Anda di halaman 1dari 24

PENGERTIAN KOTA DAN

SEJARAH PERKEMBANGAN KOTA

Oleh :
Dr. Ir. Firmansyah, MT

Jurusan Teknik Planologi


Fakultas Teknik
Universitas Pasundan
Bandung
2009
1. UU No 26 tahun 2007 ttg Penataan Ruang
2. Hartshon, Truman A. 1992. Intrepreting the City : An Urban Geography.
3.
 Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai
kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan
sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi.

 Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai


kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi.
WILAYAH PERKOTAAN
Adalah suatu kota dengan wilayah pengaruhnya. Secara fungsional
suatu wilayah perkotaan dengan kota-kota kecil atau desa yang
mempunyai sifat kesalingbergantungan dengan kota induknya. Contoh :
Surabaya dan wilayah perkotaan GERBANGKERTOSUSILO ; Jakarta
dengan JABODETABEKJUR ; Bandung dengan Bandung Raya

WILAYAH KOTA
Adalah wilayah kota yang secara administratif berada di wilayah yang
dibatasi oleh batas administratif yang berdasarkan kepada peraturan
perundangan yang berlaku. Contoh Kotamadya Bandung ; Kotamadya
Surabaya
Kawasan metropolitan adalah kawasan
perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan
perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan
perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di
sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan
fungsional yang dihubungkan dengan sistem
jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi
dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.

Kawasan megapolitan adalah kawasan yang


terbentuk dari 2 (dua) atau lebih kawasan
metropolitan yang memiliki hubungan fungsional
dan membentuk sebuah sistem.
PEMAHAMAN KOTA
 Considered as “system”, defined as distinct collections of interacting
entities, usually in equilibrium
 For they are forever changing, they are always far from equilibrium
 Cities are more like biological (AN “ORGANISM”) than mechanical
systems (a “machine”)
 As places whose form and structure can be represented as models,
maps, and pictures of location.--→ spatial implications of equity and
efficiency
 Cities as patters of communication, interaction, trade, and exchange--
-→ as NETWORKS
Permukiman desa dapat diberikan batasan sebagai berikut :

1. Secara demografis kepadatan penduduknya lebih rendah


dibandingkan dengan permukiman perkotaan
2. Secara sosiologis dikatakan sebagai suatu lingkungan kehidupan
dimana terdapat suatu pola sosial yang homogen
Sebelum perang, kota di Indonesia khususnya kota-kota
adakalanya, walaupun keadaan ini sekarang sudah sangat relatif,
bahwa kehidupan permukiman desa selalu dikaitkan dengan sifat
etnis, keluarga dan gotong royong yang kuat.
3. Dari segi ekonomi, kegiatan usaha masyarakat lebih didominasi
oleh kegiatan kerja di sektor pertanian atau pertukangan yang
bersifat tradisonal.
4. Dari segi fisik maka lingkungan permukiman desa lebih
didominasi oleh struktur alami (natural structures).
5. Secara administratif, walaupun terdapat batas-batas wilayah desa
namun hal ini tidak selalu dapat dipastikan secara jelas
NUDS : - Kota desa kecil < 10.000
Kota desa besar 10.000 – 25.000
- Kota Kecil B 25.000 – 50.000
Kota Kecil A 50.000 – 100.000
- Kota Menengah 100.000 – 500.000
- Kota besar > 500.000

→ metropolitan > 1.000.000


→ megacity ≥ 8.000.000

Tahap Perkembangan Kota (Lewis Mumford)


▪ Eupolis → Kota Pedesaan
▪ Polis
▪ Metropolis
▪ Megapolis (Megalopolis)
▪ Anarkopolis
Characteristics of Urbanization Throughout the World

• The next Table 3.4 shows how world’s top 30 list has been
changing from 1980 to 2010. Jakarta moved from 21st (1980)
to 10th (2010), but “JMA” is more like 4th at 20 million! (Many
of these estimates fail to really take in metro areas.)
• Yet another characteristic of urbanization in developing
countries is the blurred distinction between “urban” and
“rural”. Both agricultural and non-agricultural economic
activities often take place in same areas – and within same
family!

9
2. Characteristics of Urbanization within Indonesia

Definition of Urban in Indonesia :


• Turning now to Indonesian Urbanization, this blurred distinction
between ‘urban localities’ and ‘rural localities’ is partly due to BPS
definition of “urban”, which is as follows :
“ A locality is ‘urban’ when it meets 3 requirements, namely :
(1) must have population density of 5000 persons or more per
square km;
(2) 25% or fewer families work in agricultural sector;
(3) locality must have at least 8 kinds of ‘urban facilities’ *
*(these include primary school, junior high school, senior high school, cinema, hospital, primary
health care center/clinic, road for 3-4 wheeled motor vehicles, post office, market, shopping

center, bank, factory, restaurants, electricity) “


11
Pola masyarakat urban indonesia yang masih
bersifat dualistik
Tata kehidupan tradisional dan ruralistik dengan
masyarakat modern yang urbanistik
Perekonomian formal dan perekonomian informal
Teknologi maju dengan teknologi sederhana

→ Yang kesemuanya masih tercampur baur di


dalam kota sebagai wadah kehidupan dan
penghidupan menyebabkan terjadinya suatu
pola urbanisasi semu (pseudo urbanization) dan
struktur fisik kota yang dualistik pula
Permukiman Prasejarah dan Yunani
 S. Tigris & S. Euphrates (Mesopotamia)
- Eridu
- Damascus

several hundreds years later


 S. Nile :
- Thebes & Memphis 3.000 B.C
 Indus Valley (Pakistan) 2.500 B.C
- Mohenjo - Daro
 Huang Ho (Yellow River) China
- Anyang
 Mesoamerica :
- Maya, Zapotecs, Mextecs
- Aztecs

→ Greek
Roman s/d abad 5 M 5-11 M = Dark Ages
→ Middle Ages (1.200 – 1.300 AD)
- Venice, Genoa, Vienna
Permukiman Abad Pertengahan
Perkembangan Urban Design Setelah Revolusi Industri

Anda mungkin juga menyukai