Anda di halaman 1dari 25

PL 3105 Perencanaan Kota

MENGKAJI PERKEMBANGAN KAWASAN


METROPOLITAN DI SUMATERA

‘BALAM RAYA’
Tahun 2000
Kelompok 6 :
• Fauzan Azhima (22117013)
• Alvia Salsabila Mute (22117019)
• Siti Haryanti (22117073)
• Valentinus S F (22117117)
• Indah Ardawati (22117140)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Kota merupakan suatu kawasan permukiman yang
didalamnya terdapat berbagai kegiatan, dimana
terdapat fasilitas-fasilitas pendukung untuk
menunjang kegiatannya.

• Perkembangan suatu kota pada umumnya


berbeda-beda hal ini dikarenakan faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan tersebut pada
setiap wilayah kota berbeda.
• Menurut UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang, kawasan metropolitan
adalah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan
inti dengan kawasan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan dan
dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi
dengan jumlah penduduk sekurang-kurangnya 1 juta jiwa.

• Bandar Lampung menjadi kota metropolitan bukan hanya beban


Pemerintah Kota Bandar Lampung. Wilayah sekeliling kota ini pun harus
ikut mewujudkan tata ruang wilayah metropolitan yang konsisten,
dengan sistem jaringan infrastruktur yang saling bersinergi. Untuk itu,
harus didorong penataan kawasan dan pengembangan perkotaan yang
saling memperkuat.
Rumusan Masalah
Bagaimana perkembangan kawasan metropolitan di Balam Raya Provinsi
Lampung pada tahun 2000?

Tujuan
Untuk mengetahui perkembangan kawasan metropolitan di Balam Raya
Provinsi Lampung pada tahun 2000.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup wilayah
dalam penelitian ini
adalah Kota Bandar
lampung, Kab.
Pringsewu, Kab.
Lamsel-Kalianda, Kab.
Peswaran, dan Kota
Metro.
TEORI DASAR
Pengertian Menurut Para Ahli
Bintarto
• Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan
penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen
serta coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli daerah
tersebut dan pendatang. Masyarakat kota merupakan suatu masyarakat yang
heterogen, baik dalam hal mata pencaharian, agama, adat, dan kebudayaan.

UU No.22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah


• Kota adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi.

Kamus Tata Ruang


• Kota adalah pemukiman yang berpenduduk relatif besar, luas area terbatas, pada
umumnya bersifat non-agraris, dan kepadatan penduduk relatif tinggi.
Karakteristik Kota
• Aspek Morfologi
Antara kota dan pedesaan terdapat perbedaan bentuk fisik, seperti cara membangun
bangunan-bangunan tempat tinggal yang berjejal dan mencakar langit (tinggi) dan
serba kokoh. Tetapi pada prakteknya kriteria itu sukar dipakai pengukuran, karena
banyak kita temukan dibagian-bagian kota tampak seperti desa misalnya, didaerah
pinggiran kota, sebaliknya juga desa-desa yang mirip kota, seperti desa-desa di
pegunungan dinegara-negara laut tengah.

• Aspek Penduduk
Secara praktis jumlah penduduk ini dapat dipakai ukuran yang tepat untuk menyebut
kota atau desa, meskipun juga tidak terlepas dari kelemahan –kelemahan. Kriteria
jumlah penduduk ini dapat secara mutlak atau dalam arti relatif yakni kepadatan
penduduk dalam suatu wilayah.
• Aspek Sosial
Gejala kota dapat dilihat dari hubungan-hubungan sosial (social interrelation dan social
interaction) di antara penduduk warga kota, yakni yang bersifat kosmopolitan. Hubungan
sosial yang bersifat impersonal, sepintas lalu (super-ficial), berkotak-kotak, bersifat
sering terjadi hubungan karena kepentingan dan lain-lain, orang ini bebas untuk memilih
hubungan sendiri

• Aspek Ekonomi
Gejala kota dapat dilihat dari cara hidup warga kota yakni bukan dari bidang pertanian
atau agraria sebagai mata pencaharian pokoknya, tetapi dari bidang-bidang lain dari
segi produksi atau jasa. Kota berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi, perdagangan
industri, dan kegiatan pemerintahan serta jasa-jasa pelayanan lain. Ciri yang khas suatu
kota ialah adanya pasar, pedagang dan pusat perdagangan.

• Aspek Hukum
Pengertian kota yang dikaitkan dengan adanya hak-hak dan kewajiban hukum bagi
penghuni, atau warga kota serta sistem hukum tersendiri yang dianut untuk
menunjukkan suatu wilayah tertentu yang secara hukum disebut kota.
Teori Pertumbuhan Kota
Menurut Spiro Kostof (1991), Kota adalah Leburan Dari bangunan dan penduduk, sedangkan bentuk kota
pada awalnya adalah netral tetapi kemudian berubah sampai hal ini dipengaruhi dengan budaya yang
tertentu. Bentuk kota ada dua macam yaitu geometri dan organik.Terdapat dikotomi bentuk perkotaan
yang didasarkan pada bentuk geometri kota yaitu Planned dan Unplanned.

Bentuk Planned (terencana)


Dapat dijumpai pada kota-kota eropa abad pertengahan dengan pengaturan kota yang selalu regular dan
rancangan bentuk geometrik.
Bentuk Unplanned (tidak terencana)
Banyak terjadi pada kota-kota metropolitan, dimana satu segmen kota berkembang secara sepontan
dengan bermacam-macam kepentingan yang saling mengisi, sehingga akhirnya kota akan memiliki bentuk
semaunya yang kemudian disebut dengan organik pattern, bentuk kota organik tersebut secara spontan,
tidak terencana dan memiliki pola yang tidak teratur dan non geometrik.
Teori Metropolitan
• Metropolitan merupakan istilah untuk menggambarkan suatu kawasan
perkotaan yang relatif besar, baik dari ukuran luas wilayah, jumlah
penduduk, maupun skala aktivitas ekonomi dan sosial.

• Metropolitan dapat juga didefinisikan sebagai suatu pusat permukiman


besar yang terdiri dari satu kota besar dan beberapa kawasan yang
berada di sekitarnya dengan satu atau lebih kota besar melayani
sebagai titik hubung (hub) dengan kota-kota di sekitarnya tersebut.
Sejarah Provinsi Lampung
• Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan
Pemerintah Nomor 3/1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun
1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan keresidenan yang tergabung
dengan Provinsi Sumatra Selatan.

• Lampung pernah menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanagara dan Kerajaan


Sunda sampai abad ke-16. Sebelum akhirnya Kesultanan Banten menghancurkan
Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda. Sementara itu timbul keraguan dari VOC mengenai
status penguasaan Lampung di bawah Kekuasaan Kesultanan Banten, yang kemudian
baru diketahui bahwa penguasaan Banten atas Lampung tidaklah mutlak.

• Kejayaan Lampung sebagai sumber lada hitam pun mengilhami para senimannya
sehingga tercipta lagu Tanoh Lada. Bahkan, ketika Lampung diresmikan menjadi provinsi
pada 18 Maret 1964, lada hitam menjadi salah satu bagian lambang daerah itu. Namun,
sayang saat ini kejayaan tersebut telah pudar.
Pembahasan
Perkembangan Kawasan Metropolitan Lampung
(Balam Raya)

Balam Raya masih jauh dari


perkembangan Metropolitan
dimana luas lahan non
terbangun masih lebih
banyak dibandingkan lahan
terbangun sehingga dalam
penyediaan pelayanan
masih kurang dalam
mencukupi tiap wilayah.
KOTA BANDAR LAMPUNG

• Berdasarkan peta Administrasi kota


Bandar Lampung diatas bahwa Kota
Bandar Lampung pada tahun 2000
masih dalam tahap proses menuju
perkembangan kawasan Metropolitan
dapat dilihat menurut UU No. 26/2007
tentang Penataan Ruang.
• Dari hasil analisis peta diatas masih
banyak lahan non terbangun yang
belum menghubungkan titik satu kota
dengan kota lainnya untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kota Bandar
Lampung sendiri.
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

• Berdasarkan data tabel hasil analisis


luas Tutupan Lahan di Kabupaten
Lampung Selatan Tahun 2000,
Kabupaten Lampung Selatan memiliki
luas wilayah sebesar 213.417ha. dengan
tutupan lahan terdiri dari lahan
terbangun, badan air, dan non
terbangun.

• Luas terbangun di Kabupaten Lampung


Selatan seluas 56.642Ha dimana kurang
dari setengah luas wilayah non
terbangun yaitu seluas 12.9255Ha lalu
luas badan air seluas 27.520Ha.
KABUPATEN PESAWARAN

Luas terbangun di Kabupaten pesawaran


seluas 30.662Ha dimana kurang dari
setengah luas wilayah non terbangun
yaitu seluas 78.633Ha lalu luas badan air
seluas 8.117Ha dan pada tahun 2000 ini
Kabupaten Pesawaran belum mengalami
pemekaran wilayah belum termasuk
dalam perkembangan kawasan
metropolitan.
KOTA METRO

Berdasarkan data tabel hasil analisis


luas Tutupan Lahan di Kota Metro Tahun
2000, kota Metro memiliki luas wilayah
sebesar 7.288Ha. dengan tutupan lahan
terdiri dari lahan terbangun, badan air,
dan non terbangun. Luas terbangun di
Kota Metro seluas 3.193Ha dimana luas
wilayah non terbangun yaitu seluas
3.161Ha lalu luas badan air seluas
934Ha.
KABUPATEN PRINGSEWU

Luas terbangun di Kabupaten


Pringsewu seluas 30.662Ha dimana
luas wilayah non terbangun yaitu
seluas 39.346Ha lalu luas badan air
seluas 9.022Ha dan pada tahun 2000
ini Kabupaten Pesawaran belum
mengalami pemekaran wilayah belum
termasuk dalam perkembangan
kawasan metropolitan.
Kesimpulan
Perkembangan kawasan metropolitan di Balam Raya pada tahun 2000 masih
dikategorikan belum terjadi dikarenakan pada Provinsi Lampung dari hasil analisis
terlihat jelas kondisi fisik geografisnya belum termasuk dan mendukung sebagai
metropolitan namun dalam beberapa wilayah seperti kota Bandar Lampung merupakan
wilayah yang termasuk akan mengalami perubahan menjadi kawasan metropolitan
sehingga pengembangan metropolitan memungkinkan terjadi di Balam Raya.
Saran
Kota Bandar Lampung akan mengalami perkembangan kawasan metropolitan, sehingga
disarankan kepada pemerintah terkait hal tersebut dapat mengarahkan pembangunan
terhadap Kota Bandar Lampung dalam proses pembangunannya, serta dalam hal
pembangunan diharapkan pemerintah memperhatikan keadaan dan wilayah sekitar
sehingga tidak terjadi ketimpangan antar kabupaten atau kota di Balam Raya.

Anda mungkin juga menyukai