DOI: http://dx.doi.org/10.31289/perspektif.v8i2.2585
PERSPEKTIF
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/perspektif
Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, Indonesia.
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Doloksanggul. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan dari
skripsi ini digunakan metode penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif, dimana
data diperoleh dari lapangan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Data juga diperoleh dari hasil
wawancara dengan para tokoh yang mengetahui tentang sejarah dan perkembangan dari Kota Doloksanggul,
selain itu data juga diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi. Dari hasil penelitian, peneliti dapat
mengetahui mengenai asal nama dan sejarah huta Doloksanggul. Kota Doloksanggul mengalami perkembangan
dengan tahapan-tahapan yang sangat panjang yang terbagi dalam 2 periode yaitu antara tahun 2003-2007 dan
2008-2010 yang meliputi perkembangan Doloksanggul di bidang jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan dan
transportasi. Disamping itu terdapat juga faktor penghambat berkembangnya kota Doloksanggul yang ditinjau
dalam berbagai aspek juga seperti jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan dan transportasi. Dari keseluruhan
hasil penelitian dilapangan diperoleh kesimpulan bahwa perkembangan Doloksanggul terjadi pada awal kota
Doloksanggul menjadi ibukota Kabupaten Humbang Hasundutan, yang dapat ditinjau dari berbagai aspek seperti
bidang pertumbuhan jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan dan transportasi.
Abstract
This research was conducted in the City of Doloksanggul. To obtain the data needed in the preparation of this thesis, a
field research method is used with a qualitative descriptive approach, where data is obtained from the field related to
research problems. Data were also obtained from interviews with leaders who knew about the history and
development of the City of Doloksanggul, in addition data were also obtained from the results of observations and
documentation. From the results of the research, researchers can find out about the origin of the name and history of
the Doloksanggul. The city of Doloksanggul experienced development with very long stages which were divided into 2
periods, namely between 2003-2007 and 2008-2010 which included the development of Doloksanggul in the area of
population, education, health and transportation. Besides that there are also inhibiting factors for the development of
the city of Doloksanggul which are reviewed in various aspects as well as population, education, health and
transportation. From the overall results of the study in the field it was concluded that the development of
Doloksanggul occurred at the beginning of the city of Doloksanggul as the capital of Humbang Hasundutan Regency,
which can be viewed from various aspects such as population growth, education, health and transportation.
How to Cite: Sigalingging, L.A (2016). Sejarah Doloksanggul dan Perkembangannya Sebagai Ibukota Kabupaten
Humbang Hasundutan (2003-2010). PERSPEKTIF, 6 (2): 45-52
45
Lamtagon Aryanto Sigalingging, Sejarah Doloksanggul dan Perkembangannya Sebagai Ibukota
46
PERSPEKTIF, 8 (2) (2019): 45-52
47
Lamtagon Aryanto Sigalingging, Sejarah Doloksanggul dan Perkembangannya Sebagai Ibukota
menunjukan bahwa kedua daerah tersebut Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati
mengalami perkembangan dalam Drs. Manatap Simanungkalit di
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan. (BPS
Berdasarkan faktor sejarah dan keinginan Humbang Hasundutan Dalam Angka 2003).
untuk semakin cepat pembangunan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan
pelayanan yang semakin dekat kepada diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI pada
masyarakat maka harapan yang terkandung tanggal 28 Juli 2003 menurut UU No.9 tahun
selama ini mengkristal menjadi usul 2003, sekaligus melantik Penjabat Bupati Drs.
pembentukan Kabupaten Humbang Manatap Simanungkalit di Kantor Gubernur
Hasundutan melalui terbentuknya Panitia Sumatera Utara, Medan. Maka Kabupaten
Pembentukan Kabupaten Humbang Humbang Hasundutan untuk memulai
Hasundutan Terbitnya Undang-undang Nomor pemerintahannya harus mempunyai suatu
22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah kota administrasi sebagai pusat pemerintahan
yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah yang akan dijadikan sebagai ibukota
Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Kabupaten, maka dipilihlah Doloksanggul
Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, sebagai ibukotanya karena Kecamatan
Penghapusan dan Penggabungan Daerah, Doloksanggul memiliki standart minimal
menjadi peluang munculnya wacana perlunya untuk dijadikan ibukota Kabupaten
usul pemekaran melalui pembentukan dibandingkan Kecamatan lainnya. Dalam
Kabupaten. undang-undang pembentukan Kabupaten
Berbekal keinginan untuk mendambakan Humbang Hasundutan (Undang undang RI No.
peningkatan kesejahteraan masyarakat, 9 Tahun 2003) juga ditegaskan bahwa Ibukota
peluang tersebut dimanfaatkan secara tepat Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Kota
oleh masyarakat di wilayah Humbang Doloksanggul. Berkaitan dengan kebijakan
Hasundutan melalui Panitia Pembentukan tersebut maka perlu adanya tindak lanjut
Kabupaten Humbang Hasundutan. Ternyata berupa upaya penyiapan Kota Doloksanggul
sejalan dengan tuntutan kemajuan jaman menjadi sebuah ibukota Kabupaten terutama
mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat berkaitan dengan pengembangan kawasan
untuk mengusulkan Pemekaran Kabupaten perkotaan dimasa datang. Dimasa mendatang
Tapanuli Utara melalui usul pembentukan Kota Doloksanggul diperkirakan akan terus
Kabupaten Humbang Hasundutan. Aspirasi mengalami perkembangan akibat beban yang
murni masyarakat tersebut disambut dan harus diemban. Selama ini Kota Doloksanggul
difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten hanya berperan sebagai Ibukota Kecamatan.
Tapartuli Utara, serta dukungan DPRD Dengan ditetapkannya Kota Doloksanggul
Kabupaten Tapanuli Utara, yang kemudian sebagai Ibukota Kabupaten maka secara
memperoleh dukungan Gubernur Sumatera otomatis sarana dan prasarana yang harus
Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara. dipersiapkan di Kota Doloksanggul akan
Pemerintah Pusat sangat responsif semakin besar pula.
terhadap aspirasi ini karena dalam waktu
relatif singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD Kondisi dan Perkembangan Doloksanggul
dan Komisi II DPR-RI melakukan kunjungan Tahun 2003-2007
dan pertemuan dengan masyarakat se-wilayah
Humbang Hasundutan tanggal 5 September Setelah Doloksanggul menjadi ibukota
2002 sebagai lanjutan kunjugan Komisi II DPR- Kabupaten Humbang Hasundutan sekaligus
RI tanggal 29 Juli 2002. Sebagai tindak ibukota Kecamatan, Doloksanggul mengalami
lanjutnya maka usul pemekaran ini mendapat perkembangan yang cukup pesat. Hal ini bisa
pembahasan pada Sidang Paripurna DPR-RI kita lihat dari perkembangan pesatnya sarana
yang pada puncaknya melahirkan Uudang- dan prasana di Doloksanggul sebagai kota dan
undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang ibukota sebuah Kabupaten. Perkembangan
Pembentukan Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Doloksanggul dapat dilihat dalam tahap
Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan pertama (2003-2007) yang meliputi:
di Provinsi Sumatera Utara. Pada hari Senin Setelah Doloksanggul menjadi ibukota
tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten Humbang pemerintahan Humbang Hasundutan jumlah
Hasundutan diresmikan oleh Menteri Dalam penduduk di Doloksanggul pada awalnya
48
PERSPEKTIF, 8 (2) (2019): 45-52
memiliki populasi yang cukup banyak. Karena kesehatan di Doloksanggul diikuti juga dengan
polulasinya penduduk yang cukup banyak ini, meningkatnya jumlah calon pasien yang
sehingga mendorong Doloksanggul untuk berobat ke rumah sakit dan pusat kesehatan
berkembang dan membenahi dirinya untuk lainya, karena itu jumlah sarana kesehatan
lebih lengkap juga untuk mewujudkan terus disesuaikan dengan kebutuhan akan
tersedianya kemudahan dalam sarana dan pusat-pusat kesehatan sehingga penduduk
prasana sebuah perkotaan disamping sebagai yang ingin berobat dapat dilayani seluruhnya.
sebuah ibukota Kabupaten. Penduduk 4. Perkembangan dalam bidang
Doloksanggul bukan saja dari kota tersebut transportasi
tersebut tetapi berasal dari luar kota Pada saat Doloksanggul menjadi ibukota
Doloksanggul juga yang ingin mencari sebuah Kabupaten, sarana transportasi sudah
penghidupan di kota tersebut, sehingga jumlah dengan mudah didapat, seperti sepeda motor,
penduduk terus bertambah bukan dari angka bus-bus maupun angkutan umum yang sudah
kelahiran tapi juga dari pendatang-pendatang. cukup ramai. Angkutan umum serta angkutan
Jumlah penduduk mengalami pribadi sudah hilir mudik dari kota
pertambahan sehingga mendorong terjadinya Doloksanggul atau melintasi kota ini. Sarana
perkembangan, hal ini selaras dengan tranportasi ini digunakan untuk
peningkatan sarana dan prasarana kota memperlancar kegiatan sehari-hari dan juda
Doloksanggul yaitu seperti sarana dan mempermudah menuju ibukota Kabupaten
prasarana pendidikan, kesehatan dan atau propinsi. Hal ini juga yang mendorong
tranportasi. Doloksanggul cepat berkembang. Pada saat ini
Pada awal Doloksanggul menjadi ibukota sarana jalan sudah cukup memadai yang
pemerintahan Humbang Hasundutan sarana dilalui kendaraan roda empat dan juga roda
pendidikan di Doloksanggul sudah mulai yang cukup ramai, sehingga hampir 24 jam
lengkap terdiri dari tingkatan SD sampai SMA, selalu dilalui oleh kendaraan bermotor. Faktor
jumlahnya dari pada sekolah-sekolah itu sudah yang mendorong bertambahnya sarana
cukup memadai. Siswa-siswa dari sekolah transportasi khususnya angkutan umum
tersebut bukan hanya berasal dari adalah bertambahnya jumlah penduduk. Hal
Doloksanggul saja tetapi berasal dari luar kota ini bisa kita lihat bahwa mobil bus dan sepeda
Doloksanggul juga dan jumlah dari pada siswa- motor yang mengalami perkembangan pada
siswa sekolah tersebut terus bertambah, tahun 2007.
sehingga pembangunan sekolah-sekolah juga Jumlah sarana tranportasi mengalami
terus dilakukan. perkembangan, hal ini dapat dilihat dari
Jumlah sarana pendidikan mengalami pertambahan sarana transportasi di akhir
perkembangan, hal ini dapat dilihat dari tahun 2007. Perubahan pertambahan jumlah
pertambahan sarana sekolah. Perubahan sarana tranportasi di Doloksanggul didukung
jumlah sarana pendidikan di Doloksanggul juga dengan meningkatnya jumlah penduduk,
diikuti juga dengan meningkatnya jumlah kemudian disesuaikan dengan kebutuhan akan
siswa yang ingin bersekolah, karena itu jumlah angkutan umum, sehingga penduduk yang
sarana pendidikan disesuaikan dengan jumlah ingin melakukan mobilitas dapat dilayani
siswa sehingga anak-anak yang ingin seluruhnya.
bersekolah dapat tertampung seluruhnya. Agar mobilitas penduduk dapat berjalan
Pada awal Doloksanggul menjadi ibukota lancar, maka yang dibutuhkan sarana
pemerintahan Humbang Hasundutan, sarana tranportasi yaitu angkutan umum maupun
bidang kesehatan di Doloksanggul sudah pribadi dan juga prasarana tranportasi yaitu
terdapat rumah sakit dan sarana kesehatan jalan. Jalan merupakan prasarana
lainnya antara lain puskesmas, pustu dan pengangkutan darat yang penting untuk
posyandu. Dengan sudah adanya memperlancar dan mendorong kegiatan
pembangunan rumah sakit dan sarana perekonomian. Makin meningkatnya
kesehatan lainnya, sehingga masyarakat tidak pembangunan dan perekonomian disertai
mengalami kesulitan dalam konsultasi dan tuntutan zaman, maka diperlukan peningkatan
perawatan kesehatan. pembangunan jalan untuk memudahkan atau
Jumlah sarana kesehatan mengalami memperlancar lalu lintas dalam pengankutan
perkembanga. Perubahan jumlah sarana barang maupun manusia dari daerah ke
49
Lamtagon Aryanto Sigalingging, Sejarah Doloksanggul dan Perkembangannya Sebagai Ibukota
50
PERSPEKTIF, 8 (2) (2019): 45-52
51
Lamtagon Aryanto Sigalingging, Sejarah Doloksanggul dan Perkembangannya Sebagai Ibukota
52