Anda di halaman 1dari 17

PENGAMATAN DAN KAJIAN TERHADAP

PERKEMBANGAN KOTA BANDUNG

ARSITEKTUR KOTA A
ANGGOTA KELOMPOK
1. M. Farrel Nabilly
(21051010018)
2. M. Fraziz Wicaksono
(21051010107)
3. Achmad Firmansyah
(21051010127)
4. zahroh firdausi
(21051010070)
LATAR
BELAKANG
Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat, Indonesia
serta menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia setelah
Jakarta dan Surabaya. Bandung merupakan Ibu Kota di
Provinsi Jawa Barat. Bandung merupakan kota kecil yang
terletak di sebelah selatan Ibu Kota Jakarta. Kata "Bandung"
berasal dari bendung atau bendungan karena
terbendungnya sungai citarum oleh lava gunung tangkuban
perahu yang lalu membentuk telaga. kepadatan kota ini
merupakan kota terpadat ke-2 di Indonesia setelah Jakarta
dengan kepadatan penduduk mencapai 15.051/km2. Kota ini
terletak 140 km sebelah Tenggara Jakarta, dan merupakan
kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan
SEJARAH

PERKEMBANGAN
Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, Bupati beserta
sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekati lahan
bakal ibukota baru. Mula-mula Bupati tinggal di Cikalintu
(daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir,
selanjutnya pindah lagi ke Kampung Bogor (Kebon Kawung,pada lahan Gedung Pakuan

sekarang). Bupati memimpin sejumlah rakyatnya, termasuk penduduk Kampung Balubur Hilir,

membuka hutan pada lahan bakal ibukota (daerah Cikapundung hilir). Tidak diketahui secara

pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, Kota itu dibangun bukan atas

prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu

dipimpin langsung oleh Bupati. Dengan kata lain Bupati R.A. Wiranatakusumah II adalah

pendiri (The Founding Father) Kota Bandung.


SEJARAH

PERKEMBANGAN
Untuk kelancaran pembangunan jalan raya, dan agar
pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor
bupati, Daendels melalui Surat Tanggal 25 Mei 1810
meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang
untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan

Andawadak (Tanjungsari) mendekati Jalan Raya Pos.Tempat yang dipilih adalah lahan kosong

berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang

sedang dibangun (pusat Kota Bandung sekarang). Alasan pemindahan ibukota itu antara lain,

Krapyak tidak strategis sebagai pusat pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah
Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.
PROFIL PEMERINTAH KOTA
DARI MASA KE MASA
BANDUNG
1. EA Maurenbrecher (1906-1907) 13. RA Atmadinata (1941-1945)
2. RE Krijboom (1907-1908) 14. R Syamsoerizal (1945-1947)
3. JA van Der En (1909-1910) 15. Ir Oekar Bratakoesoemah (1947-1949)
4. JJ Verwijk (1910-1912) 16. R Enoch (1949-1957)
5. CC B van Vlenier (1912-1913) 17. R Priatna Kusumah (1957-1966)
6. B van Bijveld (1913-1920) 18. R Didi Djukardi (1966-1968)
7. Bertus Coops (1920-1921) 19. R Hidayat Sukarmadidjaja (1968-1971)
8. Steven Anne Reitsma (1921- 1928) 20. R Otje Djoendjoenan Setiakusumah (1971-1976)
9. Bertus Coops (1928-1934) 21. H Utju Djoenaedi (1976-1978)
10.JEA van Volsogen Kuhrt (1934-1936) 22. R Husein Wangsaatmadja (1978-1983)
11.JM. Wesselink (1936-1942) 23. H Ateng Wahyudi (1983-1988 dan 1988-1993)
24. H Wahyu Hamidjaja (1993-1998)
25. H Aa Tarmana (1998- 2003)
12. N. Beets (1942-1945) 26. H Dada Rosada (2003 - 2008 dan 2008-2013)
27. Ridwan Kamil (2013-2018)
28. H. Oded Muhammad Danial (2018- 2021)
29. Yana Mulyana (Plt 2021 - 2022, dan 2022- sekarang)
GEOGRAFIS
Secara Geografis kota ini terletak di tengah-tengah
provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768
m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di
berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter
di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan
kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas
permukaan laut.
SUNGAI CITARUM Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai
Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-
anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke
arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum.
Dengan kondisi yang demikian, Bandung Selatan
sangat rentan terhadap masalah banjir terutama
pada musim hujan.

SUNGAI CIKAPUNDUNG
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim
pegunungan yang lembap dan sejuk, dengan suhu
rata-rata 23,5 °C, curah hujan rata-rata 200,4mm dan
jumlah hari hujan rata-rata 21,3 hari per bulan.
GUNUNG TANGKUBAN PERAHU Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota
Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman
kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil
letusan Gunung Tangkuban Parahu.

Jenis material di bagian utara umumnya merupakan


jenis andisol begitu juga pada kawasan dibagian
tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian
selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial
kelabu dengan bahan endapan tanah liat.
IKLIM
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi
oleh iklim pegunungan yang lembap dan
sejuk, dengan suhu rata-rata 23,5 °C, curah
hujan rata-rata 200,4mm dan jumlah hari
hujan rata-rata 21,3 hari per bulan.
Secara morfologi regional, Kota
PELAYANAN PUBLIK DAN

KANTOR PEMERINTAH
Bandung terletak di bagian
tengah “Cekungan Bandung”,
PEMERINTAHAN

yang mempunyai dimensi luas


233.000 Ha. Secara administratif,
cekungan ini terletak di lima
daerah administrasi
TERMINAL & STASIUN Kabupaten/Kota.

Fasilitas Pemerintahan dan


Layanan Publik adalah segala
bentuk pelayanan, baik dalam
bentuk barang publik maupun
TEMPAT IBADAH
jasa publik yang dilaksanakan
oleh pemerintah
POLA JARINGAN

JALAN
BATAS WILAYAH

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten

Bandung dan Kabupaten Bandung Barat


Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten

Bandung Barat dan Kota Cimahi


Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten

Bandung
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
JALAN PRIMER
Bandung JALAN TOL
JALAN ARTERI
KEMACETAN
LALU LINTAS
Bandung termasuk daerah yang

berpenduduk padat, sehingga aktifitas dan

pergerakan pendudukpun tinggi, begitu juga

kebutuhan akan transportasipun tinggi yang

nantinya akan berimbas pada macetnya jalan

di kota ini.
Kemacetan sering terjadi ketika waga

setelahberaktivitas sekitar sore hari jam 15.00-

19.00
LANDMARK

Landmark merupakan salah satu elemen yang penting dari sebuah kota. Landmark adalah sebuah simbol

visual yang mengidentifikasikan suatu kota berdasarkan bentuk visual tertentu yang kuat karena memiliki

sesuatu yang khas dan tidak dimiliki oleh daerah lain, serta berada pada tempat strategis di sebuah kota

dimana arah atau aktivitas saling bertemu. Landmark yang berada di Kota Bandung antara lain adalah

Gedung Sate, Jalan Braga, Gedung Merdeka, Monumen Bandung Lautan Api, dan Masjid Raya Bandung.
DEMOGRAFI KOTA BANDUNG

Mayoritas penduduk kota Bandung adalah suku Sunda, sedangkan suku Jawa
merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan suku lainnya.
Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana
transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota
ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat
sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang
dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah di mana
pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.

Sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, karakteristik penduduk Kota


Bandung berdasarkan suku bangsa sangat beragam dan memengaruhi
keberagaman adat istiadat masyarakat Kota Bandung. Berdasarkan data
Sensus Penduduk Indonesia 2000, sebagian besar penduduk Kota
Bandung adalah orang Sunda, diikuti oleh Jawa, kemudian Tionghoa,
Batak, Minangkabau, dan suku lainnya. Berikut adalah besaran penduduk
Kota Bandung berdasarkan suku bangsa pada Sensus Penduduk Indonesia
tahun 2000.
PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

KESEHATAN
Kota Bandung memiliki sarana pelayanan kesehatan yang paling lengkap di provinsi ini. Sampai tahun 2007, kota Bandung
telah memiliki 30 unit rumah sakit dan 70 unit puskesmas yang tersebar di kota ini, di mana dari 17 unit rumah sakit tersebut
diantaranya telah memiliki 4 pelayanan kesehatan dasar sedangkan selebihnya merupakan rumah sakit khusus. Pelayanan
kesehatan dasar tersebut meliputi pelayanan spesialis bedah, pelayanan spesialis penyakit dalam, pelayanan spesialis anak
serta pelayanan spesialis kebidanan dan kandungan.
Dari jumlah tenaga medis yang tercatat di kota Bandung dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 adalah 86
orang tenaga medis untuk melayani 100.000 penduduK.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai