KD 3.2.2
KD : 3.2 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca atau didengar.
3.2.2 INDIKATOR :
➢ Menentukan aspek kebahasaan teks cerita pendek
MATERI
Kaidah Kebahasaan Cerpen
1. Memuat kata sifat yang mendeskripsikan pelaku seperti penampilan fisik juga kepribadian
tokoh yang diceritakan dalam cerpen, seperti misalnya sosoknya tinggi atau perawakannya
gagah, rambutnya beruban dan sifat tokoh lainnya.
2. Memuat kata keterangan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan suasana, sebagai
contoh misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan
dan lain sebagainya.
3. Menggunakan kalimat langsung dan juga tidak langsung untuk penulisan dalam
percakapan di dalam cerpen
4. Bisa menggunakan gaya bahasa yang bersifat konotasi seperti misalnya : pucuk langit,
memanggang bus, bajing loncat dan mulut terminal.
5. Bahasa yang digunakan tidak baku dan tidak formal.
6. Bisa menggunakan gaya bahasa Perbandingan, pertentangan, pertautan maupun
perulangan.
SOAL
Tak banyak tahu, apa aktivitas Mbah Tejo dan Mbah Marti di gubuk
reotnya di pinggir Kalitambun, pekuburan yang sudah jadi lahan pekerjaan
Mbah Tejo puluhan tahun. Setahu orang-orang, Mbah Marti begitu setia pada
Mbah Tejo. Sehari-hari mencari pucuk singkong di sekitar pekuburan, atau
dedaunan apapun untuk makan si Mbah. Mbah Marti juga tak pernah
menolak jika ada orang yang datang untuk mengiriminya makanan, sekadar
buat sekali makan.
Kata gubuk di dalam kutipan tersebut memiliki makna denotatif ….
A. Rumah B. Kandang C. Istana D. Penginapan
Sejak kepulangannya, ia tampak kurus kering seperti layaknya tahanan perang yang
dibui bertahun lamanya. Ibu tak kuasa meneteskan air matanya menyambut
kedatangan anak semata wayangnya itu.
Gaya bahasa yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah ….
A. Simile/Perumpamaan B. Metafora C. Personifikasi D. Ironi
6. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
Setiap pagi dari sudut jendela kendaraan Papa, Rani selalu mengucapkan
terimakasih dan berpesan agar Papa tidak mengebut serta tidak lupa untuk makan siang
(1). Pɑpɑ hɑrus melɑnjutkɑn perjɑlɑnɑn ke kɑntor selɑlu tersenyum cerɑh mendengɑr
pesɑn Rɑni (2). Ia merasa sangat bangga pada karakter putrinya (3). Rani, putri semata
wayang yang sangat membanggakan kedua orang tuanya (4)
Sebuah mobil colt berplat nomor merah berhenti persis di depan kedai kasur Alin.
Murni berdebar-debar, kalau-kalau orang yang turun dari mobil itu utusan hotel yang
memesan tiga puluh kasur single itu. Ia berusaha tersenyum dan menyembunyikan
giginya yang terlalu menonjol ke depan. Orang berpakaian pegawai itu juga
tersenyum membalas. "Maaf, Bu. Saya pegawai ketertiban Balaikota. Apakah racun
api Ibu masih baik? Boleh saya periksa?"
Kata tercetak miring tersebut mengandung makna . . . .
A. bangunan tempat memproduksi barang C. bangunan tempat menitipkan barang
B. bangunan tempat berjualan D. bangunan tempat menumpuk barang
(1)"Apakah peranku bagimu, silumankah aku?" tak ada jawabmu, hanya angin
berdesir di sekeliling kita. (2)Bulan pucat tak bisa menyembunyikan senyumanmu
demi melihat kerutan di dahiku. (3)Biarlah menjadi rahasia alam akan apa yang kita
rasakan ini. (4)Jangan lagi memaknainya, menanyakannya atau mengharapkannya
esok hari. Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar malam hari terdapat pada
nomor . . . .
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4)
9. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
(1) Setelah aku tidur bersama nenek selama tiga hari, senyum nenek semakin
lebar dan beliau mengurcapkan, "Terima kasih cucuku, kamu telah memberikan
hadiah teristimewa di akhir hidupku." (2) Dan disuruh semua anaknya berkumpul.
(3) Setelah semua berkumpul, nenek menutup mata untuk selama-lamanya.
(4) Nenek tetap tersenyum meskipun nadinya tidak lagi berdenyut.
Kalimat langsung pada kutipan cerpen tersebut terdapat pada kalimat nomor .. ..
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4)
***