Anda di halaman 1dari 30

MODUL 02

Karakteristik Kota dan Perkotaan,

Disampaikan Oleh:
Ir. Sugiyantoro, MIP.
Bandung, September 2021
OUTLINE

Pengertian dan Karakteristik Kota

Pengertian dan Karakteristik Perkotaan (Urban)

Klasifikasi Kota/Perkotaan (Urban)

Terminologi-Terminologi Terkait Kota/Perkotaan


1. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KOTA/PERKOTAAN

A. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KOTA


■ Tempat dimana konsentrasi penduduk lebih padat dari wilayah sekitarnya karena
terjadinya pemusatan kegiatan fungsional yang berkaitan dengan kegiatan atau
aktivitas penduduknya.
■ Permukiman yang mempunyai berpenduduk relatif besar, luas areal terbatas, pada
umumnya bersifat non‐agraris, kepadatan penduduk relatif tinggi (Kamus Tata
Ruang)
■ Tempat sekelompok orang‐orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal
dalam suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan rasional,
ekonomis dan individualistis.
■ Pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan wilayah
administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan, serta permukiman yang
telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan (Pemendagri No.
2/1987).
■ Kota sebagai Daerah Otonom (>< Kabupaten)
PENGERTIAN KOTA MENURUT JAMAN
Pra Renaissance:
• Kota merupakan pemusatan permukiman yang merupakan tempat kedudukan
pusat kekuasaan (raja, kaisar, bangsawan)
• Permukiman bagi rakyat kecil yang mendapat perlindungan dari penguasa
setempat

Renaissance:
Kota merupakan lokasi tempat terjadi tukar menukar produksi antara produsen,
konsumen dan para tengkulak, dimana meru‐ pakan lokasi strategis
(tepi laut, persimpangan,titik pergantian angkutan)
Revolusi Industri:
• Pengertian kota didasarkan pada jumlah penduduknya
• Hal ini dikaitkan dengan banyaknya penemuan teknologi yang
menimbulkan arus urbanisasi dan pemusatan penduduk

Tradisional:
Suatu permukiman permanen dengan kepadatan tinggi dan relatif luas yang
dihuni oleh individu‐individu yang secara sosial heterogen

Modern:
Kota dilihat dari:
• kriteria penyediaan fasilitas umum dan sosial,
• kriteria status administrasinya
• pola tata cara kehidupan masyarakatnya
Pengertian Kota dari Berbagai Perspektif
Tempat dimana konsentrasi penduduk lebih padat dari wilayah sekitarnya karena terjadinya pemusatan
kegiatan fungsional yang berkaitan dengan kegiatan atau aktivitas penduduknya.

Wilayah dengan built up area yang lebih padat dibanding


Fisik wilayah sekitarnya. Statistik

Wilayah dengan dominasi ekonomi pada sektor sekunder Wilayah yang secara statistik besaran
Ekonomi dan tersier, dan non-pertanian. atau ukuran jumlah penduduknya sesuai
dengan batasan atau ukuran untuk
kriteria Kota.
Memiliki kepadatan dan jumlah penduduk yang
Demografis lebih tinggi dibanding wilayah sekitarnya.

Wilayah yang memiliki kelompok sosial Ekonomi


Sosial masyarakat yang heterogen (tradisional-modern,
formal-informal, maju terbelakangP
Wilayah dimana terdapat kegiatan usaha
Wilayah yang dibatasi garis batas kewenangan yang sangat beragam dengan dominasi
Administratif administratif sesuai peraturan perundang- sektor non pertanian seperti
undangan. perdagangan, perindustrian, pelayanan
jasa, perkantoran, pengangkatan,
Wilayah dengan wilayah terbangun yang lebih
Geografis padat dibandingkan dengan area sekitarnya
Kota Ditinjau Secara Fisik
1. Merupakan wilayah terbangun yang terletak saling berdekatan/
terkonsentrasi, yang meluas dari pusatnya hingga ke daerah
pinggiran kota
2. Wilayah yang didominasi oleh struktur binaan (man made structure)
3. Terdiri dari:
• bangunan‐bangunan dan kegiatan‐kegiatan yang berada di
permukaan tanah, atau dekat dengan muka tanah
• instalasi‐instalasi di bawah permukaan tanah
• kegiatan‐kegiatan di dalam ruangan kosong di angkasa
Perkembangan Kota

Perkembangan kota dipengaruhi berbagai aspek, baik secara fisik (spasial) maupun non-fisik.
Guna Lahan, Aktivitas, Ekonomi, Demografi,
Infrastruktur, Bentang Budaya,
Alam, dll Kelembagaan, dll.

Stadia Perkembangan
Metropolitan Bandung Raya

1994 2001
Unsur‐unsur yang mempengaruhi Fisik Kota :
1. TOPOGRAFI TAPAK
2. BANGUNAN
3. STRUKTUR (bukan bangunan)
• Jalur‐jalur transportasi
• Jaringan utilitas (air bersih, air kotor/drainase, listrik, telekomunikasi)
🡪 Keduanya membentuk pola penggunaan lahan
4. RUANG TERBUKA
5. KEPADATAN, dipengaruhi oleh:
• Persentase KDB
• KLB/ ketinggian bangunan
• Kuantitas Ruang Terbuka / KDH
6. IKLIM
7. VEGETASI
8. KUALITAS ESTETIKA
Kota Ditinjau Secara Sosial Kota Ditinjau Secara Ekonomi
Merupakan konsentrasi penduduk Memiliki fungsi sebagai penghasil
yang membentuk suatu komunitas produksi barang dan jasa, untuk
yang pada awalnya bertujuan untuk
mendukung kehidupan penduduknya.
meningkatkan produktivitas melalui
konsentrasi dan spesialisasi tenaga Ekonomi perkotaan dapat ditinjau dari 3
kerja dan meningkatkan adanya bagian:
diversitas intelektual, kebudayaan dan a. Ekonomi Pemerintahan
kegiatan rekreatif di kota‐kota b. Ekonomi Swasta
c. Ekonomi Khusus
Aspek yang berpengaruh:
a. Besaran dan Komposisi penduduk
b. Keruangan
B. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PERKOTAAN (URBAN)
■ Daerah permukiman yang meliputi kota induk dan daerah pengaruh di luar batas
administratif nya yang berupa daerah pinggiran sekitarnya/ daerah suburban.
■ Kawasan Perkotaan (>< Kawasan Perdesaan)
Kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi
(UUPR 92).
■ Kawasan Perkotaan adalah aglomerasi kota‐kota dengan daerah sekitarnya yang
memiliki sifat kekotaan; dapat melebihi batas politik/administrasi dari kota yang
bersangkutan
■ Kesatuan FUNGSIONAL, tidak terbatas ADMINISTRASI
KAWASAN PERKOTAAN MENURUT PP 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang Kawasan perkotaan dapat
mempunyai kegiatan utama bukan berbentuk:
pertanian dengan susunan fungsi • kawasan perkotaan yang
kawasan sebagai tempat permukiman merupakan bagian dari wilayah
perkotaan, pemusatan dan distribusi kabupaten; atau
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan • kawasan perkotaan yang
sosial, dan kegiatan ekonomi (PP 15 mencakup 2 (dua) atau lebih
Tahun 2010) wilayah kabupaten/kota pada
satu atau lebih wilayah provinsi.
CONTOH KAWASAN
PERKOTAAN
Kriteria Kawasan Perkotaan

• Jumlah penduduk minimal 10.000 jiwa.


• Fungsi kegiatan utama non-pertanian, lebih dari 75% mata pencaharian
penduduknya berada di luar sektr pertanian.
• Kepadatanan penduduk minimal 50 jiwa/hektar.
• Berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi pelayanan barang dan jasa dalam
bentuk sarana dan prasarana pergantian moda transportasi.

(PP 129/2000)
Definisi Perkotaan Berdasarkan (BPS, Sensus 1980)

Kriteria definisi optimal DESA‐URBAN


1. Kepadatan penduduk : suatu desa dengan kepadatan
penduduk 5000 orang per‐km2 didefinisikan sbg Dalampraktek:sukaruntukmenerapk
kota ankriteria tersebut secara dogmatis,
2. Persen rumah tangga pertanian : suatu desa yang sehingga dikembangkan metodologi
kurang dari 25 % rumah tangganya berusaha dalam kombinasi berdasarkan 3 kriteria:
bidang pertanian, didefinisikan sebagai kota
• Nilai ranking 1 – 10 untuk tiap
3. Jumlah fasilitas kota : suatu desa yang memiliki 8
atau lebih jenis fasilitas (dari maksimum 14 : kend. kriteria > 23 : desa Urban
umum bermotor, bioskop, SD, SLP, SLA, klinik, klinik • 17 – 23 : desa marginal
bersalin, puskesmas, kantor pos, bank, pasar • < 17 : desa Rural
tertutup, daerah pertokoan, asrama atau hotel, dan
tempat penyewaan alat pesta) didefinisikan sebagai
kota.
Tipologi Kawasan perkotaan (KP) di Indonesia:
• KP berstatus administratif Daerah Kota
• KP yang merupakan bagian dari Daerah Kabupaten
• KP Baru yang merupakan hasil pembangunan yang
mengubah kawasan perdesaan menjadi KP
• KP yang mempunyai bagian dari dua atau lebih daerah
yang berbatasan
C. KLASIFIKASI KOTA/PERKOTAAN (URBAN)

Jumlah Penduduk
Berdasarakan jumlah penduduknya kot diklasfikasikan menjadi:
• Kota Kecil, yaitu kota/kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk yang dilayani sebesar 10.000-100.000
orang.
• Kota Sedang, yaitu kota/kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk yang dilayani sebesar 100.001-
500.000 orang.
• Kota Besar, yaitu kota/kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk yang dilayani sebesar 500.001-
1.000.000 orang.
• Metropolitan, yaitu kota/kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk yang dilayani lebih besar dari
1.000.000 orang.
Klasifikasi Kota Menurut PP 15 Kawasan perkotaan kecil memiliki kriteria
Tahun 2010 tentang paling sedikit:
Penyelenggaraan Penataan Ruang • jumlah penduduk paling sedikit 50.000
(lima puluh ribu) jiwa dan paling banyak
100.000 (seratus ribu) jiwa;
Kawasan perkotaan menurut kriteria • dominasi fungsi kegiatan ekonomi
besarannya meliputi: berupa kegiatan perdagangan dengan
• kawasan perkotaan kecil; jangkauan pelayanan kecamatan
• kawasan perkotaan sedang; dan/atau antardesa; dan
• kawasan perkotaan besar; • ketersediaan prasarana dan sarana
• kawasan metropolitan; dan dasar perkotaan paling sedikit kantor
• kawasan megapolitan. kecamatan dan pasar harian.
Kawasan perkotaan sedang memiliki kriteria paling sedikit: Kawasan metropolitan memiliki kriteria paling sedikit:
• jumlah penduduk lebih dari 100.000 (seratus ribu) jiwa • merupakan kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau
dan kurang dari 500.000 (lima ratus ribu) jiwa; kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di
• dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional;
dan perdagangan dengan jangkauan pelayanan satu • jumlah penduduk secara keseluruhan paling sedikit
wilayah kabupaten dan/atau antarkabupaten; dan 1.000.000 (satu juta) jiwa;
• ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling • dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa,
sedikit kantor pemerintah Kabupaten/kota, fasilitas perdagangan, industri, dengan jangkauan pelayanan
transportasi lokal, kantor cabang perbankan, dan pusat antar provinsi dan/atau nasional;
pertokoan. • ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan
paling sedikit kantor pemerintah kota/pemerintah
Kawasan perkotaan besar memiliki kriteria paling sedikit: provinsi, fasilitas transportasi regional, kantor
• jumlah penduduk paling sedikit 500.000 (lima ratus ribu) perbankan, dan pusat perbelanjaan;
jiwa; • memiliki sistem jaringan prasarana wilayah yang
• dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa, terintegrasi; dan
perdagangan, dan industri dengan jangkauan pelayanan • memiliki kejelasan sistem struktur ruang yang
satu wilayah provinsi dan/atau antarprovinsi; dan ditunjukkan adanya pusat dan sub pusat yang
• ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling terintegrasi dengan peran ekonomi pusat yang dapat
sedikit kantor pemerintah Kabupaten/kota, lebih besar dari kota atau kawasan sekitar diukur dari
terminal/pelabuhan, kantor cabang perbankan, dan jumlah aktivitas jasa dan industri dan jumlah uang
kawasan pertokoan. beredar.
Kawasan megapolitan memiliki kriteria paling sedikit:
• merupakan gabungan 2 (dua) atau lebih kawasan metropolitan sehingga berpusat jamak
dan memiliki keterkaitan fungsional;
• memiliki hubungan spasial masing-masing kota dengan sistem yang dipisahkan oleh
kawasan perdesaan;
• memiliki jumlah penduduk yang dilayani paling sedikit 10.000.000 (sepuluh juta) jiwa;
• memiliki dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa, perdagangan, industri,
dengan jangkauan pelayanan regional antarnegara;
• memiliki ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit fasilitas
transportasi antar negara, sarana perbankan antarnegara, dan pusat perbelanjaan dengan
skala pelayanan regional; dan
• menghubungkan antarpusat kegiatan dengan prasarana transportasi utama dan memiliki
sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi.
D. TERMINOLOGI-TERMINOLOGI TERKAIT
KOTA/PERKOTAAN
PRIMATE CITY
NEW TOWN (KOTA BARU) • Kota Unggulan/Utama
• Gejala yang terjadi pada abad 19, • Suatukota dalam sebuah negara yang ukuran (jumlah
merupakan hasil penukaran dari penduduknya) jauh lebih besar dari kota kedua terbesar di
perencanaan kota komprehensif dengan negara tersebut; banyak ditemukan terutama di
tingkat kemandirian yang didasari pada negara‐negara berkembang
pembangunan sektor ekonomi (tempat
kerja) METROPOLIS/METROPOLITAN
• Merupakan ibukota suatu negara,propinsi atau daerah
• Merupakan pemecahan masalah kota
• Dapat juga dipakai sebagai sebutan untuk Kota Besar
yang menyangkut redistribusi penduduk
ke wilayah sekitarnya yang lebih METROPOLITAN AREA
nyaman untuk tempat tinggal Keseluruhan dari pusat dan daerah pinggiran kota serta
• Pertama kali diperkenalkan di Inggris daerah sekitarnya (kota dan desa) yang masih terikat dan
(dengan konsep The Garden City) dipengaruhi oleh kota tersebut.
BOOM TOWN
• Merupakansuatukotayangbukantermasuk
metropolitandan tumbuh karena adanya
potensi / SDA / kegiatan yang
menyebabkan terjadi perkembangan
secara mendadak.
• Di Amerika, boom towns terjadi karena
“energi” (EnergyRelated Project).
• Contoh diIndonesia: Bontang, Dumai,
Lhoksumawe, Suralaya
• Fase dalam Boom Towns:
Fase 1 : berkembang karena datangnya
orang‐orang untuk mengembangkan
potensi yang ada (yang sifatnya
sementara.
Fase 2 : datangnya orang‐orang yang
akan tinggal permanen. Orang‐orang
inilah yang kemudian memelihara kota
dan menyebabkan timbulnya kegiatan
ekonomi baru
KOTA NON METROPOLITAN CONURBATION
• Kota‐kota kecil yang berkembang karena urban • Merupakan perkembangan lanjutan dari suatu
population yang membutuhkan lahan yang luas kota,yaitu pada saat mulai bergabungnya satu
• Terjadi di Amerika pada tahun 1970‐an kota dengan kota‐kota lainnya di daerah
• Non Metropolitan terjadi karena: sekitarnya
1. “Reversal” (kembali lagi) dari metropolitan ke • Conurbation tidak harus disertai oleh
rural area (urbanisasi) penggabungan secara politis (administrasi)
2. “Spill over” (tumpahan/luberan) dari • Gejala tersebut dapat terjadi oleh adanya suatu
metropolitan koridor transportasi utama antara 2 kota atau
3. “Retirement” orang‐orang yang mencari lebih
ketenangan /kenyamanan di kota‐kota kecil
SUPER CONURBATION / MEGALOPOLIS
SOCIALIZE CITY Conurbation raksasa dengan penduduk paling
• Di negara sosialis sedikit 12 juta jiwa
• Tidak ada kepemilikan lahan oleh individu.
TERIMA KASIH
September 2021

Sumber Materi:
Djoko Sujarta
Iwan Kustiwan
Sugiyantoro

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung

Gedung Sugijanto Soegijoko


Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
Tel. 022-2504735, 2509171
Fax. 022-2501263
E-mail: natalivan@pl.itb.ac.id

Anda mungkin juga menyukai