penghasilan mereka. Di satu sisi, promosi Pemerintahan Super sebagai pelindung dan pemberi
kesejahteraan kepada mereka, kita terus tingkatkan. Kelompok aristocrat non Yahudi masih
tetap berbahaya bagi kita, karena mereka masih berstatus memiliki tanah-tanah pertanian yang
bisa memenuhi kebutuhan mereka. Berbagai cara kita kembangkan agar tanah-tanah itu jatuh
ke tangan kita dan kita kuasai, yaitu dengan: Menaikkan beban tanah tersebut dengan
menaikkan hutang mereka dengan jaminan tanah-tanah mereka yang menyebabkan
kepemilikan tanah terikat kepada kita dan pemiliknya akan tunduk tanpa syarat; Kita bikin sulit
kehidupan orang-orang berilmu (aristocrat) kaum non Yahudi yang akhirnya mereka akan
musnah, karena kaum aristocrat mereka terbiasa dengan kehidupan yang mudah dan mewah;
Aktivitas spekulasi kita naikkan untuk mengembangkan kegiatan industri dan perdagangan,
sehingga kegiatan industri akan semakin menguat; Dengan kegiatan industri yang menguat,
kita sedot sumberdaya manusia dan modal (finansial) dari tanah-tanah pertanian tersebut dan
akhirnya, ke dua sumberdaya tadi akan berpindah tangan ke kita berupa akumulasi harta
kekayaan, sehingga kaum aristocrat non yahudi akan jatuh statusnya menjadi kaum proletar;
Gaya hidup mewah kita perkenalkan kepada kaum aristocrat non Yahudi, yaitu dengan kita
naikkan taraf pendapatan mereka, tetapi mereka harus membeli kebutuhan pokok dengan harga
yang tinggi, karena berkurangnya hasil-hasil pertanian dan peternakan; Kita ajarkan faham
anarkis dan mabuk-mabukan kepada kaum buruh non Yahudi sebagai kaum terpelajarnya
mereka yang akan mengurangi kegiatan industri dan menyempitnya lapangan pekerjaan.
Akhirnya, kaum aristocrat non Yahudi akan tunduk kepada kita hanya agar eksistensi mereka
tetap dihargai dan mereka tidak menyadari bahwa kita tetap akan memusnahkan mereka. Kita
samarkan proses keseluruhan ini dengan istilah meningkatkan produktivitas buruh melalui
teori-teori politik ekonomi yang para ahli ekonomi kita ajarkan terhadap kegiatan-kegiatan
tersebut. Sudahkah Bangsa Indonesia dan NKRI hidup dan berkehidupan pada fase ini...???
Akhirnya, Bangsa Indonesia akan menjadi jongosnya bangsa-bangsa di dunia dan NKRI akan
menjadi kepanjangan tangan dari negara-negara adi kuasa/kaya (istilahnya negara donor) ..!!!
11. Doktrin zionisme (Protocol VII) menyatakan kita persiapkan negara-negara yang akan
melakukan perang dunia untuk keberhasilan rencana kita. Peningkatan persenjataan dan
kekuatan polisi penting bagi tercapainya rencana kita. Kita harus berupaya secara gigih dan
pantang menyerah untuk menjadikan rakyat di seluruh dunia terdiri dari kaum proletar (tidak
untuk kita) dan sedikit kaum jutawan yang setia
kepada kepentingan polisi dan tentara kita. Kita ciptakan bibit-bit permusuhan, perbedaan
pendapat, dan ketegangan di seluruh Eropa dan negara-negara yang berhubungan dengan
Eropa. Dua keuntungan kita akan peroleh: Pertama, kita kendalikan sebuah negara yang sadar
sesadar-sadarnya bahwa kita mempunyai kemampuan untuk menciptakan dan memaksa
kekacauan dan kekerasan terjadi dan mampu memadamkannya setiap saat; Kedua, kita
munculkan intrik-intrik politik, membuat perjanjian-perjanjian ekonomi, dan menetapkan
kewajiban kepada negara-negara yang berhutang, sehingga kita buat benang-benang birokrasi
mereka saling kait mengkait dan menjadi kusut. Kita harus bertindak cerdik dan licik untuk
keberhasilan rencana kita dengan melakukan hubungan diplomasi yang menunjukkan seakanakan pihak kita adalah pihak yang jujur dan tidak rewel. Dengan cara ini rakyat dan pemerintah
negara-negara non Yahudi memandang kita sebagai pihak pemberi bantuan dan penyelamat
umat manusia. Di satu sisi, kita harus persiapkan untuk mengobarkan perang antar negara
tetangga, bila ada negara yang menentang kita. Bila negara-negara tersebut bersatu dan
melawan kita, kita kobarkan perang dunia. Faktor sukses utama di bidang politik kita adalah
adanya kerahasiaan dari pelaksananya. Disinilah mengapa ucapan diplomat harus berbeda
dengan tindakannya. Kita paksa pemerintah negara-negara non Yahudi bertindak ke arah yang
menguntungkan rencana kita. Opini-opini publik kita bentuk melalui kekuatan raksasa, yaitu
pers, secara rahasia. Usaha-usaha teror ke suatu negara atau kesemua negara di Eropa kita
kerjakan untuk menunjukkan kekuatan kita. Bila mereka tetap melawan kita, kita akan balas
dengan kekuatan militer dari negara-negara yang sudah kita persiapkan lama, yaitu Amerika,
Cina atau Jepang. Sudahkah Bangsa Indonesia dan NKRI di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara bergerak ke arah yang menguntungkan rencana kaum zionis (the Jewish)...???
12. Doktrin zionisme (Protocol VIII) menyatakan argumentasi-argumentasi kita yang kuat dikemas
dalam bahasa hukum sebagai pembenaran atas tindakan kita yang tampaknya tidak adil dan
keji. Oleh karena itu, kita harus menguasai segala bahasa hukum dengan interpretasinya baik
yang jelas maupun yang samar-samar. Dan kita harus mempersenjatai diri kita dengan segala
jenis tipu daya yang dimiliki oleh the
goyim (kaum non Yahudi). Dewan pimpinan kita dibantu oleh asisten-asisten yang memiliki
keahlian di bidang publikasi, praktisi hukum, administrator, diplomat, dan mereka yang pernah
mendapatkan pendidikan super kita. Mereka (asisten-asisten yang dimaksud)wajib:
Bertanggung jawab atas kerahasiaan struktur pemerintahan sementara yang ada; Memahami
bahasa penyusunan abjad dalam politik; Terbiasa dengan , Pola berfikir kaum non Yahudi,
kecenderungan mereka, kekurangan mereka, kebiasaan buruk mereka dan kualitas mereka,
kegemaran tiap kelompok masyarakat kaum non Yahudi dan kondisinya. Orang-orang non
Yahudi tidak pantas untuk menjadi asisten pemimpin kita, karena mereka terbiasa bekerja
tanpa berfikir terlebih dahulu, untuk apa hasil pekerjaan mereka dan apa alasan pekerjaan itu
dikerjakan. Para administrator non Yahudi terbiasa menandatangani sesuatu berkas tanpa
membaca isinya terlebih dahulu dan mereka bekerja hanya demi uang dan ambisinya semata.
Kita tempatkan ahli-ahli ekonomi di sekeliling pemerintahan kita. Sehingga, ilmu ekonomi
harus menjadi kurikulum sistem pendidikan Yahudi. Para banker, industrialis, kapitalis, dan
terutama milyuner berada di sekeliling kita, karena keseluruhannya akan disimbolkan dalam
bentuk angka-angka. Kita tempatkan orang-orang yang masa lalu dan reputasinya sangat
berbeda dengan masyarakat yang diatur agar ketidak-patuhannya akan mendapat hukuman
kriminal yang berat dan mereka akhirnya mempertahankan kepentingan kita sampai akhir
nafasnya. Sudahkah Bangsa Indonesia dan NKRI menyadari akan adanya pemerintahan
sementara yang tidak tampak, tetapi mengatur kehidupan masyarakat di seluruh dunia,
termasuk kemungkinan ada di Indonesia???
13. Doktrin zionisme (Protocol IX) menyatakan kita telah berhasil membuat kaum muda 'the
goyim' (non Yahudi) menjadi bodoh karena telah terpikat dan tergradasi dengan pendidikan
teori-teori dan prinsip-prinsip yang salah. Penerapan prinsip-prinsip kelompok persaudaraan,
yang menggunakan kata-kata "Kebebasan, Persamaan, Persaudaraan" sebagai konsep liberal,
diajarkan kepada masyarakat kaum non Yahudi dengan cara yang seksama. Sehingga dalam
waktu yang singkat mereka telah tunduk kepada kita. Pada saat Pemerintahan Super tegak,
kata-kata tersebut akan kita ubah bukan lagi sebagai semboyan, tetapi hanya sekedar ekspresi
idealisme belaka, seperti: "Hak mendapatkan Kebebasan; Kewajiban dari Persamaan; Bentuk
Persaudaraan yang ideal." Bila ada suatu negara non Yahudi protes kepada kita berarti hanya
basa basi dengan persetujuan dan arahan dari pihak kita, karena sikap anti-semitisme masih
berharga agar kita dapat tetap mengatur bawahan kita. Pemerintahan Super menjalankan
hukum ekstra keras (despotisme) dalam terminologi diktator. Kita adalah hakim, pemimpin,
dan pemegang kekuasaan dari kekuatan partai-partai yang sudah kita hancurkan. Senjata kita
adalah ambisi yang tidak terbatas, keserakahan yang menggelora, balas dendam tanpa ampun,
kebencian, dan niat jahat. Kita memiliki keahlian: "Menciptakan teror yang menyeluruh;
Kecerdikan dan kepandaian dari semua jenis pendapat dan ajaran; Menyuarakan restorasi
monarki, demagog, sosialis, komunis, dan pemimpin-pemimpin utopia sebagai doktrin;
Memegang kendali mereka semua untuk menyuarakan otoritas terakhir yang masih ada agar
bentuk kemapanan dapat dihancurkan." Kaum non Yahudi hidup dalam kondisi tersiksa dan
mengidamkan kedamaian, tetapi kita tidak pernah akan memberikan kedamaian sampai mereka
mengakui Pemerintahan Inernasional Super kita dan dengan sukarela tunduk kepada kita.
Partai-partai yang terpecah ke dalam fraksi-fraksi telah jatuh ke tangan kita. Apapun usaha
menentang kita pasti membutuhkan uang dan semua uang ada di tangan kita. Kita ciptakan
teror untuk mencegah penyatuan kembali masyarakat kaum non Yahudi dengan para
pemimpinnya. Kita mendukung masyarakat non Yahudi (sebagai kekuatan buta) untuk
memilih pemimpinnya, tetapi kekuasaan menentukan pemimpin ada pada kita dan kita akan
mengarahkan kepada jalan yang kita inginkan agar kekuatan buta ini tidak lepas dari kekuatan
kita. Kita harus terus berhubungan langsung dengan mereka atau melalui orang-orang non
Yahudi yang sudah kita didik dan bisa dipercaya. Pada saat Pemerintahan Super tegak, kita
akan didik kaum non Yahudi kegiatan politik di tempat-tempat perdagangan agar mereka
bergerak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Pendidikan kaum non Yahudi di desa-desa
akan transparan diberitakan langsung oleh mereka. Kita sangat hati-hati dengan penuh tipu
daya di dalam menyentuh institusi-institusi kaum non yahudi, yang teratur dan mengikuti
aturan-aturan yang ketat tapi adil, dengan memperkenalkan liberalisme yang bersifat kacau.
Kita berhasil meletakkan tangan kita ke dalam: administrasi hukum, penyelenggaraan pemilu,
pers, kebebasan individu, terutama ke dunia pendidikan dan pelatihan sebagai dasar eksistensi
kebebasan. Dengan memanipulasi hukum melalui interpretasinya yang penuh kontradiksi, kita
berhasil mendirikan sesuatu yang kelihatannya megah, yaitu seakan-akan signifikan, tetapi
hukum itu akhirnya tersembunyi dari pemerintah non Yahudi, karena sulitnya mengurai
kekusutan benang-benang legislasinya. Ini adalah asal muasal dari teori pembiasan kehakiman.
Bila kaum non Yahudi bangkit dan melawan kita, teror akan ditingkatkan dan gerakan bawah
tanah akan diarahkan ke ibu kota-ibu kota, yang kemudian diledakkan bersama seluruh
organisasi-organisasi yang ada dan arsip-arsip mereka. Bagaimanakah nasib dan harapan
kehidupan berbangsa dan bernegara Bangsa Indonesia dan NKRI ke depan melihat realitas
sebagian yang dinyatakan di dalam protocol IX ini sudah terjadi dan dapat dirasakan...???
14. Doktrin zionisme (Protocol X) menyatakan kita ciptakan 'voting' untuk menghantarkan kita
menjadi penguasa dunia. Kita ajarkan semua orang untuk menggunakan hak 'voting'-nya tanpa
ada perbedaan kelas atau kualifikasi agar menghasilkan suara mayoritas mutlak. Hal ini tidak
pernah akan didapat dari orang-orang berilmu (aristocrat) kaum 'the goyim' (non Yahudi).
Begitu juga, kita fahamkan kepada setia
p orang bahwa kedudukan mereka sama pentingnya, yang dicerminkan oleh hak 'voting'-nya
untuk masa depannya. Disinilah kita hancurkan nilai-nilai luhur kekeluargaan mereka dan nilai
pendidikan keluarga mereka. Kita hilangkan pikiran bercabang mereka dengan hak 'voting'
secara individu. Dengan semua ini, kita ciptakan kekuatan raksasa yang buta (melalui suara
mayoritas mutlak) yang tidak memiliki kemampuan untuk bergerak atau merubah arah tanpa
arahan dari agen-agen kita yang kita dudukan sebagai pimpinan dari 'komunitas-komunitas'
tersebut. Masyarakat luas tunduk kepada rezim ini, karena di tangan pemimpin-pemimpin
inilah terletak nafkah, penghargaan, dan kemudahan-kemudahan mereka. Inilah kunci kita,
dimana tidak seorangpun memiliki kekuasaan untuk mengarahkan kekuatan legislasi kita. Halhal yang lebih meringankan usaha kita adalah dengan adanya: perpecahan diantara otoritas
yang ada,kebebasan bersuara, kebebasan pers, kebebasan beragama, kebebasan berserikat,
kesamaan hak atas hukum, kebebasan hak kepemilikan, dan hak mendapatkan papan. Mudah
puasnya pemerintah dan masyarakat kaum 'the goyim' kepada tampilan luar para politisinya ini
juga membantu sangat membantu meringankan tugas kita di dalam mempersiapkan kekuasaan
pemerintahan super kita. Kita bgekerja secara rahasia melalui agen-agen kita di seluruh dunia
untuk menghilangkan hak interpelasi majelis dan mengurangi jumlah wakil rakyat seminimum
mungkin agar nafsu dan semangat berpolitik kaum 'the goyim' menurun. Kita juga
mempengaruhi untuk membatasi masa persidangan parlemen hanya untuk beberapa bulan saja.
Presiden sebagai ketua badan eksekutif berhak memanggil dan membubarkan parlemen dan
mengulur-ulur waktu untuk pembentukan parlemen yang baru. Berdasarkan arahan kita secara
rahasia, Presiden mengeluarkan tafsir yang berbeda-beda atas peraturan-peraturan hukum yang
ada dan berhak mengajukan rancangan undang-undang sementara dan bahkan mengubah garisgaris besar haluan negara yang sedang berjalan yang berdasarkan konstitusi dengan alasan agar
eksistensi negara tetap berlangsung. Masa-masa inilah awal berlakunya despotisme dan tidak
berlakunya konstitusi. Masyarakat 'the goyim' akan bosan terhadap ketidakteraturan dan
ketidakmampuan para pemimpinnya. Mereka, akhirnya, akan mengakui pemerintahan super
kita dengan kekuasaan despotismenya. Apakah hak 'voting' Rakyat Indonesia di dalam
membangun kehidupan berbangsa dan bernegara Bangsa Indonesia dan NKRI juga tidak
termasuk di dalam rancangan skenario 'the elders of zion' untuk memperkuat terbentuknya
pemerintahan super mereka...???
15. Doktrin zionisme (Protocol XI) menyatakan perhimpunan persaudaraan rahasia kaum Yahudi
(the Jewish) yang tersebar di seluruh dunia pada waktu yang bersamaan akan mengumumkan
keberhasilan revolusi yang terjadi dan akan menunjukkan kepada kaum non Yahudi (the
Goyim) bahwa kekuatan dan kekuasaan kita itu mutlak tidak memerlukan mereka dan tidak
perduli dengan mereka. Pada saat itu, kita akan mengumum
kan dibentuknya konstitusi baru pemerintahan super kita dengan perintah-perintahnya yang
bersifat memaksa (kekuasaan despotisme). Perintah-perintah kita itu diumumkan diawal waktu
keberhasilan revolusi dicapai untuk: menghindari timbulnya ketakutan dan kegelisahan di
masyarakat; menghindari penafsiran bahwa revolusi kita mengandung kesalahan-kesalahan dan
memerlukan perbaikan-perbaikan; menghindari menurunnya kewibawaan otoritas kita, karena
dianggap takut dan hendak berkompromi. Pada hari itu, dibentuk Dewan Negara yang
merupakan bentuk penegasan otoritas pemerintahan super kita. Dewan ini mewadahi korps
legislatif yang bekerja sebagai editorial atas produk-produk hukum dan keputusan-keputusan
penguasa pemerintahan super kita yang dasar-dasarnya telah kita tanamkan terlebih dahulu
sejak lama. Kita akan membuat hukum, hak-hak, dan peradilan di bawah samaran: (1) Usulan
Undang-Undang kepada korps legislatif; (2) Peraturan-peraturan Umum sebagai Keputusan
Presiden, Surat Keputusan Menteri sebagai Ketetapan-ketetapan Senat dan Keputusankeputusan Dewan Senat; (3) Dipersiapkannya sebuah gerakan revolusi dalam negara. Adakah
kita pernah terlibat, melihat, atau sekurang-kurangnya mendengar perhimpunan persaudaraan
rahasia kaum Yahudi itu hidup dan berkumpul untuk memutuskan sebuah langkah-langkah
yang tertulis tersebut di dalam mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara Bangsa
Indonesia dan NKRI...???