Anda di halaman 1dari 19

Kode Mk : PL-313

Mata Kuliah : Studio Perencanaan Kota


Tanggal : 26 September 2018
Dosen : Dr.Ir Firmansyah, M.T
Ibnu Kusuma Ardhi.,ST.MT

DESAI SURVEY ASPEK TATA GUNA LAHAN KAWASAN


PERKOTAAN CIRANJANG
Tugas Ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Studio Perencanaan Kota

Disusun Oleh:
Muhammad Rizki (163060032)
Enienda Rizqiyani Kusnindar (163060034)
Arwina Adia Novtiani (163060062)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2018
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Survey merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi dari suatu sampel
dengan menanyakan melalui angket atau wawancara supaya nantinya
menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Faenkel dan Wallen, 1990).
Kawasan Perkotaan Ciranjang dan Sukaluyu merupakan kawasan kajian studio
Kota semester ini, dimana untuk menunjang pengkajian, pengidentifikasian dan
analisis mengenai karakteristik, potensi, dan permasalahan yang ada di kawasan
tersebut dibutuhkan adanya daya dukung dari data-data terkait. Desain survei
merupakan suatu alat dan panduan yang digunakan sebagai pemandu dan acuan
untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan aspek tata guna lahan pada saat
survei di lapangan nanti. Pada desain survei ini dicantumkan tujuan dan sasaran,
metodologi pengumpulan data yang berisikan mengenai panduan survei primer dan
sekunder, mekanisme kerja yang didalamnya terdapat peralatan survei dan
mekanisme pelaksanaan (manual guide), serta rencana kerja yang ditujukan untuk
memandu survei yang akan dilakukan.

1.2 Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Tujuan
Tujuan dari penyusunan desain survey ini adalah untuk memudahkan dalam
melaksanakan kegiatan survey lapangan terutama dalam mendapatkan data-data
yang dibutuhkan pada aspek tata guna lahan serta mengetahui potensi permasalahan
yang ada di Kawasan Perkotaan Ciranjang dan Sukaluyu.

1.2.2 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Studio Perencanaan Kota ini, yaitu :
 Tersusunnya check list data baik check list data primer maupun check list data
sekunder.
 Tersusunnya rencana survey aspek Tata Guna Lahan

1
1.3 Ruang Lingkup Wilayah

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah Eksternal


Wilayah Kabupaten Cianjur memiliki luas  361.435 Ha, secara geografis
terletak di antara 106o42’ - 107o25’ Bujur Timur dan 60o21’ - 7o25’ Lintang Selatan,
dengan batas-batas wilayahnya :

 Sebelah Utara: berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang


dan Kabupaten Purwakarta;
 Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia;
 Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi;
 Sebelah Timur, berbatasan dengan, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten
Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Garut;

Secara administratif, Kabupaten Cianjur terdiri dari 32 kecamatan yang di


dalamnya meliputi 354 desa dan 6 kelurahan (360 desa/kelurahan),

Luas wilayah Kabupaten Cianjur berdasarkan pola penggunaan tanah


dikelompokkan menjadi sawah seluas 66.934,09 ha, pertanian bukan sawah
261.616,7 ha, bukan pertanian 33.388,4 ha, kebun seluas 15.647,92 ha, perkebunan
seluas 31.549,13 ha, ladang seluas 2.094,50 ha.

2
3
1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah Internal
Adapun ruang lingkup wilayah yang dikaji yaitu Kawasan Perkotaan Ciranjang
Kabupaten Cianjur, dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 1
Luas Desa di Kawasan Perkotaan Ciranjang Kabupaten Cianjur Tahun 2017

No Kecamatan Desa Luas (Hektar) Persentase (%)


1. Karangwangi 202.51 3.28
2. Gunungsari 321.32 5.21
3. Kertajaya 397.22 6.44
4. Sindangjaya 337.48 5.47
5. Sindangsari 362.12 5.87
Ciranjang
6. Cibiuk 286.22 4.64
7. Mekargalih 171.20 2.7
8. Ciranjang 265.33 4.30
9. Nanggalamekar 510.90 8.29
10. Babakansari 435.76 7.07

11. Hegarmanah 269.38 4.37

12. Selajambe 397.69 6.45

13. Sukaluyu Sindangraja 540.81 8.77

14. Sukamulya 725.97 11.78

15. Sukasirna 492.23 7.98

16. Tanjungsari 448.59 7.28

Jumlah 6,164.73 100%


Sumber :Hasil Analisis 2018

Keterangan:

Tinggi

Rendah

Kecamatan Kawasan Perkotaan Ciranjang di atas memiliki batasan


sebagai berikut :
 Utara : Kecamatan Mande

4
 Timur : Kecamatan Bojongpicung dan Kecamatan Haurwangi
 Selatan: Kecamatan Cibeber
 Barat : Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan Cilaku

Ruang lingkup wilayah pada Kawasan Perkotaan Ciranjang Kabupaten Cianjur


yang memiliki luas 6,164.73 ha. Terdapat 16 (enam belas) desa yang menjadi ruang
lingkup wilayah studio perencanaan kota, diantaranya dapat dijelaskan pada grafik
berikut:

Gambar 1.
Persentase Luas Desa di Kawasan Perkotaan Ciranjang Kabupaten Cianjur

Tanjungsari KarangwangiGunungsari
7% 3% 5%
Sukasirna Kertajaya Karangwangi
8% 6% Gunungsari
Kertajaya
Sindangjaya
5% Sindangjaya
Sukamulya
Sindangsari
12% Sindangsari
6% Cibiuk
Mekargalih
Cibiuk
Ciranjang
5%
Sindangraja Nanggalamekar
Mekargalih
9%
3% Babakansari
Ciranjang
4% Hegarmanah
Selajambe
6% Nanggalamekar Selajambe
Hegarmanah Babakansari 8%
4% 7%

Sumber :Hasil Analisis 2018

Dilihat dari tabel dan grafik diatas dapat dikatakan bahwa luas wilayah tertinggi
pada Kawasan Perkotaan Ciranjang Kabupaten Cianjur terdapat di Desa Sukamulya
dengan luas 725,97 Hektar dengan presentase 11.78% dan luas terendah berada di
Desa Mekargalih dengan luas 171,20 Hektar dengan presentase 2.78%.

5
Peta Administrasi Perkotaan Ciranjang

6
BAB II

METODOLOGI
2.1 Matriks Analisis
Tabel 2.1
Matriks Analisis
No Sasaran Metodologi Teknis Sumber Instansi Output
Analisis

1 Deskriptif Overlay Peta Peta dan


(kualitatif dan Penggunaan SHP
kuantitatif) Lahan Bappeda Peta
Penggunaan Lahan
Eksisting

2 Analisis Pola Deskriptif Overlay Peta Peta dan


Penggunaan Lahan (kualitatif dan Penggunaan SHP Bappeda Peta
kuantitatif) dan Lahan
Overlay
3 Kecenderungan Deskriptif Overlay Peta Peta dan
Perubahan (kualitatif dan Penggunaan SHP Bappeda Peta
Penggunaan Lahan kuantitatif) dan Lahan
Overlay
4 Kecenderungan Deskriptif
kawasan terbangun (kualitatif dan Bappeda
kuantitatif)

5 Karakteristik potensi Deskriptif Overlay Peta Peta dan


masalah penggunaan (kualitatif dan Penggunaan SHP
lahan kuantitatif) dan Lahan Bappeda Peta
Overlay

2.2 Metode Pengumpulan Data

2.2.1 Pengumpulan Data Primer


Pengumpulan Data primer dilakukan untuk mengumpulkan persepsi dari
responden terhadap suatu objek penelitian.
Sumber data yang diperoleh dari survei lapangan langsung mengamati objek
yang menjadi sasaran kajian. Adapun bentuk pengumpulan data primer yaitu :
a. Observasi Lapangan
Observasi lapangan adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan atau
peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian
(Kuswanto). Observasi lapangan yaitu dengan melihat bagaimana tata guna lahan

7
di wilayah kajian apakah sudah baik, kurang baik, atau cukup baik dengan melihat
kondisi tata guna lahan secara langsung dan mendapatkan informasi/data dari
instansi Kabupaten Cianjur.

Tujuan dari kami melakukan observasi lapangan ini adalah untuk


mengetahui perubahan lahan yang terjadi di Kawasan Perkotaan Ciranjang tersebut
secara langsung. Kegiatan observasi dilakukan terhadap objek observasi tertentu
dengan kerangka observasi sebagai berikut:
 Identifikasi pola penggunaan lahan
 Identifikasi perubahan lahan
Tabel 1 Observasi Lapangan

No Poin Observasi Metode Alat Dokumen

1. Peta Guna lahan tahun Lembar


2016 hasil
Identifikasi penggunaan Ground check
lahan secara eksisting dan Kamera survey
(LHS)

2. Kondisi alih fungsi lahan Peta Guna lahan tahun Foto


secara eksisting dan Ground check dan 2011 dan tahun 2016
kondisi alih fungsi lahan Overlay
lampau dan Kamera

b. Wawancara/Interview
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden atau pihak terkait. Teknik
wawancara dilakukan jika memerlukan komunikasi atau hubungan dengan
responden mengenai masalah yang diambil. Dalam wawancara ini ada beberapa
teknik sampling yang akan dijadikan perbandingan dalam pengumpulan data.
Proses pemilihan jenis sampel dengan memperhitungkan besarnya sampel yang
akan dijadikan sebagai subjek/objek penelitian.
Pemilihan sampel harus bersifat representatif, artinya sampel yang dipilih
mewakili populasi baik dari karakteristik maupun jumlahnya.
a) Perbandingan Metode

8
Tabel 2 Perbandingan Metode

Jenis Metode Prinsip Metode Karakteristik Responden

Probability Sampling

Pengambilan sampel dari populasi


Responden dipilih secara
dikelompokkan menjadi sub-sub populasi
Cluster Sampling acak berdasarkan strata
secara bergrombol (cluster) dari sub
yang sifatnya heterogen
populasi selanjutnya dirinci lagi menjadi
sub-populasi yang lebih kecil

Non Probability Sampling

Prosedur sampling yang penentuan sampel


mula-mula dari jumlah yang kecil, Responden yang dipilih
kemudian sampel ini disuruh memilih merupakan yang paham
Snowball Sampling
teman-temannya untuk dijadikan sampel. atau ahli dalam bidang
Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel terkait.
semakin banyak.

Responden yang dipilih


Purposive Teknik penentuan sampel dengan merupakan yang paham
Sampling pertimbangan tertentu atau ahli dalam bidang
terkait.

Teknik penentuan sampel dimana


Responden dipilih secara
Voluntary Sampling responden dipilih dari anggota populasi
acak
yang secara sukarela berkenan didata

Teknik penentuan sampel dari populasi


yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah (jatah) yang dikehendaki atau Responden dipilih dengan
Quota Sampling
pengambilan sampel yang didasarkan pada kuota tertentu
pertimbangan-pertimbangan tertentu dari
peneliti

Sumber : Hadi Sabari Yunus dalam "Struktur Tata Ruang Kota"

b) Pemilihan Metoda

Wawancara dilakukan dengan teknik non probability sampling dengan cara


purposive sampling dan accidental sampling. Purposive sampling diambil karena
kami ingin mendapatkan narasumber yang paham atau ahli dalam bidang terkait
dan dianggap mengetahui tentang isu dan penggunaan lahan yang berada di
Kabupaten bogor sedangkan accidental sampling digunakan untuk mendukung
metode purposive sampling, dimana snowball sampling metode pengambilan
sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai dengan karakteristik

9
responden secara acak tanpa ketentuan khusus dan metode ini untuk mewawancarai
masyarakat.
Wawancara dilakukan simultan dengan pencarian data di tingkat daerah yaitu
kabupaten bogor namun dengan jenis data yang bisa berbeda. Karena dengan
menggunakan purposive sampling dan accidental sampling dapat
mempertimbangkan sampel sesuai dengan aspek kajian sehingga diharapkan
kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan.
c) Identifikasi Karakteristik Responden Sesuaikan dengan Metoda
Sampling
Dalam survei pada studio proses perencanaan ini, ada beberapa kriteria
responden atau narasumber yang dibutuhkan untuk membantu memperlengkap
data- data yang dibutuhkan, yaitu :
 Bappeda

- Narasumber yang berada di Bappeda dengan aspek tata guna lahan yang di
anggap tahu dan menguasai mengenai hal- hal serta data yang ada di checklist
data primer maupun sekunder terutama yang menyangkut output pada survei
studio proses ini.

Sampel yang dipilih dari karakteristik responden sebagai berikut :


 Instansi : - Umur lebih dari 25 tahun
- Telah bekerja di instansi lebih dari 5 tahun
- Mengetahui seluk-beluk Kecamatan Ciranjang
Tabel 3 Wawancara
Topik Wawancara Tujuan Wawancara Sumber

Isu alih fungsi lahan Untuk mengetahui isu alih fungsi lahan
di Kawasan Perkotaan Ciranjang.

BAPPEDA

d) Penentuan Jumlah Responden Berdasarkan Teknik Sampling

10
Purposive sampling dan Accidental sampling

BAPPEDA : Narasumber yang berada di Bappeda pada Bidang fisik


Prasarana-Tata Ruang yang dianggap mengetahui isu permasalahan yang
terjadi mengenai alih fungsi lahan di Kawasan Perkotaan Ciranjang.
Dengan rincian :
 Sub bidang penataan ruang dan lingkungan hidup
Tabel 2 Narasumber Target Wawancara

No Target Narasumber

1 Sub Bidang Penataan ruang dan lingkungan hidup

Tabel 3 Checklist Data Primer Aspek Tata Guna Lahan

Metode
Bentuk
No Pengumpulan Jenis Data Lokasi Ket.
Data
Data Primer
Identifikasi
penggunaan lahan LHS
secara eksisting
Kondisi Kawasan
peruntukkan hutan Foto
lindung
Kondisi Kawasan
1 Observasi peruntukkan hutan Foto
cagar alam
Kondisi Kawasan
peruntukkan hutan Foto
produksi terbatas
Kondisi Kawasan
peruntukkan hutan Foto
produksi tetap

11
Metode
Bentuk
No Pengumpulan Jenis Data Lokasi Ket.
Data
Data Primer
Kondisi Kawasan
Foto
permukiman perkotaan
Kondisi Kawasan
Foto
permukiman pedesaan
Kondisi Kawasan
Foto
industri
Informasi mengenai
dampak dari alih fungsi
Wawancara lahan terhadap
2 Teks
lingkungan dan
masyarakat dari
pandangan Bappeda

2.2.2 Pengumpulan Data Sekunder


Pengambilan data sekunder diperoleh dari data-data dan literatur yang ada di
Instansi terkait atau daftar pustaka dan buku-buku yang ada kaitannya dengan
survey sekunder itu sendiri.
Data-data yang dibutuhkan saat melakukan studi dilapangan adalah seperti
pada tabel dibawah ini :
1. Checklist Data
Data
Sumber
No Nama Data Tahun Jenis Data Instansi Ket.
Data
Ada Tidak

- RTRW
Kabupaten
Cianjur
- Tabel Data terbaru dan
Peta pengggunaan BAPPEDA
- Album Peta Perda
1 2012 – 2016
lahan - Dokumen Kabupaten
Cianjur
Peta (SHP)
terbaru

- RDTR

2. Checklist Foto

12
Tidak
No. Jenis Foto No. Foto Ada Keterangan
ada
Kondisi
1. Kawasan permukiman
peruntukkan perkotaan
budidaya Kondisi
permukiman
pedesaan
Kondisi pusat
perdagangan
dan jasa
Kondisi pusat
pendidikan
Kondisi lahan
perkebunan

2.2.3 Kebutuhan Alat Survei


Pada studio proses perencanaan ini, alat survei yang dibutuhkan untuk
mendukung terlaksananya survei ini dengan baik, yaitu :

- Form Wawancara (Terlampir)


Form wawancara bertujuan untuk mempermudah melakukan wawancara
pada saat survei lapangan. Form wawancara dibuat dalam dua versi yang
berbeda berdasarkan instansi yang terkait, yaitu Bappeda dan masyarakat.
- Peta
Peta digunakan sebagai alternatif untuk plotting place dan pembandingan
kondisi eksisting dengan rencana.
- Kamera
Kamera digunakan untuk mendokumentasikan keadaan eksisting pada
Kawasan Pertanian. Data dokumentasi ini dapat dijadikan sebagai
pendukung untuk kelengkapan data distribusi penggunaan lahan secara
eksisting.
- Perekam Suara

13
Perekam suara yang di gunakan adalah handpone alat ini digunakan untuk
membantu pelaksanaan dalam wawancara untuk jobdesk merekam apa yang
akan dikemukakan oleh narasumber atau responden mengenai hal- hal yang
nantinya akan ditanyakan sesuai dengan form wawancara yang telah
dipersiapkan
- Alat Tulis
Alat tulis yang digunakan adalah buku, ballpoin, tip-x, penghapus, pensil,
spidol alat tersebut digunakan untuk mencatat poin- poin penting dan hal
yang berhubungan dengan jawaban responden mengenai isu alih fungsi
yang akan di tanyakan.

2.2.4 Manual Guide (Pelaksanaan Teknis)


No Kegiatan Tahap Pelaksanaan

1. Survei Primer  WAWANCARA


- Melakukan wawancara ke instansi terkait yaitu
Bappeda dengan metode purposive sampling dan accidental
samling. Dengan jobdesk sebagai berikut : bertanya, merekam,
dan menulis (3 orang).
- Narasumber yang ingin diwawancarai, yaitu :
 Bappeda di bagian pengelolaan sub
bidang fisik dan prasrana-tata ruang
sebanyak 1 narasumber.
- Melakukan wawancara berdasarkan topik wawancara
yang telah dibuat yaitu
 Arah kecenderungan kawasan terbangun serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya dan Isu alih fungsi
lahan
- Merekam percakapan selama wawancara.
- Menulis inti-inti jawaban dari narasumber selama
wawancara berlangsung.
- Mereview kembali hasil wawancara.
 OBSERVASI LAPANGAN
- Melakukan observasi lapangan dengan mengamati
identifikasi penggunaan lahan secara eksisting di Kawasan

14
No Kegiatan Tahap Pelaksanaan

Perkotaan Ciranjang dengan cara menggunakan peta dan


menandai jenis penggunaan lahannya.
- Melakukan pengambilan foto dengan teknik
dokumentasi berdasarkan checklist foto yang sudah
disiapkan.
- Mengevaluasi hasil foto yang tidak dibutuhkan.
2. Survei Sekunder  Survei ke Bappeda untuk melengkapi data pada studio
proses perencanaan Kawasan Perkotaan Ciranjang
Kabupaten Cianjur berdasarkan dengan checklist data
sekunder yang sudah disiapkan.

15
a. Wawancara
Form Wawancara

LAMPIRAN 1
Format Wawancara Identifikasi Aspek Tata Guna Lahan

Identitas Responden (instansi pemerintah)

Nama : .........................................................

Nama & Alamat Kantor : .......................................................................................

.......................................................................................

Jabatan : .......................................................................................

Pertanyaan :
1. Apakah benar meningkatnya konversi lahan pertanian ke non pertanian
menjadi permasalahan utama di Kecamatan Ciranjang dan Sukaluyu ?
2. Apa yang menyebabkan meningkatnya konversi lahan pertanian ke non
pertanian di Kecamatan Dramaga ini ?
3. Dampak apa yang terjadi terhadap lingkungan dan masyarakat akibat
meningkatnya konversi lahan pertanian ke non pertanian di Kecamatan
Ciranjang dan Sukaluyu ini ?
4. Adakah kebijakan atau upaya apa yang telah dilakukan pemerintah untuk
mengurangi masalah meningkatnya konversi lahan pertanian ke non pertanian
di Kecamatan Ciranjang dan Sukaluyu ini ?
5. Jika ada, apa saja kendala dan hambatan dalam pelaksanaan kebijakan yang
telah dilakukan untuk mengurangi dampak meningkatnya konversi lahan
pertanian ke non pertanian tersebut ?

16
Format Wawancara Tata Guna Lahan Kawasan Perkotaan Ciranjang
Kabupaten Cianjur

(Untuk Masyarakat)

Identitas Responden

Nama : ..........................................................................

Alamat : .......................................................................................

.......................................................................................

Umur : ..........................................................................

Pekerjaan : ..........................................................................

Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang diajukan :
1. Apakah anda mengetahui adanya alih fungsi lahan di Kecamatan Ciranjang?
Jika ada, berikan alasannya.
2. Apakah dampak yang terjadi akibat adanya pengalihan fungsi lahan di
Kecamatan Ciranjang?
3. Apakah masyarakat sekitar sudah mempunyai upaya untuk menangani
dampak yang terjadi? Jika iya, apa saja upaya yang dilakukan?

17
b. Daftar Kebutuhan Data

No. Tujuan sasaran Metodelogi Alat Kebutuhan Sumber Matriks


Analisis Data Data
Pola Deskripsi Peta Peta Dokumen
penggunaan guna penggunaan Peta
lahan lahan lahan RTRW
2017 terbaru dan Kabupaten
dan tahun Cianjur
kamera sebelumnya 2011-2031

Kecenderungan Deskripsi Peta Peta Dokumen


kawasan guna penggunaan Peta
Mengidentifikasi
terbangun dan lahan lahan RTRW
karakteristik,
non- terbangun 2017 terbaru dan RTRW
1. potensi, dan BAPPEDA
dan tahun Kabupaten
masalah tata
kamera sebelumnya Cianjur
guna lahan
2011-2031

Perubahan Superimpose Peta Peta Dokumen


lahan guna penggunaan Peta
Deskripsi
lahan lahan RTRW
2017 terbaru dan RTRW
dan tahun Kabupaten
kamera sebelumnya Cianjur
2011-2031

18

Anda mungkin juga menyukai