Chairil Anwar
A. 1920-an
B. 1930-an
C. 1945
D. 1966
E. 1970-an
2. Isi puisi tersebut adalah ... .
Hatta beberapa lamanya maka isteri si Miskin itupun hamillah tiga bulan lamanya.
Maka isterinya menangis hendak makan buah mempelam yang ada di dalam taman raja itu.
Maka kata suaminya, ”Diamlah Tuan, jangan menangis! Berilah kakanda pergi
mencaharikan Tuan buah mempelam itu, jikalau dapat oleh kakanda akan buah mempelam
itu kakanda berikan pada Tuan”. Maka isterinya itu pun diamlah. Maka suaminya itu pun
pergilah ke pasar mencahari buah mempelam itu. Setelah sampai di kedai orang berjual
buah mempelam. Maka si Miskin itu pun berhentilah di sana. Hendak pun
dimintanya takut ia akan dipalu orang. Maka kata orang yang berjualan buah mempelam
itu, ”Hai miskin. Apa kehendakmu?”
Maka sahut Si Miskin, ”Jikalau ada belas dan kasihan serat Rahim Tuan akan hamba
orang miskin hamba ini minta diberikan yang sudah terbuang itu. Hamba hendak
memohonkan buah mempelam Tuan yang sudah busuk itu barang sebiji sahaja tuan.” Maka
terlalu belas hati sekalian orang pasar itu yang mendengar kata si Miskin. Seperti hancurlah
rasa hatinya maka ada yang memberi buah mempelam ada yang memberikan nasi ada yang
memberikan kain baju ada yang memberikan buah-buahan. Maka si Miskin itu pun heranlah
akan dirinya oleh sebab diberi orang pasar itu berbagai-bagai jenis pemberian. Adapun akan
dahulunya jangankan diberinya barang suatu hamper pun tiada boleh. Habislah
dilemparnya dengan kayu dan batu. Setelah sudah ia berpikir dalam hatinya demikian itu,
maka iapun kembalilah ke dalam hutan mendapatkan isterinya. Maka katanya, ”Inilah Tuan,
buah mempelam dan segala buah-buahan dan makan-makanan dan kain baju. Itupun
diinjakkannyalah isterinya seraya menceriterakan hal ihwalnya tatkala ia di pasar itu. Maka
isterinya pun menangis tiada mau makan jikalau bukan buah mempelam yang di
dalam taman raja itu. Biarlah aku mati sekali.
(Hikayat Si Miskin)
B. Istri meminta buah mempelam di taman raja sama dengan ingin membunuh suaminya.
D. Istri si Miskin yang sedang hamil ingin makan buah mempelam yang di taman raja.
E. Upaya seorang suami untuk dapat memenuhi keinginan istrinya yang sedang hamil.
Adegan Sarjono dan Maria dengan menggendong bakul dan mengenakan topi caping.
Sarjono : "Musuh? Maria, kita ini jualan buah dan tidak punya musuh. Kita harus
yakin, yang berani bergerak di malam hari hanya TNI. Ayo jalan!"
A. mudah tersinggung
B. bijaksana
C. penghianat
D. pemaaf
E. pemberani
Itulah yang dikhawatirkan Jalil. Jika di pantai ini dibangun hotel-hotel dan cafe lalu
dipenuhi turis, maka perlahan-lahan penduduk asli pantai ini akan terusir dari kampung
halamannya sendiri. Mereka tak akan bebas lagi berjalan-jalan mengitari pantai sebab
harus membayar karcis masuk. Nelayan-nelayan tak akan bebas melabuhkan perahu-
perahunya di pantai ini sebab pantai ini sudah menjadi tempat wisata. Perahu-perahu
nelayan mungkin akan dianggap mengganggu kenyamanan pengunjung yang datang.
Bahkan, jika semakin banyak pula lahan-lahan warga yang digusur demi mengembangkan
fasilitas pantai. Pengusaha akan mendapat banyak untung, orang-orang kampung akan
buntung.
Jalil beranjak meninggalkan pantai itu ketika sengatan matahari semakin mengganas.
Jalil memang hanya seorang nelayan, tetapi ia bukanlah nelayan bodoh yang tidak pernah
mengenyam pendidikan.
Nilai sosial yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah ... .
Lama aku merasa kehilangan, karena setiap aku tidur, aku selalu minta didongengi.
Mungkin inilah awal mula mengapa aku begitu mudah memindahkan dongeng-dongeng itu ke
atas kertas, dan kemudian ada penerbit yang tahu cara mencari uang dengan sejumlah dongeng.
Aku bersyukur kepada Allah, sebab dengan kematian nenek, aku mampu berpikir sendiri, dan
setelah aku meningkat remaja dan dewasa, aku bisa meringankan beban orangtua dengan hasil
buku-buku dongeng yang dipesan dalam jumlah ratusan ribu eksemplar untuk proyek inpres.
"Dari titik inilah aku mengenal hidup." Dongeng-dongeng itulah yang akhirnya membuat aku
mampu lulus perguruan tinggi. Meskipun ibu masih juga mengirimkan uang untuk kontrakan
kamar dan biaya makanku sehari-hari, akan tetapi, uang itu dengan caraku sendiri kumasukkan
ke dalam bank, dan ketika aku akan diwisuda, kukirim tiket untuk kedua orangtuaku menghadiri
suatu peristiwa bersejarah dalam hidupku itu.
7. Nilai budaya pada penggalan tersebut yang masih dijumpai pada kehidupan sekarang
adalah ...
8. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam penggalan tersebut adalah .,..
Cermatilah kutipan cerita sastra lama berikut untuk menjawab soal nomor 9 dan 10!
”Hai, kenapa kalian berhenti! Tunjukkanlah kepada kami bahwa mata air itu milik kalian!
Atau jangan-jangan kalian sudah menyerah!” seru Mbu`i Bungale.
”Diam kau, hai perempuan cerewet! Jangan hanya pandai bicara!” sergah pemimpin
pelancong itu balik menantang Mbu`i Bungale. ”Jika kamu pemilik mata air ini, buktikan pula
kepada kami!”
”Baiklah, Tuan-Tuan! Ketahuilah bahwa Tuhan Mahatahu mana hambanya yang benar,
permintaannya akan dikabulkan!” ujar jawab Mbu`i Bungale dengan penuh keyakinan.
Usai berkata begitu, Mbu`i Bungale segera duduk bersila di samping suaminya seraya
bersedekap. Mulutnya pun komat-kamit membaca doa. ”Woyi, air kehidupan, mata air sakti,
mata air yang memiliki berkah. Melebar dan meluaslah wahai mata air para bidadari....
membesarlah....!!!” demikian doa Mbu`i Bungale.
Usai berdoa, Mbu`i Bungale segera mengajak suaminya dan memerintahkan keempat
pelancong tersebut untuk naik ke atas pohon yang paling tinggi karena sebentar lagi kawasan
itu akan tenggelam. Doa Mbu`i Bungale pun dikabulkan. Beberapa saat kemudian, perut bumi
tiba-tiba bergemuruh, tanah bergetar dan menggelegar. Perlahan-lahan mata air Tupalo
melebar dan meluas, kemudian menyemburkan air yang sangat deras. Dalam waktu sekejap,
tempat itu tergenang air. Keempat pelancong tersebut takjub melihat keajaiban itu dari atas
pohon kapuk.
A. Niat baik akan membuahkan kebaikan. Demikian pula sebaliknya, keserakahan dapat
membahayakan diri sendiri.
C. Lakukan sebisa yang kita lakukan demi mempertahankan harga diri yang disepelekan
orang lain.
D. Berbuat baiklah kepada orang lain karena Tuhan akan memelihara dan mengabulkan
doa orang yang baik.
E. Bumi pun akan marah bila orang-orang yang mendiami bumi ini berbuat serakah dan
mengakui yang bukan miliknya.
10. Keterkaitan isi cerita tersebut dengan kehidupan sekarang adalah ... .
E. Masih saja ada orang yang mengakui barang milik orang lain.
Alkisah ada seorang raja di negeri Bahi bernama Gementar Syah. Maka, pada suatu
hari baginda itu pergi berburu. Maka ia pun bertemu dengan seekor kijang beranak muda.
Apabila kijang itu melihat orang banyak datang, maka ia pun larilah meninggalkan anaknya.
Maka baginda pun terlalu kasihan melihat anak kijang itu. Maka, pada, hati Raja, "Jikalau
tidak ibunya menyusui dia, tidaklah hidup anak kijang ini. Sayang pula aku akan dial Hendak
kubawa pulang akan permainan anakku." Seraya baginda bertindak. "Hai Perdana Mentriku
cari akan ibu kiang itu.
A. Seorang raja yang suka berburu bertemu dengan seekor kijang muda.
B. Seekor kijang kaget melihat orang banyak datang dan kaburlah dia.
E. Raja pun kasihan akan anak kijang Ialu menyuruh untuk mencari induknya.
Karena penasaran, suatu hari aku pernah mendengar dari bibi, kalau ibu harus
berjuang 5 tahun lamanya menunggu kelahiranku sampai merasa kakakku sudah cukup
besar dan siap merawatku. Kakak memiliki kondisi yang sangat baik ketika masih kecil tapi
tiba-tiba saat berusia 5 tahun, ia mengalami demam panas yang tinggi hingga membuat
dirinya pingsan, ketika dilarikan ke rumah sakit otaknya mengerut dan akhirnya ia jadi
seperti ini hingga tak bisa disembuhkan lagi, ia juga mengalami masalah kesehatan karena
tubuhnya gampang terserang virus sehingga tak boleh terlalu lelah.
Syahdan maka siti Sarah pun genaplah bulannya itu, maka ini pun sakit perutlah akan
hendak beranak itu. Maka segala bini orang besar-besar dan bini orang kaya-kaya pun
masuklah mengadap Raja perempuan akan beranak itu. Maka pada ketika yang baik dan
pada saat yang sempurna maka Raja perempuan pun beranaklah seorang anak laki- laki
terlalu amat baik rupanya itu menurut ayahanda Baginda itu. Maka disambut oleh segala
bini orang besar-besar itu lalu dimandikan oleh bini segala raja-raja pada pasuh emas.
Setelah sudah dimandikan oleh bini segala raja-raja itu, maka lalulah dipakaikan kain yang
keemasan. Setelah sudah itu maka diberikan nama oleh Baginda bunda akan anakanda itu
Raja Siwalkhar itu. Setelah itu maka dipungutkan ayahanda dan pengaruh oleh bunda
Baginda maka lalulah dipeliharakan dengan sepertinya itu dan betapa adatnya orang segala
raja-raja yang beranak.
Perkataan yang tidak sopan akan menyebabkan orang lain menjadi marah.
sedikitlah cita-cita.
B. mata, kuping, lidah, tangan, perut, dan kaki, kalau tidak difungsikan dengan benar akan
menjadi sumber bencana atau malapetaka
C. dengan mata, kita dapat melihat berbagai hal dan apabila tidak dijaga akan timbul
keinginan-keinginan yang tidak perlu atau yang buruk
D. memuji seseorang haruslah sesuai dengan apa yang tampak atau yang terlihat semata-
mata oleh mata kita sendiri atau disaksikan sendiri
E. seseorang harus menghindari kebohongan karena dari matanya sendiri akan dapat
dilihat perilaku buruk yang telah diperbuatnya
”Kakakmu ... Dia sudah pergi ... beristirahatlah dengan tenang.” Jawab ayah membuat
air mataku tiba-tiba langsung menetes.
Dari perkataan Ayah , aku jadi tahu mengapa kakakku tergeletak begitu kaku di tempat
tidurnya tadi dan menyebabkan ia terjatuh. Semua karena ia terlalu memaksakan dirinya
untukku. Aku menangis terisak dan baru menyadari betapa aku tak menyangka kakakku
mau melakukan semua untukku.
Kalimat resensi yang menyatakan keunggulan sesuai kutipan tersebut adalah ... .
A. Kisah pengorbanan kakak kepada adikny aini adalah cerita biasa bukan? Bukankah
memang harus seperti itu?
B. Setiap kehilangan akan menimbulkan luka mendalam dan penulis telah menggoreskan
luka itu juga untuk pembacanya.
C. Banyak cara untuk mengungkapkan kasih sayang dan Agnes telah memberikan sebuah
pilihan untuk Anda.
D. Kesabaran dan kasih sayang dalam menghadapi sebuah perbedaan akan menjadi indah
pada waktunya.
E. Kisah pengorbanan kakak kepada adiknya pada buku ini telah menjadi inspirasi akan
arti dari sebuah pengorbanan.
Bab pertama novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata menceritakan bahwa dirinya
yang dipanggil Ikal dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah tiga remaja yang begitu
nakalnya sehingga mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh antagonis dalam buku
ini. Namun, pada bab-bab berikutnya pembaca akan melihat potongan-potongan kisah
yang seperti berdiri sendiri, sehingga seolah-olah Andrea hanya membuat cerpen-cerpen
dalam satu buku. Tapi sebenarnya pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, memiliki
hubungan yang sangat erat. Seperti mozaik-mozaik dalam kehidupan. Novel yang disajikan
dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir pembaca sehingga pembaca bisa ikut
merasakan kebahagiaan, semangat keputusasaan ,dan kesedihan.
Kalimat resensi yang mengungkapkan kelemahan buku sesuai dengan ilustrasi tersebut
adalah ... .
A. Bahasa yang digunakan Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi kurang menarik.
C. Kisah tiap-tiap bab dalam novel Sang Pemimpi diungkapkan seolah-olah berdiri sendiri.
D. Cerita yang diungkapkan Andrea Hirata dalam Sang Pemimpin tidak terjalin dengan
baik.
E. Amanat yang disampaikan melalui tokoh Ikal tidak memberikan contoh yang baik.
Bait puisi yang sesuai dari susunan deret kata tersebut sebagai
kata kunci adalah ... .
(Dia membisu. Lama berdiam diri. – Seorang Abdi Dalam perempuan muncul)
Raganata : Paduka!
Petunjuk laku yang tepat untuk melengkapi teks drama tersebut adalah … .
Sore hari, di rumah Aryo Sekti, Panembahan Reso duduk berembuk dengan Aryo Sekti.
Reso : Anda tadi, di rumah saya, berkata bahwa hanya aku yang bias menyelamatkan kerajaan
dari bencana perpecah; Benarkah itu?
Sekti : Tentu saja. Apakah Anda berpura-pura tidak menyadari kenyataan itu? Bukan kerendahan
hati!
Reso : . . .
Sekti : Ya, begitulah kenyataannya. Orang boleh suka atau tidak suka kepada Anda, tetapi toh
harus mengakui kenyataan bahwa Anda sangat dibutuhkan oleh Negara untuk mengatasi
perpecahan.
Reso : Jadi, Anda menganggap aku dibutuhkan oleh negara! Tetapi, mengenai suka atau tidak suka
terhadap diriku itu bagaimana? Anda termasuk yang suka atau tidak suka?
Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog drama tersebut adalah ... .
D. Nasib baik atau buruk, kita harus berani menanggung atau mensyukuri.
Bila sekarang ini pujian dan pujaan tadi dikatakan langsung kepadanya, Arief
selalu menjawab, ”Aku beruntung saja.”
”Orang tuamu punya sepuluh anak,” kata Imran sambil mengernyitkan dahinya.
”Kamu dulu suka mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk
memperhatikan setiap anak-anak mereka. Suka marah.”
”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu
kan tahu, kadang-kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di
rumahmu.”
Imran : ”Orang tuamu punya sepuluh anak. Kamu dulu suka mengeluh bagaimana mereka
tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan setiap anak-anak mereka. Suka
marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu,
kadang-kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”
B. (Muhammad Arief anak yang paling jelek tampangnya di antara teman-temannya sesekolah dan
sepermainan di Koto dulu. ... seperti kaleng terinjak kerbau menurut ejekan anak-anak
sebayanya di kala itu. Bila sekarang pujian dan pujaan dikatakan langsung kepadanya ...)
Imran : ”Orang tuamu punya sepuluh anak,” (Sambil mengernyitkan dahi) ”Kamu dulu suka
mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk
memperhatikan setiap anak-anak mereka. Suka marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu,
kadang- kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”
C. Arief : ”Aku beruntung saja.” (Jawab Arief selalu bila sekarang pujian dan pujaan dikatakan
langsung kepadanya)
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan tahu,
kadang- kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di rumahmu.”
D. Arief : ”Aku beruntung saja.” (Jawaban Arief selalu bila sekarang pujian dan pujaan dikatakan
langsung kepadanya)
”Kamu dulu suka mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk
memperhatikan setiap anak-anak mereka. Suka marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan
tahu, kadang- kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di
rumahmu.”
E. (Muhammad Arief anak yang paling jelek tampangnya di antara teman-temannya sesekolah dan
sepermainan di Koto dulu. ... seperti kaleng terinjak kerbau menurut ejekan anak-anak
sebayanya di kala itu.)
Arief : ”Aku beruntung punya orang tua yang aku miliki.” Imran : ”Orang tuamu punya
sepuluh anak.”
”Kamu dulu suka mengeluh bagaimana mereka tidak punya cukup waktu untuk
memperhatikan setiap anak-anak mereka.”
”Suka marah.”
Arief : ”Ya, itu maksudku. Karena itulah aku bisa berbuat semauku sejak kecil. Kamu kan
tahu, kadang- kadang aku tidak perlu pulang semalaman, tidur di surau atau di
rumahmu.”
21. Bacalah kutipan drama Ayahku pulang karya Usmar Ismail berikut ini.
Ibu : “Malam Hari Raya Narto. Dengarlah suara bedug itu bersahut Sahutan.” “Pada malam
hari raya seperti inilah Ayahmu pergi dengan tidak meninggalkan sepatah katapun.”
Gunarto : “Ayah…”
Gunarto : “Kenapa masih Ibu ingat lagi masa lampau itu? Mengingat orang yang sudah tidak ingat
lagi kepada kita?”
Ibu : (Memandang Gunarto) “Aku merasa bahwa ia masih ingat kepada kita.”
Gunarto : (Heran) “Mintarsih masih juga mengambil upah jahitan, Bu?” “Bukankah seharusnya ia
tidak usah lagi membanting tulang sekarang?”
Ibu : “Biarlah Narto. Karena kalau ia sudah kawin nanti, kepandaiannya itu tidak sia-sia nanti.”
Gunarto : (Bergerak Mendekati Ibu, Lalu Bicara Dengan Lembut) “Sebenarnya Ibu mau
mengatakan kalau penghasilanku tidak cukup untuk membiayai makan kita sekeluarga
kan, Bu?” (Diam Sejenak. Pause) “Bagaimana dengan lamaran itu, Bu?”
Ibu : “Mintarsih nampaknya belum mau bersuami, Narto.. Tapi dari pihak orang tua anak lelaki
itu terus mendesak Ibu saja..”
Kalimat resensi untuk menggambarkan kutipan dialog di atas yang tepat adalah…
A. Cerita drama Ayahku Pulang diawali dengan kerinduan seorang ibu bernama Tina yang
rindu akan suaminya yang telah lama pergi di hari lebaran seperti hari lebaran sekarang ini
tanpa meninggalkan sepatah kata pun. Namun kondisi ibu untuk mengingat suaminya mendapat
tantangan keras dari anak laki-lakinya Gunarto yang merasakan sejak kecil menderita karena
ditinggalkannya.
B. Perdebatan semakin seru mengawali cerita dalam drama Ayahku Pulang ini. Perdebatan itu
antara Ibu dan Gunarto tentang adiknya yang masih mencari tambahan penghasilan dengan
menerima jahitan.
C. Tema yang ingin diungkapkan dalam drama Ayahku Pulang adalah tema sosial sepeti realita yang
ada dalam masyarakat yang tergiur oleh keindahan hidup yang disuguhkan dengan harta yang
melimpah. Drama ini memberi pelajaran bahwa dengan harta yang banyak tidak mesti bahagia
terus.
D. Drama Ayahku Pulang ini memberikan pesan kepada kita yang ingin mengenal makna hidup
dapat mengambil pelajaran bahwa hidup tak selamanya mujur. Seperti roda berputar kadang
jaya kadang terpuruk.
E. Drama Ayahku Pulang ini menonjolkan perwatakan ibu dengan ketabahannya dalam menhadapi
cobaan dalam rumah tangga, mencoba untuk menerima kenyatataan hidup yang sekian lama
ditinggalkan suaminya untuk membesarkan anak-anaknya.
A. Akan berkembang
B. Sedang berkembang
C. Belum berkembang
D. Sulit berkembang
E. Telah berkembang
Aksara Latin yang sesuai dengan tulisan Arab Melayu tersebut adalah ...
Dalam Perjalanan
Kang Gangwol
Kalimat kritik yang tepat dengan isi puisi tersebut adalah ... .
B. Kesepian diungkapkan jauh lebih dalam dan lebih rumit daripada kata ”cinta ”.
E. Cinta dan kesepian dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang.
Hendry Febrian Z
Moskow
Ke pemakaman
Bertahta
A. Memilih kata untuk mengkongkretkan kesan dan angan memerlukan kepiawaian yang terlatih.
B. Dengan membangun latar, suasana, dan medan makna secara konkret, spesifik, dan padu akan
membuahkan sajak yang indah.
C. Bagaimana menggambarkan perasaan hati saat kata-kata tidak dapat lagi digunakan sebagai
kuas di atas kanvas kehidupan.
D. Perjalanan kata menjadi sebuah kereta kencana di halaman penantian terakhir mewakili pikiran
penulis.
E. Pemilihan kata-kata untuk menggambarkan latar yang diciptakan penulis menjadi rangsangan
angan pembacanya.
Satpam Pujo : “Ya ..saya dengar, seperti gemuruh demonstran? Tetapi…(wajahnya ragu dan pucat)
Mati..Mati…Mati (menirukan suara yang didengar) Suara siapa ya?”
Marwan : “Itulah yang sedang kami buru…seperti suara orang berdoa…atau seperti paduan
suara…iramanya seperti detak jantung…dug…dug…dug…dug…”
Satpam Pujo : “Sok tahu kamu! Menurutku itu seperti pasukan demonstran atau ribuan orang yang
sedang marah. Tetapi...siapa mereka ?”
Surti : “Itulah yang membuat kami penasaran. Wong sejak sore tidak ada tamu yang datang.”
Satpam Pujo : “(Mengangguk-angguk) Benar! Aku juga tidak melihat tamu-tamu itu. Padahal sejak
sore aku stand bay di pos satpam.”
Marwan : “Yang membuat kami penasaran lagi kenapa orang-orang itu bersuara
mati…mati..mati…seperti ditujukan kepada Tuan Besar?”
Satpam Pujo : “Ya..siapa lagi? Di sini yang sakit kan cuma Tuan Besar?”
Watak tokoh Ki Dalang Tua dalam kutipan cerpen tersebut adalah ... .
A. emosional
B. galak
C. cerewet
D. jahat
E. cerdas
Ketika Ki Dalang sendiri pada gilirannya harus menyelenggarakan upacara pernikahan putrinya,
beliau sendiri terlalu repot mengurus segala macam sehingga tidak bisa manggung. Salah seorang
muridnya yang paling pintar diberi tugas untuk memainkan lakon yang tersohor tersebut. Di luar
dugaan semua orang, bintang baru telah lahir. Ki Dalang Muda memainkan cerita dengan lihai dan
sempurna. Hanya pada bagian terakhir lakon, semuanya menahan napas, karena Ki Dalang Muda
rupa-rupanya telah memutuskan membuat kejutan sekaligus penerapan ajaran gurunya, yakni
membiarkan Arjuna kalah, sementara Niwatakawaca terus terbahak-bahak mengepit Dewi Supraba
sambil mematahkan panah yang menancap di mulutnya, terus melesat ke udara.
Ki Dalang Tua ikut tersentak di kursinya, lalu buru-buru mengirim perintah kilat lewat belakang.
A. perkenalan (eksposisi)
B. pertentangan (konflik)
D. klimaks
E. penyelesaian
Anggrek Bulan
Muhammad Amin
A. perabaan
B. pencecap
C. penglihatan
D. penciuman
E. pendengaran
A. gurindam
B. pantun
C. syair
D. talibun
E. seloka
(1) Tak jauh dari sebelah timur, persis di belakang kami, adalah Mongolia yang tak tersentuh,
mengandung marabahaya yang menerbitkan rayuan pertualangan. (2) Ingin rasanya mencoba-coba
tantangan yang dihembuskan angin-,angina lembahnya yang jahat, tidur di padang sabananya sambil
menghalau serigala dengan kayu bakar, atau terhalusinasi hantu-hantu gurun yang berumur ribuan
tahun. (3) Mongolia, sungguh menggoda. (4) Tapi nanti saja karena kami harus menemui janji-janji
kami. (5) Kami harus ke selatan, terus beringsut ke selatan, menyelesaikan apa yang kami ikrarkan di
Paris.
B. pemberani
C. pemberontak
D. pecundang
E. pemaaf
Ibunda
B. Marilah kita lestarikan bumi karena bumi telah memberikan,sesuatu pada kita.
(Sementara itu R.A. Kartina bangkit dari duduknya mendapatkan kedua pemuda itu)
R.A. Kartinah : ”Sudah lama aku duduk dekat lentera di bawah pohon kayu itu.”
Karnasih : ”Memang ada kulihat dari tadi orang duduk di sana, tetapi kukira agen polisi yang
menjaga di sini.”
R.A. Kartinah : ”Aku bersyukur kepada Tuhan, kamu berdua telah saling mendapati hati masing-
masing.”
R.A. Kartinah : ”Ibu duduk di bekas rumah kita ini merenungkan kehidupan ibu
dengan Raden Hendrapati selama dua puluh tujuh tahun ini. Sekarang ia tidak
ada lagi di sini, matanya sudah berhenti menatap membelenggu ibu, dapatlah ibu
berpikir kembali tenang dan merdeka!”
R.A. Kartinah : ”Biarlah, Nak, ibu girang engkau berdua telah dapat mengatasi segala
pengaruh bencana ini dengan kekuatan jiwa sendiri. tiadalah ini selain dari
tuntutan Tuhan semata-mata, suatu tanda Mahaadil Dia!
Karnasih : ”Aku sudah takut Ibu takkan sanggup menahan kehilangan ini.”
R.A. Kartinah : ”Besar kasihku pada ayahmu hanyalah Tuhan yang tahu. Benar juga dugaanmu,
kehilangan ini hampir tak tertanggung olehku. Tetapi akan menyesalkah aku, jika
kehilangan ini dapat membawa bahagia pada anakku dan kepada orang lain juga.
Tuhan mengampuni ayahmu yang selama ini hidupnya tak lain kerjanya hanyalah
memecah dan menceraiberaikan orang saja dan dengan demikian selalu
berusaha menambah dan menguatkan kekuasaan dan kejayaan diri sendiri.
Hampir semua orang yang bergaul dengan dia pernah jadi korbannya. Tidak, aku
takkan menyesal. Aku yang paling dekat padanya akulah pula yang terbanyak
mengetahui buruk baiknya.”
(Masuk seorang polisi yang berpakaian preman tadi bersama-sama dengan agen polisi)
A. Kebahagiaan di balik kenangan buruk yang amat membekas di hati seorang ibu.
B. Untuk mencapai kejayaan, seseorang dapat berbuat yang merugikan orang lain.
C. Kesetiaan seorang istri dalam mendampingi suami, dalam keadaan apa pun.
Merangkai Kesetiaan
Merangkai kesetiaan
‘Tuk bersanding
Di anjangsana hariku
(Tri Zuliatmanto)
A. Penulis memiliki kemampuan menyusun larik yang sangat puitis. Ia juga teliti dan cermat dalam
memiliki diksi.
B. Penulis mengungkapan kesetiaan yang sedemikian dalam dengan larik-larik puisi yang berima
sama.
C. Penulis berbicara tentang sesuatu yang lazim dialami orang yang setia, tetapi ragu apakah
kesetiaan itu akan abadi.
D. Penulis berharap mengekalkan hubungannya dengan sang kekasih, tetapi kekasih tidak setia.
E. Penulis memiliki kemampuan menyusun puisi yang bagus karena menggunakan pencitraan
penciuman.
Aku memberi selamat kepada kedua pengantin. Mereka tersenyum kelihatan agak sungkan.
Aku tertarik pada seorang bocah patah di sebelah Sumarni. Entah mengapa aku ingin
menegurnya. Apakah karena matanya mirip dengan Sri?
"Sopo jenengmu, cah ayu tanyaku sambil men-jawil pipinya.
A. Cerpen "Perkawinan" memiliki cerita yang menarik walaupun bahasanya sangat sederhana,
tetapi tetap segar dan komunikatif.
B. Pembaca cerpen "Perkawinan" dihadapkan pada etika berbahasa yang berlaku di Jawa, terutama
penggunaan kata sapaan "Den".
C. Penggunaan bahasa Jawa dalam cerpen "Perkawinan" agak mengganggu karena tidak semua
pembaca memahami makna pilihan katanya.
D. Cerpen "Perkawinan" mengisahkan cerita yang kurang menarik karena alur cerita agak berbelit-
belit dan susah dipahami.
E. I. Yudhi Sunarto telah sukses merangkai peristiwa menjadi alur yang menarik dalam cerpen
"Perkawinan".
Ketika guru dan murid-murid telah membiasakan belajar di alam terbuka, melihat tukang kebun
itu bekerja sendirian, semuanya mendekat. "Jaring itu untuk apa, Pak?“ "Untuk menjaring malaikat.“
"Malaikat?“ "Benar."
"Boleh kami bantu, Pak?“ "Boleh. Boleh tentu saja. Malah setelah ini, kalian akan saya ajak
menunggu jaring ini.“ "Kenapa mesti ditunggu?“ "Sebentar lagi Jibril akan gentayangan terperangkap
jaring ini."
(Mereka Toh Tidak Mungkin Menjaring Malaikat oleh Danarto)
A. Isi cerpen ini sulit dicerna karena hanya Mengungkapkan halusinasi yang menimbulkan keanehan
dan kebingungan pembacanya.
B. Cerita yang menarik dan membuat pembaca penasaran untuk mengikuti alur cerita yang
disajikan penulis.
C. Cerpen Danarto telah berhasil menarik perhatian pembaca terutama karena hasil ceritanya yang
unik.
D. Penggunaan dialog yang pendek telah memudahkan pembaca untuk memahami isi cerita.
E. Danarto telah sukses menjadi cerpenis yang unik dengan cerita-cerita sangat menarik.