Chairil Anwar
A. 1920-an
B. 1930-an
C. 1945
D. 1966
E. 1970-an
Hatta beberapa lamanya maka isteri si Miskin itupun hamillah tiga bulan lamanya. Maka
isterinya menangis hendak makan buah mempelam yang ada di dalam taman raja itu.
Maka suaminya itupun terketukkan antingnya tatkala ia di Keinderaan menjadi raja tiada
ia mau beranak. Maka sekarang telah mudhorot. Maka baharulah hendak beranak seraya
berkata kepada isterinya, ”Ayo, hay Adinda Tuan hendak membunuh kakandalah rupanya ini
tiadakah Tuan tahu akan hal kita yang sudah lalu itu jangankan hendak meminta barang
suatu. Hampir kepada kampung orang tiada boleh.” Setelah didengar oleh isterinya kata
suaminya demikian itu, maka makinlah sangat ia menangis.
Maka kata suaminya, ”Diamlah Tuan, jangan menangis! Berilah kakanda pergi
mencaharikan Tuan buah mempelam itu, jikalau dapat oleh kakanda akan buah mempelam
itu kakanda berikan pada Tuan”. Maka isterinya itu pun diamlah. Maka suaminya itu pun
pergilah ke pasar mencahari buah mempelam itu. Setelah sampai di kedai orang berjual buah
mempelam. Maka si Miskin itu pun berhentilah di sana. Hendak pun dimintanya takut ia
akan dipalu orang. Maka kata orang yang berjualan buah mempelam itu, ”Hai miskin. Apa
kehendakmu?”
Maka sahut Si Miskin, ”Jikalau ada belas dan kasihan serat Rahim Tuan akan hamba
orang miskin hamba ini minta diberikan yang sudah terbuang itu. Hamba hendak
memohonkan buah mempelam Tuan yang sudah busuk itu barang sebiji sahaja tuan.” Maka
terlalu belas hati sekalian orang pasar itu yang mendengar kata si Miskin. Seperti hancurlah
rasa hatinya maka ada yang memberi buah mempelam ada yang memberikan nasi ada yang
memberikan kain baju ada yang memberikan buah-buahan. Maka si Miskin itu pun heranlah
akan dirinya oleh sebab diberi orang pasar itu berbagai-bagai jenis pemberian. Adapun akan
dahulunya jangankan diberinya barang suatu hamper pun tiada boleh. Habislah dilemparnya
dengan kayu dan batu. Setelah sudah ia berpikir dalam hatinya demikian itu, maka iapun
kembalilah ke dalam hutan mendapatkan isterinya. Maka katanya, ”Inilah Tuan, buah
mempelam dan segala buah-buahan dan makan-makanan dan kain baju. Itupun
diinjakkannyalah isterinya seraya menceriterakan hal ihwalnya tatkala ia di pasar itu. Maka
isterinya pun menangis tiada mau makan jikalau bukan buah mempelam yang di dalam
taman raja itu. Biarlah aku mati sekali.
(Hikayat Si Miskin)
A. Si Miskin dan istrinya sudah lama ingin segera memiliki anak.
B. Istri meminta buah mempelam di taman raja sama dengan ingin membunuh suaminya.
C. Keheranan si Miskin akan kebaikan hati para penjual di pasar kepadanya.
D. Istri si Miskin yang sedang hamil ingin makan buah mempelam yang di taman raja.
E. Upaya seorang suami untuk dapat memenuhi keinginan istrinya yang sedang hamil.
Adegan Sarjono dan Maria dengan menggendong bakul dan mengenakan topi caping.
Maria : "Sar... Sarjono!"
Sarjono : "Musuh? Maria, kita ini jualan buah dan tidak punya musuh. Kita harus yakin, yang berani
bergerak di malam hari hanya TNI. Ayo jalan!"
Keduanya berjalan dengan sesekali menoleh ke belakang. Topi caping di tangan kiri.
Tangan kanan di balik seakan memegang seniata.
B. bijaksana
C. penghianat
D. pemaaf
E. pemberani
Itulah yang dikhawatirkan Jalil. Jika di pantai ini dibangun hotel-hotel dan cafe lalu
dipenuhi turis, maka perlahan-lahan penduduk asli pantai ini akan terusir dari kampung
halamannya sendiri. Mereka tak akan bebas lagi berjalan-jalan mengitari pantai sebab harus
membayar karcis masuk. Nelayan-nelayan tak akan bebas melabuhkan perahu- perahunya di
pantai ini sebab pantai ini sudah menjadi tempat wisata. Perahu-perahu nelayan mungkin
akan dianggap mengganggu kenyamanan pengunjung yang datang. Bahkan, jika semakin
banyak pula lahan-lahan warga yang digusur demi mengembangkan fasilitas pantai.
Pengusaha akan mendapat banyak untung, orang-orang kampung akan buntung.
Jalil beranjak meninggalkan pantai itu ketika sengatan matahari semakin mengganas.
Jalil memang hanya seorang nelayan, tetapi ia bukanlah nelayan bodoh yang tidak pernah
mengenyam pendidikan.
Nilai sosial yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah ... .
Penggalan cerpen berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 7 dan 8.
Bacalah dengan cermat!
Lama aku merasa kehilangan, karena setiap aku tidur, aku selalu minta didongengi.
Mungkin inilah awal mula mengapa aku begitu mudah memindahkan dongeng-dongeng itu
ke atas kertas, dan kemudian ada penerbit yang tahu cara mencari uang dengan sejumlah
dongeng. Aku bersyukur kepada Allah, sebab dengan kematian nenek, aku mampu berpikir
sendiri, dan setelah aku meningkat remaja dan dewasa, aku bisa meringankan beban orangtua
dengan hasil buku-buku dongeng yang dipesan dalam jumlah ratusan ribu eksemplar untuk
proyek inpres.
"Dari titik inilah aku mengenal hidup." Dongeng-dongeng itulah yang akhirnya membuat aku
mampu lulus perguruan tinggi. Meskipun ibu masih juga mengirimkan uang untuk kontrakan
kamar dan biaya makanku sehari-hari, akan tetapi, uang itu dengan caraku sendiri
kumasukkan ke dalam bank, dan ketika aku akan diwisuda, kukirim tiket untuk kedua
orangtuaku menghadiri suatu peristiwa bersejarah dalam hidupku itu.
Intu Lingau: Korrie Lavun R
7. Nilai budaya pada penggalan tersebut yang masih dijumpai pada kehidupan sekarang
adalah ...
8. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam penggalan tersebut adalah .,..
Cermatilah kutipan cerita sastra lama berikut untuk menjawab soal nomor 9 dan 10!
”Hai, kenapa kalian berhenti! Tunjukkanlah kepada kami bahwa mata air itu milik
kalian! Atau jangan-jangan kalian sudah menyerah!” seru Mbu`i Bungale.
”Diam kau, hai perempuan cerewet! Jangan hanya pandai bicara!” sergah pemimpin
pelancong itu balik menantang Mbu`i Bungale. ”Jika kamu pemilik mata air ini, buktikan
pula kepada kami!”
”Baiklah, Tuan-Tuan! Ketahuilah bahwa Tuhan Mahatahu mana hambanya yang benar,
permintaannya akan dikabulkan!” ujar jawab Mbu`i Bungale dengan penuh keyakinan.
Usai berkata begitu, Mbu`i Bungale segera duduk bersila di samping suaminya seraya
bersedekap. Mulutnya pun komat-kamit membaca doa. ”Woyi, air kehidupan, mata air sakti,
mata air yang memiliki berkah. Melebar dan meluaslah wahai mata air para bidadari....
membesarlah....!!!” demikian doa Mbu`i Bungale.
Usai berdoa, Mbu`i Bungale segera mengajak suaminya dan memerintahkan keempat
pelancong tersebut untuk naik ke atas pohon yang paling tinggi karena sebentar lagi kawasan
itu akan tenggelam. Doa Mbu`i Bungale pun dikabulkan. Beberapa saat kemudian, perut
bumi tiba-tiba bergemuruh, tanah bergetar dan menggelegar. Perlahan-lahan mata air Tupalo
melebar dan meluas, kemudian menyemburkan air yang sangat deras. Dalam waktu sekejap,
tempat itu tergenang air. Keempat pelancong tersebut takjub melihat keajaiban itu dari atas
pohon kapuk.
A. Niat baik akan membuahkan kebaikan. Demikian pula sebaliknya, keserakahan dapat
membahayakan diri sendiri.
B. Lebih baik kita mengalah daripada mempertahankan hal-hal yang dapat membahayakan diri
kita.
C. Lakukan sebisa yang kita lakukan demi mempertahankan harga diri yang disepelekan orang
lain.
D. Berbuat baiklah kepada orang lain karena Tuhan akan memelihara dan mengabulkan doa
orang yang baik.
E. Bumi pun akan marah bila orang-orang yang mendiami bumi ini berbuat serakah dan
mengakui yang bukan miliknya.
10. Keterkaitan isi cerita tersebut dengan kehidupan sekarang adalah ... .
E. Masih saja ada orang yang mengakui barang milik orang lain.
Alkisah ada seorang raja di negeri Bahi bernama Gementar Syah. Maka, pada suatu hari
baginda itu pergi berburu. Maka ia pun bertemu dengan seekor kijang beranak muda. Apabila
kijang itu melihat orang banyak datang, maka ia pun larilah meninggalkan anaknya. Maka
baginda pun terlalu kasihan melihat anak kijang itu. Maka, pada, hati Raja, "Jikalau tidak
ibunya menyusui dia, tidaklah hidup anak kijang ini. Sayang pula aku akan dial Hendak
kubawa pulang akan permainan anakku." Seraya baginda bertindak. "Hai Perdana Mentriku
cari akan ibu kiang itu.
Pembuktian tokoh "Raja" seorang penyayang binatang terdapat pada ...
A. Seorang raja yang suka berburu bertemu dengan seekor kijang muda.
B. Seekor kijang kaget melihat orang banyak datang dan kaburlah dia.
Karena penasaran, suatu hari aku pernah mendengar dari bibi, kalau ibu harus
berjuang 5 tahun lamanya menunggu kelahiranku sampai merasa kakakku sudah cukup besar
dan siap merawatku. Kakak memiliki kondisi yang sangat baik ketika masih kecil tapi tiba-
tiba saat berusia 5 tahun, ia mengalami demam panas yang tinggi hingga membuat dirinya
pingsan, ketika dilarikan ke rumah sakit otaknya mengerut dan akhirnya ia jadi seperti ini
hingga tak bisa disembuhkan lagi, ia juga mengalami masalah kesehatan karena tubuhnya
gampang terserang virus sehingga tak boleh terlalu Lelah.
(My Idiot Brother, Agnes Davonar)
Syahdan maka siti Sarah pun genaplah bulannya itu, maka ini pun sakit perutlah akan
hendak beranak itu. Maka segala bini orang besar-besar dan bini orang kaya-kaya pun
masuklah mengadap Raja perempuan akan beranak itu. Maka pada ketika yang baik dan pada
saat yang sempurna maka Raja perempuan pun beranaklah seorang anak laki- laki terlalu
amat baik rupanya itu menurut ayahanda Baginda itu. Maka disambut oleh segala bini orang
besar-besar itu lalu dimandikan oleh bini segala raja-raja pada pasuh emas. Setelah sudah
dimandikan oleh bini segala raja-raja itu, maka lalulah dipakaikan kain yang keemasan.
Setelah sudah itu maka diberikan nama oleh Baginda bunda akan anakanda itu Raja
Siwalkhar itu. Setelah itu maka dipungutkan ayahanda dan pengaruh oleh bunda Baginda
maka lalulah dipeliharakan dengan sepertinya itu dan betapa adatnya orang segala raja-raja
yang beranak.
(Hikayat Bayan Budiman)
Perkataan yang tidak sopan akan menyebabkan orang lain menjadi marah.
sedikitlah cita-cita.
Maksud isi bait gurindam adalah ....
A. orang yang menggunakan mata secara sembarangan akan dapat menimbulkan penyakit yang
sangat berbahaya terhadap dirinya dan orang lain
B. mata, kuping, lidah, tangan, perut, dan kaki, kalau tidak difungsikan dengan benar akan
menjadi sumber bencana atau malapetaka
C. dengan mata, kita dapat melihat berbagai hal dan apabila tidak dijaga akan timbul keinginan-
keinginan yang tidak perlu atau yang buruk
D. memuji seseorang haruslah sesuai dengan apa yang tampak atau yang terlihat semata-mata
oleh mata kita sendiri atau disaksikan sendiri
E. seseorang harus menghindari kebohongan karena dari matanya sendiri akan dapat dilihat
perilaku buruk yang telah diperbuatnya
”Kakakmu ... Dia sudah pergi ... beristirahatlah dengan tenang.” Jawab ayah membuat air
mataku tiba-tiba langsung menetes.
”Gak mungkin! Kenapa bisa begitu? Tadi Kakak masih baik-baik saja?” jeritku histeris.
Dari perkataan Ayah , aku jadi tahu mengapa kakakku tergeletak begitu kaku di tempat
tidurnya tadi dan menyebabkan ia terjatuh. Semua karena ia terlalu memaksakan dirinya
untukku. Aku menangis terisak dan baru menyadari betapa aku tak menyangka kakakku mau
melakukan semua untukku.
Kalimat resensi yang menyatakan keunggulan sesuai kutipan tersebut adalah ... .
A. Kisah pengorbanan kakak kepada adikny aini adalah cerita biasa bukan? Bukankah memang
harus seperti itu?
B. Setiap kehilangan akan menimbulkan luka mendalam dan penulis telah menggoreskan luka
itu juga untuk pembacanya.
C. Banyak cara untuk mengungkapkan kasih sayang dan Agnes telah memberikan sebuah
pilihan untuk Anda.
D. Kesabaran dan kasih sayang dalam menghadapi sebuah perbedaan akan menjadi indah pada
waktunya.
E. Kisah pengorbanan kakak kepada adiknya pada buku ini telah menjadi inspirasi akan arti dari
sebuah pengorbanan.
Bab pertama novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata menceritakan bahwa dirinya
yang dipanggil Ikal dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah tiga remaja yang begitu
nakalnya sehingga mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh antagonis dalam buku ini.
Namun, pada bab-bab berikutnya pembaca akan melihat potongan-potongan kisah yang
seperti berdiri sendiri, sehingga seolah-olah Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam
satu buku. Tapi sebenarnya pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, memiliki hubungan
yang sangat erat. Seperti mozaik-mozaik dalam kehidupan. Novel yang disajikan dengan
bahasa yang cantik ini mampu menyihir pembaca sehingga pembaca bisa ikut merasakan
kebahagiaan, semangat keputusasaan ,dan kesedihan.
Kalimat resensi yang mengungkapkan kelemahan buku sesuai dengan ilustrasi tersebut
adalah ... .
A. Bahasa yang digunakan Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi kurang menarik.
B. Andrea Hirata dalam novelnya Sang Pemimpin kisah-kisahnya kurang berhubungan.
C. Kisah tiap-tiap bab dalam novel Sang Pemimpi diungkapkan seolah-olah berdiri sendiri.
D. Cerita yang diungkapkan Andrea Hirata dalam Sang Pemimpin tidak terjalin dengan baik.
E. Amanat yang disampaikan melalui tokoh Ikal tidak memberikan contoh yang baik.
Bait puisi yang sesuai dari susunan deret kata tersebut sebagai kata kunci adalah ... .
(Dia membisu. Lama berdiam diri. – Seorang Abdi Dalam perempuan muncul)
: Yang Mulia, Anda mendengarnya, sekarang kerajaan minta perhatian kami. (Baskara pergi
Raganata masuk)
: Paduka!
: Katakanlah kepada saya, bagaimana penerimaan kaum bangsawan terhadap undang-undang
kami yang baru?
: Tersinggung, Paduka Raja. Sangat merasa tidak puas. Kebanyakan merasa tidak senang.
Banyak yang meninggalkan Singasari, susul menyusul. Dengan berbagai alasan. ...
Petunjuk laku yang tepat untuk melengkapi teks drama tersebut adalah … .
Sore hari, di rumah Aryo Sekti, Panembahan Reso duduk berembuk dengan Aryo Sekti.
Reso : Anda tadi, di rumah saya, berkata bahwa hanya aku yang bias menyelamatkan kerajaan dari
bencana perpecah; Benarkah itu?
Sekti : Tentu saja. Apakah Anda berpura-pura tidak menyadari kenyataan itu? Bukan kerendahan
hati!
Reso : . . .
Sekti : Ya, begitulah kenyataannya. Orang boleh suka atau tidak suka kepada Anda, tetapi toh harus
mengakui kenyataan bahwa Anda sangat dibutuhkan oleh Negara untuk mengatasi
perpecahan.
Reso : Jadi, Anda menganggap aku dibutuhkan oleh negara! Tetapi, mengenai suka atau tidak suka
terhadap diriku itu bagaimana? Anda termasuk yang suka atau tidak suka?
Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog drama tersebut adalah ... .
D. Nasib baik atau buruk, kita harus berani menanggung atau mensyukuri.
”Beruntung bagaimana maksudmu?” tanya Imran suatu kali. Imran adalah seorang
temannya sejak mereka kanak-kanak dulu, yang dianggapnya teman baiknya, sesuatu yang
tidak banyak dimiliki Arief. Imran tidak termasuk dalam kelompok yang mencemooh atau
mengejeknya.
”Aku beruntung punya orang tua yang aku miliki.”
”Orang tuamu punya sepuluh anak,” kata Imran sambil mengernyitkan dahinya. ”Kamu
dulu suka mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan
setiap anak-anak mereka. Suka marah.”
”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu,
kadang-kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”
Imran : ”Orang tuamu punya sepuluh anak. Kamu dulu suka mengeluh bagaimana mereka tidak
punya cukup waktu untuk memperhatikan setiap anak-anak mereka. Suka marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu,
kadang-kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”
B. (Muhammad Arief anak yang paling jelek tampangnya di antara teman-temannya sesekolah
dan sepermainan di Koto dulu. ... seperti kaleng terinjak kerbau menurut ejekan anak-anak
sebayanya di kala itu. Bila sekarang pujian dan pujaan dikatakan langsung kepadanya ...)
Imran : ”Orang tuamu punya sepuluh anak,” (Sambil mengernyitkan dahi) ”Kamu dulu suka
mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan setiap anak-
anak mereka. Suka marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu,
kadang- kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”
C. Arief : ”Aku beruntung saja.” (Jawab Arief selalu bila sekarang pujian dan pujaan dikatakan
langsung kepadanya)
Imran : (Sambil mengernyitkan dahi) ”Orang tuamu punya sepuluh anak, kamu dulu suka mengeluh
bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan setiap anak-anak mereka.
Kamu juga suka marah-marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu,
kadang- kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”
D. Arief : ”Aku beruntung saja.” (Jawaban Arief selalu bila sekarang pujian dan pujaan dikatakan
langsung kepadanya)
”Kamu dulu suka mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk
memperhatikan setiap anak-anak mereka. Suka marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu,
kadang- kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”
E. (Muhammad Arief anak yang paling jelek tampangnya di antara teman-temannya sesekolah
dan sepermainan di Koto dulu. ... seperti kaleng terinjak kerbau menurut ejekan anak-anak
sebayanya di kala itu.)
Arief : ”Aku beruntung punya orang tua yang aku miliki.” Imran : ”Orang tuamu punya sepuluh
anak.”
”Kamu dulu suka mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk
memperhatikan setiap anak-anak mereka.”
”Suka marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu,
kadang- kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”
21. Bacalah kutipan drama Ayahku pulang karya Usmar Ismail berikut ini.
I b u : “Malam Hari Raya Narto. Dengarlah suara bedug itu bersahut Sahutan.” “Pada malam hari
raya seperti inilah Ayahmu pergi dengan tidak meninggalkan sepatah katapun.”
Gunarto : “Ayah…”
Gunarto : “Kenapa masih Ibu ingat lagi masa lampau itu? Mengingat orang yang sudah tidak ingat lagi
kepada kita?”
I b u : (Memandang Gunarto) “Aku merasa bahwa ia masih ingat kepada kita.”
Gunarto : (Bergerak Ke Meja Makan) “Mintarsih kemana, Bu?”
Gunarto : (Heran) “Mintarsih masih juga mengambil upah jahitan, Bu?” “Bukankah seharusnya ia
tidak usah lagi membanting tulang sekarang?”
I b u : “Biarlah Narto. Karena kalau ia sudah kawin nanti, kepandaiannya itu tidak sia-sia nanti.”
Gunarto : (Bergerak Mendekati Ibu, Lalu Bicara Dengan Lembut) “Sebenarnya Ibu mau mengatakan
kalau penghasilanku tidak cukup untuk membiayai makan kita sekeluarga kan, Bu?” (Diam
Sejenak. Pause) “Bagaimana dengan lamaran itu, Bu?”
I b u : “Mintarsih nampaknya belum mau bersuami, Narto.. Tapi dari pihak orang tua anak lelaki itu
terus mendesak Ibu saja..”
Kalimat resensi untuk menggambarkan kutipan dialog di atas yang tepat adalah…
A. Cerita drama Ayahku Pulang diawali dengan kerinduan seorang ibu bernama Tina yang
rindu akan suaminya yang telah lama pergi di hari lebaran seperti hari lebaran sekarang ini
tanpa meninggalkan sepatah kata pun. Namun kondisi ibu untuk mengingat suaminya
mendapat tantangan keras dari anak laki-lakinya Gunarto yang merasakan sejak kecil
menderita karena ditinggalkannya.
B. Perdebatan semakin seru mengawali cerita dalam drama Ayahku Pulang ini. Perdebatan itu
antara Ibu dan Gunarto tentang adiknya yang masih mencari tambahan penghasilan dengan
menerima jahitan.
C. Tema yang ingin diungkapkan dalam drama Ayahku Pulang adalah tema sosial sepeti realita
yang ada dalam masyarakat yang tergiur oleh keindahan hidup yang disuguhkan dengan harta
yang melimpah. Drama ini memberi pelajaran bahwa dengan harta yang banyak tidak mesti
bahagia terus.
D. Drama Ayahku Pulang ini memberikan pesan kepada kita yang ingin mengenal makna hidup
dapat mengambil pelajaran bahwa hidup tak selamanya mujur. Seperti roda berputar kadang
jaya kadang terpuruk.
E. Drama Ayahku Pulang ini menonjolkan perwatakan ibu dengan ketabahannya dalam
menhadapi cobaan dalam rumah tangga, mencoba untuk menerima kenyatataan hidup yang
sekian lama ditinggalkan suaminya untuk membesarkan anak-anaknya.
Buku ini merupakan kumpulan 67 kisah pendek yang mengungkap refleksi kehidupan sosial
politik Indonesia, tentang penyadaran makna nilai-nilai keutamaan budi, kearifan, dan
kebajikan dalam lingkaran kekuasaan yang banyak menyimpan konflik. Secara keseluruhan
buku ini banyak dinikmati pembaca karena banyak mengangkat hal-hal yang berkenaan
dengan sosok masyarakat kecil yang dapat dilihat nyata dalam kehidupan yang
sesungguhnya. Dengan demikian kisah yang diungkapkan terasa hadir di tengah-tengah
pembaca, hidup dan dapat dirasakan.
Pernyataan yang merujuk pada keunggulan buku dalam kutipan resensi tersebut adalah….
A. Peristiwa dalam ceriata merupakan refleksi kehidupan sosial politik Indonesia
C. Penyajian cerita serasa hidup dan dapat dirasakan sebagai kehidupan nyata
E. Buku tersebut mengungkapkan peran metodologi yang dipakai dalam bagian buku
……………………………………………………
Larik yang rumpang pada penggalan puisi diatas dapat diisi dengan kalimat yang bermajas
hiperbola……
Dalam Perjalanan
Kang Gangwol
Kalimat kritik yang tepat dengan isi puisi tersebut adalah ... .
B. Kesepian diungkapkan jauh lebih dalam dan lebih rumit daripada kata ”cinta ”.
C. Sebuah kenyataan, kerinduan dan kesepian dapat mengisolasi jiwa seseorang.
E. Cinta dan kesepian dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang.
Hendry Febrian Z
Moskow
Ke pemakaman
Kalimat tanggapan (esai) yang sesuai dengan kutipan puisi tersebut adalah ... .
A. Memilih kata untuk mengkongkretkan kesan dan angan memerlukan kepiawaian yang
terlatih.
B. Dengan membangun latar, suasana, dan medan makna secara konkret, spesifik, dan padu
akan membuahkan sajak yang indah.
C. Bagaimana menggambarkan perasaan hati saat kata-kata tidak dapat lagi digunakan sebagai
kuas di atas kanvas kehidupan.
D. Perjalanan kata menjadi sebuah kereta kencana di halaman penantian terakhir mewakili
pikiran penulis.
E. Pemilihan kata-kata untuk menggambarkan latar yang diciptakan penulis menjadi rangsangan
angan pembacanya.
Satpam Pujo : “Ya ..saya dengar, seperti gemuruh demonstran? Tetapi…(wajahnya ragu dan pucat)
Mati..Mati…Mati (menirukan suara yang didengar) Suara siapa ya?”
Marwan : “Itulah yang sedang kami buru…seperti suara orang berdoa…atau seperti paduan suara…
iramanya seperti detak jantung…dug…dug…dug…dug…”
Satpam Pujo : “Sok tahu kamu! Menurutku itu seperti pasukan demonstran atau ribuan orang yang sedang
marah. Tetapi...siapa mereka ?”
Surti : “Itulah yang membuat kami penasaran. Wong sejak sore tidak ada tamu yang datang.”
Satpam Pujo : “(Mengangguk-angguk) Benar! Aku juga tidak melihat tamu-tamu itu. Padahal sejak sore
aku stand bay di pos satpam.”
Marwan : “Yang membuat kami penasaran lagi kenapa orang-orang itu bersuara mati…mati..mati…
seperti ditujukan kepada Tuan Besar?”
Satpam Pujo : “Ya..siapa lagi? Di sini yang sakit kan cuma Tuan Besar?”
Watak tokoh Ki Dalang Tua dalam kutipan cerpen tersebut adalah ... .
A. emosional
B. galak
C. cerewet
D. jahat
E. cerdas
Ki Dalang Tua ikut tersentak di kursinya, lalu buru-buru mengirim perintah kilat lewat
belakang.
”Cepat bunuh Niwatakawaca! Jangan macem-macem!”
D. klimaks
E. penyelesaian
Anggrek Bulan
Muhammad Amin
Purnama menguning
A. perabaan
B. pencecap
C. penglihatan
D. penciuman
E. pendengaran
A. gurindam
B. pantun
C. syair
D. talibun
E. seloka
A. pembangkang
B. pemberani
C. pemberontak
D. pecundang
E. pemaaf
Ibunda
Rendra
A. Janganlah membagi -bagikan cinta karena cinta hanya untuk ibu.
B. Marilah kita lestarikan bumi karena bumi telah memberikan,sesuatu pada kita.
(Sementara itu R.A. Kartina bangkit dari duduknya mendapatkan kedua pemuda itu)
A. Kartinah : ”Sudah lama aku duduk dekat lentera di bawah pohon kayu itu.”
arnasih : ”Memang ada kulihat dari tadi orang duduk di sana, tetapi kukira agen polisi yang menjaga
di sini.”
A. Kartinah : ”Aku bersyukur kepada Tuhan, kamu berdua telah saling mendapati hati masing-masing.”
A. Kartinah : ”Dengan tiada perantaraan orang lain, hanya karena hati bertemu hati semata- mata. Sejak
tadi, ibu dengar, tiap orang lalu hanya bertengkaran dan berbantah saja, seolah-olah tempat
bencana ini masih saja hendak merasakan pengaruhnya memecah belah manusia.”
A. Kartinah : ”Biarlah, Nak, ibu girang engkau berdua telah dapat mengatasi segala pengaruh bencana ini
dengan kekuatan jiwa sendiri. tiadalah ini selain dari tuntutan Tuhan semata-mata, suatu
tanda Mahaadil Dia!
arnasih : ”Aku sudah takut Ibu takkan sanggup menahan kehilangan ini.”
A. Kartinah : ”Besar kasihku pada ayahmu hanyalah Tuhan yang tahu. Benar juga dugaanmu, kehilangan
ini hampir tak tertanggung olehku. Tetapi akan menyesalkah aku, jika kehilangan ini dapat
membawa bahagia pada anakku dan kepada orang lain juga. Tuhan mengampuni ayahmu
yang selama ini hidupnya tak lain kerjanya hanyalah memecah dan menceraiberaikan orang
saja dan dengan demikian selalu berusaha menambah dan menguatkan kekuasaan dan
kejayaan diri sendiri. Hampir semua orang yang bergaul dengan dia pernah jadi korbannya.
Tidak, aku takkan menyesal. Aku yang paling dekat padanya akulah pula yang terbanyak
mengetahui buruk baiknya.”
(Masuk seorang polisi yang berpakaian preman tadi bersama-sama dengan agen polisi)
(Api, Usmar Ismail)
A. Kebahagiaan di balik kenangan buruk yang amat membekas di hati seorang ibu.
B. Untuk mencapai kejayaan, seseorang dapat berbuat yang merugikan orang lain.
C. Kesetiaan seorang istri dalam mendampingi suami, dalam keadaan apa pun.
D. Baik buruknya suami, sebagai seorang istri haruslah dapat mengetahuinya.
Merangkai Kesetiaan
…
Merangkai kesetiaan
‘Tuk bersanding
Di anjangsana hariku
(Tri Zuliatmanto)
A. Penulis memiliki kemampuan menyusun larik yang sangat puitis. Ia juga teliti dan cermat
dalam memiliki diksi.
B. Penulis mengungkapan kesetiaan yang sedemikian dalam dengan larik-larik puisi yang
berima sama.
C. Penulis berbicara tentang sesuatu yang lazim dialami orang yang setia, tetapi ragu apakah
kesetiaan itu akan abadi.
D. Penulis berharap mengekalkan hubungannya dengan sang kekasih, tetapi kekasih tidak setia.
E. Penulis memiliki kemampuan menyusun puisi yang bagus karena menggunakan pencitraan
penciuman.
34. Cermatilah penggalan cerpen berikut!
Aku memberi selamat kepada kedua pengantin. Mereka tersenyum kelihatan agak
sungkan.
Aku tertarik pada seorang bocah patah di sebelah Sumarni. Entah mengapa aku ingin
menegurnya. Apakah karena matanya mirip dengan Sri?
A. Cerpen "Perkawinan" memiliki cerita yang menarik walaupun bahasanya sangat sederhana,
tetapi tetap segar dan komunikatif.
B. Pembaca cerpen "Perkawinan" dihadapkan pada etika berbahasa yang berlaku di Jawa,
terutama penggunaan kata sapaan "Den".
C. Penggunaan bahasa Jawa dalam cerpen "Perkawinan" agak mengganggu karena tidak semua
pembaca memahami makna pilihan katanya.
D. Cerpen "Perkawinan" mengisahkan cerita yang kurang menarik karena alur cerita agak
berbelit-belit dan susah dipahami.
E. I. Yudhi Sunarto telah sukses merangkai peristiwa menjadi alur yang menarik dalam cerpen
"Perkawinan".
"Boleh kami bantu, Pak?“ "Boleh. Boleh tentu saja. Malah setelah ini, kalian akan saya
ajak menunggu jaring ini.“ "Kenapa mesti ditunggu?“ "Sebentar lagi Jibril akan gentayangan
terperangkap jaring ini."
A. Isi cerpen ini sulit dicerna karena hanya Mengungkapkan halusinasi yang menimbulkan
keanehan dan kebingungan pembacanya.
B. Cerita yang menarik dan membuat pembaca penasaran untuk mengikuti alur cerita yang
disajikan penulis.
C. Cerpen Danarto telah berhasil menarik perhatian pembaca terutama karena hasil ceritanya
yang unik.
D. Penggunaan dialog yang pendek telah memudahkan pembaca untuk memahami isi cerita.
E. Danarto telah sukses menjadi cerpenis yang unik dengan cerita-cerita sangat menarik.
36. Bacalah kutipan sastra berikut dengan saksama!
Syahdan akan permaisyuri Kuripanpun ingin rasanya ia berhak berputera laki-laki
yang baik parasnya. Maka kata permaisyuri, “ Kakang Aji, ingin pula rasanya kita ini peroleh
anak,” Maka kata Raja, “ Sungguh seperti kata tuan; kakanda pun demikianlah juga bila
gerangan kakang ini beroleh putera dengan pun Yayi, akan jadi gantipun Kakanda di dalam
dunia ini, kalau kita berdua dihendaki oleh sang yang sukma, kembali ke kayangan kita.”
Maka kata permaisyuri, Kakang aji marilah kita memuja pada segala Dewa-Dewa
memohonkan kalau-kalau dianugerahkan oleh Dewata mulia raja akan ita akan anak ini.”
Adapun maka pada masa itu Juragan Garubug akan mempersembahkan pada Sang Ratu
Darmawangsa Darmakusuma di hadapan orang banyak . Maka sembahnya,” Ya Tuanku,
Syah Alam, bahwa adalah hamba ini mempersembahkan pada Tuanku sebuah cincin. Maka
kata Sang Ratu, “ Hai Gurubug, di manakah kamu peroleh ini cincin karena barang ini mahal
harganya. Maka pada masa itu sembahnya Juragan Gurubug, “Ya, Tuanku, beginilah awal
mulanya patik dapat ini cincin. Pada tatkala tuan patik Pangeran Dipati Rajuna pergi bertapa
di atas Gunung Gandalisada lima belas tahun lamanya, pada sampai tapanya lalu turunlah
dari atas gunung itu, maka dipegat dengan dua orang raksasah . Maka tuan patik hampir-
hampir tiada dapat melawan. Maka turun seorang pendeta memberi tahu; katanya jika hendak
membunuh dua raksasah itu dengan mudahnya, hendak pergi bertapa lagi di atas Gunung
Parasu. Maka tuan patik bertapa lagi di atas Gunung Parasu adalah kira-kira sepuluh tahun
lamanya. Maka cukuplah tapanya dikabulkan oleh Dewata Mulia Raya. Maka tuan patik
kembali lagi melawan dua raksasah itu hingga kedua raksash itu jadi binasah. Maka patik pun
hendak kembali pulang ke dalam negeri Pandawa bersama tuan Patik Dipati Rajuna. Maka
sampailah pada pertengahan jalan patik melihat mencorong seperti matahari rupanya. Maka
patik memburu dan ini cincin rupanya.
37. Kemustahilan yang terdapat dalam kutipan naskah Melayu klasik tersebut adalah …
(1) Nina membayar ongkos helicak. (2) Perlahan ia memasuki pintu gerbang rumah sakit itu
melalui halaman, kemudian memasuki gedungnya. (3) Ia mulai menapaki lorong-lorong yang
masih sepi. (4) Hanya sekali-sekali para perawat tampak hilir mudik. (5) Waktu tukar jaga
bagi perawat-perawat itu belum lagi tiba. (6) Hari masih pagi.
Pendeskripsian watak tokoh aku yang galau dalam kutipan novel tersebut adalah melalui …
D. ucapan-ucapan tokoh
KUNCI JAWABAN