Anda di halaman 1dari 8

APRESIASI SENI

PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN SENI TRADISI


TAHUN 2019
PPST PUSPA RAMA
SD NEGERI BABADAN 01 KABUPATEN MADIUN

A. SINOPSIS

Perputaran waktu sangatlah cepat. Belum cukup lama, bagi Dewi Anjani untuk
menimang putra tercintanya, Hanoman.
Belum cukup pula waktu bagi Hanoman untuk bermain-main dengan seluruh
penghuni hutan.
Pada suatu senja, ketika penghuni hutan telah kembali ke sarang, dengan segenap
kasih sayang, Dewi Anjani membelai Hanoman kecil. Dititipkannya doa seorang Ibu
pada putra tercinta.
Ketika senja memerah, Anjani terbang ke kahyangan, meninggalkan Hanoman
dipeluk kesendirian.

1
B. NASKAH

PANGGUNG MENGGAMBARKAN SEBUAH HUTAN YANG SUBUR DAN PENUH


DENGAN BERANEKA MACAM BUAH-BUAHAN. BANYAK PEPOHONAN YANG
DITUMBUHI OLEH SULUR-SULUR.
HANOMAN, SEEKOR KERA BERBULU PUTIH BAGAIKAN KAPAS TENGAH
BERMALAS-MALASAN MENIKMATI SUASANA HUTAN SAMBIL MAKAN. TIBA-
TIBA KESUNYIAN TERPECAH OLEH TERIAKAN MINTA TOLONG BEBERAPA
BINATANG.

BINATANG 1 : (SUARA DARI KEJAUHAN) Tolong…. Tolong…. Ada


raksasa….

HANOMAN : (MENCARI SUMBER SUARA ITU) Ada apa ini? Sepertinya


ada yang minta tolong. Aahh... paling-paling ada yang main-
main. (MELANJUTKAN MAKANNYA)

BINATANG 1 : (DATANG DENGAN NAFAS TERENGAH-ENGAH)


Hanoman.... Hanoman.... tolong kami. Kami dikejar-kejar
beberapa raksasa. Mereka hendak memakan kami.

HANOMAN : (SAMBIL TERUS MAKAN, DENGAN NADA SANTAI) Kalian


tenang saja. Aku masih makan.

BINATANG 2 : Aduhhh.... kalau raksasa itu kemari bagaimana?

HANOMAN : Kalau nakal biar tak jewer kupingnya. Tak bethot ilate
BINATANG 3 : Wuihhhh sadis. Jangan anarkis to Man.

RAKSASA : (TERDENGAR TERTAWANYA SAJA TERBAHAK-BAHAK)


Huahahahahaha.......

2
BINATANG 1 : (BERSAMA BINATANG LAINNYA) Ndak lucu, Man. Ndak
lucu!!

HANOMAN : Siapa yang ndagel. Saya lho ndak nglucu.

BINATANG 1 : Lha tadi kok malah tertawa ngakak?

HANOMAN : Saya ndak tertawa.

BINATANG 1 : Berarti.....

HANOMAN : Lha itu di belakangmu (MENUNJUK PARA RAKSASA YANG


BERADA DI BELAKANG PARA BINATANG)

BINATANG 1 : (BERSAMA MENOLEH KE BELAKANG, SETELAH TAHU


TERNYATA PARA RAKSASA ADA DI BELAKANGNYA,
SPONTAN MEREKA LARI KETAKUTAN)

HANOMAN : (DENGAN BERANI) Heh kalian para raksasa. Mau apa kalian!

RAKSASA 2 : Walah... kok pakai nanya. Ya jelas mau makan kalian.

HANOMAN : Silakan.... silakan kalau kalian mau makan. Tangkap aku kalau
kalian bisa.

RAKSASA 1 : Sebut namamu dulu sebelum tak lumat tubuhmu yang mrengil
itu!

HANOMAN : Aku Anjani Putra. Hanoman!

RAKSASA 1 : Oooo ini rupanya si kethek putih yang katanya punya


kesaktian luar biasa.

RAKSASA 2 : Ayo Kang. Santap saja. Kesuwen dadak pake mukadimah


barang.

TERJADILAH KEJAR MENGEJAR ANTARA HANOMAN DENGAN PARA


RAKSASA. AKHIRNYA MEREKA TERLIBAT PERKELAHIAN YANG TAK
SEIMBANG. TAPI HANOMAN BERHASIL MENGALAHKAN PARA RAKSASA ITU.

LAGU RAKSASA PASTI KALAH

Mereka jahat dan rakus


Bertaring panjang, mulut bau amis
Raksasa-raksasa sebesar bukit

3
Gembar-gembor mengaku kuat
Raksasa, kau pasti kalah
Raksasa pasti tak berdaya

RAKSASA 1 : Ampun... ampun. Kami kapok.

HANOMAN : Kapok lombok piye! Awas ya kalau kalian berani menganggu


teman-temanku lagi.

BINATANG 1 : Iya kami mengaku kalah. Nggak lagi-lagi deh.....

HANOMAN : Pergi sana!

MEREKA PUN LARI TUNGGANG LANGGANG. PARA BINATANG BERSUKA RIA.

BINATANG 1 : Terima kasih Hanoman. Terima kasih

HANOMAN : Seisi hutan ini adalah teman. Sesama teman, kita harus saling
menjaga dan melindungi.

BINATANG 1 : Coba kalau kamu tidak ada. Pasti kami sudah dimakan para
raksasa itu.

HANOMAN : Sudah kalian pulang saja dulu. Orang tua kalian pasti cemas.
Dan ingat. Lain kali mainnya jangan jauh-jauh.

BINATANG 1 : Iya, Man. Terima kasih ya.

LAGU ANAK-ANAK KERA


Selamat tinggal kawan,
Waktunya kita pulang ke rumah
Telah penat tubuh untuk bermain
Esok, kita bermain lagi
(KEMUDIAN MEREKA PERGI)

ANJANI : (DEWI ANJANI DATANG, MENGHAMPIRI BUAH HATINYA)


4
Anakku Hanoman…

HANOMAN : Ibu… aku tadi baru saja menghajar beberapa raksasa nakal.

ANJANI : Siapa yang nakal? Kau atau mereka?

HANOMAN : Ya jelas para raksasa itu, Bu. Masak teman-temanku mau di


makan. Kenapa mereka tidak makan buah-buahan seperti kita?

ANJANI : Ya begitulah mereka. Makanan mereka adalah daging.


Minumannya darah segar. Dan lihat saja kelakuan mereka,
menjadi berangasan. Liar dan tak terkendali.
(MENGGANTI TOPIK PEMBICARAAN) Puas kau bermain hari
ini, Nak?

HANOMAN : Masih kurang, Bu. Ibu, kenapa hari mesti menjadi malam
sehingga aku tak dapat terus bermain dengan teman-temanku?

ANJANI : Seperti dirimu, Anakku, hari-hari pun bisa lelah dalam


perjalanannya. Dan mereka pun ingin tidur, saat itulah hari
menjadi malam.

HANOMAN : Mengapa hari-hari mesti berjalan, sehingga terjadi malam?

ANJANI : Jika hari-hari tidak berjalan, kau tidak dilahirkan, Anakku. Dan
kau menjadi besar karena perjalanan hari-hari itu.
Kemarilah, ada sesuatu yang ingin ibu sampaikan kepadamu
nak.

HANOMAN : (MELOMPAT KE ARAH ANJANI) Sesuatu, tentang apakah itu,


ibu?

ANJANI : Anakku, (TERSENYUM SENDU. MEMANDANG HANOMAN


DENGAN MATA BERKACA-KACA) Sudah saatnya kau harus

5
hidup sendiri dalam kesunyian rimba raya ini, ibu harus
meninggalkanmu.
HANOMAN : Oh Ibu jangan kau lakukan itu padaku, aku tidak mau hidup
tanpamu (MENANGIS)

LAGU PESAN DEWI ANJANI


Kini saatnya kau harus hidup sendiri
Dalam kesunyian rimba raya ini
Dan kini, ibu harus meninggalkanmu

Ibu bumi kan mengajarkan cinta


Bapa angkasa kan ajarkan setia
Kau putra bayu, kau akan mengerti

HANOMAN : Aku ingin tetap bersamamu… (MENANGIS).

ANJANI : Tidak anakku, Waktu memang perkasa dan kita tidak akan
dapat merubah takdir. Seperti halnya siang yang akan berganti
malam dan malam akan kembali menjadi siang. (MEMANDANG
HANOMAN DENGAN MATA BERKACA-KACA).

HANOMAN : Tapi kenapa waktu harus berjalan Ibu… kenapa ia tidak diam
sehingga kita tak akan berpisah. Aku ingin tetap bersamamu
ibu… (MENANGIS)

ANJANI : (MENAHAN TANGIS LALU BERLALU PERGI) Selamat tinggal


anakku.

HANOMAN MENANGIS SEJADI-JADINYA MEMANGGIL-MANGGIL IBUNYA.


IA MENYALAHKAN WAKTU KARENA TELAH MEMISAHKAN DIRINYA DENGAN
IBUNYA. IA MELIHAT MATAHARI, DAN BERPIKIRAN BAHWA WAKTU ADALAH
MATAHARI. IA MARAH DAN TERBANG KE ARAH MATAHARI.

HANOMAN : Ibu… aku akan menghentikan waktu. Jangan kau tinggalkan

6
aku. (TERBANG DAN MERUBAH DIRINYA MENJADI SANGAT
BESAR MELEBIHI MATAHARI)

HANOMAN TERBANG DAN TUBUHNYA MEMBESAR. IA MEMAKAN


MATAHARI SEPERTI MEMAKAN BUAH DELIMA.

- - - selesai - - -

Diilhami dari cerita pewayangan Ramayana

7
APRESIASI SENI
PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN SENI TRADISI
TAHUN 2019
PPST PUSPA RAMA
SD NEGERI BABADAN 01 KABUPATEN MADIUN

Asal daerah : Kabupaten Madiun

Nama Kelompok : Puspa Rama

Judul Karya : Anjani Putra

Karya : Ony Suryono

Sutradara / Penata : Ony Suryono

Penata Tari : Pipin Dwi Pangesti, S.Pd

Penata Musik : Hari Subagyo


Febri Budi Saputro

Penata Rias/Busana : Pipin Dwi Pangesti, S.Pd


Catur Widyaningrum

Penata Artistik : Ibnu Malik

Sinopsis : Perputaran waktu sangatlah cepat. Belum cukup lama,


bagi Dewi Anjani untuk menimang putra tercintanya,
Hanoman.
Belum cukup pula waktu bagi Hanoman untuk bermain-
main dengan seluruh penghuni hutan.
Pada suatu senja, ketika penghuni hutan telah kembali
ke sarang, dengan segenap kasih sayang, Dewi Anjani
membelai Hanoman kecil. Dititipkannya doa seorang
Ibu pada putra tercinta.
Ketika senja memerah, Anjani terbang ke kahyangan,
meninggalkan Hanoman dipeluk kesendirian.

Properti sajian : 1. Set panggung : pohon besar bahan sponati,


semak,
2. Trap 1 buah
3. Clip on 8 buah
Alat musik : Satu set gamelan laras pelog

Kontak informasi dan


penanggung jawab

Anda mungkin juga menyukai