Anda di halaman 1dari 7

Contoh puisi

TANAH AIRKU
Puisi Haris Rahmat Nugraha
Angin berdesir dipantai
Burung berkicau dengan merdu
Embun pagi membasahi rumput-rumput
Itulah tanah airku
Sawahnya menghijau
Gunungnya tinggi menjulang
Rakyat aman dan makmur
Indonesiaku
Tanah tumpah darahku
Jaga dan rawatlah selalu
Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkan
Disanalah aku menutup mata
Oh..... tanah airku tercinta
Indonesia jaya.....

Skenario Naskah Drama Pendek


Sabtu adalah hari dimana sekelompok anak muda yang terdiri dari Brandon, Ivan, Tommy, Elsa
dan Anna menghabiskan waktu. Sejak siang mereka sudah berkumpul di sebuah cafe elit yang
berada di bilangan pusat kota Surabaya. Seperti biasa, hari ini adalah giliran Brandon yang
menraktir mereka semua.
Brandon : Pesen yang banyak deh! Nanti aku yang bayar. Pokoknya kalian harus makan sampe
kenyang.
Tommy : Baru gajian ya? Kok royal banget sih?
Brandon : Bawel ah! Mau ditraktir nggak nih?
Anna : Ya jelas mau lah! Hari ini kan giliran kamu yang keluar duit.
Tidak lama kemudian Elsa datang menghampiri meja dimana mereka duduk. Ia baru pamit dari
toilet untuk menerima telepon.
Anna : Elsa kenapa? Kok sedih? Pamali loh sabtu-sabtu murung gitu!
Ivan : Iya kenapa sih, Sa? Dompetmu hilang?
Brandon dan Tommy tertawa menimpali lelucon Ivan tesebut.
Elsa : Mamaku barusan telepon. Dia bilang papaku bangkrut. Semua rumah, mobil dan tabungan
di bank ludes. (Terisak pelan) kami harus pindah ke tempat tinggal yang lebih kumuh.
Parahnya lagi semua kebangkrutan ini karena papa terlibat kasus korupsi dan sekarang dia
menjadi buronan polisi (Menangis)
Brandon : HAH? Yang bener?
Ivan : Berarti kamu anak buronan?!
Anna : Kamu jatuh miskin sekarang, Sa?
Brandon, Ivan, Anna dan Tommy memasang raut muka tegang dan memandang hina
kepada Elsa yang sedang menangis.
Elsa : Aku sudah nggak punya apa-apa sekarang, tapi kalian masih mau kan temenan
sama aku? Kita kan bersahabat sejak lima tahun lalu.
Anna menjauhkan kursinya yang tadinya berada di dekat kursi Elsa. Ia merapat kearah
Brandon yang berada disebelahnya.

Anna : Ya, kamu tahu sendiri lah, Sa kita ini sekumpulan pemuda-pemuda kaya. Jadi,
mana mungkin kamu bisa menuruti gaya hidup kita?
Tommy : Mending kamu pulang dan tengok keadaan orang tuamu, Sa.
Ivan dan Brandon hanya memandang dingin kearah Elsa. Elsa pun menatap mereka
dengan tatapan yang sangat sedih.
Elsa : Kupikir persahabatan kita selama lima tahun ini berarti. Tetapi kita aku jatuh
miskin, kalian menempakku begitu saja!
Brandon : Sudahlah, Sa. Pulanglah. Betul tadi apa kata Tommy. Sudah bagus makananmu
kubayari!
Elsa bangkit berdiri dari kursinya kemudian menatap sedih keempat temannya.
Kemudian ia meninggalkan mereka dan keluar dari cafe.
Ivan : Gila si Elsa, masa kita disuruh anggep dia teman sih. Sementara dia udah melarat.
Aku jadi nggak nafsu makan.
Brandon : Sama nih, ya udah minta bill aja deh!
Tiba-tiba Anna yang sudah hampir sampai ke mobilnya, berlari menghampiri Brandon
dan Ivan.
Anna : Guys! Barusan aku dapat kabar kalo ada seorang gadis yang ciri-cirinya mirip
Elsa hendak lompat dari fly over!
Ivan : Serius?!
Anna : Masa kayak gini bohong? Coba cek handphone kalian!
Brandon dan Ivan mengecek handphone masing-masing dan menerima kabar yang sama
dari pesan broadcast.
Brandon : Yuk, kita langsung ke fly over itu! Kamu bareng kita aja, Anna! Hubungi
Tommy, suruh dia langsung kesana.
Anna, Ivan dan Brandon masuk kedalam mobil. Brandon mengemudikan mobil kearah fly
over tempat dimana Elsa hendak bunuh diri. Tiba-tiba di separuh perjalanan, handphone
Ivan berbunyi dan raut muka Ivan berubah menjadi sangat tegang.
Ivan : Guys.... Kita terlambat. Elsa melompat dari fly over tersebut dan ia tewas.
Brandon langsung menghentikan mobilnya. Anna menangis tersedu-sedu di jok belakang
mobil.

Ivan : Kita langsung ke Rumah Sakit Permata Biru aja, jenazah Elsa dibawa kesana.
Brandon menarik nafas panjang kemudia mengemudikan mobilnya kearah rumah sakit
itu.
Sesampainya disana, mereka bertiga berlari dan didepan ruang jenazah sudah ada ibu dan
Helen, kakak Elsa yang duduk membisu.
Anna berlari memeluk Helen.
Anna : Kak, maafkan kami. Ini semua salah kami. Kalau kami kasih support ke Elsa,
pasti jadinya tidak akan begini. Tetapi kami malah meninggalkan Elsa begitu saja saat ia
membutuhkan kami.
Helen membalas pelukan Anna dan mengusap punggung Anna dengan lembut. Helen tidak
dapat menahan air matanya.
Helen : Sudahlah, kami sudah memaafkan kalian. Ini semua sudah digariskan oleh Yang
Maha Kuasa. Aku Cuma memohon agar kalian terus mendoakan Elsa agar ia tenang
disana.
Brandon dan Ivan terkesiap menatap Helen yang tidak marah kepada mereka dan malah
memaafkannya.
Ivan : Kami mohon maaf sebesar-besarnya, Kak. Kami pasti terus mendoakan Elsa.
Helen : Tidak perlu minta maaf terus menerus, Van. Elsa hanya tidak kuat menerima
kenyataan bahwa kami semua jatuh miskin. Aku sangat mengerti karena sejak kecil ia
hidup dengan bergelimang harta.
Brandon, Ivan dan Anna takjub akan kebesaran hati Helen dan semenjak itu mereka
bertekad untuk lebih menghargai orang lain dan tidak menggunakan uang sebagai tolak
ukur.
Cerita diatas merupakan suatu bentuk penulisan contoh naskah drama pendek. Kurang
lebih dialog tidak terlalu panjang karena naskah pendek hanya memberikan penampilan
dalam waktu yang singkat saja. Perhatikan juga tema yang Anda gunakan, apakah sudah
sesuai dengan isi naskah yang Anda buat. Pastikan apa yang ingin Anda sampaikan sudah
terdapat dalam naskah.

Contoh Fabel:
Monyet dan Ayam
Pada suatu zaman, ada seekor ayam yang bersahabat dengan seekor monyet. Si Yamyam dan si
Monmon namanya. Namun persahabatan itu tidak berlangsung lama, karena kelakuan si
Monmon yang suka semena-mena dengan binatang lain. Hingga, pada suatu petang si Monmon
mengajak Yamyam untuk berjalan-jalan. Ketika hari sudah petang, si Monmon mulai merasa
lapar. Kemudian ia menangkap si Yamyam dan mulai mencabuti bulunya. Yamyam merontaronta dengan sekuat tenaga. Lepaskan aku, mengapa kau ingin memakan sahabatmu? teriak si
Yamyam. Akhirnya Yamyam, dapat meloloskan diri.
Ia lari sekuat tenaga. Untunglah tidak jauh dari tempat itu adalah tempat kediaman si Kepiting. si
Kepiting merupakan teman Yamyam dari dulu dan selalu baik padanya. Dengan tergopoh-gopoh
ia masuk ke dalam lubang rumah si Kepiting. Di sana ia disambut dengan gembira. Lalu
Yamyam menceritakan semua kejadian yang dialaminya, termasuk penghianatan si Monmon.
Mendengar hal itu akhirnya si Kepiting tidak bisa menerima perlakuan si Monmon. Ia berkata,
Mari kita beri pelajaran si Monmon yang tidak tahu arti persahabatan itu. Lalu ia menyusun
siasat untuk memperdayai si Monmon. Mereka akhirnya bersepakat akan mengundang si
Monmon untuk pergi berlayar ke pulau seberang yang penuh dengan buah-buahan. Tetapi perahu
yang akan mereka pakai adalah perahu buatan sendiri dari tanah liat.
Kemudian si Yamyam mengundang si Monmon untuk berlayar ke pulau seberang. Dengan
rakusnya si Monmon segera menyetujui ajakan itu karena ia berpikir akan mendapatkan banyak
makanan dan buah-buahan di pulau seberang. Beberapa hari berselang, mulailah perjalanan
mereka. Ketika perahu sampai di tengah laut, Yamyam dan kepiting berpantun. Si Yamyam
berkokok Aku lubangi ho!!! si Kepiting menjawab Tunggu sampai dalam sekali!!
Setiap kali berkata begitu maka si Yamyam mencotok-cotok perahu itu. Akhirnya perahu mereka
itu pun bocor dan tenggelam. Si Kepiting dengan tangkasnya menyelam ke dasar laut, sedangkan
Si Yamyam dengan mudahnya terbang ke darat. Tinggallah Si Monmon yang berteriak minta
tolong karena tidak bisa berenang. Akhirnya ia pun tenggelam bersama perahu tersebut.
(Disarikan dari Abdurrauf Tarimana, dkk, Landoke-ndoke te Manu: Kera dan Ayam, Cerita
Rakyat Daerah Sulawesi Tenggara, Jakarta: Dept. P dan K, 1978, hal. 61-62)

Contoh Legenda:
Danau Toba
Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin
bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari
hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah,
tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu
memancing ikan di sungai. Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar,
gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya
terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya.
Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.
Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas
kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang
menakjubkan. Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau
tidak jadi memakanku. Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena
keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama,
ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. Bermimpikah aku?,
gumam petani.
Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu
karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata, kata gadis itu. Namaku Puteri,
aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu, kata gadis itu seolah mendesak. Petani
itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang
telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari
seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama
petani tersebut. Dia mungkin bidadari yang turun dari langit, gumam mereka. Petani
merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk
mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena
ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak
orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan
keberhasilan usaha petani. Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! kata
seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka
tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan Petan dan istri bertambah, karena istri Petani
melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak
membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia
menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran
kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan
bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu
pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar
bersabar atas ulah anak mereka. Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu
anak kita! kata Petani kepada istrinya. Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda
memang seorang suami dan ayah yang baik, puji Puteri kepada suaminya.
Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada

suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di
mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu
kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di
lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping
anaknya. Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !, umpat si Petani
tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang
lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air
yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua.
Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya
membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.
Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.

Anda mungkin juga menyukai