UUD 1945
1. Lingkungan yang berdimensi sebagai Wadah untuk perairan, ZEE dan Konvensi
hukum laut, dll. Dimensi SD Alam berupa sumber daya air, pertambangan,
kehutanan, dll. Dimensi terakhir ialah adanya kegiatan jalan, LL angkutan jalan,
pelayaran, dll.
2. Hak Warga Negara atas Tata Ruang ialah pokok agraria, pencabutan hak atas tanah
dan kewarganegaraan.
3. Proses Perencanaan yaitu SPPN, Penyelengaraan Negara Bersih Bebas KKN dan
Pembentukan Peraturan Perundangan-undangan.
Kelembagaan Dalam Penataan Ruang
Adanya kesepakatan dalam sebuah Rencana berupa Perencanaan dari sisi Teknokratis
dan Perencanaan dari sisi Politis yang keduan perencanaan tersebut harus disepakati agar bisa
direncanakan.
Peran hukum dalam perencanaan merupakan dasar seorang perencana untuk menyusun
suatu rencana pemanfaatan ruang dalam wilayah dan kota. Selain itu, hukum juga dapat
digunakan untuk mengendalikan dan mengevaluasi rencana yang telah disusunnya. Dengan
adanya peranan hukum, rencana dapat disusun dengan terarah sehingga hasilnya sejalan
dengan hukum yang berlaku. Rencana pemanfaatan ruang dalam wilayah dan kota tidak
terlepas dari peran serta masyarakat.
Dalam perencanaan wilayah dan kota terdapat suatu produk tata ruang yang dapat
dirumuskan dan dihasilkan dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam penataan
ruangnya. Selanjutnya dalam rangka mendorong peningkatan peran serta masyarakat secara
maksimal dalam kegiatan penataan ruang, maka diperlukan upaya dan tindakan konkrit dari
aparat. Peranan aparatur sangat dominan untuk mengatur jalannya kegiatan dalam penataan
ruang agar kebijakan baru yang nantinya disahkan, juga ditaati oleh masyarakat karena
kebijakan tersebut berasal dari masyarakat sendiri dan agar mencegah adanya kecurangan
dalam pemanfaatan ruang wlayah dan kota.
Sumber : http://mediacerita.com/peran-hukum-perencanaan-wilayah-dan-kota/
https://intanghina.wordpress.com/2008/12/17/tinjauan-teori-penataan-ruang-dan-kebijakan-
penataan-ruang-terhadap-lingkungan-hidup/