorasi tak lepas dari pola dan kerapatan titik
informasi yang akan dilakukan atau lebih dikenal dengan desain eksplorasi. Secara
umum pola dasar eksplorasi adalah bekerja dari lokasi yang sudah diketahui menuju
lokasi yang belum diketahui. Akibat adanya faktor mineralisasi dan kondisi topografi,
maka bentuk pola-pola eksplorasi dapat berbeda sesuai dengan kondisinya, antara lain:

1. Pola bujursangkar, digunakan untuk jenis endapan yang mempunyai


penyebaran isotrop (mineralisasi homogen) dan topografi landai. Pola
bujursangkar merupakan pola awal dalam eksplorasi dengan asumsi bahwa
penyebaran mineralisasi ke semua arah cederung sama. Apabila informasi
tentang penyebaran mineralisasi telah diperoleh dengan lebih detil maka pola
bujursangkar tersebut dapat berubah menjadi pola-pola lain sesuai dengan
kebutuhan untuk memperjelas geometri dan dimensi endapan bahan galian.
2. Pola persegi panjang, digunakan untuk jenis endapan yang mempunyai
penyebaran mineralisasi dengan variasi bijih atau kadar ke arah tertentu lebih
besar daripada variasi kadar ke arah lain dimana kondisi topografi landai.
3. Pola segitiga (acak), digunakan untuk endapan-endapan yang mempunyai
penyebaran mineralisasi yang tidak homogen dimana topografi cenderung
bergelombang.
4. Pola rhombohedron, umumnya digunakan untuk kondisi mineralisasi
sebagaimana dijelaskan pada poin 1 dan 2 dimana kondisi di lapangan tidak
memungkinkan membentuk pola bujursangkar atau persegi panjang.
Sumber:

 M. Gilang Firmansyah, Emi Sukiyah, Yuyun Yuniardi, Undang


Mardiana.2016. Peningkatan Akurasi Perhitungan Cadangan Batubara Di
Wilayah Separi - Kalimantan Timur Berdasarkan Deteksi Kemiringan Lubang
Bor Dengan Sensor Gyroscope-Accelerometer-Heading Dijital. Universitas
Padjajaran: Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April
2016: 1 – 12.
 Teguh Wijaya Subriyanto, Nurhakim, Anissa, Ardiantho D Rado.2015.
Perhitungan Sumberdaya Dan Cadangan Batubara Pada PT. Bartim
Metropoitan Perkasa Desa Didi Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito
Timur, Kalimantan Tengah. Universitas Lambung Mangkurat: Jurnal
GEOSAPTA Vol. 1 No.1 Juli 2015.
 Haris. A.W. 2005. Modul Responsi TE-3231, Metode Perhitungan Cadangan.
ITB. Bandung.
 Anonim. 2011. Laporan Eksplorasi PT Bartim Metropolitan Perkasa, Tamiang
Layang, I-1: 10-2.
 Anonim. 2006. Pedoman Pelaporan dan Estimasi Sumberdaya dan Cadangan
Batubara. Pusat Sumberdaya Geologi. Diunduh tanggal 23 Desember 2009 jam
16.45 WITA dari www.dim.esdm.go.id.
 Anonim. 1999. Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara, SNI 13-
6011-1999. BSN: Jakarta hal. 2, 4-6,10.

Anda mungkin juga menyukai