Anda di halaman 1dari 22

SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL

SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

KURIKULUM 2006

MATA PELAJARAN: SASTRA INDONESIA

Cermatilah puisi berikut untuk menjawab soal nomor 1 dan 2!

Persetujuan dengan Bung Karno

Chairil Anwar

Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji

Aku sudah cukup lama dengan bicaramu

Di panggang di atas apimu, digarami lautmu


……

Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat

Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar

Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

1. Puisi di atas termasuk karya sastra periode…

A. 1920-an

B. 1930-an

C. 1945

D. 1966

E. 1970-an

2. Isi puisi tersebut adalah ... .

A. keberanian untuk mengambil keputusan

B. persamaan keinginan, pendapat, dan tujuan

C. kesamaan langkah dalam mencapai cita-cita

D. kesepakatan mempertahankan kemerdekaan Indonesia

E. tantangan dan hambatan mempertahankan kemerdekaan


3. Cermatilah kutipan cerita sastra lama berikut!

Hatta beberapa lamanya maka isteri si Miskin itupun hamillah tiga bulan lamanya. Maka isterinya menangis
hendak makan buah mempelam yang ada di dalam taman raja itu.

Maka suaminya itupun terketukkan antingnya tatkala ia di Keinderaan menjadi raja tiada ia mau beranak.
Maka sekarang telah mudhorot. Maka baharulah hendak beranak seraya berkata kepada isterinya, ”Ayo, hay
Adinda Tuan hendak membunuh kakandalah rupanya ini tiadakah Tuan tahu akan hal kita yang sudah lalu itu
jangankan hendak meminta barang suatu. Hampir kepada kampung orang tiada boleh.” Setelah didengar oleh
isterinya kata suaminya demikian itu, maka makinlah sangat ia menangis.

Maka kata suaminya, ”Diamlah Tuan, jangan menangis! Berilah kakanda pergi mencaharikan Tuan buah
mempelam itu, jikalau dapat oleh kakanda akan buah mempelam itu kakanda berikan pada Tuan”. Maka isterinya
itu pun diamlah. Maka suaminya itu pun pergilah ke pasar mencahari buah mempelam itu. Setelah sampai di kedai
orang berjual buah mempelam. Maka si Miskin itu pun berhentilah di sana. Hendak pun dimintanya takut ia akan
dipalu orang. Maka kata orang yang berjualan buah mempelam itu, ”Hai miskin. Apa kehendakmu?”

Maka sahut Si Miskin, ”Jikalau ada belas dan kasihan serat Rahim Tuan akan hamba orang miskin hamba
ini minta diberikan yang sudah terbuang itu. Hamba hendak memohonkan buah mempelam Tuan yang sudah
busuk itu barang sebiji sahaja tuan.” Maka terlalu belas hati sekalian orang pasar itu yang mendengar kata si
Miskin. Seperti hancurlah rasa hatinya maka ada yang memberi buah mempelam ada yang memberikan nasi ada
yang memberikan kain baju ada yang memberikan buah-buahan. Maka si Miskin itu pun heranlah akan dirinya
oleh sebab diberi orang pasar itu berbagai-bagai jenis pemberian. Adapun akan dahulunya jangankan diberinya
barang suatu hamper pun tiada boleh. Habislah dilemparnya dengan kayu dan batu. Setelah sudah ia berpikir
dalam hatinya demikian itu, maka iapun kembalilah ke dalam hutan mendapatkan isterinya. Maka katanya, ”Inilah
Tuan, buah mempelam dan segala buah-buahan dan makan-makanan dan kain baju. Itupun diinjakkannyalah
isterinya seraya menceriterakan hal ihwalnya tatkala ia di pasar itu. Maka isterinya pun menangis tiada mau makan
jikalau bukan buah mempelam yang di dalam taman raja itu. Biarlah aku mati sekali.

(Hikayat Si Miskin)

Isi cerita hikayat tersebut adalah ... .

A. Si Miskin dan istrinya sudah lama ingin segera memiliki anak.

B. Istri meminta buah mempelam di taman raja sama dengan ingin membunuh suaminya.

C. Keheranan si Miskin akan kebaikan hati para penjual di pasar kepadanya.

D. Istri si Miskin yang sedang hamil ingin makan buah mempelam yang di taman raja.

E. Upaya seorang suami untuk dapat memenuhi keinginan istrinya yang sedang hamil.

4. Cermatilah kutipan teks drama berikut ini!

Adegan Sarjono dan Maria dengan menggendong bakul dan mengenakan topi caping.

Maria : "Sar... Sarjono!"

Sarjono : "Ada apa?"

Maria : "Aku melihat sepintas,bayangan orang di sanal"

Sarjono : "Tenang saja!"

Maria : "Tenang . . . tenang! Tenang bagaimana? Kalau musuh?"

Sarjono : "Musuh? Maria, kita ini jualan buah dan tidak punya musuh. Kita harus yakin, yang berani bergerak di malam hari
hanya TNI. Ayo jalan!"
Maria : "Tapi, bulu kudukku berdiri."

Sarjono : "Maka jangan di sini, ayo terus jalan!"

Keduanya berjalan dengan sesekali menoleh ke belakang. Topi caping di tangan kiri. Tangan kanan di balik
seakan memegang seniata.

Isi penggalan teks drama tersebut adalah ..,

A. Ketakutan Maria melihat bayangannya.

B. Keberanian Maria berjalan di malam hari.

C. Maria berjualan buah-buahan.

D. Keberanian Sarjono menyamar.

E. Penyamaran Maria dan Sarjono dalam perjuangan

5. Watak tokoh "Sarjono" dalam dialog tersebut adalah ..,.

A. mudah tersinggung

B. bijaksana

C. penghianat

D. pemaaf

E. pemberani

6. Cermati kutipan cerpen berikut!

Itulah yang dikhawatirkan Jalil. Jika di pantai ini dibangun hotel-hotel dan cafe lalu dipenuhi turis, maka
perlahan-lahan penduduk asli pantai ini akan terusir dari kampung halamannya sendiri. Mereka tak akan bebas
lagi berjalan-jalan mengitari pantai sebab harus membayar karcis masuk. Nelayan-nelayan tak akan bebas
melabuhkan perahu- perahunya di pantai ini sebab pantai ini sudah menjadi tempat wisata. Perahu-perahu nelayan
mungkin akan dianggap mengganggu kenyamanan pengunjung yang datang. Bahkan, jika semakin banyak pula
lahan-lahan warga yang digusur demi mengembangkan fasilitas pantai. Pengusaha akan mendapat banyak untung,
orang-orang kampung akan buntung.

Jalil beranjak meninggalkan pantai itu ketika sengatan matahari semakin mengganas. Jalil memang hanya
seorang nelayan, tetapi ia bukanlah nelayan bodoh yang tidak pernah mengenyam pendidikan.

(Lelaki Penjaga Laut, Badrul Munir Chair)

Nilai sosial yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah ... .

A. Pengembangan area nelayan menjadi tempat wisata.

B. Penggusuran lahan pantai untuk membuat fasilitas pantai.

C. Terampasnya kebabasan dan keakraban masyarakat pantai

D. Kekhawatiran akan sirnanya kekerabatan dengan alam.

E. Hubungan pengembang pantai dan warga pantai.


Penggalan cerpen berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 7 dan 8.

Bacalah dengan cermat!

Lama aku merasa kehilangan, karena setiap aku tidur, aku selalu minta didongengi. Mungkin inilah awal
mula mengapa aku begitu mudah memindahkan dongeng-dongeng itu ke atas kertas, dan kemudian ada penerbit
yang tahu cara mencari uang dengan sejumlah dongeng. Aku bersyukur kepada Allah, sebab dengan kematian
nenek, aku mampu berpikir sendiri, dan setelah aku meningkat remaja dan dewasa, aku bisa meringankan beban
orangtua dengan hasil buku-buku dongeng yang dipesan dalam jumlah ratusan ribu eksemplar untuk proyek
inpres.
"Dari titik inilah aku mengenal hidup." Dongeng-dongeng itulah yang akhirnya membuat aku mampu lulus
perguruan tinggi. Meskipun ibu masih juga mengirimkan uang untuk kontrakan kamar dan biaya makanku sehari-
hari, akan tetapi, uang itu dengan caraku sendiri kumasukkan ke dalam bank, dan ketika aku akan diwisuda,
kukirim tiket untuk kedua orangtuaku menghadiri suatu peristiwa bersejarah dalam hidupku itu.

Intu Lingau: Korrie Lavun R

7. Nilai budaya pada penggalan tersebut yang masih dijumpai pada kehidupan sekarang adalah ...

A. Merantau ke luar kota untuk berdagang dan belajar.

B. Upacara Wisuda dihadiri oleh kedua orang tua.

C. Menjual cerita dongeng kepada penerbit.

D. Meringankan beban orang tua dengan jual buku.

E. Mendongengi anak sebelum tidur malam.

8. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam penggalan tersebut adalah .,..

A. orang pertama pelaku utama

B. orang pertama pelaku sampingan

C. orang ketiga terbatas

D. orang ketiga terarah

E. orang ketiga serba tahu

Cermatilah kutipan cerita sastra lama berikut untuk menjawab soal nomor 9 dan 10!

”Hai, kenapa kalian berhenti! Tunjukkanlah kepada kami bahwa mata air itu milik kalian! Atau jangan-
jangan kalian sudah menyerah!” seru Mbu`i Bungale.

”Diam kau, hai perempuan cerewet! Jangan hanya pandai bicara!” sergah pemimpin pelancong itu balik
menantang Mbu`i Bungale. ”Jika kamu pemilik mata air ini, buktikan pula kepada kami!”

”Baiklah, Tuan-Tuan! Ketahuilah bahwa Tuhan Mahatahu mana hambanya yang benar, permintaannya akan
dikabulkan!” ujar jawab Mbu`i Bungale dengan penuh keyakinan.

Usai berkata begitu, Mbu`i Bungale segera duduk bersila di samping suaminya seraya bersedekap. Mulutnya
pun komat-kamit membaca doa. ”Woyi, air kehidupan, mata air sakti, mata air yang memiliki berkah. Melebar
dan meluaslah wahai mata air para bidadari.... membesarlah....!!!” demikian doa Mbu`i Bungale.

Usai berdoa, Mbu`i Bungale segera mengajak suaminya dan memerintahkan keempat pelancong tersebut
untuk naik ke atas pohon yang paling tinggi karena sebentar lagi kawasan itu akan tenggelam. Doa Mbu`i Bungale
pun dikabulkan. Beberapa saat kemudian, perut bumi tiba-tiba bergemuruh, tanah bergetar dan menggelegar.
Perlahan-lahan mata air Tupalo melebar dan meluas, kemudian menyemburkan air yang sangat deras. Dalam
waktu sekejap, tempat itu tergenang air. Keempat pelancong tersebut takjub melihat keajaiban itu dari atas pohon
kapuk.

9. Isi cerita tersebut adalah ... .

A. Niat baik akan membuahkan kebaikan. Demikian pula sebaliknya, keserakahan dapat membahayakan diri sendiri.

B. Lebih baik kita mengalah daripada mempertahankan hal-hal yang dapat membahayakan diri kita.

C. Lakukan sebisa yang kita lakukan demi mempertahankan harga diri yang disepelekan orang lain.

D. Berbuat baiklah kepada orang lain karena Tuhan akan memelihara dan mengabulkan doa orang yang baik.

E. Bumi pun akan marah bila orang-orang yang mendiami bumi ini berbuat serakah dan mengakui yang bukan
miliknya.

10. Keterkaitan isi cerita tersebut dengan kehidupan sekarang adalah ... .

A. Dengan besar hati mengakui kesalahan yang telah diperbuat.

B. Melakukan ritual berdoa sebelum melakukan suatu pekerjaan.

C. Berusaha menyelamatkan diri saat bencana alam melanda.

D. Suami dan istri saling mendukung dalam menghadapi masalah.

E. Masih saja ada orang yang mengakui barang milik orang lain.

11. Cermatilah kutipan hikayat berikut!

Alkisah ada seorang raja di negeri Bahi bernama Gementar Syah. Maka, pada suatu hari baginda itu pergi
berburu. Maka ia pun bertemu dengan seekor kijang beranak muda. Apabila kijang itu melihat orang banyak
datang, maka ia pun larilah meninggalkan anaknya. Maka baginda pun terlalu kasihan melihat anak kijang itu.
Maka, pada, hati Raja, "Jikalau tidak ibunya menyusui dia, tidaklah hidup anak kijang ini. Sayang pula aku akan
dial Hendak kubawa pulang akan permainan anakku." Seraya baginda bertindak. "Hai Perdana Mentriku cari akan
ibu kiang itu.

Pembuktian tokoh "Raja" seorang penyayang binatang terdapat pada ...

A. Seorang raja yang suka berburu bertemu dengan seekor kijang muda.

B. Seekor kijang kaget melihat orang banyak datang dan kaburlah dia.

C. Raja berhasil menembak seekor kijang muda.

D. "Hai Perdana Menteriku cari akan ibu kijang itu."

E. Raja pun kasihan akan anak kijang Ialu menyuruh untuk mencari induknya.

12. Cermati kedua kutipan berikut!

Teks 1: Kutipan Cerita

Karena penasaran, suatu hari aku pernah mendengar dari bibi, kalau ibu harus berjuang 5 tahun
lamanya menunggu kelahiranku sampai merasa kakakku sudah cukup besar dan siap merawatku. Kakak memiliki
kondisi yang sangat baik ketika masih kecil tapi tiba-tiba saat berusia 5 tahun, ia mengalami demam panas yang
tinggi hingga membuat dirinya pingsan, ketika dilarikan ke rumah sakit otaknya mengerut dan akhirnya ia jadi
seperti ini hingga tak bisa disembuhkan lagi, ia juga mengalami masalah kesehatan karena tubuhnya gampang
terserang virus sehingga tak boleh terlalu lelah.

(My Idiot Brother, Agnes Davonar)

Teks 2: Kutipan Hikayat

Syahdan maka siti Sarah pun genaplah bulannya itu, maka ini pun sakit perutlah akan hendak beranak itu.
Maka segala bini orang besar-besar dan bini orang kaya-kaya pun masuklah mengadap Raja perempuan akan
beranak itu. Maka pada ketika yang baik dan pada saat yang sempurna maka Raja perempuan pun beranaklah
seorang anak laki- laki terlalu amat baik rupanya itu menurut ayahanda Baginda itu. Maka disambut oleh segala
bini orang besar-besar itu lalu dimandikan oleh bini segala raja-raja pada pasuh emas. Setelah sudah dimandikan
oleh bini segala raja-raja itu, maka lalulah dipakaikan kain yang keemasan. Setelah sudah itu maka diberikan
nama oleh Baginda bunda akan anakanda itu Raja Siwalkhar itu. Setelah itu maka dipungutkan ayahanda dan
pengaruh oleh bunda Baginda maka lalulah dipeliharakan dengan sepertinya itu dan betapa adatnya orang segala
raja-raja yang beranak.

(Hikayat Bayan Budiman)

Persamaan tema dari kedua teks tersebut adalah ... .

A. peran orang tua dalam mengasuh anak

B. menjaga dan merawat anak

C. menanti kehadiran sang buah hati

D. kasih sayang orang tua kepada anak

E. kehadiran anak dalam keluarga

13. Cermati pernyataan berikut!

Perkataan yang tidak sopan akan menyebabkan orang lain menjadi marah.

Bait gurindam yang isinya sesuai dengan pernyataan tersebut adalah…

A. Cahari olehmu akan awan

Pilih segala orang yang setiawan

B. Kurang pikir kurang siasat

Tentu dirimu akan tersesat

C. Apabila terpelihara lidah

Niscaya dapat daripadanya faedah

D. Jika hendak mengenal orang mulia

Lihatlah kepada kelakuan dia

E. Apabila perkataan yang amat kasar

Lekaslah orang sekalian gusar

14. Cermati kutipan gurindam berikut!


Apabila terpelihara mata.

sedikitlah cita-cita.

Maksud isi bait gurindam adalah ....

A. orang yang menggunakan mata secara sembarangan akan dapat menimbulkan penyakit yang sangat berbahaya
terhadap dirinya dan orang lain

B. mata, kuping, lidah, tangan, perut, dan kaki, kalau tidak difungsikan dengan benar akan menjadi sumber bencana
atau malapetaka

C. dengan mata, kita dapat melihat berbagai hal dan apabila tidak dijaga akan timbul keinginan-keinginan yang
tidak perlu atau yang buruk

D. memuji seseorang haruslah sesuai dengan apa yang tampak atau yang terlihat semata-mata oleh mata kita sendiri
atau disaksikan sendiri

E. seseorang harus menghindari kebohongan karena dari matanya sendiri akan dapat dilihat perilaku buruk yang
telah diperbuatnya

15. Cermati kutipan cerita berikut!

”Kakakmu ... Dia sudah pergi ... beristirahatlah dengan tenang.” Jawab ayah membuat air mataku tiba-tiba
langsung menetes.

Ada rasa kaget dan tak percaya mendengar jawaban ayah.

”Gak mungkin! Kenapa bisa begitu? Tadi Kakak masih baik-baik saja?” jeritku histeris.

Dari perkataan Ayah , aku jadi tahu mengapa kakakku tergeletak begitu kaku di tempat tidurnya tadi dan
menyebabkan ia terjatuh. Semua karena ia terlalu memaksakan dirinya untukku. Aku menangis terisak dan baru
menyadari betapa aku tak menyangka kakakku mau melakukan semua untukku.

(My Idiot Brother, Agnes Davonar)

Kalimat resensi yang menyatakan keunggulan sesuai kutipan tersebut adalah ... .

A. Kisah pengorbanan kakak kepada adikny aini adalah cerita biasa bukan? Bukankah memang harus seperti itu?

B. Setiap kehilangan akan menimbulkan luka mendalam dan penulis telah menggoreskan luka itu juga untuk
pembacanya.

C. Banyak cara untuk mengungkapkan kasih sayang dan Agnes telah memberikan sebuah pilihan untuk Anda.

D. Kesabaran dan kasih sayang dalam menghadapi sebuah perbedaan akan menjadi indah pada waktunya.

E. Kisah pengorbanan kakak kepada adiknya pada buku ini telah menjadi inspirasi akan arti dari sebuah
pengorbanan.
16. Cermatilah kutipan resensi berikut!

Bab pertama novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata menceritakan bahwa dirinya yang dipanggil Ikal
dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah tiga remaja yang begitu nakalnya sehingga mereka sangat dibenci
oleh Pak Mustar, tokoh antagonis dalam buku ini. Namun, pada bab-bab berikutnya pembaca akan melihat
potongan-potongan kisah yang seperti berdiri sendiri, sehingga seolah-olah Andrea hanya membuat cerpen-cerpen
dalam satu buku. Tapi sebenarnya pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, memiliki hubungan yang sangat erat.
Seperti mozaik-mozaik dalam kehidupan. Novel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir
pembaca sehingga pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan, semangat keputusasaan ,dan kesedihan.

Kalimat resensi yang mengungkapkan kelemahan buku sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah ... .

A. Bahasa yang digunakan Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi kurang menarik.

B. Andrea Hirata dalam novelnya Sang Pemimpin kisah-kisahnya kurang berhubungan.

C. Kisah tiap-tiap bab dalam novel Sang Pemimpi diungkapkan seolah-olah berdiri sendiri.

D. Cerita yang diungkapkan Andrea Hirata dalam Sang Pemimpin tidak terjalin dengan baik.

E. Amanat yang disampaikan melalui tokoh Ikal tidak memberikan contoh yang baik.

17. Cermati kata-kata berikut!

kabut – bayangan – lelah – ke pinggiran

Bait puisi yang sesuai dari susunan deret kata tersebut sebagai kata kunci adalah ... .

A. bersenandung mengiringi malam berkabut bersama hari-hari dan bayangan

hingga ke pinggiran waktu lelah, lelah, dan lelah

B. sampai jalan berkabut itu

kami masih mencoba ngejar bayangan masa depan tapi lelah

kami ke pinggiran jalan nasib

C. dalam bayangan kelam kelelahan mendera ke pinggiran kota

kabut melayang di langit biru

D. kabut di langit kelabu lelah dalam rasa dan raga

bayangan berbaris menjelajah hingga ke perut bumi ke pinggiran rasa

E. saat senja mulai berkabut

bayang-bayang mengikuti jalan saat-saat kelelahan singgah di hati ke pinggiran waktu


18. Cermati kutipan drama berikut!

(Dia membisu. Lama berdiam diri. – Seorang Abdi Dalam perempuan muncul)

Kertanagara : ”Apa yang membawa kau kemari?”


Abdi Dalam Perempuan : ”Rakrian Apatih, Paduka, mohon diizinkan menghadap.”
Kertanagara : Atas nama kami, persilakan dia datang kemari. (. . .)
Kertanagara : Yang Mulia, Anda mendengarnya, sekarang kerajaan minta perhatian kami.
(Baskara pergi Raganata masuk)
Kertanagara : Rakian Apatih?
Raganata : Paduka!
Kertanagara : Katakanlah kepada saya, bagaimana penerimaan kaum bangsawan terhadap
undang-undang kami yang baru?
Raganata : Tersinggung, Paduka Raja. Sangat merasa tidak puas. Kebanyakan merasa tidak
senang. Banyak yang meninggalkan Singasari, susul menyusul. Dengan berbagai alasan. ...

(Burung Garuda Terbang Sendiri, Sanoesi Pane)

Petunjuk laku yang tepat untuk melengkapi teks drama tersebut adalah … .

A. (Abdi Dalam Perempuan menggeleng)

B. (Abdi Dalam Perempuan menunduk)

C. (Abdi Dalam Perempuan bungkam)

D. (Abdi Dalam Perempuan diam)

E. (Abdi Dalam Perempuan pergi)

19. Cermati teks drama berikut!

Sore hari, di rumah Aryo Sekti, Panembahan Reso duduk berembuk dengan Aryo Sekti.

Reso : Anda tadi, di rumah saya, berkata bahwa hanya aku yang bias menyelamatkan kerajaan dari bencana perpecah;
Benarkah itu?

Sekti : Tentu saja. Apakah Anda berpura-pura tidak menyadari kenyataan itu? Bukan kerendahan hati!

Reso : ...

Sekti : Ya, begitulah kenyataannya. Orang boleh suka atau tidak suka kepada Anda, tetapi toh harus mengakui kenyataan
bahwa Anda sangat dibutuhkan oleh Negara untuk mengatasi perpecahan.

Reso : Jadi, Anda menganggap aku dibutuhkan oleh negara! Tetapi, mengenai suka atau tidak suka terhadap diriku itu
bagaimana? Anda termasuk yang suka atau tidak suka?

(40 Pertemuan dari Hari Ke Hari, W.S. Rendra)


Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog drama tersebut adalah ... .

A. Bukannya tidak menyadari, tetapi kurang meyakini.

B. Takaran Anda memang bukan takaran manusia biasa.

C. Itulah sebabnya Anda mengingkari pemberontakan Panji Tumbal.

D. Nasib baik atau buruk, kita harus berani menanggung atau mensyukuri.

E. Istriku, karena ketakutan, menentang cita-citaku untuk menjadi Raja.


20. Cermati kutipan cerita berikut!

Muhammad Arief anak yang paling jelek tampangnya di antara teman-temannya sesekolah dan sepermainan
di Koto dulu. ... seperti kaleng terinjak kerbau menurut ejekan anak-anak sebayanya di kala itu.

Bila sekarang ini pujian dan pujaan tadi dikatakan langsung kepadanya, Arief selalu menjawab, ”Aku
beruntung saja.”

”Beruntung bagaimana maksudmu?” tanya Imran suatu kali. Imran adalah seorang temannya sejak mereka
kanak-kanak dulu, yang dianggapnya teman baiknya, sesuatu yang tidak banyak dimiliki Arief. Imran tidak
termasuk dalam kelompok yang mencemooh atau mengejeknya.

”Aku beruntung punya orang tua yang aku miliki.”

”Orang tuamu punya sepuluh anak,” kata Imran sambil mengernyitkan dahinya. ”Kamu dulu suka mengeluh
bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan setiap anak-anak mereka. Suka marah.”

”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu, kadang-kadang aku
tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”

Ubahan cerita tersebut menjadi teks drama adalah ... .

A. Arief : ”Aku beruntung saja.”

Imran : ”Beruntung bagaimana maksudmu?”

Arief : ”Aku beruntung punya orang tua yang aku miliki.”

Imran : ”Orang tuamu punya sepuluh anak. Kamu dulu suka mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup
waktu untuk memperhatikan setiap anak-anak mereka. Suka marah.”

Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu, kadang-
kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”

B. (Muhammad Arief anak yang paling jelek tampangnya di antara teman-temannya sesekolah dan sepermainan
di Koto dulu. ... seperti kaleng terinjak kerbau menurut ejekan anak-anak sebayanya di kala itu. Bila sekarang
pujian dan pujaan dikatakan langsung kepadanya ...)

Arief : ”Aku beruntung saja.”

Imran : ”Beruntung bagaimana maksudmu?”

Arief : ”Aku beruntung punya orang tua yang aku miliki.”

Imran : ”Orang tuamu punya sepuluh anak,” (Sambil mengernyitkan dahi) ”Kamu dulu suka mengeluh
bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan setiap anak-anak mereka. Suka marah.”

Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu, kadang-
kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”
C. Arief : ”Aku beruntung saja.” (Jawab Arief selalu bila sekarang pujian dan pujaan dikatakan langsung
kepadanya)

Imran : ”Beruntung bagaimana maksudmu?”

Arief : ”Aku beruntung punya orang tua yang aku miliki.”

Imran : (Sambil mengernyitkan dahi) ”Orang tuamu punya sepuluh anak, kamu dulu suka mengeluh bagaimana
mereka tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan setiap anak-anak mereka. Kamu juga suka marah-
marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu, kadang-
kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”

D. Arief : ”Aku beruntung saja.” (Jawaban Arief selalu bila sekarang pujian dan pujaan dikatakan
langsung kepadanya)

Imran : ”Beruntung bagaimana maksudmu?”

Arief : ”Aku beruntung punya orang tua yang aku miliki.”

Imran : ”Orang tuamu punya sepuluh anak,” (Sambil mengernyitkan dahi)

”Kamu dulu suka mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan setiap
anak-anak mereka. Suka marah.”

Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu,
kadang- kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”

E. (Muhammad Arief anak yang paling jelek tampangnya di antara teman-temannya sesekolah dan
sepermainan di Koto dulu. ... seperti kaleng terinjak kerbau menurut ejekan anak-anak sebayanya di kala itu.)

Arief : ”Aku beruntung saja.”

Imran : ”Beruntung bagaimana maksudmu?”

Arief : ”Aku beruntung punya orang tua yang aku miliki.” Imran : ”Orang tuamu punya sepuluh
anak.”

”Kamu dulu suka mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan setiap anak-anak
mereka.”

”Suka marah.”

Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu, kadang-
kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”

21. Bacalah kutipan drama Ayahku pulang karya Usmar Ismail berikut ini.

Gunarto : “Ibu masih berfikir lagi…”

Ibu : “Malam Hari Raya Narto. Dengarlah suara bedug itu bersahut Sahutan.” “Pada malam hari raya seperti inilah
Ayahmu pergi dengan tidak meninggalkan sepatah katapun.”

Gunarto : “Ayah…”

Ibu : “Keesokan harinya Hari Raya, selesai shollat ku ampun dosanya…”

Gunarto : “Kenapa masih Ibu ingat lagi masa lampau itu? Mengingat orang yang sudah tidak ingat lagi kepada kita?”

Ibu : (Memandang Gunarto) “Aku merasa bahwa ia masih ingat kepada kita.”

Gunarto : (Bergerak Ke Meja Makan) “Mintarsih kemana, Bu?”

Ibu : “Mintarsih keluar tadi mengantarkan jahitan, Narto.”

Gunarto : (Heran) “Mintarsih masih juga mengambil upah jahitan, Bu?” “Bukankah seharusnya ia tidak usah lagi membanting
tulang sekarang?”

Ibu : “Biarlah Narto. Karena kalau ia sudah kawin nanti, kepandaiannya itu tidak sia-sia nanti.”
Gunarto (Bergerak Mendekati Ibu, Lalu Bicara Dengan Lembut) “Sebenarnya Ibu mau mengatakan kalau penghasilanku
:
tidak cukup untuk membiayai makan kita sekeluarga kan, Bu?” (Diam Sejenak. Pause) “Bagaimana dengan
lamaran itu, Bu?”
Ibu : “Mintarsih nampaknya belum mau bersuami, Narto.. Tapi dari pihak orang tua anak lelaki itu terus mendesak Ibu
saja..”
Gunarto : “Apa salahnya, Bu? Mereka uangnya banyak!”
Ibu : “Ah… uang, Narto?”

Kalimat resensi untuk menggambarkan kutipan dialog di atas yang tepat adalah…

A. Cerita drama Ayahku Pulang diawali dengan kerinduan seorang ibu bernama Tina yang rindu akan suaminya
yang telah lama pergi di hari lebaran seperti hari lebaran sekarang ini tanpa meninggalkan sepatah kata pun.
Namun kondisi ibu untuk mengingat suaminya mendapat tantangan keras dari anak laki-lakinya Gunarto yang
merasakan sejak kecil menderita karena ditinggalkannya.

B. Perdebatan semakin seru mengawali cerita dalam drama Ayahku Pulang ini. Perdebatan itu antara Ibu dan
Gunarto tentang adiknya yang masih mencari tambahan penghasilan dengan menerima jahitan.

C. Tema yang ingin diungkapkan dalam drama Ayahku Pulang adalah tema sosial sepeti realita yang ada dalam
masyarakat yang tergiur oleh keindahan hidup yang disuguhkan dengan harta yang melimpah. Drama ini memberi
pelajaran bahwa dengan harta yang banyak tidak mesti bahagia terus.

D. Drama Ayahku Pulang ini memberikan pesan kepada kita yang ingin mengenal makna hidup dapat mengambil
pelajaran bahwa hidup tak selamanya mujur. Seperti roda berputar kadang jaya kadang terpuruk.

E. Drama Ayahku Pulang ini menonjolkan perwatakan ibu dengan ketabahannya dalam menhadapi cobaan dalam
rumah tangga, mencoba untuk menerima kenyatataan hidup yang sekian lama ditinggalkan suaminya untuk
membesarkan anak-anaknya.

22. Cermatilah penulisan teks Arab Melayu berikut ini!

Penulisan teks Arab Melayu tersebut dalam aksara Latin adalah….

A. Akan berkembang

B. Sedang berkembang

C. Belum berkembang

D. Sulit berkembang

E. Telah berkembang

23. Cermati kalimat aksara Arab Melayu berikut!

Aksara Latin yang sesuai dengan tulisan Arab Melayu tersebut adalah ...

A. Bayan berujar lantang pada Ismijatim.

B. Bayan berkata lantang pada lsmijatin.

C. Bayan berbicara lantang pada Ismijatim.

D. Bayan berkomentar lantang pada Ismijatim.

E. Bayan berkomunikasi lantang pada Isijatim.


24. Cermati puisi berikut!

Dalam Perjalanan

Kang Gangwol

Dalam seribu perjalanan,

Aku bertemu–kami saling menyentuh dan berpisah.

Kini ketika mimpiku begitu jauh,

kekasihku akan menunggu

Setiap pagi, aku terjaga, dengan bayangan impian.

Kalimat kritik yang tepat dengan isi puisi tersebut adalah ... .

A. Kisah percintaan akankah hanya akan berakhir di penghujung mimpi?

B. Kesepian diungkapkan jauh lebih dalam dan lebih rumit daripada kata ”cinta ”.

C. Sebuah kenyataan, kerinduan dan kesepian dapat mengisolasi jiwa seseorang.

D. Bagaimana memberikan esensi makna kesepian dengan rangkaian kata.

E. Cinta dan kesepian dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang.

25. Cermati kutipan puisi berikut!

Antara Nol dan Tiga Ratus Enam Puluh Derajat

Hendry Febrian Z

Moskow

Kau tinggalkan aku di antara dua segitiga

Memang sudah aku sadari

Liang langit tidak akan mungkin diusung

Ke pemakaman

Tapi aku musafir di dua segitiga

Digayuti perasaan bersalah dan ronta

Bertahta

Hati pecah di pelabuhan senja. . .

Kalimat tanggapan (esai) yang sesuai dengan kutipan puisi tersebut adalah ... .

A. Memilih kata untuk mengkongkretkan kesan dan angan memerlukan kepiawaian yang terlatih.
B. Dengan membangun latar, suasana, dan medan makna secara konkret, spesifik, dan padu akan membuahkan
sajak yang indah.

C. Bagaimana menggambarkan perasaan hati saat kata-kata tidak dapat lagi digunakan sebagai kuas di atas kanvas
kehidupan.

D. Perjalanan kata menjadi sebuah kereta kencana di halaman penantian terakhir mewakili pikiran penulis.

E. Pemilihan kata-kata untuk menggambarkan latar yang diciptakan penulis menjadi rangsangan angan
pembacanya.

26. Cermati teks drama berikut!

Marwan : “Dengar tidak?“

Satpam Pujo : “Ya ..saya dengar, seperti gemuruh demonstran? Tetapi…(wajahnya ragu dan pucat) Mati..Mati…Mati
(menirukan suara yang didengar) Suara siapa ya?”

Marwan : “Itulah yang sedang kami buru…seperti suara orang berdoa…atau seperti paduan suara…iramanya
seperti detak jantung…dug…dug…dug…dug…”

Satpam Pujo : “Sok tahu kamu! Menurutku itu seperti pasukan demonstran atau ribuan orang yang sedang marah.
Tetapi...siapa mereka ?”

Surti : “Itulah yang membuat kami penasaran. Wong sejak sore tidak ada tamu yang datang.”

Satpam Pujo : “(Mengangguk-angguk) Benar! Aku juga tidak melihat tamu-tamu itu. Padahal sejak sore aku stand
bay di pos satpam.”

Marwan : “Yang membuat kami penasaran lagi kenapa orang-orang itu bersuara mati…mati..mati…seperti
ditujukan kepada Tuan Besar?”

Satpam Pujo : “Ya..siapa lagi? Di sini yang sakit kan cuma Tuan Besar?”

(Akhirnya Mati Juga, Slamet Setya Budi)

Watak tokoh Ki Dalang Tua dalam kutipan cerpen tersebut adalah ... .

A. emosional

B. galak

C. cerewet

D. jahat

E. cerdas

27. Cermati kutipan cerpen berikut!

Ketika Ki Dalang sendiri pada gilirannya harus menyelenggarakan upacara pernikahan putrinya, beliau
sendiri terlalu repot mengurus segala macam sehingga tidak bisa manggung. Salah seorang muridnya yang paling
pintar diberi tugas untuk memainkan lakon yang tersohor tersebut. Di luar dugaan semua orang, bintang baru
telah lahir. Ki Dalang Muda memainkan cerita dengan lihai dan sempurna. Hanya pada bagian terakhir lakon,
semuanya menahan napas, karena Ki Dalang Muda rupa-rupanya telah memutuskan membuat kejutan sekaligus
penerapan ajaran gurunya, yakni membiarkan Arjuna kalah, sementara Niwatakawaca terus terbahak-bahak
mengepit Dewi Supraba sambil mematahkan panah yang menancap di mulutnya, terus melesat ke udara.

Ki Dalang Tua ikut tersentak di kursinya, lalu buru-buru mengirim perintah kilat lewat belakang.
”Cepat bunuh Niwatakawaca! Jangan macem-macem!”

(Lima Belas, Putu Wijaya)

Tahapan alur pada kutipan cerpen tersebut adalah ... .

A. perkenalan (eksposisi)

B. pertentangan (konflik)

C. penanjakan konflik (komplikasi)

D. klimaks

E. penyelesaian

28. Cermati puisi berikut!

Anggrek Bulan

Muhammad Amin

Sehabis magrib, langit biru

Purnama menguning

Awan berselendang lembayung

Anggrek bulan di pohon rambutan

Purnama rebah di rantingnya

Benalu indah di pohon rambutan

Anggrek bulan mencium purnama

Anggrek bulan mandi cahaya

Citraan yang dominan pada puisi tersebut adalah ... .

A. perabaan

B. pencecap

C. penglihatan

D. penciuman

E. pendengaran

29. Cermati puisi lama berikut!

Pandan berbunga dalam rimba

Angin menderu dari siku

Badan lama tak berjua


Kinilah baru kita bertemu

Berdasarkan bentuknya puisi lama tersebut termasuk ....

A. gurindam

B. pantun

C. syair

D. talibun

E. seloka

30. Cermatilah penggalan novel berikut ini!

(1) Tak jauh dari sebelah timur, persis di belakang kami, adalah Mongolia yang tak tersentuh, mengandung
marabahaya yang menerbitkan rayuan pertualangan. (2) Ingin rasanya mencoba-coba tantangan yang
dihembuskan angin-,angina lembahnya yang jahat, tidur di padang sabananya sambil menghalau serigala
dengan kayu bakar, atau terhalusinasi hantu-hantu gurun yang berumur ribuan tahun. (3) Mongolia, sungguh
menggoda. (4) Tapi nanti saja karena kami harus menemui janji-janji kami. (5) Kami harus ke selatan, terus
beringsut ke selatan, menyelesaikan apa yang kami ikrarkan di Paris.

Edensor, Andrea Hirata

Watak tokoh "kami" pada penggalan novel tersebut adalah ....

A. pembangkang

B. pemberani

C. pemberontak

D. pecundang

E. pemaaf

31. Cermatilah puisi berikut

Ibunda

Engkau adalah bumi, Mama

aku adalah angin yang kembara.

Engkau adalah kesuburan

atau restu atau kerbau bantaian.

Kuciumi wajahmu wangi kopi

dan juga kuinjaki sambil pergi

karena wajah bunda adalah bumi.

Cinta dan korban tak bisa dibagi

Rendra
Amanat yang terdapat pada puisi adalah ...

A. Janganlah membagi -bagikan cinta karena cinta hanya untuk ibu.

B. Marilah kita lestarikan bumi karena bumi telah memberikan,sesuatu pada kita.

C. Hendaknya kita selalu menghormati ibu dan membalas cintanya.

D. Kita wujudkan cinta kepada ibu dengan melestarikan bumi.

E. Ciumlah wanginya kopi dan jangan menginjaknya sambil pergi.

32. Cermati kutipan teks drama berikut!

(Sementara itu R.A. Kartina bangkit dari duduknya mendapatkan kedua pemuda itu)

Karnasih : ”Eeh Ibu di sini, sejak tadi kami mencari Ibu.”

R.A. Kartinah : ”Sudah lama aku duduk dekat lentera di bawah pohon kayu itu.”

Karnasih : ”Memang ada kulihat dari tadi orang duduk di sana, tetapi kukira agen polisi yang
menjaga di sini.”

R.A. Kartinah : ”Aku bersyukur kepada Tuhan, kamu berdua telah saling mendapati hati masing-masing.”

Karnasih : ”Ah, Ibu mendengar rupanya.”

R.A. Kartinah : ”Dengan tiada perantaraan orang lain, hanya karena hati bertemu hati semata- mata. Sejak
tadi, ibu dengar, tiap orang lalu hanya bertengkaran dan berbantah saja, seolah-olah tempat bencana ini masih saja
hendak merasakan pengaruhnya memecah belah manusia.”

Irwan : (mengulang dengan tak insaf) ”Pengaruh memecah belah.”

R.A. Kartinah : ”Ibu duduk di bekas rumah kita ini merenungkan kehidupan ibu dengan Raden Hendrapati
selama dua puluh tujuh tahun ini. Sekarang ia tidak ada lagi di sini, matanya sudah berhenti menatap membelenggu
ibu, dapatlah ibu berpikir kembali tenang dan merdeka!”

Karnasih : ”Tidakkah baik ibu beristirahat dulu?”

R.A. Kartinah : ”Biarlah, Nak, ibu girang engkau berdua telah dapat mengatasi segala pengaruh bencana
ini dengan kekuatan jiwa sendiri. tiadalah ini selain dari tuntutan Tuhan semata-mata, suatu tanda Mahaadil Dia!

Karnasih : ”Aku sudah takut Ibu takkan sanggup menahan kehilangan ini.”

R.A. Kartinah : ”Besar kasihku pada ayahmu hanyalah Tuhan yang tahu. Benar juga dugaanmu,
kehilangan ini hampir tak tertanggung olehku. Tetapi akan menyesalkah aku, jika kehilangan ini dapat
membawa bahagia pada anakku dan kepada orang lain juga. Tuhan mengampuni ayahmu yang selama ini
hidupnya tak lain kerjanya hanyalah memecah dan menceraiberaikan orang saja dan dengan demikian selalu
berusaha menambah dan menguatkan kekuasaan dan kejayaan diri sendiri. Hampir semua orang yang
bergaul dengan dia pernah jadi korbannya. Tidak, aku takkan menyesal. Aku yang paling dekat padanya akulah
pula yang terbanyak mengetahui buruk baiknya.”

(Masuk seorang polisi yang berpakaian preman tadi bersama-sama dengan agen polisi)

(Api, Usmar Ismail)


Tema drama tersebut adalah ... .

A. Kebahagiaan di balik kenangan buruk yang amat membekas di hati seorang ibu.

B. Untuk mencapai kejayaan, seseorang dapat berbuat yang merugikan orang lain.

C. Kesetiaan seorang istri dalam mendampingi suami, dalam keadaan apa pun.

D. Baik buruknya suami, sebagai seorang istri haruslah dapat mengetahuinya.

E. Perasaan kehilangan terhadap orang terdekat sangatlah sulit dihilangkan.

33. Bacalah puisi berikut dengan saksama!

Merangkai Kesetiaan

Aku tak’kan pernah terpejam

Merangkai kesetiaan

Yang terukir abadi

Di titik terdalam nurani

Datang desir Timurmu

‘Tuk bersanding

Di anjangsana hariku

(Tri Zuliatmanto)

Kalimat kritik yang sesuai dengan puisi tersebut asalah …

A. Penulis memiliki kemampuan menyusun larik yang sangat puitis. Ia juga teliti dan cermat dalam memiliki diksi.

B. Penulis mengungkapan kesetiaan yang sedemikian dalam dengan larik-larik puisi yang berima sama.

C. Penulis berbicara tentang sesuatu yang lazim dialami orang yang setia, tetapi ragu apakah kesetiaan itu akan
abadi.

D. Penulis berharap mengekalkan hubungannya dengan sang kekasih, tetapi kekasih tidak setia.

E. Penulis memiliki kemampuan menyusun puisi yang bagus karena menggunakan pencitraan penciuman.

34. Cermatilah penggalan cerpen berikut!

Aku memberi selamat kepada kedua pengantin. Mereka tersenyum kelihatan agak sungkan.

"Monggo, Den Yanto, silakan duduk."

Den Yanto! la memanggilku den, tidak lagi nak.

Aku tertarik pada seorang bocah patah di sebelah Sumarni. Entah mengapa aku ingin menegurnya. Apakah
karena matanya mirip dengan Sri?

"Sopo jenengmu, cah ayu tanyaku sambil men-jawil pipinya.


"Yanti...," jawabnya dengan cukup kenes.

(Perkawinan, I Yudhi Sunarto)

Kalimat kritik yang sesuai dengan isi kutipan adalah ...

A. Cerpen "Perkawinan" memiliki cerita yang menarik walaupun bahasanya sangat sederhana, tetapi tetap segar
dan komunikatif.

B. Pembaca cerpen "Perkawinan" dihadapkan pada etika berbahasa yang berlaku di Jawa, terutama penggunaan
kata sapaan "Den".

C. Penggunaan bahasa Jawa dalam cerpen "Perkawinan" agak mengganggu karena tidak semua pembaca
memahami makna pilihan katanya.

D. Cerpen "Perkawinan" mengisahkan cerita yang kurang menarik karena alur cerita agak berbelit-belit dan susah
dipahami.

E. I. Yudhi Sunarto telah sukses merangkai peristiwa menjadi alur yang menarik dalam cerpen "Perkawinan".

35. Cermati kutipan cerpen berikut!

Ketika guru dan murid-murid telah membiasakan belajar di alam terbuka, melihat tukang kebun itu bekerja
sendirian, semuanya mendekat. "Jaring itu untuk apa, Pak?“ "Untuk menjaring malaikat.“ "Malaikat?“ "Benar."

"Boleh kami bantu, Pak?“ "Boleh. Boleh tentu saja. Malah setelah ini, kalian akan saya ajak menunggu jaring
ini.“ "Kenapa mesti ditunggu?“ "Sebentar lagi Jibril akan gentayangan terperangkap jaring ini."

(Mereka Toh Tidak Mungkin Menjaring Malaikat oleh Danarto)

Kalimat kritik yang sesuai dengan isi kutipan adalah ....

A. Isi cerpen ini sulit dicerna karena hanya Mengungkapkan halusinasi yang menimbulkan keanehan dan
kebingungan pembacanya.

B. Cerita yang menarik dan membuat pembaca penasaran untuk mengikuti alur cerita yang disajikan penulis.

C. Cerpen Danarto telah berhasil menarik perhatian pembaca terutama karena hasil ceritanya yang unik.

D. Penggunaan dialog yang pendek telah memudahkan pembaca untuk memahami isi cerita.

E. Danarto telah sukses menjadi cerpenis yang unik dengan cerita-cerita sangat menarik.

Soal Uraian

36. Bacalah dengan cermat kutipan teks berikut ini.

Sudah lewat dua bulan ia tinggal di rumah mereka, tapi satu hal yang tak didengar seluruh penghuni
rumahnya adalah suara yang berasal dari mulutnya. Barangkali ia bisu, begitu ibunya pernah bilang. Gora ingin
membuktikan keyakinannya jika anak itu bisa berbicara atau setidaknya bisa bersuara. Dan, ia bekerja keras untuk
itu, satu hal yang dilakukannya dan kini mulai menampakkan hasil hingga membuat jiwanya dilanda kebahagiaan.

”Siapa namamu?” tanya Gora.

”Aku Gora,” ia berbicara sembari memberi isyarat seolah ia berbicara dengan orang bisu. ”Kau bisa bicara?”

”Namaku Gora. G – O – R – A ...”


Anak itu diam saja. Gora memainkan rambutnya yang dikuncit kelabang dua merambat hingga ke atas
kepala. Sementara matanya menatap burung emprityang berlarian di halaman belakang rumah dan sesekali
menatap tubuh lelaki kecil hitam berbulu dengan wajah oval tak jauh dari dirinya. Tiba-tiba ia tersentak ketika
mendengar sebuah suara membalasnya.

”Kulung.”

”Ha ... Kulung?”

Gora bengong. Sesaat kemudia ia berlari dari dapur hingga teras depan rumah sambil berteriak-teriak,
”Namanya Kulung, ia baru saja menyebutnya. Kulung. Ibu, nama anak itu Kulung Ibu!”

Seisi rumah mendengar sentakan suara Gora. Termasuk Karyo Petir yang tengah berada di pande besi.
Teriakan Gora bagai sebuah ledakan dari kebisuan yang selama ini melekat pada diri anak itu. Kulung, ia tak bisu.
Ia seolah menyimpan lidahnya hanya untuk sesuatu yang ingin diucapkannya. Ia tak memedulikan dunia di
sekitarnya yang begitu bising dan riuh membicarakan sesuatu yang tak diinginkannya.

(Peri Kecil di Sungai Nipah, Dyah Merta)

a. Tentukan amanat teks tersebut

b. Tentukan nilai moral kutipan teks tersebut

37. Cermati kedua teks berikut!

Teks 1: Drama Konvensional

Marsudi : “Kalau sekiranya perlu berteduh mampirlah kerumah saya nak…”

Sulaiman : “Hujannya tidak begitu deras pak.”

Marsudi : “Tetapi lebih enak menunggu di dalam.”

Sulaiman : “Saya mencari seseorang. Bapak kenal dengan seseorang yang bernama Mursiwi?”

Marsudi : “O, dia sedang mengunjungi perhelatan temannya. Itu tempatnya. Yang musiknya terdengar dari sini.”

Sulaiman : “Suaminya juga ?”

Marsudi : “O, dia ada pekerjaan, katanya. Sebentar lagi ia pulang. Biasanya Mursiwi sendiri yang menjemput.”

Sulaiman : (Mengangguk) “Terimakasih Pak.”

Marsudi : “Itu rumah saya Nak. Kapan-kapan mampirlah, nama saya Marsudi.”

Sulaiman : “Saya Sulaiman.”


(Senja dengan Dua Kelelawar, Kirdjomulyo)

Teks 2: Drama Mutakhir Si sakit mengaduh dan jatuh.


Salah Seorang : “Tengok!”

Salah Seorang : “Yakin! Tangannya berdarah. Salah Seorang : Wah!”

Salah Seorang : “Apa tindakan kita?”

Salah Seorang : “Jadi sungguh-sungguh, ya?”

Salah Seorang : “Nah inilah, mulai berbahaya kalau ada pihak ketiga.”
(Aduh, Putu Wijaya)
Tentukan perbedaan kedua teks tersebut berdasarkan unsur penokohan dan latar cerita.

38. Cermatilah ilustrasi cerita berikut ini.

Brata mengabari Suseno tentang rencana Belanda membangun markas baru. Suseno meminta agar warga
diungsikan ke sisi hutan karena mereka akan melakukan perlawanan terhadap Belanda

Susunlah teks drama satu babak berdasarkan ilustrasi cerita di atas.

39. Cermati penggalan hikayat berikut!

Beberapa hari lamanya tiadalah" Dimah datang lagi menghadap Raja Singa. Kemudian pada suatu hari,
ketika Raja Singa sedang duduk seorang diri, datanglah ia "Hai Dimah" seru Raja, "Apakah sebabnya sudah sekian
lamanya engkau tiada datang menghadapku?" "Adakah hal yang tidak baik terjadi? Kuharap janganlah karena
sesuatu yang kurang baik maka Engkau beralangan itu"

Ubahlah penggalan hikayat tersebut menjadi cerpen!

40. Cermatilah penulisan aksara Arab Melayu berikut ini.

Ubahlah penulisan aksara Arab Melayu tersebut ke aksara Latin!


KUNCI JAWABAN

SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL


SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH
KURIKULUM 2006
MATA PELAJARAN: SASTRA INDONESIA
PILIHAN GANDA
NO KUNCI NO KUNCI NO KUNCI NO KUNCI
JAWABAN JAWABAN JAWABAN JAWABAN
1. C 11. E 21. A 31. C
2. D 12. E 22. E 32. A
3. D 13. E 23. A 33. B
4. E 14. C 24. B 34. C
5. E 15. E 25. B 35. A
6. D 16. C 26. A
7. A 17. B 27. A
8. A 18. E 28. C
9. A 19. A 29. B
10. E 20. B 30. B

36. Amanat : Teruslah berusaha dan jangan mudah putus asa


Nilai moral : Gigih dalam memperjuangkan sesuatu.
37.
No Teks 1 Teks 2
1 nama dan jumlah pelaku jelas nama dan jumlah pelaku tidak jelas
2 latar mudah ditemukan dan dianalisis penerapan latar sulit dianalisis

38. Contoh teks drama satu babak berdasarkan ilustrasi tersebut.

Malam hari di rumah Suseno.


Brata : ”Musnah semua rencana kita, kita kalah cepat.”
Ajimin : ”Ada apa? Mereka minta upeti lagi?”
Brata : ”Kali ini masalahnya lebih genting. Mereka akan membangun markas baru disini dan semua kampung akan
dibakar.”
Suseno : ”Mereka sangat keterlaluan dan keji. Semua telah kita berikan bahkan makanpun kita kekurangan. Kapan
mereka melaksanakan rencana itu.”
Brata : ”Sekitar beberapa hari mendatang saat pasukan Belanda masuk wilayah ini.”
Ajimin : ”Kita harus bergerak cepat untuk mengungsikan para warga tanpa mereka ketahui.”
Suseno : ”Kita pindahkan orang tua renta, perempuan, dan anak-anak ke sisi hutan. Dan para pemuda harus turun untuk
melakukan perjuangan.”
Ajimin : Apa tidak terlalu gegabah?”
Suseno : ”Tidak! Apa artinya persiapan kita selama ini jika akhirnya kita harus menyerah kalah begini.”
Atinah : ”Kang, mereka bersenjata dan kita tidak, bagaimana kita bisa menang.”
Brata : ”Kita sudah memiliki cadangan senjata di tempat yang mereka tidak tau kan?”
Ajimin : ”Ya, semua warga desa harus tau dan rencanakan dengan matang.”
39. Contoh mengubah hikayat menjadi cerpen
Lama benar Dimah tidak menghadap Raja. Saat Raja Singa sedang duduk seorang diri. Tidak disangka menemui
Raja. Raja terkejut "Hai Dimah apa kabar?" lama kamu tidak menemui aku, mengapa Dimah?" Aku berharap
kamu tidak marah kepadaku
40. Mengubah penulisan aksaraArab Melayu ke aksara Latin
A. Menghisap
B. Menghunus
C. Menghakimi
D. Menghafal

Anda mungkin juga menyukai