A. Rumah
B. Koperasi
C. Kantin
D. Kelas
E. Lapangan
2. Ardi dan para relawan bergegas menyiapkan barak untuk para pengungsi. Tenda, tikar, dan
lampu penerangan segera dia pasang. Tak lupa dapur umum juga dia siapkan. Obat-obatan,
selimut, dan pos kesehatan pun telah didirikannya. Lapangan desa yang siang tadi masih
lengang kini telah berubah drastis. Hiruk pikuk para relawan bertambah ramai dengan
kedatangan para pengungsi. Mereka telah meninggalkan rumah di lereng gunung. Kesehatan
jiwa lebih mereka utamakan.
Latar tempat cerita tersebut adalah….
A. Pos kesehatan
B. Barak pengungsian
C. Lapangan desa
D. Lereng gunung
E. Pedesaan
A. Istana
B. Taman
C. Kerajaan
D. Pinggir pantai
E. Perkampungan
Latar tempat saat Nenek Mallomo menyuruh Wire pergi bersemedi adalah ….
A. Di pantai
B. Di museum
C. Di depan rumahnya
D. Di pinggir jalan
E. Di serambi depan rumah
A. Warung Bu Haji
B. Kamar tidur
C. Ruang makan
D. Kamar mandi
E. Teras
Pada suatu hari yang panas, seekor burung gagak kehausan, terbang di atas ladang untuk
mencari air. Lama sekali ia terbang untuk mencari air, tetapi tidak menemukannya. Tiba-tiba ia
melihat sebuah tempayan air di bawah sana. Ia pun terbang ke bawah untuk melihat kalau-kalau
ada air di dalamnya. Ia senang karena dapat melihat air di dalam tempayan itu. Kemudian, gagak
itu berusaha memasukkan kepalanya ke dalam tempayan. Sayang, leher tempayan itu terlalu
sempit untuk kepalanya. Gagak berusaha untuk menggulingkan tempayan itu agar airnya
mengalir. Namun, tempayan itu terlalu berat baginya.
Gagak itu lalu berpikir keras sebentar. Ketika menengok ke kanan dan ke kiri, ia melihat
beberapa kerikil. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya gagasan yang bagus. Ia pun mulai
memunguti kerikil itu satu demi satu, lalu memasukan setiap kerikil itu ke dalam tempayan.
Semakin banyak kerikil yang dimasukkan, air pun naik. Oleh karena itu, burung gagak itu bisa
meminum air dari tempayan tersebut.
9. Latar yang tergambar dalam kutipan cerpen di atas atas adalah .....
A. Pinggir danau
B. Pinggir sungai
C. Pinggir hutan
D. Rimba
E. Hutan kota
“Sebentar Nak, sebentar lagi. Lihat, langit sudah mulai memerah. Itu pertanda matahai mau
tenggelam dan maghrib tiba. Kau sudah mulai lapar?”
A. Di toko
B. Di kios
C. Di pasar
D. Di swalayan
E. Di mall
A. di ruang kelas
B. di kantin Sekolah
C. di tempat parkir
D. di halaman sekolah
E. di taman sekolah
15. Salah satu jenis latar yang memberikan gambaran tentang peristiwa yang terjadi dalam cerpen
adalah...
A. Latar tempat
B. Latar tokoh
C. Latar belakang
D. Latar pendambing
E. Latar perkenalan
16. Perhatikan penggalan cerpen berikut ini !
(1)”Ya, Allah, bukakan mata mereka. Itu uang beneran dan mereka boleh merebutnya,” doa saya
dengan kenceng. (2) Anehnya para sopir dan kenek itu, subhanallah, menyelam dan
menyelamatkan seluruh uang yang tenggelam dan mengembalikannya di atas rakit saya.
(3) Lalu mereka mendorong rakit supaya saya meneruskan perjalanan. Saya tertegun. Seperti
mati berdiri. (4) Bagaimana mungkin mereka tidak menyadari, uang yang saya bawa itu uang
sungguhan. (5) Bukan uang mainan. Masya Allah. Tuhan punya rencana. (Pantura, Danarto)
Bukti latar tempat dalam kutipan cerpen tersebut ditunjukkan pada nomor ...
A. 1)
B. 2)
C. 3)
D. 4)
E. 5)
Ibu menunjuk purnama yang benderang. Aku mengikuti telunjuknya. Batinku terasa lebih segar.
Rembulan merah jambu … itukah yang diinginkan Ibu, menjadi seseorang. Menjadi orang
dalam arti sebenarnya. Punya karakter dan prinsip yang berbeda. Siap mengarungi kerasnya
selama ini? Hatiku berbunga-bunga. Semua kehampaan, kebencian, dan kekesalanku pada
wanita tua itu tiba-tiba terbang ke awan. Aku tak lagi membencinya! Ternyata aku cukup punya
arti di mata Ibu. Aku rembulan di hatinya! Tanpa ragu, kupeluk Ibu erat. Bersama-sama, kami
menghabiskan waktu yang tak terlupakan di beranda memandangi langit, (Rembulan di Mata
Ibu, Asma Nadia)
17. Latar waktu dan tempat pada penggalan cerpen tersebut adalah...
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5) , (2)
19. Latar tempat dan suasana dalam kutipan cerpen tersebut adalah..
A. Di sebuah kampung dan suasana sangat menyenangkan
B. Di sebuah kampung dan suasana kurang menyenangkan
C. Di sebuah kampung dan suasana sedikitt menyenangkan
D. Di sebuah kampung dan suasana kadang menyenangkan
E. Di sebuah kampung dan suasana menyedihkan
20. Kelihatan seorang kakek berjalan bersama cucunya seorang gadis belia yang cantik. Mereka
duduk di bawah pohon yang rindang. Gadis itu meminta kakeknya menceritakan riwayat
hidupnya, siapa sebenarnya kedua orang tuanya dan di mana mereka sekarang. Sang kakek
terdiam sebentar, kemudian mulailah ia bercerita. “Delapan belas tahun yang lalu, seorang
pemuda kota berjalan-jalan ke desa ini. Ia terpikat gadis cantik bunga desa ini, dan mereka pun
menikah. Gadis cantik itu adalah putri kakek satu-satunya.
Dengan tergesa-gesa Ersa menaiki bus yang nyaris meninggalkan suasana yang kurang nyaman
baginya. Dari kejauhan terdengan sayup suara “… penumpang bus Gemilang harap untuk segera
memasuki kendaraan…”. Hati Ersa agak tenang karena dia sudah berada di dalamnya. “Mudah-
mudahan sore nanti aku bisa berada di acara itu,” harapnya dalam hati.
Kita lihat, dari pintu masuk sebuah ruangan di hotel berbintang empat itu, dia membelok ke arah
kiri, dia memilih kursi paling samping dari deretan kursi paling belakang. Begitu dia duduk,
sejumlah lelaki dekat kursi itu serempak kaasak-kusuk dalam gelap.
A. Pintu masuk
B. Kursi paling belakang
C. Arah kiri
D. Kursi paling samping
E. Hotel bintang empat
23. Pagi itu indah sekali di Puncak Pas.Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon cemara yang
kelihatan hijau. Sepanjang mata memandang , tampak kebun teh yang hijau segar. Langit sangat
bersih dan berwarna biru cerah, menjadi pemandangan yang sungguh indah.
Pembuka cerpen di atas berisi tentang ….
A. Latar
B. Tema
C. Alur
D. Penokohan
E. Amanat
24. Kami tiba di terminal. “Lebih baik Om naik Indah Murni saja,” kataku. Bus ini lewat jalan tol,
paling-paling cuma setengah jam ke Cililitan.
Kutipan cerpen di atas menggambarkan latar tempat di ….
A. Cililitan
B. Bus Indah Murni
C. Terminal
D. Di jalan Tol
E. Tempat ramai
25. Si Harimau baru saja memakan hasil buruannya dengan lahap di dalam hutan. Dia menyisakan
sepotong daging untuk dibawa ke sarangnya dengan mulutnya.Untuk kembali ke sarangnya, si
Harimau harus melewati jembatan penyeberangan sungai kecil. Ketika melintas, dia melihat
harimau lain di dalam sungai membawa potongan daging yang lebih besar. Si Harimau tergiur.
Harimau melepaskan daging yang digigitnya dan menerkam daging yang dibawa harimau dalam
sungai.
Byur... Sadarlah si Harimau. Ternyata yang diterkamnya adalah bayangannya sendiri. Dengan
menyesal, ia naik ke tepi sungai dalam keadaan lelah, lapar, dan kesal.
A. Dalam hutan
B. Sarang harimau
C. Tepi sungai
D. Jembatan penyebrangan
E. Tepi danau