SERIBU KUNANG-KUNANG DI
MANHATTAN
Diadaptasi dari cerpen Umar Kayam
oleh yussak anugrah
MARNO
Kau tetap hendak memaksaku untuk percaya itu?
JANE
Ya, tentu saja, Kekasihku. Ayolah akui. Itu ungu, bukan?
MARNO
Kalau bulan itu ungu, apa pula warna langit dan mendungnya itu?
JANE
Oh, aku tidak ambil pusing tentang langit dan mendung. Bulan itu u-ng-u! U-ng-u! Ayolah,
bilang, ungu!
MARNO
Kuning keemasan!
JANE
Setan! Besok aku bawa kau ke dokter mata.
JANE
MARNO, Sayang.
MARNO
Ya, jane.
JANE
Bagaimana Alaska sekarang?
MARNO
Alaska? Bagaimana aku tahu. Aku belum pernah ke sana.
JANE
Maksudku hawanya pada saat ini.
MARNO
JANE
Mungkin juga. Aku tidak pernah berapa kuat dalam ilmu bumi. Gambaranku tentang Alaska
adalah satu padang yang amat l-u-a-s dengan salju, salju dan salju.Lalu di sana-sini rumah-rumah
orang Eskimo bergunduk-gunduk seperti es krim panili.
MARNO
Aku kira sebaiknya kau jadi penyair, Jane. Baru sekarang aku mendengar perumpamaan yang
begitu puitis. Rumah Eskimo sepeti es krim panili.
JANE
Tommy, suamiku, bekas suamiku, suamiku, kautahu …. Eh, maukah kau membikinkan aku
segelas ….. ah, kau tidak pernah bisa bikin martini. Bukankah kau selalu bingung, martini itu
campuran gin dan vermouth atau gin dan bourbon? Oooooh, aku harus bikin sendiri lagi ini ….
Uuuuuup ….
MARNO
Ya, ada apa dengan dia?
JANE
Aku merasa dia ada di Alaska sekarang.
(Pelan-pelan jane berjalan kembali ke sofa, kali ini duduknya mepet marno)
MARNO
Tapi Minggu yang lalu kaubilang dia ada di Texas atau di Kansas. atau mungkin di Arkansas.
JANE
Aku bilang, aku me-ra-sa Tommy berada di Alaska.
MARNO
Oh.
Mungkin juga dia tidak di mana-mana.
JANE
Marno, manisku.
MARNO
Ya, jane.
JANE
Bukankah di Alaska, ya, ada adat menyuguhkan istri kepada tamu?
MARNO
Ya, aku pernah mendengar orang Eskimo dahulu punya adat-istiadat begitu. Tapi aku tidak tahu
pasti apakah itu betul atau karangan guru antropologi saja.
JANE
Aku harap itu betul. Sungguh, Darling, aku serius. Aku harap itu betul.
MARNO
Kenapa?
JANE
Sebab, seee-bab aku tidak mau Tommy kesepian dan kedinginan di Alaska. Aku tidak maaau.
MARNO
Tetapi bukankah belum tentu Tommy berada di Alaska dan belum tentu pula sekarang Alaska
dingin.
JANE
Tetapi aku tidak mau Tommy kesepian dan kedinginan! Maukah kau?
MARNO
Sudah tentu tidak, jane, sudah tentu tidak.
JANE
Kau anak yang manis, marno.
JANE
Marno.
MARNO
Ya, jane.
JANE
Aku ingat Tommy pernah mengirimi aku sebuah boneka Indian yang cantik dari Oklahoma City
beberapa tahun yang lalu. Sudahkah aku ceritakan hal ini kepadamu?
MARNO
Aku kira sudah, jane. Sudah beberapa kali.
JANE
Oh.
JANE
Eh, kau tahu, marno?
MARNO
Apa?
JANE
Empire State Building sudah dijual.
MARNO
Ya, aku membaca hal itu di New York Times.
JANE
Bisakah kau membayangkan punya gedung yang tertinggi di dunia?
MARNO
Tidak. Bisakah kau?
JANE
MARNO
Bagaimana?
JANE
Oh, tak tahulah. Tadi aku kira bisa menemukan pikiran-pikiran yang cabul dan lucu. Tapi
sekarang tahulah ….
MARNO
Oh, kalau saja …..
JANE
Kalau saja apa, Kekasihku?
MARNO
Kalau saja ada suara jangkrik mengerik dan beberapa katak menyanyi dari luar sana.
JANE
Lantas?
MARNO
Tidak apa-apa. Itu kan membuat aku lebih senang sedikit.
JANE
Kau anak desa yang sentimental!
MARNO
Biar!
MARNO terkejut karena kata biar itu terdengar keras sekali keluarnya.
MARNO
Maaf, jane. Aku kira scotch yang membuat itu.
JANE
Tidak, Sayang. Kau merasa tersinggung. Maaf.
MARNO MENGANGKAT BAHUNYA KARENA DIA TIDAK TAHU APA LAGI YANG
MESTI DIPERBUAT DENGAN MAAF YANG BERBALAS MAAF ITU. SEBUAH
JANE
Jet keparat!
(Jane mengutuk sambil berjalan terhuyung ke dapur. Dari kamar itu marno mendengar jane
keras-keras membuka kran air. Kemudian dilihatnya jane kembali, mukanya basah, di
tangannya segelas air es)
Pernahkah kau punya keinginan, lebih-lebih dalam musim panas begini, untuk telanjang lalu
membiarkan badanmu tenggelam dalaaammm sekali di dasar laut yang teduh itu, tetapi tidak
mati dan kau bisa memandang badanmu yang tergeletak itu dari dalam sebuah sampan?
MARNO
He? Oh, maafkan aku kurang menangkap kalimatmu yang panjang itu. Bagaimana lagi, Jane?
JANE
Oh, lupakan saja. Aku Cuma ngomong saja. Deep blue sea, baby, deep blue, deep blue sea, baby,
deep blue sea ….
Marno.
MARNO
Ya.
JANE
Kita belum pernah jalan-jalan ke Central Park Zoo, ya?
MARNO
Belum, tapi kita sudah sering jalan-jalan ke Park-nya.
JANE
Dalam perkawinan kami yang satu tahun delapan bulan tambah sebelas hari itu, Tommy pernah
mengajakku sekali ke Central Park Zoo. Ha, aku ingat kami berdebat di muka kandang kera.
Tommy bilang chimpansee adalah kera yang paling dekat kepada manusia, aku bilang gorilla.
Tommy mengatakan bahwa sarjana-sarjana sudah membuat penyelidikan yang mendalam
tentang hal itu, tetapi aku tetap menyangkalnya karena gorilla yang ada di muka kami
mengingatkan aku pada penjaga lift kantor Tommy. Pernahkah aku ceritakan hal ini kepadamu?
MARNO
JANE
Oh, Marno, semua ceritaku sudah kau dengar semua. Aku membosankan, ya, Marno? Mem-bo-
san-kan.
JANE
Ayolah, Marno. Kalau kau jujur tentulah kau akan mengatakan bahwa aku sudah membosankan.
Cerita yang itu-itu saja yang kau dengar tiap kita ketemu. Membosankan, ya? Mem-bo-san-kan!
MARNO
Tapi tidak semua ceritamu pernah aku dengar. Memang beberapa ceritamu sudah beberapa kali
aku dengar.
JANE
Bukan beberapa, Sayang. Sebagian besar.
MARNO
Baiklah, taruhlah sebagian terbesar sudah aku dengar.
JANE
Aku membosankan jadinya.
JANE
Tapi Marno, bukankah aku harus berbicara? Apa lagi yang bisa kukerjakan kalau aku berhenti
bicara? Aku kira Manhattan tinggal tinggal lagi kau dan aku yang punya. Apalah jadinya kalau
salah seorang pemilik pulau ini jadi capek berbicara? Kalau dua orang terdampar di satu pulau,
mereka akan terus berbicara sampai kapal tiba, bukan?
JANE
Marno, kemarilah, duduk.
JANE
Kemarilah, duduk.
MARNO
Aku sedang enak di jendela sini, Jane. Ada beribu kunang-kunang di sana.
JANE
Kunang-kunang?
MARNO
Ya.
JANE
Bagaimana rupa kunang-kunang itu? Aku belum pernah lihat.
MARNO
Mereka adalah lampu suar kecil-kecil sebesar noktah.
JANE
Begitu kecil?
MARNO
Ya.
JANE
Tetapi kalau ada beribu kunang-kunang hinggap di pohon pinggir jalan, itu bagaimana?
MARNO
Pohon itu akan jadi pohon-hari-natal.
JANE
Ya, pohon-hari-natal.
JANE
Marno, waktu kau masih kecil ….. Marno, kau mendengarkan aku, kan?
MARNO
Ya.
MARNO
Mainan kekasih?
JANE
Mainan yang begitu kau kasihi hingga ke mana pun kau pergi selalu harus ikut?
MARNO
Aku tidak ingat lagi, jane. Aku ingat sesudah aku agak besar, aku suka main-main dengan kerbau
kakekku, si Jilamprang.
JANE
Itu bukan mainan, itu piaraan.
MARNO
Piaraan bukankah untuk mainan juga?
JANE
Tidak selalu. Mainan yang paling aku kasihi dahulu adalah Uncle Tom.
MARNO
Siapa dia?
JANE
Dia boneka hitam yang jelek sekali rupanya. Tetapi aku tidak akan pernah bisa tidur bila Uncle
Tom tidak ada di sampingku.
MARNO
Oh, itu hal yang normal saja, aku kira. Anakku juga begitu. Punya anakku anjing-anjingan
bernama Fifie.
JANE
Tetapi aku baru berpisah dengan Uncle Tom sesudah aku ketemu Tommy di High School. Aku
kira, aku ingin Uncle Tom ada di dekat-dekatku lagi sekarang.
JANE
Marno, Sayang.
JANE
Aku kira cerita itu belum pernah kaudengar, bukan ?
MARNO
Belum, Jane.
JANE
Bukankah itu ajaib? Bagaimana aku sampai lupa menceritakan itu sebelumnya.
MARNO TERSENYUM
MARNO
Aku tidak tahu, Jane.
JANE
Tahukah kau? Sejak sore tadi baru sekarang kau tersenyum. Mengapa?
MARNO TERSENYUM
MARNO
Aku tidak tahu, Jane. Sungguh.
JANE
Oh, ya, Marno, manisku. Kau harus berterima kasih kepadaku. Aku telah menepati janjiku.
MARNO
Apakah itu, Jane?
JANE
Piyama. Aku telah belikan kau piyama, tadi. Ukuranmu medium-large, kan? Tunggu, ya ……
JANE
Aku harap kausuka pilihanku.
MARNO
Ini piyama yang cantik, Jane.
JANE
Akan kau pakai saja malam ini. Aku kira sekarang sudah cukup malam untuk berganti dengan
piyama.
MARNO
Jane.
JANE
Ya, Sayang.
MARNO
Eh, aku belum tahu apakah aku akan tidur di sini malam ini.
JANE
Oh? Kau banyak kerja?
MARNO
Eh, tidak seberapa sesungguhnya. Cuma tak tahulah ….
JANE
Kau merasa tidak enak badan?
MARNO
Aku baik-baik saja. Aku …. eh, tak tahulah, Jane.
JANE
Aku harap aku mengerti, Sayang. Aku tak akan bertanya lagi.
MARNO
Terima kasih, Jane. Terserahlah. Cuma aku kira, aku tak akan membawanya pulang.
JANE
Oh.
JANE
Kau akan menelpon aku hari-hari ini, kan?
MARNO
Tentu, Jane.
JANE
Kapan, aku bisa mengharapkan itu?
MARNO
Eh, aku belum tahu lagi, Jane. Segera aku kira.
JANE
Kautahu nomorku kan? Eldorado
MARNO
Aku tahu, Jane.
SELESAI