Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pendidikan Modern, Volume 3 Nomor 1Tahun 2017, 54-64

Implementasi Metode Pembelajaran Demonstrasi untuk Meningkatkan


Kemampuan Sains pada Anak Usia Dini

Susdarwati
Program Studi PG-PAUD, STKIP Modern Ngawi
susdarwati88sains@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sains dengan


menerapkan metode pembelajaran demonstrasi pada anak usia dini
Kelompok B di TK Aisyiyah Jogorogo. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas. Model penelitian yang digunakan adalah
model siklus sistem spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc
Taggart. Penelitian dilakukan dua siklus dan setiap siklusnya
dilaksanakan empat kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tiga
komponen, yaitu perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi.
Subjek penelitian ini adalah 31 anak pada Kelompok B di TK Aisyiyah
Jogorogo, terdiri dari 19 anak perempuan dan 12 anak laki-laki. Metode
pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan dokumentasi. Teknik
analisis data dilakukan secara kualitatif. Peningkatan kemampuan sains
dikatakan berhasil apabila 80% dari jumlah anak termasuk dalam kriteria
baik dan sangat baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode
pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan sains anak.
Kemampuan sains anak sebelum dilakukan tindakan tidak ada (0%) anak
dengan kriteria baik dan sangat baik. Setelah adanya tindakan pada
Siklus I, kemampuan sains anak meningkat sebanyak 17 anak (54,84%)
dan pada Siklus II meningkat hingga 28 anak (90,32%) dengan kriteria
baik dan sangat baik. Pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen, guru menyiapkan media dan bahan yang akan dipakai dalam
domonstrasi kemudian guru memandu langkah kerja dalam percobaan.
Selanjutnya guru memperhatikan dan memberi semangat anak untuk
mengamati domostrasi dan anak melakukan percobaan sesuai dengan
yang didemonstrasikan guru.

Kata kunci: Metode Pembelajaran Demonstrasi, Kemampuan Sains.

PENDAHULUAN dengan keunikan setiap anak. Seperti


Anak usia dini merupakan generasi halnya yang dicantumkan pada Undang-
penerus bangsa yang akan menentukan Undang Republik Indonesia Nomor 23
kearah mana bangsa kita akan tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang
berkembang, setiap anak memiliki perlindungan anak bahwa, setiap anak
potensi untuk tumbuh dan berkembang berhak memperoleh pendidikan dan
secara optimal, maka pendidikan yang pengajaran dalam rangka pengembangan
diberikan seharusnya layak dan sesuai

1
Susdarwati, Implementasi Metode Pembelajaran Demonstrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Sains…

pribadinya serta tingkat kecerdasannya penting dalam membantu meletakkan


sesuai dengan minat dan bakatnya. dasar kemampuan dan pembentukan
Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.
pribadinya dan tingkat kecerdasannya, Kesadaran pentingnya pembelajaran
anak dapat mengikuti pendidikan anak sains akan semakin tinggi apabila guru,
usia dini dalam bentuk formal maupun orang tua serta masyarakat menyadari
nonformal. Di dalam Undang-Undang bahwa kita hidup dalam dunia yang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun berkembang dan berubah terus menerus
2003 Bab I Pasal I Ayat 14 tentang seiring berjalannya waktu hingga
sistem pendidikan nasional disebutkan menuntut kita agar dapat bersaing dalam
bahwa pendidikan anak usia dini ialah kehidupan dimasa depan. Anak-anak
suatu upaya pembinaan yang ditujukan sebagai generasi yang dipersiapkan
kepada anak sejak lahir sampai dengan untuk mengisi masa depan yang diduga
usia enam tahun yang dilakukan melalui akan semakin rumit, berat dan banyak
pemberian rangsangan pendidikan untuk problem yang harus dipecahkan dan
membantu pertumbuhan dan dicari kebenarannya perlu dibekali
perkembangan jasmani dan ruhani agar dengan penguasaan sains yang memadai,
anak memiliki kesiapan dalam tepat, bermakna dan fungsional. Dengan
memasuki pendidikan lebih lanjut. prediksi masa depan yang demikian,
Proses belajar tersebut akan lebih pembekalan sains bagi anak menjadi
optimal jika dilakukan sejak anak masih mutlak sehingga sains pada diri mereka
berusia dini karena masa anak usia dini muncul sebagai suatu cara untuk mencari
merupakan masa emas (the golden age), kebenaran dalam kehidupannya,
di mana seluruh aspek perkembangan Nugraha (2005).
yang dimiliki oleh anak dapat Mata Pelajaran sains memang
berkembang dengan pesat dan tidak tercantum di dalam kurikulum
merupakan usia yang sangat potensial TK, tetapi hal itu bukan berarti bahwa
untuk melatih serta mengembangkan sains tidak ada di TK. Sains di TK tetap
berbagai potensi multi kecerdasan yang ada dan terpadu dengan bidang lainnya
dimiliki anak, Harun Rasyid, dkk. hampir di setiap tema. Pengenalan sains
(2009). untuk anak TK jika dilakukan dengan
Untuk mencapai tujuan tersebut benar akan mengembangkan secara
pembelajaran di Pendidikan Anak Usia bertahap kemampuan berpikir logis yang
Dini meliputi beberapa pengembangan belum di miliki anak. Dalam
kemampuan dasar yaitu pengembangan pembelajaran sains, guru lebih mengajak
sains, pengembangan bahasa, anak melakukan eksplorasi terhadap
pengembangan agama dan moral, fenomena alam melalui interaksi
pengembangan matematika, langsung dengan obyek. Anak berlatih
pengembangan fisik, dan lain-lain. melakukan observasi, mengukur,
Pengembangan pembelajaran sains pada mengklasifikasi, melakukan percobaan
anak, termasuk bidang pengembangan sederhana, dan dilanjutkan dengan
lainnya memiliki peran yang sangat mengkonstruksi pengetahuan sesuai

2
Jurnal Pendidikan Modern, Volume 3 Nomor 1Tahun 2017, 54-64

dengan pola pikirnya yang masih menggunakan satuan yang akan


sinkretik. Pola pikir anak yang bersifat memudahkan anak untuk berpikir secara
sinkretik menyebabkan anak tidak logis dan rasional. Dengan demikian
dapat melihat hubungan antarvariabel sains akan melatih anak untuk
sebagai hubungan sebab-akibat mengembangkan kemampuan sains,
(causality) yang logis. Bagi anak TK, kemampuan berpikir logis, dan
dua atau lebih variabel dapat saja pengetahuan sains.
dihubungkan sehingga hal itu sering Salah satu langkah dan strategis
disebut hubungan sebab-akibat yang untuk memberikan pembekalan yang
magis (magical causality) (Wolfinger, optimal pada anak, adalah didahului
1994). dengan memahami karakteristik dan
Sains melatih anak melakukan tujuan pendidikan dan pembelajaran
eksplorasi terhadap berbagai benda di yang akan diterapkan kepada anak usia
sekitarnya. Anak akan menemukan dini, termasuk dalam bidang
berbagai gejala benda dan gejala pengembangan pembelajaran sains untuk
peristiwa yang ada di alam sekitarnya anak. Pemahaman dan penguasaan akan
yang akan membangkitkan rasa ingin tujuan dan ruang lingkup pendidikan
tahu anak untuk belajar sains lebih sains akan banyak membantu pengajaran
lanjut. Di dalam eksplorasinya, anak dalam program pembelajaran anak usia
menggunakan lima inderanya untuk dini yang dianggap tepat. Dapat kita
mengenal berbagai gejala alam melalui ketahui pembelajaran sains tidak bisa
kegiatan observasi (penginderaan) lepas dari kehidupan, pembelajaran sains
sehingga kemampuan observasinya sangat penting diterapkan pada anak usia
meningkat. Anak akan memperoleh dini karena sains akan membahas
pengetahuan baru hasil interaksinya tentang masalah yang ada di alam
dengan berbagai benda yang semesta. Dengan belajar sains anak akan
diobservasinya. Pengetahuan yang bisa mengetahui mengapa terjadi malam,
diperolehnya akan berguna sebagai mengapa air bisa mendidih, mengapa
modal berpikir dan belajar lebih lanjut. ada hujan dan lain sebagainya. Kita
Melalui sains, anak dapat memberikan pelajaran sains yang mudah
melakukan percobaan sederhana. dan dekat dengan lingkungan anak.
Percobaan tersebut melatih anak Sumaji (2003) mengemukakan
menghubungkan sebab dan akibat dari tujuan pembelajaran sains bagi anak usia
suatu perlakuan sehingga melatih anak dini adalah: 1) Anak dapat
berpikir logis. Di dalam sains, anak juga memecahkan masalah yang
berlatih menggunakan alat ukur untuk dihadapinya melalui penggunaan metode
melakukan pengukuran. Alat ukur sains, sehingga anak-anak terbantu dan
tersebut dimulai dengan alat ukur non- menjadi terampil dalam menyelesaikan
standar, seperti jengkal, depa, atau berbagai hal yang dihadapinya; 2)
kaki dan dilanjutkan dengan alat ukur Menumbuhkan anak menjadi berpikir
standar, seperti meteran dan timbangan. kreatif untuk mengambil keputusan, dan
Anak secara bertahap berlatih berhati-hati terhadap informasi yang

3
Susdarwati, Implementasi Metode Pembelajaran Demonstrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Sains…

diterimanya serta bersifat terbuka; 3) masih rendah. Hal ini disebabkan karena
Dapat memperluas pengetahuan anak guru lebih sering pembelajaran dengan
dibidang pengtahuan sains. Dengan menujukkan gambar, menggunakan
belajar sains anak akan bisa menjawab metode pemberian tugas menggunakan
bagaimana jika air dimasukan ke dalam Lembar Kerja Anak (LKA) dan majalah
kulkas, jika batu dimasukan ke dalam air TK sehingga kurang menarik minat
dan apa yang terjadi jika lilin anak. Pembelajaran sains kurang optimal
dipanaskan, Yulianti (2010). karena aktivitas pembelajaran yang
Sudah menjadi masalah umum masih terpusat pada guru. Cara berpikir
bahwa hasil belajar anak belum sains anak masih kurang misalnya, anak
mencapai hasil yang di harapkan. TK masih sulit membuat generalisasi
Kondisi seperti ini tentu sangat atau menarik kesimpulan yang
memprihartinkan khususnya bagi guru mencakup semua fakta. Sebagai contoh,
sebagai tenaga pengajar. Jika hasil anak dihadapkan pada satu keranjang
belajar siswa tidak memuaskan tentu buah-buahan yang di dalamnya ada
akan meresahkan guru karena jerih pisang, semangka, salak, dan mangga.
payah yang dilakukan dalam Lalu kepadanya ditanya apa isi
melaksanakan proses pembelajaran tidak keranjang tersebut. Anak biasanya
membuahkan hasil yang baik. mejawab dengan cara menyebutkan satu
Pembelajaran seharusnya berorientasi per satu isinya, yaitu pisang, semangka,
pada tujuan pembelajaranya. Jika proses salak dan mangga. Ia tidak mengambil
pembelajaran tidak berorientasi pada kesimpulan bahwa isi keranjang tersebut
tujuan berarti evaluasi yangdilakukan adalah buah-buahan.
oleh guru tentu tidak dapat mengukur Anak usia dini Kelompok B di
tingkat kemampuan anak. Demikian juga TK Aisyiyah Jogorogo secara umum
pembelajaran menggunakan metode belum dapat menguasai kemampuan
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sains. Hal itu disebabkan konsep sains
pembelajaranya.oleh karena itu upaya yang diajarkan pada anak masih bersifat
guru meningkatkan kemampuan sains abstrak dan sulit dipahami karena anak
anak dengan menggunakan metode tidak melakukannya secara langsung.
demonstrasi sesuai dengan kemampuan Metode pembelajaran dan strategi
anak. Jika pembelajaran tidak pembelajaran yang dilakukan guru
menggunakan metode pembelajaran kurang bervariatif, penggunaan metode
sesuai dengan materi pembelajaran, pemberian tugas baik LKA maupun
tingkat kemampuan anak serta tidak majalah TK yang sering diberikan
sesuai dengan tujuan pembelajaran tentu tentunya hanya mampu mengembangkan
tidak dapat diharapkan hasil belajar anak salah satu aspek. Misalnya melalui
yang baik. kegiatan belajar mencari jejak, yang
Berdasarkan observasi, hanya mengembangkan keterampilan
kemampuan kognitif anak di bidang dalam pemecahan masalah tetapi
kemampuan sains pada anak usia dini belum dapat mengembangkan aspek
Kelompok B di TK Aisyiyah Jogorogo kemampuan sains yang lain.

4
Jurnal Pendidikan Modern, Volume 3 Nomor 1Tahun 2017, 54-64

Karena sains bagi anak adalah ilmiah, yang secara garis besar meliputi:
sesuatu yang menakjubkan, sesuatu yang 1) observasi, 2) menemukan masalah, 3)
ditemukan dan dianggap menarik serta melakukan dua percobaan, 4)
memberikan pengetahuan atau menganalisis data, 5) mengambil
merangsang untuk mengetahui dan kesimpulan. Untuk anak TK ketrampilan
menyelidikinya, Nugraha (2005). proses sains hendaknya dilakukan secara
Kegiatan sains memungkinkan anak sederhana sambil bermain.
untuk melakukan eksplorasi terhadap Metode demonstrasi adalah
berbagai benda, baik benda hidup metode mengajar dengan menggunakan
maupun benda yang tidak hidup yang peragaan untuk memperjelas suatu
ada disekitarnya. Sebagaimana anak pengertian atau untuk memperlihatkan
mendapatkan lebih bayak pengalaman bagaimana berjalannya suatu proses
dari dunia sekeliling mereka serta sering pembentukan tertentu pada siswa.
membutuhkan pertolongan dalam Metode demonstrasi merupakan
mengorganisasi hasil belajar yang pertunjukan tentang proses terjadinnya
spesifik. Beaty dalam Siti Aisyah dkk, suatu peristiwa atau benda sampai pada
(2008) telah mengorganisasi sejumlah penampilan tingkah laku yang
pengembangan konsep yang muncul dicontohkan agar dapat diketahui dan
secara sistematis melalui beberapa dipahami oleh peserta didik secara nyata
program pengembangan kognitif pada atau tiruannya, Syaiful (2007). Metode
anak usia dini yaitu antara lain bentuk, demonstrasi adalah metode mengajar
warna, ukuran, pengelompokan dan dengan cara memperagakan barang,
pengurutan. Dari semua program kejadian, aturan, dan urutan melakukan
pengembangan tersebut dapat diarahkan suatu kegiatan, baik secara langsung
melalui kegiatan sains. maupun melalui penggunaan media
Kemampuan sains pada anak pengajaran yang relevan dengan pokok
dapat dilakukan melalui kegiatan bahasan atau materi yang sedang
demonstrasi percoban sains. Menurut disajikan, Muhibbin syah, (2003).
Syaiful (2007) tujuan dan kegunaan Metode demonstrasi merupakan
metode demonstrasi, antara lain: 1) suatu strategi pengembangan dengan
untuk memudahkan penjelasan sebab cara memberikan pengalaman belajar
penggunaan bahasa lebih terbatas; 2) melalui perbuatan melihat dan
untuk membantu anak dalam memahami mendengarkan yang diikuti dengan
dengan jelas jalannya suatu proses meniru pekerjaan yang
dengan penuh perhatian; 3) Untuk didemonstrasikan. metode demonstrasi
menghindari verbalisme; 4) Cocok juga dikatakan sebagai suatu metode
digunakan apabila akan memberikan untuk memperagakan serangkaian
keterampilan tertentu. tindakan berupa gerakan yang
Menurut Slamet Suyanto (2005) menggambarkan suatu cara kerja atau
pengenalan sains untuk anak TK lebih urutan proses sebuah peristiwa atau
ditekankan pada proses daripada produk. kejadian. Biasanya metode demonstrasi
Proses sains dikenal dengan metode ini dipakai untuk membuktikan sesuatu

5
Susdarwati, Implementasi Metode Pembelajaran Demonstrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Sains…

atau gerakan untuk dicontoh, Gunardi penelitian yang digunakan adalah model
(2008). Menurut Syaiful Bahri Djamarah siklus sistem spiral yang dikembangkan
dalam Gunardi (2008) metode oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam
demonstrasi adalah yang digunakan Sujati (2006). Penelitian dilakukan dua
untuk memperlihatkan sesuatu proses siklus dan setiap siklusnya dilaksanakan
atau cara kerja suatu benda yang empat kali pertemuan. Setiap siklus
berkenaan dengan bahan pelajaran. terdiri dari tiga komponen, yaitu
Menurut Nugraha (2005) metode perencanaan, tindakan dan observasi,
demonstrasi memiliki kelebihan sebagai serta refleksi. Subjek penelitian ini
berikut: 1) Perhatian anak didik dapat adalah 31 anak pada Kelompok B di TK
di pusatkan, dan titik berat yang di Aisyiyah Jogorogo, terdiri dari 19 anak
anggap penting oleh guru dapat di amati; perempuan dan 12 anak laki-laki.
2) Dapat merangsang siswa untuk lebih Metode pengumpulan data dilakukan
aktif dalam mengikuti proses belajar; 3) melalui observasi dan dokumentasi.
Dapat menamb;ah pengalaman anak Instrumen pengumpulan data pada
didik; 4) Bisa membantu siswa ingat penelitian yaitu lembar observasi yang
lebih lama tentang materi yang di berisi indikator tentang kemampuan
sampaikan; 5) Dapat mengurangi sains anak dari kisi-kisi yang telah
kesalapahaman karena pengajaran lebih dibuat sebelumnya dan dokumentasi
jelas dan kongkrit; 6) Dapat menjawab berisi dokumen apa saja yang berkaitan
semua masalah yang timbul di dalam dengan penelitian. Teknik analisis data
pikiran setiap siswa karena ikut serta dilakukan secara kualitatif. Peningkatan
berperan secara langsung. keberhasilan dapat ditandai dengan
Ada beberapa manfaat metode membandingkan hasil dari data awal pra
demonstrasi adalah sebagai berikut: 1) penelitian (pretest) dan setelah diberikan
Perhatian anak dapat lebih dipuaskan; 2) tindakan (posttest). Sebagai indikator
Proses belajar anak lebih terarah pada keberhasilan anak dalam penelitian ini
materi yang sedang dipelajari; 3) adalah apabila ≥80% atau ≥25 anak dari
Pengalaman dan kesan sebagai hasil 31 anak pada Kelompok B di TK
pembelajaran lebih melekat dalam diri
Aisyiyah Jogorogo mengalami
anak.
peningkatan kemampuan sains pada
Berdasarkan uraian latar
kriteria baik dan sangat baik.
belakang di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan sains dengan menerapkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
metode pembelajaran demonstrasi pada Hasil penelitian menunjukkan bahwa
anak usia dini Kelompok B di TK metode pembelajaran demonstrasi dapat
Aisyiyah Jogorogo. meningkatkan kemampuan sains anak
pada Kelompok B TK Aisyiyah
Jogorogo. Hasil penelitian dan
METODE pembahasan sebagai berikut:
Penelitian ini merupakan Kegiatan pembelajaran yang
Penelitian Tindakan Kelas. Model diberikan oleh guru khususnya

6
Jurnal Pendidikan Modern, Volume 3 Nomor 1Tahun 2017, 54-64

kemampuan sains sebelum tindakan 4 Kurang 2 6,45%


5 Kurang sekali 0 0%
yaitu menggunakan metode pemberian
tugas. Metode tersebut belum dapat Rekapitulasi data tersebut
mengembangkan kemampuan sains anak menunjukkan bahwa ketercapaian pada
secara keseluruhan. Hasil observasi yang akhir Siklus I menunjukkan bahwa tidak
dilakukan, dapat diketahui bahwa ada yang masuk dalam kriteria kurang
kemampuan sains anak masih rendah, sekali, kriteria kurang sebanyak 6,45%,
terbukti dengan data sebagai berikut: kriteria cukup sebanyak 38.71%, kriteria
Tabel 1. Rekapitulasi Data kemampuan Sains Anak
sebelum Tindakan
baik sebanyak 38,71%, dan kriteria
No Kriteria Jumlah Anak Persentase sangat baik sebanyak 16,13%.
1 Sangat baik 0 0% Berdasarkan hasil yang dicapai pada
2 Baik 0 0%
3 Cukup 18 58,07% tindakan Siklus I, dapat diketahui adanya
4 Kurang 11 35,48% peningkatan kemampuan sains anak
5 Kurang sekali 2 6,45%
antara sebelum tindakan dan sesudah
Rekapitulasi data sains di atas tindakan Siklus I. Tahap refleksi yaitu
menunjukkan bahwa 58,07% dalam kemampuan anak dalam kemampuan
kriteria cukup, 35,48% kriteria kurang, sains melalui metode pembelajaran
dan 6,45% dalam kriteria kurang sekali. demonstrasi sudah mengalami
Hal itu menunjukkan bahwa pencapaian peningkatan. Akan tetapi, peningkatan
kemampuan sains anak masih rendah. tersebut belum mencapai indikator
Dari hasil observsi, rendahnya keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu
kemampuan sains anak di TK Aisyiyah 80% atau 25 anak dari 31 anak termasuk
Jogorogo dikarenakan aktivitas dalam kriteria baik dan sangat baik
pembelajaran yang masih terpusat pada karena terbukti bahwa hasil yang
guru dan metode pembelajaran yang diperoleh pada siklus I adalah 54,84%
diberikan kurang bervariatif. atau 17 anak yang termasuk dalam
Pada siklus I terdiri dari tahap kriteria baik dan sangat baik.
perencanaan, tindakan dan observasi, Hal-hal yang menjadi hambatan
serta refleksi. Tahap perencanaan pada atau kendala pada tindakan Siklus I,
siklus I yaitu merencanakan dan antara lain: 1) Anak sukar melihat
menyusun RKH (Rencana Kegiatan dengan jelas terhadap percobaan yang
Harian) yang akan digunakan sebagai akan dipertunjukkan dan alat
acuan dalam pelaksanaan pembelajaran. demonstrasi yang terlalu kecil; 2) Karena
dalam satu kelas hanya dijadikan dua
kelompok sehingga anak sering berebut
satu sama lain untuk melihat demonstrasi
percobaan pencampuran warna; 3)
Karena tidak dilanjutkan dengan
Tabel 2. Rekapitulasi Data kemampuan Sains Anak
Pada Siklus I eksperimen sehingga anak menjadi lupa
Noiteria Jumlah Anak Persentase
dan materi belajar tidak bermakna
1 Sangat baik 5 16,13%
2 Baik 12 38,71% karena tidak menjadikan pengalaman
3 Cukup 12 38,71% belajar; 4) Anak kurang berani atau

7
Susdarwati, Implementasi Metode Pembelajaran Demonstrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Sains…

masih malu dalam mengungkapkan sehingga anak menjadi ingat dan materi
pendapatnya dan menjawab pertanyaan belajar sangat bermakna karena
dari guru, sehingga kurang aktif; 5) Anak menjadikan pengalaman belajar sehingga
yang memiliki kemampuan sains dalam anak melakukan percobaan dan tugas
kriteria baik masih mendominasi atau dapat dikerjakan dengan optimal, dan (4)
kemampuan sains anak di dalam kelas Guru memberikan penjelasan dan juga
belum merata; 6) Guru dalam memberi contoh kepada anak tentang langkah-
contoh dalam melakukan percobaan langkah mengerjakan dan penggunaan
sains melalui demonstrasi kurang alat dalam percobaan, agar anak lebih
memberi penjelasan sehingga hal memahami apa yang disampaikan oleh
tersebut menyebabkan anak kurang guru.
memahami apa yang didemonstrasikan Tahap perencanaan yaitu
guru. merencanakan dan menyusun RKH
Selain itu, pada sikus I (Rencana Kegiatan Harian) yang telah
kemampuan sains anak masih rendah dilakukan perbaikan karena
yang dapat dilihat dari indikator pelaksanaan tindakan pada siklus I
kemampuan kognitif anak. Pada kegiatan masih banyak kekurangan. Dengan
demonstrasi guru hanya menggunakan adanya refleksi pada siklus I,
media air yang diberi warna sehingga diharapkan dapat memberikan perubahan
banyak anak yang kurang pada proses pembelajaran agar lebih baik
memperhatikan kegiatan demonstrasi sehingga dapat digunakan sebagai acuan
yang dilakukan oleh guru. Anak dalam pelaksanaan pembelajaran.
cenderung senang dengan kegiatannya Tahap tindakan pada kegiatan
sendiri. Sehingga perlu diadakan siklus setiap siklus II menggunakan media
II untuk melukan perbaikan yang bervariasi yaitu dengan teknik
pembelajaran. pencampuran warna dengan
Pada siklus II terdiri dari tahap menggunakan media gambar balon,
perencanaan, tindakan dan observasi, media gambar buah, dan media gambar
serta refleksi. Perbaikan-perbaikan yang sayur-sayuran sehingga anak lebih
dilakukan untuk perbaikan pada Siklus II tertarik dan antusias pada kegiatan dan
yaitu (1) Anak mudah melihat dengan penjelasan guru. Dengan demikian
jelas terhadap percobaan yang kemampuan sains anak sudah memenuhi
dipertunjukkan karena guru membagi standar keberhasilan. Hal ini dapat
anak menjadi empat kelompok, masing- dilihat pada peningkatan perkembangan
masing kelompok terdiri dari 6 anak, (2) pada tiap siklus. Berdasarkan tindakan
Guru memberikan motivasi dan dalam proses pembelajaran sains dengan
penguatan kepada anak, agar anak lebih pencampuran warna amak ketuntasan
berani dalam bicara dan mengungkapkan belajar dalam tindakan yang telah
pendapatnya. Selain itu guru juga dapat diberikan guru mengalami kenaikan
memberikan reward agar anak lebih yang signifikan.
bersemangat dan termotivasi, (3)
Kegiatan dilanjutkan dengan eksperimen Tabel 3. Rekapitulasi Data kemampuan Sains Anak
Pada Siklus II

8
Jurnal Pendidikan Modern, Volume 3 Nomor 1Tahun 2017, 54-64

No Kriteria Jumlah Anak Persentase keberhasilan yang ditetapkan oleh


1 Sangat baik 12 38,71%
2 Baik 16 51,61%
peneliti.
3 Cukup 3 9,68% Berdasarkan data hasil penelitian
4 Kurang 0 0% yang telah diuraikan di atas,
5 Kurang sekali 0 0%
kemampuan sains anak dengan
Dari rekapitulasi data tersebut menggunakan metode pembelajaran
dapat dikatakan bahwa ketercapaian demonstrasi di Kelompok B di TK
pada akhir Siklus II menunjukkan Aisyiyah Jogorogo mengalami
kriteria sangat baik sebanyak 38,71%, peningkatan. Kemampuan sains anak di
kriteria baik sebanyak 51,61%, kriteria Kelompok B di TK Aisyiyah Jogorogo
cukup sebanyak 9,68%, dan kriteria mengalami peningkatan yang baik dan
kurang sekali menjadi tidak ada. signifikan karena proses pembelajaran
Berdasarkan hasil yang dicapai pada dibantu dengan metode pembelajaran
tindakan Siklus II, dapat diketahui demonstrasi. Dari pengamatan peneliti
adanya peningkatan kemampuan sains jelas terlihat ternyata dengan
anak. Tahap refleksi yaitu kemampuan menggunakan metode pembelajaran
anak dalam kemampuan sains dengan demonstrasi cukup memberikan
metode pembelajaran demonstrasi sudah semangat terhadap materi pelajaran
mengalami peningkatan karena sehingga suasana kelompok belajar juga
memenuhi indikator yang ditetapkan, terlihat banyak perubahan.
yaitu sebanyak 90,32% atau 28 anak dari Dari uraian di atas jelas
31 anak masuk dalam kriteria baik dan bahwa dengan menggunakan metode
sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat pembelajaran demonstrasi sebaiknya
dari persentase yang dicapai oleh anak. harus diberikan kepada anak untuk
Oleh karena itu penelitian dirasa cukup meingkatkan kemampuan sains anak.
dan dihentikan sampai Siklus II. Adanya peningkatan kemampuan
Dalam penelitian yang kognitif anak dari tingkat siklus dapat
dilakukan melalui dua siklus dan disimpulkan bahwa metode
setiap siklus terdiri dari empat kali pembelajaran demontrasi dengan
pertemuan, terlihat bahwa metode kegiatan pencampuran warna yang
pembelajaran demonstrasi dapat dilakukan dengan dapat meningkatkan
meningkatkan kemampuan sains anak kognitif anak yang berkenaan dengan
pada Kelompok B TK Aisyiyah kemampuan sains.
Jogorogo. Peningkatan tersebut dapat Pelaksanaan pembelajaran sains
dibuktikan dari kriteria hasil belajar anak dilakukan dalam dua siklus dengan
sebelum tindakan dan sesudah tindakan, kegiatan pencampuran warna seperti:
di mana setiap siklus menunjukkan warna merah dan kuning dicampur
peningkatan. Penelitian dianggap sudah menghasilkan warna oranye, warna biru
berhasil dan dihentikan karena sebagian dan kuning dicampur mengasilkan warna
besar anak sudah mengalami hijau, dan warna merah dan biru
peningkatan sesuai dengan indikator menghasilkan warna ungu. Keberhasilan
peningkatan sains melalui metode

9
Susdarwati, Implementasi Metode Pembelajaran Demonstrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Sains…

pembelajaran demonstrasi ini dari 80% dari kondisi awal sebelum


dikarenakan pada kegiatan demonstrasi tindakan dan sesuai dengan indikator
guru tidak hanya menggunakan media keberhasilan yang telah ditetapkan.
air yang diberi warna melainkan Berdasarkan analisis data diperoleh
menggunakan media yang bervariasi. akrivitas anak dalam meningkatkan
Media yang bervariasi tersebut antara kemampuan sains dengan kegiatan
lain adalah: (1) teknik pencampuran pencampuran warna melalui metode
warna dengan menggunakan media demonstrasi yang paling dominan
gambar balon; (2) teknik pencampuran adalah anak mau memperhatikan dan
warna dengan menggunakan media mau mencoba serta dapat melaksanakan
gambar buah; (3) teknik pencampuran tugas sesuai arahan guru. Sehingga
warna dengan menggunakan media kemampuan sains anak dapat
gambar sayur-sayuran. Hal ini berkembang dengan baik. Kegiatan sains
menjadikan anak lebih tertarik dan dengan metode pembelajaran
antusias pada kegiatan dan penjelasan demonstrasi dapat menyenangkan anak
guru. dapat meningkatkan kemampuan karena menghasilkan pengalaman pada
sains anak yang berkenaan dengan anak untuk mengenal sains dengan cara
perkembangan kognitif anak pada sederhana. Sehingga kemampuan
Kelompok B TK Aisyiyah Jogorogo. kognitif anak dapat berkembang dengan
baik. Langkah-langkah kegiatan yang
PENUTUP dilakukan pada metode pembelajaran
Simpulan demonstrasi yaitu: (1) Guru menyiapkan
Berdasarkan hasil data dan media dan bahan yang akan dipakai
pembahasan dalam penelitian ini, dapat dalam domonstrasi; (2) Guru memandu
disimpulkan bahwa: metode langkah kerja dalam percobaan; (3) guru
pembelajaran demonstrasi dapat memperhatikan dan memberi semangat
meningkatkan kemampuan sains anak anak untuk mengamati domostrasi; (4)
pada Kelompok B TK Aisyiyah anak melakukan percobaan sesuai
Jogorogo. Peningkatan kemampuan dengan yang didemonstrasikan guru.
sains tersebut dapat dilihat dari
Saran
persentase hasil data yang diperoleh di Sumbangan ide dan wawasan
pra tindakan, Siklus I, dan Siklus II. berkaitan dengan peningkatan
Pada tahap pra tindakan sebagian besar kemampuan sains anak usia dini yaitu:
anak masuk dalam kriteria kurang, pada 1) Bagi guru, pembelajaran demonstrasi
Siklus I keterampilan proses sains anak yang disediakan guru untuk
meningkat pada kriteria baik dan meningkatkan kemapuan sains sebaiknya
sangat baik sebanyak 17 anak (54,84%) menggunakan topik yang mudah
dari jumlah total 31 anak. Pada tindakan diamati dan menampilkan hubungan
siklus II meningkat menjadi 28 anak sebab-akibat secara langsung agar lebih
(90,32%) dari jumlah total 31 anak. disukai anak daripada topik yang
Pembelajaran dikatakan berhasil karena abstrak; 2) Bagi sekolah, untuk
kemampuan sains anak meningkat lebih kegiatan sains dapat menerapkan

10
Jurnal Pendidikan Modern, Volume 3 Nomor 1Tahun 2017, 54-64

pembelajaran demonstrasi agar Dini. Yogyakarta: Multi Presindo.


kemampuan sains anak dapat meningkat;
Muhibbin Syah (2003) Psikologi
3) Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini Pendidikan dengan Pendekatan
terbatas pada peningkatan kemampuan Baru. Bandung: PT. Remaja
sains anak melalui pembelajaran Roadakarya.
demonstrasi, maka perlu adanya
Siti Aisyah, dkk (2008) Perkembangan dan
penelitian lebih lanjut dalam bidang Konsep Dasar Pengembangan
kemampuan anak yang lainnya yang Anak Usia Dini. Jakarta:
belum pernah dilakukan. Universitas Terbuka.

Slamet Suyanto (2005) Dasar-dasar


Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Hikayat Publishing.
DAFTAR PUSTAKA
Sujati (2006) Penelitian Tindakan Kelas.
Nugraha, Ali (2005) Pengembangan Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Pembelajaran Sains pada Anak Pendidikan Universitas Negeri
Usia Dini. Jakarta: Departemen Yogyakarta.
Pendidikan Nasional.
Sumaji (2003) Psikologi Pendidikan.
Dwi Yulianti (2010) Bermain Sambil Jakarta: CV. Rajawali.
Belajar Sains di Taman Kanak-
Kanak. Jakarta: Indeks. Syaiful Bahri Djamarah dn Aswan Zain
. (2007) Strategi Belajar Mengajar..
Gunardi, Wahyu (2008) Metode Jakarta: Rineka Cipta.
Pembelajaran di Taman Kanak-
kanak. Jakarta: Universitas Wolfinger, D.M. (1994) Science and
Terbuka. Mathematic in early childhood
Education. New York: Harper
Harun Rasyid, Mansyur, & Suratno (2009) Collins Publisher.
Asesmen Perkembangan Anak Usia .

11

Anda mungkin juga menyukai