Anda di halaman 1dari 20

PERMOHONAN PUTRA PUTRI PERTIWI KEPADA HYANG BROMO AGAR BANGSA INDONESIA KEMBALI MEMILIKI JATI DIRI Tidak

menjadi orang asing di tanah sucinya

Erupsi Gunung Bromo Februari-Maret 2011

Purnama Sidi 17 Mei 2011 Poten Laut Pasir Gunung Bromo Tengger Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo Jawa-Timur

Sekapur Sirih Doa permohonan di Poten Laut Pasir Gunung Bromo Bhumi Nusantara sejak jaman dahulu dikenal dengan nama TANAH JAWA, terdiri dari jajaran pulau-pulau dari mulai Madagaskar sampai dengan Pulau Solomon. Utara dari Pulau Luzon sebelah selatan tidak terbatas. Sekarang dikenal dengan Negara Republik Indonesia, dengan batas wilayah Sabang sampai dengan Meraoke, sebelah utara Pulau Miyangas sampai Pulau Rote. Jumlah pulau tersebut lebih dari 15.000 pulau, selain itu memiliki bahasa daerah lebih dari 3,300 bahasa local. Hal ini berarti memiliki lebih dari 3.300 budaya dan keyakinan (agama) lokal. Pulau Jawa yang dikenal sekarang, dahulunya dikenal dengan nama JAMUR DWIPA atau JAMBU DWIPA. Merupakan pusat budaya atau pusat mistik atau pusat agama local, sebelum agama-agama pendatang seperti HINDU, BUDHA, KONG HUD TZU, ISLAM. dan KRISTEN, yang sekarang menguasai. Pusat agama atau pusat spiritual dikenal dengan DAERAH WALAND yang artinya tempat tertinggi, sekarang ini dikenal dengan DAERAH TENGGER. Hal ini dibuktikan dengan prasasti kuno dengan nama PRASASTI WALANDIT. Sisa upacaranya MULUNEN dan MEMBERIKAN SESAJI di GUNUNG BROMO pada bulan KASADA dan UPACARA SODORAN pada bulan KARO penanggalan masyarakat WALANDIT atau MASYARAKAT TENGGER. Kata BROMO, tidak sama artinya dengan pengertian DEWA BRAHMA pada agama Hindu sebagai dewa pencipta. Arti Bromo adalah KEKUATAN TERBESAR atau KEKUATAN TERTINGGI. Sehingga kata HYANG BROMO artinya TUHAN YANG MAHA MUTLAK atau TUHAN YANG MAHA BERKUASA. Pulau Jawa tidak bisa lepas dari Nusantara (Indonesia) dan merupakan bagian dari dunia (bumi) ini. Sejak tahun 1988 sampai dengan tahun 2011, pertumpahan darah terjadi diseluruh dunia. Gempa bumi, banjir bandang, angin puting beliung. Rob air laut (air bah), sangat menyusahkan manusia di seantero dunia, demikian pula di Indonesia. Dalam ramalan jawa kuno, hal itu terjadi karena anak cucu keturunan jawa, sudah tidak mengingat ajaran leluhurnya. Mereka (turunan jawa) tidak lagi merasa WALANDIT (tengger) TANAH SUCINYA. Mereka (turunan jawa) merasa bahwa tanah sucinya adalah MASJIDIL HARAM DI MEKAH (Negara arab) dan mereka menginginkan bhumi nusantara menjadi
2

NEGARA ISLAM. Hal ini yang membuat kekuatan tertinggi TANAH JAWA memberikan tanda. Tanda yang paling jelas adalah meletusnya Gunung Merapi di Jawa Tengah, dengan menghancurkan desa-desa yang ada di sekeliling Gunung Merapi. Tanda yang paling sangat-sangat jelas, dengan bergetarnya HYANG BROMO, asap yang dikeluarkan Gunung Bromo berwarna hitam. Hal ini tidak pernah terjadi, karena sebesar apapun getaran Gunung Bromo, tidak akan mengeluarkan asap hitam. Kami sisa-sisa anak cucu keturunan HYANG BROMO, memohon keselamatan, perlindungan, mudah mendapatkan sandang pangan, serta mengembalikan kembali kejayaan TANAH JAWA, sehingga bhumi nusantara menjadi aman tentram, tidak saling membunuh, tidak saling membenci dan memfitnah, saling tolong menolong membangun Negara. Sehingga rakyat di bhumi nusantara tidak terjajah oleh Negara manca baik ekonomi, tekhnologi, agama maupun budaya. Untuk itu kami mempersembahkan dengan mantra maupun kidungkidungan semoga dapat diterima oleh HYANG BROMO. BHINEKA TUNGGAL IKA TAN HANA DHARMA MANGROA HONG ULUN SEKARING BHAWONO LANGGENG Putra-putri Pertiwi

PRASASTI WALANDIT Wruhanekananlakoni hananggih titiloman ring walandit : yen andikaninong dene kan desa hing walandit mamangis lili jebing kajaba I rehane luwara dene ha nagih titiloman I rehe kang desa walandit desa ilahila . hulun hyanira sang hyang sangn hyang gunung brama. Iku ta hawalora sakwehing wong sakahuban dening desa I walandit ta n katagiha titiloman, ayo tinatap I rehing desa ilaila. Kang rajamudra ye N uwus kawaka, kagugona dene kang wong walandit . tithi masa .5. sirah 3 // I sakakala 1327 asadamasa tithi nawami krsnapaksa.pa.ra.wara dunulan. Irika diwasanya ri parawa Rgga ri walandit tinambraken rajamudra indikani talampakanira bhatara hyang wkasing suka. I reha desa ila Ila hulun hyia nira sang gunung brama ya ta kanimitaning tinambraken dening kabayan made Buyut

PRASASTI WALANDIT 1327 M.

Tersebutlah tempat kasucian di Walandit (tengger) hingga kini tempat kasucian yang indah nyaman tenang . Tempat bersemayamnya Sang Bromo dan para Dewa yang berkuasa diseluruh kekuatan jagat raya ini Manusia tidak di izinkan untuk banyak menuntut dan merusak di tempat kasucian ini di desa Walandit (tengger). Untuk menetap di tempat kasucian yang indah dan tentram bersama yang mulya dan berkuasa di jagat raya. Selesai sudah kiranya cerita ini buat orang Walandit (tengger) tithimasa .5 .sirah 3 // saka kala 1327 asadamasa tithi nawami kresnapaksa . Bila mereka telah dikuasai oleh pikiran saling bermusuhan maka Yang Mulia akan menunjukan kekuatannya didesa kalian. Wahai keturunan hyang Brohmo ini tidak boleh saling bermusuhan untuk anak hingga buyut 29 APRIL 2011

Indonesia Raya Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu Hiduplah tanahku, Hiduplah negriku Bangsaku rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Indonesia raya merdeka-merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia raya merdeka-merdeka Hiduplah Indonesia raya Indonesia raya merdeka-merdeka Tanahku negriku yang kucinta Indonesia raya merdeka-merdeka Hiduplah Indonesia raya

Tanah Tumpah Darah Tanah tumpah darahku yang suci mulia Indah dan permai bagaikan intan permata Tanah airku tanah pusaka ibuku Slama hayatku aku setia padamu

Satu Nusa Satu Bangsa Satu nusa, satu bangsa satu bahasa kita Tanah air pasti jaya, untuk slama-lamanya Indonesia pusaka, Indonesia tercinta Nusa bangsa dan bahasa kita bela bersama

Mengheningkan Cipta Dengar seluruh angkasa raya memuja Pahlawan Negara Nan gugur remaja di-riba-an bendera Mbela nusa bangsa Kau ku kenang wahai bunga putra bangsa Harga ,jasa, kau cahya pelita Bagi Indonesia merdeka. Ibu Pertiwi Ku Lihat Ibu Pertiwi, Sedang Bersusah Hati Air Matanya Berlinang, Mas Intanmu Terkenang Hutan Gunung Sawah Lautan, Simpanan Kekayaan Kini Ibu Sedang Lara, Merintih dan Berdoa Kulihat Ibu Pertiwi, Kami Datang Berbakti Lihatlah Putra Putri Mu, Menggembirakan Ibu Ibu Kami Tetap Cinta, Putra Mu Yang Setia Menjaga Harta Pusaka, Untuk Nusa Dan Bangsa

Syukur Dari yakin ku teguh Hati iklas ku penuh Akan karuniaMu Tanah air pusaka Indonesia merdeka Syukur aku sembahkan ke hadiratMu Tuhan INDONESIA TANAH PUSAKA Indonesia tanah air beta Pusaka abadi nan jaya Indonesia sejak dulu kala Tetap dipuja-puja bangsa Disana tempat lahir beta Dibuai dibesarkan bunda Tempat berlindung dihari tua Sampai akhir menutup mata Tanah airku Tanah airku tidak kulupakan Kan terkenang seumur hidupku Biarpun saya pergi jauh tidak akan hilang dari kalbu Tanahku yang kucintai engkau kuhargai Walaupaun banyak negeri kujalani Yang masyur permai dikata orang Tetapi kampung dan rumahku disanalah kurasa senang Tanahku tak kulupakan engkau kubanggakan

PADAMU NEGRI Padamu negri kami berjanji Padamu Negri kami berbakti Padamu negri kami mengabdi Bagimu negri Jiwa raga kami MERDEKA

Sinom SERAT SABDOPALON NOYO GENGGONG AUM AWIGENAM ASTHU 1. Podo siro ngelingono Carito ing uni-uni Kang kocap ing serat babad, Babad nagri Mojopait Naliko duk ing uni, Sang a Browijoyo Prabhu Pan samyo pepanggihan, Kaliyan Jeng Sunan Kali SabdoPalon NoyoGenggong rencang iro 2. Sang a Prabhu Browijoyo, Sabdo niro arum manis Nuntun dhateng Punokawan, Sabdopalon Noyogenggong paran karsi Jeneng Ingsun sakpuniki. Wus ngrasuk agomo rosul Heh to kakang maniro, Meluwo agomo suci Luwih becik, Iki agomo kang mulyo 3. Sabdhopalon Noyogenggong matur sugal Yen kawulo mboten arsi, Ngetut marang Panjenengan Wit Kulo puniki yekti, Ratuning Danghyang Jawi Momong marang Anak Putu Sagung kang poro noto, Kang jumeneng Tanah Jawi Wus pinasthi, Sayekti Kulo pisahan 4. Klawan Paduko Sang Noto Wangsul marang Sunyo Ruri Mung Kulo matur pitungno, Ing benjang sak pungkur Mami Yen wus prapto kang wanci, Jangkep Gangsal Atus Tahun Wit ing dinten puniko, Kulo gantos kang Agami Gomo Budhi, Kulo sabar Tanah Jowo

10

5. Sinten tan purun nganggowo Yekti Kulo rusak sami, Sun sajeken Putu Kulo, Berkasakan rupi-rupi Dhereng lego kang ati, Yen dhurung lebur atempur Kulo dhamel pratondo, Pratondo tembayan Mami Hardi Mrapi, Yen wus njebluk mili lahar 6. Ngidul ngilen puruk iro Mambu banger ingkang warih Nggih puniko Medhal Kulo, Wus nyebar agomo budhi Merapi janji Mami, Anggereng Jagad satuhu Kersanireng Jawoto, Sadoyo Gilir gumanti Mboten kenging, Kalamun to kaowahan 7. Sanget sangeting sangsoro Kang tuwuh ing Tanah Jawi Sinengkalan tahun niro, Sapto Lawon Ngesti Aji Upami nyabrang kali, Prapteng tengah tengahipun Kaline banjir bandhang, Jerone ngelebne Jalmi Kathah sirno, Manungso prapteng praloyo 8. Beboyo ingkang tumeko Waroto sak Tanah Jawi Ginawe kang Paring Gesang, Tan kenging dipun singgahi Wit ing Dunyo puniko, Wonten ing sak kwasanipun Sadoyo Poro Jawoto, Kinaryo a mertandani Jagad iki, Yekti ono kang akaryo

11

9. Warno warno kang beboyo Angrusaken Tanah Jawi Sagung Tiyang nambet karyo, pamedal mboten nyekapi Priyayi keh branti, Saudagar tuno sak darum Wong glidik nora mingsro, Wong tani nora nyukupi Pametune, akeh sirno aneng Wono 10. Bhumi ilang berkat iro Omo kathah kang ndhatengi Kayu kathah ingkang ilang, Cinolong dhening Sujanmi Pan risaknyo anglangkungi, Karono rebut rinebut Risak tataning Janmo, Yen dhalu grimis keh maling Yen rinowo, kathah tetiyang ambegal 11. Heru horo sakeh Janmo Rebutan ngupoyo bhukti Tan ngetang anggering projo, Tan tahan perihing ati Katungko prapto neki, Pagebluk ingkang linangkung Leloro angombro ombro, Waradhin sak Tanah Jawi Enjing sakit, Sorenyo sampun praloyo 12. Kesandung wohing praloyo Kaselak banjir angemasi Udan barat salah mongso, Angin gung anggegirisi Kayu gung brasto sami, Tinempuhing angin agung Kathah rebah ambelasah, Lepen lepen samyo banjir Lamun tinon, pan kadhos samudro beno

12

13. Alun minggah ing daratan Karyo rusak tepis wiring Kang dhumunung kiring kanan, Kajeng akeh ingkang keli Kang tumuwuh apinggir, Samyo kintir trusing laut Selo geng samyo brastho, Kabelebeg katut keli Gumalundung, gumludhuk suwaraniro 14. Hardhi agung agung samyo Huru horo anggegirisi Gumleger suwaraniro, Lahar wutah kanan kering Ambeleber angelebhi, Nrajang wono lan deso gung Manungsonyo keh brastho, Kebo sapi samyo gusis Sirno gempang, tan wonten mongso puliho 15. Lindu ping pitu sedhino Karyo susahing sujanmi Siti nipun samyo nelo, Berkasak an kang ngelesi Anyeret sagung janmi, Manungso pating galuruh Kathah kang nandang rogo, Werno werno ingkang sakit Awis waras, Akeh kang prapteng praloyo 16. Sabdopalon Noyogenggong nulyo mukswo Sakedap mboten kaeksi Wangsul ing jaman limunan, Langkung ngungun Sri Bhupati Njegrek tan biso angling, Ing manah langkung gegetun Kadhuwung lepetiro, Mupus kersaning Dewodhi Kodrat iku, Sayekti tan keno owah

13

17. Limang atus tahun wus jangkep Yekti Sun jabel Tanah Jawi Aprang maring dhoyo Islam, Senopati Sun Pribadhi Dharmo Islam kang warih, Sayekti ngrusak satuhu Tan keno ginawe sanak, Amung aprang kang kaeksi Titi wanci, Gomo Budhi kang kuwoso Hong Ilaheng Sekaring Bhawono Langgeng AUM AUM AUM

14

SUMPAH PRATIWI Alam kekuatan ku Aku putra putri Pratiwi Keturunan Cina, Keturunan Eropa, Keturunan Arab, Seluruh Suku di Nusantara Indonesia Tanah Suciku, Indonesia Negaraku, Indonesia Bangsaku Semua bersaudara Agama Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik, Kong hu cu Dan Seluruh Kepercayaan, Harus berbudhi pekerti Menjaga Persatuan dan Kesatuan Indonesia Saling mengasihi, tidak memfitnah Tidak merasa paling benar, Saling menghormati Siapa melanggar Sumpah Ku Akan terkutuk Seketurunannya Susah Cari Sandang Pangan Turun temurun Ini AKU Pratiwi, Bhumi Mu, Indonesia Mu Alam Kekuatanku, Alam Kekuatanku, Alam Kekuatanku Aman dan Tentram, Aman dan Tentram, Aman dan Tentram Hidup dan Kehidupan Putaran Alam Yang Abadi Syahdu. Syahdu..Syahdu

15

MANTRA PAWANA Laut Pasir Gunung Bromo Desa Ngadisari 17 Mei 2011. Sasi Desta Wuku Kurantil 1033

Aum Awignam Astu Ulun Tedak Turune Hyang Bromo Kabeh Maruto, Bayu, Sindung Riwut Manut Soko Karsaning Wang Malih Dadi Pawono Nir Sambi Kolo Dedep Tidem Sak Bhawono Kabeh Soko Karsaning Sun Hong Ilaheng Sekaring Bhawono Langgeng AUM AUM AUM SYAHDU SYAHDU SYAHDU AUM

16

Mantra Hanggeteraken Jagad Hong Ulun Basuki Langgeng Heh Jagad Gumelar, Kang murwakani obah osiking bhumi Ulun kang nguasani Siro, Huwus Jumeneng ring Jamur Dwipo Hangukub Nuswa Antoro, Ring Sumatra, Ring Borneo, Ring Selebes Ring Jawa Dwipa, Ring Bali, Lombok, Nuswa Tenggara Kulon, Nuswa Tenggara Wetan, Halmahera, aru, papua kabeh Nuswa antoro sak tanah jawi, Huwus dadi Indonesia raya. Kaindengan Segoro sak isine darbek Ingwang Ngakoso Sak isine darbek Ingwang Bhumi sak isine darbek Ingwang, Ulun srahken ring pianak putu. Islam, Kristen, Darma Siwa,Wisnu,Brahma, Dhurga Kong Hu Tzu, Siwa Budha, Kabeh Darma neng Nuswa Antara Luluh mring dayaning Ngong Nagari Indonesia, Panjang punjung pasir wukir loh jinawi Aman tentrem kerto raharjo sarwi tuwuh kang tinandur Saiyek saeko proyo sakabehing wong, nambet karyo hambangun projo Ratu, Nayoko, Adyaksa, Juru Pajek,Pamong prajo, Juru Mertani, Juru Dumung, Senopati, Punggowo,Prajurit, Para Empu, Para Pandito, Wiku, Ngulomo, wong glidik, tani, poro pande, Satyo mring Negoro lan Bongso, Nora satyo mring agomo. Tan keno Drengki, Srei, Jail, Nganiyoyo, Jejaluk, Ngrampas, Maling, Kecu, Gegeduk, Ngutil, Ngapusi, Gawe Rugining liyan, Jagad Gumelar kudu manut Ulun Hong Ulun Sekaring Bhawono Langgeng Sahdusahdusahdu

17

KIDUNG WARINGIN SUNGSAN Ciptaan Kyai Bragolo Adipati Pati

Durma 1. Sampun pepak, sariraningsun sedoyo Samyo pengawak wesi, pan retuning braja Manjing aneng sariro, Tan ono brajo nedesi Teguh laksono, Ayu sariro mami 2. Pomo-pomo, Anak putuninsun iyo Kang anom lan kang braki, kang wus biso nembang Iku siro den apal, Pan akeh sawabe kaki Antuk nugroho, siro maring Hyang Widi 3. Lawan antuk, Safaate nabu duto Lan sagung poro wali, sartaning pandito Kang sinare ing Jawa, Sadoyo sami ngideni Marang kang moco, Lawan luhur pribadi 4. Nanging iku, Obongen lawan nastopo Pitekur den patitis, Ilang bahyeng badan Paculen cegah pangan, Ojo nendro lawan bukti Sak patut iro, Sabare den gumanti

18

MANTRA RAJAH KALA CAKRA (Giriso) 1. Ya maraja jaramaya,


2. Ya marani nir amaya,

3. Ya silapa palasiya. 4. Ya mirodo doromiya 5. Ya midosa sadomiya, 6. Ya dayuda dayudaya, 7. Ya siyaca cayasiya, 8. Ya sihama mahasya, Tegese 1. Heh sing ndadeke kaliren, dadiyo nyukupi 2. Heh uwong kang bodo, dadiyo nalar pikirmu 3. Heh kang adigang adigung adiguno, dadiyo lembah manah, 4. Heh sing dadeke kemelaratan, dadiyo kemakmuran, 5. Heh sing nyebarkanke pitenah, dadiyo ayem tentrem, 6. Heh sing nyebarke pamungsuhan, sirna dadi welas asih, 7. Heh sing ora satiyo, balik dadi ngabekti, 8. Heh sing dadi hama, balik dadi lemen mring sesami,

19

Bahasa Indonesia 1. Hey Kamu Yang meciptakan Kelaparan, Jadilah Penyedia Makanan 2. Hey Orang-orang Bodoh, Pergunakan Otakmu Untuk Berfikir 3. Hey Kamu Yang Merasa Paling Kuat, Paling Berkuasa, Paling Benar, Jadilah Bijak 4. Hey Yang menciptakan Kemelaratam, Ciptakanlah Kemakmuran 5. Hey Penyebar Teror, Ciptakanlah Ketentraman 6. Hey Yang Menyebarkan Permusuhan, Ciptakanlah Perdamaian 7. Hey Yang tidak Setia Kepada Bangsa dan Negara, Buktikan Kesetian mu 8. Hey Kamu Yang Jadi Perusak, Jadilah Penyubur Persatuan

20

Anda mungkin juga menyukai