Acara puncak Vokalis : Ayo dong naik kesini dong. Tak jarang para
pernikahan Ini pengantinnya mana ? Ayo dong perantau pulang ke kota
biar saya tahu juga. Tak kenal maka asal jika bukan karena
tak sayang. Tak sayang maka tak acara yang penting dari
cinta. Lagunya spesial buat mas keluarganya, salah
Ahmad sama mbak Ain ya…. satunya mungkin bisa
Sungguh senangnya pengantin baru. dijumpai di acara
Malam pertama oh malu-malu. pernikahan. Mbak Ain,
Malam kedua padamkan lampu. sepupu dari Truna
Malam ketiga tak boleh tau. sedang mengadakan
Ibuk yang di pojokan kayaknya ngerti acara pernikahannya.
itu, pengalaman ya buk ya…. ehehe Ahmad yang merantau
isin rek umike rek… ke provinsi sebelah
Pergi memancing di pinggir kali. diundang untuk pulang,
Kalinya lebar bersih sekali. di sisi lain sekaligus
Digigit kucing sakit sekali. untuk bertemu keluarga
Digigit Mbak Ain, Mas Ahmad minta besar dan
poleeee….. saudara-saudara
Halal loh, kalo udah sah halal dong… jauhnya dari manapun.
Musik : Gambus Pantun Pengantin di Acara pernikahan
lapangan terbuka. tersebut sudah menjadi
Bunyi : Suara sorak para warga tradisi dalam
ramai menyambut pentas musik. keluarganya sebagai
Teras panggung sampai tak ada acara berkumpul dan
longgarnya dipenuhi bapak-bapak pertemuan keluarga
hingga anak-anak berkain. Mereka besar maupun
menari gembira, dengan sering kali saudara-saudara jauh.
tepuk tangan beriringan dengan para
pemusik di panggung.
Truna : Pak. kopi satu ya.
Penjual Kopi : Manis gak mas?
Truna : setitik ae, pak, gulane.
Paman : Weh, Trun. Kok malah
pesen kopi. Sana ikut, njoget sama
dulur-dulurmu itu loh. Malam terakhir
Mbak Ain nya ini, besok sudah harus
balik ngulon kamu.
Truna : Oalah, Om… Nggak seklah.
Ngopi di sini wae.
Paman : Hmmmm. Oh iya, gimana
kuliahmu? Lancar kan, cong?
Truna : Alhamdulillah lancar kok, Om.
Yaa wes gitu lah kuliah.
Paman : Yawes gitu gimana
maksudnya? hilihhh… lagi banyak
tugas ta kamu? kok kayak banyak
pikiran gitu.
Truna : Enggak kok, Om. Aman
aman… cuman tinggal skripsian, Om.
Paman : Oh iya-iya. Yawes pokok e
jangan lupa ibadahnya di sana.
Truna : Iya, Om.
Penjual Kopi : Ini ya mas
Truna : Nggeh, Pak, Matur Nuwun…
Truna bertanya dan Oh iya Om. Kemarin itu aku banyak Pamannya adalah
bercerita ngobrol sama Ibu. Ibuk malah satu-satunya orang
kegelisahannya nyaranin ketemu sama Om. Lah ibuk yang masih memegang
kepada Paman tak tanya-tanya malah bilang tidak amanah tentang garis
tahu. dan cerita murni para
Paman : Ngobrol apa emang kamu leluhur keluarga besar
sama Ibumu? mereka. Di sisi lain,
Truna : Jujur Truna sudah hampir Paman dari Truna
setahun terakhir ini banyak tersebut salah satu
mengalami hal-hal aneh, Om. orang yang juga
Terutama saat tidur. Mimpi rasanya dipercaya mempunyai
aneh banget. Banyak didatangi orang kebatinan yang dalam,
yang tidak kukenal. Di sisi lain, baik kesadaran iman
sebenarnya Truna juga sedang kepo maupun agama.
sama mbah-mbah Truna sendiri. Sedangkan Truna ialah
Paman : Oh… terus? anak yang telah
Truna : Ya aku ngerasa apa merasakan budaya
jangan-jangan ada sangkut-pautnya urban sejak lahir. Hanya
sama itu? Soalnya Truna pengen tahu beberapa kali saja ia
aja, sebenarnya Truna ini dari mana diajak oleh ibunya ke
sih. Dari kecil Ibu memperkenalkan pulau seberang untuk
kalau mbah bujuk Truna ada di berziarah. Itulah
sebrang pulau sana. Tapi kok sebabnya, memori
nyatanya Truna lahir dan besar di kota keingintahuan tentang
kecil ini. asal dan lokalitas
Paman : Udah tanya kakek atau identitasnya mulai
nenek belum? dipertanyakan di
Truna : Sudah, Om. Tapi jawabnya usianya yang menginjak
kemana-mana. Efek umur mungkin seperempat abad
ya, banyak lupanya. Eh tapi kakek
kemarin ngasih aku buku kuning, Om.
Paman : Buku kuning? buku pohon
keturunan maksudnya?
Truna : Nah iya benar, Om. Lah Om
tahu?
Paman : Hmmmm (tersenyum)
Truna : Om. tolongin Truna,
Om.Truna pengen ke sana.
Paman : Ke sana ke mana maksudmu
?
Truna : Nemuin mbah om. Ada yang
perlu kupertanyakan dan kucurahkan
Paman : Truna. Sebenarnya kamu
tidak punya kewajiban mencari yang
sudah tidak ada hari ini.Tapi kalau
memang kamu ingin tahu, itu
terserah. Tidak lain jika itu
kegelisahanmu, dan adalah sebuah
hak atas hal tersebut bisa memberi
jawaban padamu. Tapi kamu harus
ingat, tak baik jika kamu gunakan
nama-nama yang telah tiada untuk
sekedar diungkit pada sebatas masa
lalu. Manfaatkan sebaik-baiknya,
untuk hari ini, dalam hal apapun itu.
Om siap-siap dulu, ayo ikut om.
Truna : Loh, Om. Mau kemana ?
pergi ke makam-makam mbah
sekarang?
Paman : Bukan, Truna. Om ga bisa
antar kamu. Itu perjalananmu sendiri.
Bukan perjalananku. Malam ini ikut
om ke pasar Malam Jumat. Kita beli
kembang. Habis itu nanti ku izinkan
kamu sama ibumu. Ayo ikut om dulu
Truna berangkat ke
pulau sebrang
Ziarah di suatu situs Konflik terjadi pada pandangan dan Ziarah merupakan
persepsi Truna melihat masyarakat tradisi yang banyak
yang melakukan kegiatan ziarah, dilakukan oleh semua
namun dapat diartikan jauh dari niat kalangan di dunia
dan hakikat dari ziarah itu sendiri. dengan ciri khas
Banyak ditemukan para pendatang tradisinya yang
hanya mempunyai niat materialis dan berbeda-beda sesuai
bahkan mereka sendiri tidak tahu dengan wilayah dan
siapa dan seperti apa peran masyarakatnya. Namun
sebenarnya, yang mereka ziarahi. pada konteks hari ini,
Alih-alih hanya sekedar tahu bahwa seiring bagaimana
disana terdapat makam yang sakral, zaman yang sudah
dan jika berdoa di makam tersebut populer, didukung
diyakini akan cepat terkabulkan. dengan banyak
fenomena yang menjadi
jembatan di setiap
masa, budaya populer
dan pragmatis materialis
juga sering dikonsumsi
oleh masyarakat.
Bahkan banyak juga
dijumpai di situs-situs
yang dulunya
mempunyai tradisi yang
benar-benar spiritual,
hari ini mungkin bisa
dibaca berbelok dari
esensi dan niat tujuan
awal dari ziarah.
Pulang dari tempat Seketika dalam keadaan sadar, hari Tak hanya pada para
ziarah kian gelap. Truna dibangunkan oleh peziarah yang mungkin
penjaga di sana. Konflik terdapat gagal dalam memaknai
pada percakapan Truna dengan para ziarah dari esensinya.
penjaga, dan Truna yang juga dipaksa Namun, terkadang
untuk mengisi uang kehadiran tamu, tempat-tempat ziarah
sementara penjaga sendiri juga tidak dibuat dengan sengaja
mengetahui makam tersebut siapa hanya sebagai wisata
dan mengapa berada di sana. religi yang berdampak
pada kepentingan
komoditas.